Anda di halaman 1dari 5

SISTEM AMONG

Peranan Pembina Pramuka yang sesuai dengan Sistem Among

Monica Darmayani Alfatehah


KELAS B
SDN TANAH TINGGI 1

KURSUS PEMBINA PRAMUKA (KMD) VIRTUAL 2020

KOTA TANGERANG
Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam gerakan
pramuka. Sistem among merupakan hasil pemikiran Raden Mas Suwardi
Suryaningrat atau yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan
dan pendiri Perguruan Taman Siswa.

Sistem Among merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan cara


memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak
dengan leluasa, dengan sejauh mungkin menghidari unsur-unsur perintah
keharusan, paksaan , dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan
rasa percaya diri, kreativitas dan aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.

Sistem Among mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip


kepemimpinan sebagai berikut :

1) "Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di depan menjadi teladan.

2) "Ing madya mangun korso", maksudnya di tengah-tengah mereka Pembina


membangun kemauan.

3) "Tut wuri handayani", maksudnya dari belakang Pembina memberi


daya/kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik kearah kemandirian.

Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka wajib bersikap dan berperilaku:

1) Cinta kasih kejujuran, keadilan, kepantasan, keprasahajaan/kesederhanaan,


kesanggupan berkorban, dan kesetiakawanan sosial.

2) Disiplin disertai inisiatif.

3) Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa,


alam dan lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha
Esa.

Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, memberi kesempatan kepada


peserta didik untuk mengembangkan pribadinya, bakatnya, kemampuannya, cita-
citanya. Pembina Pramuka sebagai Pamong hanyalah menjaga, membenarkan,
meluruskan, medorong, memberi motivasi tempat berkonsultasi dan bertanya.
Peserta didik harus diperlakukan dan dihargai sebagai subjek pendidikan, bukan
hanya sebagai objek pendidikan belaka yang hanya bergiat kalau disuruh
pembinanya tetapi mereka diberi kebebasan untuk bergerak dan bertindak dengan
leluasa agar tumbuh rasa percaya diri, agar berkembang kreativitasnya sesuai
dengan aspirasi mereka.

Kegiatan kepramukaan dengan menggunakan sistem among dilaksanakan


dalam bentuk kegiatan nyata dengan contoh - contoh nyata, dimengerti dan
dihayati, atas dasar minat dan karsa para peserta didik Pembina Pramuka harus
mampu menjadi contoh/teladan peserta didiknya.

Sistem Among harus digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah satu


dengan lainnya saling berkaitan oleh karena itu bagi semua golongan peserta didik
( S, G, T, D ) diberikan keteladanan, daya kreasi dan dorongan.

Peserta didik dibina sesuai dengan minatnya untuk bekal mengabdi dan berkarya,
melalui proses:

1) " Learning by doing", belajar sambil bekerja.

2) " Learning by teaching", bekerja sambil mengajar.

3) "Learning to live together" belajar untuk bisa hidup bersama.

4) "Learning to earn", belajar mencari penghasilan.

5) "Earning to live", penghasilan untuk hidup.

6) " Living to serve", kehidupan untuk bekal mengabdi.

7) "Learning to be", belajar untuk menjadi dirinya sendiri.


Sistem Satuan Terpisah dalam setiap latihan Gerakan Kepramukaan, tak
sebatas peserta didik, namun dari mulai Administrasi Gudep, nomer Gugus Depan,
Pembina Gudep, Pembina Satuan hingga peserta didik, semua di pisahkan, hal ini
menjadi wajib di laksanakan oleh setiap anggota Gerakan Pramuka, agar setiap
anggota Pramuka harus mengalami dan merasakan proses Pendidikan
Kepramukaan, yang di sesuaikan dengan jenis peserta didik, mengingat kegiatan
anggota satuan Puteri pasti akan berbeda dengan kegiatan satuan putra, maka
proses pendidikan setiap peserta didik terasa menjadi lebih intensif dan efektif.
Seperti terlihat di beberapa kali latihan yang di laksanakan di Pangkalan
SDN Sadagori ini, dengan penerapan pola.pembinaan satuan terpisah, nampak
pembinaan kejiwaan terlaksana secara intensif dan efektif, karena Pembina Putri
membina di satuan Putri dan Pembina Putra membina di satuan putra, sebagaimana
kodratnya, mengingat Gerakan Pramuka melaksanakan pendidikan watak secara
individual maka tepat sekali bila di terapkan sistem satuan terpisah di setiap
latihannya.
Namun, bagaimana jika berkegiatan bersama semisal dalam bentuk
perkemahan, tetap saja hal itu di terapkan, misalkan pada pola pendirian tenda,
hendaknya di pisahkan jangan berdekatan begitu juga dengan pembina-
pembinanya.
Penerapan satuan terpisah, bertujuan agar proses pendidikan kepramukaan untuk
masing-masing peserta didik jauh akan lebih intensif dan lebih efektif di setiap
kegiatannya, serta dapat memompa semangat belajar peserta didik lebih giat
berlatih dan siap berprestasi.

Diterapkannya sistem satuan terpisah karena merupakan ketentuan prinsip-


prinsip dasar yang digunakan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah
landasan hukum organisasi. Gerakan Pramuka oleh karena itu wajib dilaksanakan
dan ditaati oleh setiap anggota Gerakan Pramuka.

Maksud dan tujuan sistem satuan terpisah adalah untuk melaksanakan prinsip-
prinsip dasar pendidikan dengan tujuan-dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka.

Tujuan penerapan sistem satuan terpisah untuk proses pendidikan bagi masing-
masing peserta didik lebih intensif dan lebih efektif.
Satuan terpisah juga merupakan ciri khas Kepramukaan di Indonesia. Ciri khas ini
tidak dimiliki oleh pramuka-pramuka lainnya di seluruh dunia. Sistem satuan
terpisah merupakan satu-satunya prinsip dasar kepramukaan Indonesia yang
berbeda dari prinsip dasar yang dimiliki oleh kepramukaan dunia yang tergabung
dalam wadah WOSM (World of Scout Movement). Negara-negara lain tidak
menganut sistem satuan terpisah, jadi peserta didik putra dan putri tidak dipisahkan
satuannya.

Satuan terpisah bagi Gerakan Pramuka di Indonesia sejalan dengan adat ketimuran
yang berlaku sejak lama. Menjunjung kehormatan dan batasan antara laki-laki dan
perempuan. Jayalah Pramuka Jayalah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai