Anda di halaman 1dari 11

Pentingnya Penerapan Sistem Satuan

Terpisah dalam Gerakan Pramuka


https://www.kompasiana.com/kvinlsvtm/5b9dc6a86ddcae54820c7c47/pentingnya-penerapan-
sistem-satuan-terpisah-dalam-gerakan-pramuka Thirma Putu Sali 2018

Sistem Satuan Terpisah dalam setiap latihan Gerakan Kepramukaan, tak sebatas peserta
didik, namun dari mulai Administrasi Gudep, nomer Gugus Depan, Pembina Gudep,
Pembina Satuan hingga peserta didik, semua di pisahkan, hal ini menjadi wajib di
laksanakan oleh setiap anggota Gerakan Pramuka, agar setiap anggota Pramuka harus
mengalami dan merasakan proses Pendidikan Kepramukaan, yang di sesuaikan dengan
jenis peserta didik, mengingat kegiatan anggota satuan Puteri pasti akan berbeda dengan
kegiatan satuan putra, maka proses pendidikan setiap peserta didik terasa menjadi lebih
intensif dan efektif.

Seperti terlihat di beberapa kali latihan yang di laksanakan di Pangkalan SDN Sadagori
ini, dengan penerapan pola.pembinaan satuan terpisah, nampak pembinaan kejiwaan
terlaksana secara intensif dan efektif, karena Pembina Putri membina di satuan Putri
dan Pembina Putra membina di satuan putra, sebagaimana kodratnya, mengingat
Gerakan Pramuka melaksanakan pendidikan watak secara individual maka tepat sekali
bila di terapkan sistem satuan terpisah di setiap latihannya. Namun, bagaimana jika
berkegiatan bersama semisal dalam bentuk perkemahan, tetap saja hal itu di terapkan,
misalkan pada pola pendirian tenda, hendaknya di pisahkan jangan berdekatan begitu
juga dengan pembina-pembinanya.

Penerapan satuan terpisah, bertujuan agar proses pendidikan kepramukaan untuk masing-
masing peserta didik jauh akan lebih intensif dan lebih efektif di setiap kegiatannya, serta
dapat memompa semangat belajar peserta didik lebih giat berlatih dan siap berprestasi.

SISTEM SATUAN TERPISAH


I. APA SISTEM SATUAN TERPISAH ?

1. Sistem satuan terpisah, lengkap sitem satuan-satuan terpisah untuk anggota-anggota putera dan untuk
anggota-anggota puteri, adalah salah satu prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan
menurut ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
2. Sistem satuan terpisah adalah :

a. Memisahkan antara satuan pramuka puteri dan satuan pramuka putera;

b. Satuan pramuka putera dibina oleh Pembina pria dan satuan pramuka puteri dibina oleh Pembina
wanita.

c. Perindukan pramuka siaga putera dikecualikan dapat dapat dibina oleh Pembina pria maupun oleh
Pembina wanita

II. MENGAPA SISTEM SATUAN TERPISAH?

1. Diterapkannya sistem satuan terpisah karena merupakan ketentuan prinsip-prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan yang diterapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah landasan hukum organisasi. Gerakan
Pramuka oleh karena itu wajib dilaksanaan dan ditaati oleh setiap anggota Gerakan Pramuka.

2. Gerakan pramuka menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak remaja, pemuda baik putera
maupun puteri, setiap anggota Gerakan Pramuka harus mengalami dan merasakan proses pendidikan
kepramukaan itu, oleh karena itu semua kegiatan harus dilaksanakan sesuai dengan jenis peserta didik.
Kegiatan puteri berbeda dari kegiatan putera. Dengan satuan terpisah antara satuan putera dan satuan
puteri, maka proses pendidikan bagi masing-masing peserta didik menjadi lebih intensif dan efektif.

3. Pembinaan kejiwaan akan juga lebih intensif dan efektif jika untuk puteri dilaksanakan dalam satuan
puteri dan untuk putera dilaksanakan dalam satuan putera, sesuai dengan kodratnya.

4. Gerakan pramuka melaksanakan pendidikan watak secara individual oleh karena itu perlu diterapkan
prinsip satuan terpisah.

III. BAGAIMANA SISTEM TERPISAH DILAKSANAKAN


1. Gugusdepan putera dan Gugusdepan puteri terpisah , Gugusdepan putera dibina oleh Pembina-pembina
pria dan Gugusdepan puteri dibina oleh Pembina-pembina wanita.

2. Penyelenggaraan kegiatan kepramukaan dilaksanakan secara terpisah antara putera dan puteri. Bila
perlu, dengan persetujuan majelis pembimbing yang bersangkutan. Dapat diadakan acara kegiatan
bersama antara satuan-satuan puteri dan putera.

3. Jika kegiatan bersama itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan maka harus dijaga agar tempat
perkemahan putera dan perkemahan puteri terpisah dan berjauhan letaknya, perkemahan putera
dipimpin oleh Pembina-pembina pramuka pria dan perkemahan puteri dipimpin oleh Pembina-pembina
pramuka wanita.

IV. MAKSUD DAN TUJUAN SISTEM SATUAN TERPISAH

1. Maksud penerapan sistem satuan terpisah adalah untuk melaksanakan prinsip-prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka.

2. Tujuan diterapkan sistem satuan terpisah ialah agar proses pendidikan kepramukaan untuk masing-
masing jenis peserta didik lebih intensif dan lebih efektif.

http://materipramukaonlineamd.blogspot.com/2017/11/sistem-satuan-terpisah.html materipramukaonline
2017

IX. Sistem Satuan Terpisah http://ratukalinyamat06.blogspot.com/2009/07/artikel_11.html pramuka


2009A. Apakah Sistem Satuan Terpisah?
Sistem Satuan Terpisah, lengkapnya sistem satuan-satuan terpisah untuk anggota-anggota putra dan
untuk anggota-anggota putri, adalah salah satu Prinsip Dasar Kepramukaan Metode Kepramukaan
menurut ketentuan AD dan ART Gerakan Pramuka. Sistem Satuan Terpisah adalah:
a. Memisahkan antara satuan pramuka putra dan satuan pramuka putri,
b. Satuan pramuka putra dibina oleh pembina putra dan satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri,
c. Perindukan pramuka siaga putra dikecualikan, dapat dibina oleh pembina putra atau oleh pembina
putri.

B. Mengapa Sistem Satuan Terpisah?


Diterapkannya sistem satuan terpisah karena merupakan ketentuan PDK dan MK yang ditetapkan dalam
AD dan ART Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak
remaja, pemuda baik putra maupun putrid, setiap anggota Gerakan Pramuka harus mengalami dan
merasakan proses pendidikan kepramukaan itu, oleh karena itu semua kegiatan harus dilaksanakan
sesuai dengan jenis peserta didik. Kegiatan putrid berbeda dari kegiatan putra. Dengan satuan terpisah
antara satuan putra dan satuan putrid, maka proses pendidikan bagi masing-masing jenis peserta didik
menjadi lebih intensif dan efektif.
Pembinaan kejiwaan akan juga lebih intensif dan efektif jika untuk putri dilaksanakan dalam satuan putrid
dan untuk putra dilaksanakan dalam satuan putra, sesuai dengan kodratnya. Gerakan Pramuka
melaksanakan pendidikan watak secara individual, oleh karena itu perlu diterapkan prinsip satuan
terpisah.

C. Bagaimana Sistem Satuan Terpisah dilaksanakan


Gugusdepan putra dan gugusdepan putri terpisah, gugusdepan putra dibina oleh pembina-pembina putra
dan gugusdepan putri dibina oleh pembina-pembina putri. Penyelenggaraan kegiatan kepramukaan
dilaksanakan secara terpisah antara putra dan putri. Bila perlu, dengan persetujuan Mejelis Pembimbing
yang bersangkutan, dapat diadakan acara kegiatan bersama antara satuan-satuan putra dan putri. Jika
kegiatan bersama itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, maka harus dijaga agar tempat
perkemahan putra dan tempat perkemahan putri terpisah dan berjauhan letaknya, perkemahan putra
dipimpin oleh pembina-pembina putra dan perkemahan putri dipimpin oleh pembina-pembina putri.

D. Maksud dan Tujuan Sistem Satuan Terpisah


Maksud penerapan sistem satuan terpisah adalah untuk melaksanakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan AD dan ART Gerakan Pramuka.
Sedangkan tujuan diterapkannya sistem satuan terpisah adalah agar proses pendidikan kepramukaan
untuk masing-masing jenis peserta didik lebih intensif dan efektif.

b.S i s t e m s a t u a n t e r p i s a h u n t u k p u t r a d a n p u t r i dilaksanakan
sebagai berikut :1)S a t u a n P r a m u k a P u t e r i d i b i n a P e m b i n a P u t e r i , S a t u a n
P r a m u k a P u t e r a d i b i n a P e m b i n a P u t e r a , kecuali Perindukan Siaga Putera
dapat dibina olehPembina Puteri.2)J i k a k e g i a t a n d i s e l e n g g a r a k a n d a l a m
b e n t u k perkemahan bersama (misalnya Jambore, Raimuna,P e r k e m a h a n
W i r a k a r y a , d s b ) h a r u s d i j a m i n d a n dijaga agar tempat perkemahan Putera dan
Puteriterpisah

Satuan terpisah adalah pemisahan antara anggota putra dengan anggota putri. Anggota
putra dibina oleh pembina putra dan anggota putri dibina oleh pembina putri. Pada
kesempatan tertentu pambina putri diperbolehkan membina anggota putra tapi tidak
berlaku untuk putra. Pembina putra tidak dibenarkan membina anggota putri.

Mengapa Sistem Satuan Terpisah?

Diterapkannya sistem satuan terpisah karena merupakan ketentuan prinsip-prinsip dasar


yang digunakan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah landasan hukum organisasi.
Gerakan Pramuka oleh karena itu wajib dilaksanakan dan ditaati oleh setiap anggota
Gerakan Pramuka.

Maksud dan tujuan sistem satuan terpisah adalah untuk melaksanakan prinsip-prinsip
dasar pendidikan dengan tujuan-dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Tujuan penerapan sistem satuan terpisah untuk proses pendidikan bagi masing-masing
peserta didik lebih intensif dan lebih efektif.

Satuan terpisah juga merupakan ciri khas Kepramukaan di Indonesia. Ciri khas ini tidak
dimiliki oleh pramuka-pramuka lainnya di seluruh dunia. Sistem satuan terpisah
merupakan satu-satunya prinsip dasar kepramukaan Indonesia yang berbeda dari prinsip
dasar yang dimiliki oleh kepramukaan dunia yang tergabung dalam wadah WOSM
(World of Scout Movement). Negara-negara lain tidak menganut sistem satuan terpisah,
jadi peserta didik putra dan putri tidak dipisahkan satuannya.

Satuan terpisah bagi Gerakan Pramuka di Indonesia sejalan dengan adat ketimuran yang
berlaku sejak lama. Menjunjung kehormatan dan batasan antara laki-laki dan perempuan.
Jayalah Pramuka Jayalah Indonesia.

Salam Pramuka.

https://www.efrideplin.com/2018/09/satuan-terpisah-merupakan-prinsip-dasar.html

sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri

Kebutuhan antara anak putra dan putri jelas ada perbedaannya oleh karena itu setiap
kegiatan yang diadakan didalam pramuka harus dipisahkan antara putra dan putrid. Hal ini
sudah menjadi ketetapan didalam AD/ART Pramuka.

Kakak dan Adik pembaca, komentar seperti itu sebenarnya sering saya dengar. Banyak anak-
anak potensial dan semangat aktif pramuka, yang berasal dari lingkungan tertentu ( baca:
agamis/ religius) akhirnya harus menemui jalan buntu. Mereka tidak dapat
aktif kepramukaan karena persoalan sering campur baurnya laki perempuan dalam kegiatan
kepramukaan. Apalagi dalam sebuah perkemahan dan bermalam, menjadikan orang tua
khawatir, kebebasan bergaul lawan jenis akan berujung pada perilaku amoral. Padahal
kepramukaan ditujukan untuk pembentukan generasi muda berkarakter dan bermoral.

Pernah kita dengar dalam berita, ada oknum pembina pramuka yang alih-alih membina
pramuka menjadi manusia bermoral, malah diri si oknum ini melakukan perilaku yang amoral
terhadap anak didiknya yang berlainan jenis kelamin. Perilaku oknum itu menjadikan
kepramukaan terpojokkan dihadapan masyarakat sekaligus merusak citra Gerakan Pramuka.
Padahal sudah demikian panjang organisasi ini berbenah diri menjadi organisasi andalan
pembentuk karakter anak bangsa.

Adalah wajar, orang tua ingin anaknya selamat dari perilaku buruk. Karena dalam pandangan
masyarakat kita, perempuan ditempatkan secara terhormat dengan keistimewaannya,
demikian juga terhadap laki-laki. Ini bukan diskriminasi, tetapi melaksanakan norma dan
sebagai upaya pencegahan timbulnya perilaku negatif pada generasi muda yang sudah
mewabah dan secara permisif terjadi di masyarakat.

Gerakan Pramuka ditantang untuk peduli dengan kemerosotan moral anak bangsa, salah
satunya dari perilaku kebebasan bergaul lawan jenis. Bangsa yang berkarakter Pancasila tentu
bukan sebuah bangsa yang membiarkan kebebasan bergaul tumbuh mewabah merusak sendi-
sendi dan norma kehidupan sosial kita. Pramuka harus tampil didepan.

Kepramukaan di Indonesia memiliki keistimewaan, yaitu adanya salah satu metode


kepramukaan yang tidak dimiliki oleh kepanduan negara lainnya. Metode itu adalah Satuan
Terpisah untuk Putera dan Puteri. Satuan terpisah pramuka putra dan pramuka putri diterapkan
di gugus depan, satuan karya pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan pramuka putri dibina
oleh pembina putri, satuan pramuka putra dibina oleh pembina putra, kecuali perindukan siaga
putra dapat dibina oleh pembina putri.

Untuk kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar
tempat perkemahan putri dan tempat perkemahan putra terpisah, perkemahan putri dipimpin
oleh pembina putri dan perkemahan putra dipimpin oleh pembina putra. Begitupun dalam
kegiatan di alam terbuka lainnya, perlu diperhatikan ketertiban, keamanan, dan kenyamanan
seperti yang diharapkan dengan metode yang prinsipil ini.

Faktanya, belum sepenuhnya metode yang cukup prinsipil ini dijalankan. Banyak alasan yang
sering disampaikan oleh para pembina. Kurang tersedianya pembina putri, tiada anggaran yang
cukup membiayai pembina, banyak kegiatan yang lebih bersifat maskulin sehingga lebih baik
ditangani oleh laki-laki, dan alasan-alasan lainnya.

Bagaimana sebaiknya?

Kakak dan Adik pembaca, bagaimana alternatif solusi terhadap persoalan diatas, maka saya
sarankan hal-hal berikut ini :
1. Tumbuhkan terus kesadaran bahwa menerapkan satuan terpisah untuk putera dan puteri, serta
menata hubungan pergaulan laki-laki dan perempuan adalah sikap yang terpuji yang diajarkan
oleh agama, sesuai dengan nilai-nilai budaya timur yang dianut bangsa ini. Tentunya bagi yang
sudah dilantik ini merupakan wujud pengamalan satya dan darma kita.
2. Kesadaran bergaul dengan tetap mengindahkan norma yang baik ini, harus terus
diimplementasikan dalam setiap kegiatan sehingga menumbuhkan kenyamanan pramuka dan
orangtua serta masyarakat mempercayakan generasi mudanya pada Gerakan Pramuka.
3. Tetap upayakan setiap satuan (gudep dan saka) menerapkan metode kepramukaan ini.
Sediakan pembina putera yang cukup dan cakap untuk satuan putera. Demikian pula untuk
satuan puteri sediakan pembina puteri.
4. Jika belum memiliki pembina seperti aturan diatas, atur sedemikian rupa agar tata hubungan
dan pergaulan dapat tetap mengindahkan nilai-nilai dan norma agama, dan norma lainnya yang
berlaku di masyarakat.
5. Hindarkan acara-acara yang menimbulkan tercampurnya pramuka putera dan puteri dengan
tidak beraturan, yang dapat menimbulkan sangkaan buruk terhadap kegiatan kepramukaan
apalagi di lingkungan masyarakat/komunitas yang religius.
6. Untuk kegiatan pada jenjang Penegak dan Pandega di tingkat kwartir, sudah seharusnya tetap
mendapat pengawasan pembina dan Andalan kwartir, sekalipun mereka diberi kesempatan
mengelola kegiatan secara lebih mandiri. Lebih-lebih pada kegiatan yang bermalam dan
berhari-hari, pengawasan harus betul-betul dilaksanakan.
7. Adalah baik, jikalau dibiasakan penyelenggaraan kegiatan/ acara secara terpisah antara gudep
putera dan puteri dengan capaian kompetensi yang mengarah pada keistimewaan jender
mereka yang berbeda. Ini akan menciptakan opini di masyarakat bahwa kepramukaan tidak
selalu bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, juga membentuk karakter anak sesuai
jender dan tugas perkembangannya.

Kakak dan Adik, sebenarnya banyak yang ingin saya ungkapkan, namun demikian dulu tulisan
ini saya sajikan. Saya ingin mengakhiri, dengan membantah opini yang dibangun oleh xp2
Scout dalam tulisannya di http://pramukaxp2.wordpress.com/2009/07/06/sistem-satuan-
terpisah-tidak-perlu-dipertahankan/.

Xp2 scout mengakhiri tulisannya dengan: “So…, apakah kita tetap berpikir untuk
mempertahankan sistem satuan terpisah? Jawaban dari pertanyaan itulah yang harus dipikirkan
oleh setiap pembina pramuka. Prinsipnya kalau sistem itu sudah tidak diperlukan mengapa
harus dipertahankan”.

Saya bertanya:“So...Apakah karena satuan terpisah bagi putera dan puteri belum optimal
kita terapkan dalam kepramukaan, maka kita akan hapuskan dalam Metode
Kepramukaan? Karakter generasi muda seperti apa yang ingin dibentuk oleh Gerakan
Pramuka tanpa metode ini? Apakah kita akan legalkan ada regu-sangga campuran putera
puteri? Bahkan perkemahan campuran?

Yang meyakini pentingnya metode ini, tentu akan menjawab dengan tegas: TIDAK!

Kepramukaan tidak boleh kehilangan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode


Kepramukaannya, termasuk Satuan Terpisah untuk Pramuka Putera dan Puteri didalamnya.

http://irwanmaulana.blogspot.com/2013/09/satuan-terpisah-masih-dalam-sorotan.html

Prinsip Satuan Terpisah Sistim satuan terpisah ialah memisahkan antara satuan
Pramuka putri dengan satuan Pramuka putra, dan satuan putra dibina oleh
pembina putra, dan satuan putri dibina oleh pembina putri. Kecuali Siaga putra
dapat dibina oleh Pembina putri, dan Siaga putri dapat dibina oleh pembina
putra. Jadi gugus depan putra terpisah dengan gugus depan putri, dan biasanya
dengan nomor yang berurutan. Angka ganjil untuk putra dana angka genap
untuk putri. Tujuan dari diterapkannya sistim ini adalah agar proses pendidikan
Kepramukaan untuk masing-masing jenis, dapat lebih intensif dan efektif
https://mhmmdfaisal32.blogspot.com/2015/11/pengertian-prinsip-keprasahajaan-hidup.html 2015

Pengertian Prinsip Keprasahajaan Hidup


dalam Pramuka unknown
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. belajar sambil melakukan;
c. sistem beregu;
d. kegiatan di alam terbuka yang mengandung pendidikan dan sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani anggota muda;
e. kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan;
f. sistem tanda kecakapan;
g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
h. kiasan dasar.

2. Pembina pramuka dalam menerapkan metode atas pelaksanaan kegiatan kepramukaan


tidak akan dapat secara murni menggunakan salah satu metode saja , tetapi metode
tersebut akan terkait dengan metode-metode kepramukaan yang lainnya, karena
metode kepramukaan itu merupakan suatu sistem yang kait-mengait dan saling
mendukung antar sesama metode yang ada.
Contoh penggunaan metode kepramukaan dalam kegiatan Upacara Pembukaan Latihan
Pramuka Siaga :
a. Persiapan menjelang pelaksanaan upacara, dilakukan dengan cara:
1) Pemeriksaan kebersihan dan kesehatan,
Pemimpin Barung bersama Yanda/Bunda dan Pak Cik/Bu Cik mengumpulkan dan
mengatur teman-teman mereka masing-masing dan membentuk formasi barisan satu
saf.
Metode yang digunakan :
a) Sistem beregu
b) Sistem satuan terpisah
c) Sistem Among
2) Pemeriksaan kebersihan dan kesehatan dilakukan sambil bernyanyi dengan
menjulurkan kedua tangannya ke depan.
Metode yang digunakan :
a) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
b) Sistem Among
3) Pembina memberikan penilaian dan memberikan penghargaan pada Barung yang terapi
dan terbersih untuk bertindak sebagai petugas upacara.
Metode yang digunakan :
a) Belajar sambil melakukan
b) Sistem tanda kecakapan
c) Sistemberegu
d) Sistem Among

b. Pelaksanaan Upacara
Acara pokok :
Penghormatan kepada Bendera Merah Putih, mengheningkan cipta,
pembacaan Dwi Darma, dan do'a.
Metode yang digunakan :
1) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
2) Belajar sambil melakukan
3) Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri
4) Sistem tanda kecakapan
5) Sistem beregu
6) Sistem Among

c. Pembina mengadakan dialog dengan para pramuka Siaga peserta upacara, tentang apa
yang dirasakan pada diri peserta upacara ketika :
1) Bendera Merah Putih masuk lingkaran upacara dan dihormati
2) Mengapa Dwi Darma diucapkan pada saat upacara
3) Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Metode yang digunakan :
1) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
2) Belajar sambil melakukan
3) Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri
4) Sistem Among
5) Kegiatan di alam terbuka

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan "upacara pembukaan latihan"


sebagaimana tersebut di atas, pembina pramuka menggunakan semua metode
kepramukaan yang ada dan saling mengait satu dengan lainnya.

II. MATERI POKOK


1. Kegiatan dengan menggunakan metode kepramukaan yang tepat, pastilah merupakan
kegiatan yang menarik, menantang dan menyenangkan bagi peserta didik karena
dalam semua proses kegiatan peserta didik dilibatkan secara langsung; dan selanjutnya
bagi para pembina pramuka yang bergiat bersama mereka menempatkan diri sebagai
mitra didik, hal tersebut akan merupakan media pendidikan yang dapat
mengembangkan ketahanan mental/spiritual/morak, fisik, inetelektual, emosional, dan
sosial pada diri peserta didik yang terlibat dalam kegiatan kepramukaan tersebut.
2. Penerapan metode kepramukaan pada kegiatan pramuka Siaga, pada prinsipnya sama
saja dengan penerapan pada kegiatan pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega,
yang berbeda diantaranya adalah hanya dalam pelaksanaannya.
Pramuka Siaga yang dalam perkembangan jiwanya masih sangat tergantung pada
orang tua mereka, serta cenderung untuk meniru apa yang dilakukan oleh orang tua
mereka, sehingga oleh karena itulah pembina pramuka siaga diberikan sebutan sebagai
Yanda/Bunda dan Pak Cik/Bu Cik yang akan bersikap laku sebagai orang tua mereka
yang dengan penuh rasa kasih sayang mengasuh mereka dan sekaligus sebagai figur
yang akan menjadi panutan oleh para pramuka siaga.
3. Dalam suatu kegiatan kepramukaan, seorang pramuka adalah obyek dan sekaligus
sebagai subyek pendidikan yang dengan bimbingan, bantuan, dan dukungan
pembinanya merencanakan, memrogramkan, melaksanakan, dan mengevaluasi
kegiatan yang sesuai dengan perkembangan jiwa dan golongan usia pramuka (S,G,T,D)
masing-masing.
Keterlibatan Yanda/Bunda, Pak Cik/Bu Cik dalam memberikan bimbingan, bantuan dan
dukungan pada proses sebagaimana tersebut di atas nampak sangat dominan dalam
memberikan contoh teladan.
4. Dampak penggunaan metode kepramukaan pada perkembangan jiwa pramuka siaga,
diantaranya :
a. percaya diri
b. berani berinisiatif dan berbuat
c. mulai mengenal hidup bermasyarakat dengan teman sebaya mereka
d. meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa
e. tertanam kepeduliannya pada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara.
f. timbul kecenderungan untuk selalu bergiata
g. kreatif
h. rajin.

III. PENUTUP
1. Sikap laku pembina pramuka siaga dalam menyelenggarakan kegiatan kepramukaan
bersama peserta didik asuhannya dengan menggunakan metode kepramukaan yang
melibatkan langsung peserta didik untuk aktif dalam proses penyusunan perencanaan,
pemrograman, pelaksanaan dan penilaian kegiatan akan memberikan pengaruh positif
terhadap perkembangan jiwa peserta didik serta terjadinya proses peningkatan
ketahanan mental/spiritual/moral, fisik, intelektual, emosional, dan sosial pada peserta
didik.
2. Pembina pramuka siaga (Yanda/Bunda, Pak Cik/Bu Cik) hendaknya selalu berusaha
untuk dapat memerankan diri sebagai orang tua peserta didik yang penuh rasa kasih
sayang dan perhatian atas perkembangan peserta didik asuhannya.
3. Pembina pramuka siaga hendaknya dengan "sistem among" nya yang tentu saja lebih
menonjolkan pada "ing ngarso sung tulodho" tidak meninggalkan sama sekali "ing
madyo mangun karso" dan "tut wuri handayani".

KEPUSTAKAAN
1. AD & ART GERAKAN PRAMUKA,2009
2. Gunarsa, Prof.Dr. Singgih D, DASAR DAN TEORI PERKEMBANGAN ANAK, PT. BPK
Gunung Mulia, Jakarta, 1997.
3. Munandar, Prof.Dr.S.C. Utami, Bunga Rampai ANAK-ANAK BERBAKAT PEMBINAAN DNA
PENDIDIKANNYA, CV. Rajawali, Jakarta, 1982.
http://scout-moslem.blogspot.com/2015/11/penerapan-metode-kepramukaan-dan.html
eanggotaan dalam gugusdepan harus menerapkan sistem satuan terpisah. Artinya, anggota
pramuka putra dan putri harus dihimpun dalam gudep yang terpisah di mana masing-masing
gudep berdiri sendiri

Satuan terpisah pramuka putra dan pramuka putri diterapkan di gugus depan, satuan karya
pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan
pramuka putra dibina oleh pembina putra, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh
pembina putri. Kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin
dan dijaga agar tempat perkemahan putri dan tempat perkemahan putra terpisah,
perkemahan putri dipimpin oleh pembina putri dan perkemahan putra dipimpin oleh
pembina putra.[1]

Sistem Satuan Terpisah : peserta didik putri dibina dan dilantik oleh Pembina Pramuka
putri. Itulah yang seharusnya terjadi ...

Anda mungkin juga menyukai