Anda di halaman 1dari 11

PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM

PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK


DI SEKOLAH DASAR

DisusunUntukMemenuhiTugas Mata KuliahKecakapanMembinaPramuka


DosenPengampu Drs. Suyahman, M.Si

Disusun oleh :

INDAH SRILESTARI (A220170066)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang
memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya
manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di
setiap jenjang, guna mencapai tujuan tersebut salah satu carnya adalah adanya .kegiatan
ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler merupakan beberapa kegiatan yang diberikan
kepada peserta didik di lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menonjolkan potensi diri
yang belum terlihat di luar kegiatan belajar mengajar, memperkuat potensi yang telah
dimiliki peserta didik. Kegiatan ekstrakulikuler pramuka yang ada di SD/MI diharapkan
dapat merubah perilaku amoral yang dilakukan peserta didik pada saat sekarang ini.
Bahkan berdasarkan lampiran III Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tahum
2013 tentang implementasi kurikulum dan pedoman kegiatan ekstrakulikuler,
penyelenggaraan kegiatan kepramukaan dijadikan sebagai ekstrakurikuler wajib dalam
kurikulum 2013.
Gerakan pramuka merupakan sebuah gerakan kepanduan yang mulai meredup
pamornya. Padahal, banyak sekali karakter yang bisa ditransformasikan kepada peserta
didik melalui kegiatan kepramukaan dalam gerakan pramuka seperti kejujuran, keberanian,
kedisiplinan, kemandirian, tanggungjawab, taat hukum, kerjasama, gotong-royong, dan
lain-lain. Karakter-karakter tersebut sangat dibutuhkan saat ini. Bangsa ini tidak hanya
membutuhkan orang yang cerdas secara intelektual, tetapi juga membutuhkan orang yang
berkarakter.
Makalah ini mendeskripsikan bagaimana peran yang dapat dilakukan oleh guru
dalam membentuk karakter peserta didik di SD/MI melalui gerakan pramuka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi program dan kegiatan eksrakurikuler?
2. Apa prinsip-prinsip program ekstrakurikuler?
3. Apa pengertian gerakan pramuka?
4. Bagaimana perencanaan kegiatan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di Madrasah
Intidaiyah dalam kurikulum 2013?
5. Bagaimana peran guru dalam membentuk karakter peserta didik melalui gerakan pramuka di
SD/MI?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan titik pijak untuk aktivitas yang akan dilaksanakan, sehingga
perlu dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian ini juga perlu adanya tujuan yang berfungsi
sebagai acuan pokok terhadap masalah yang diteliti, sehingga peneliti dapat bekerja secara
terarah dalam mencari data sampai pada langkah pemecahan masalahnya. Adapun tujuan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi model aktualisasi kegiatan kepramukaan
kurikulum 2013 dalam penanaman disiplin dan kerja sama antar siswa ?
2. Untuk mendeskripsikan kendala-kendala apa yang dihadapi implementasi model aktualisasi
kegiatan kepramukaan kurikulum 2013 dalam penanaman disiplin dan kerja sama antar
siswa ?
3. Untuk mendeskripsikan alternatif solusi yang dihadapi implementasi model aktualisasi
kegiatan kepramukaan kurikulum 2013 dalam penanaman disiplin dan kerja sama antar
siswa ?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Program dan Kegiatan Ekstrakurikuler


Program ialah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Kegiatan ekstekurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan di sekolah maupun diluar
sekolah, dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan
manusia Indonesia seutuhnya.
Selanjutnya menurut Depdikbud kegiatan ekstrakulikuler dibagi menjadi dua jenis:
1. Kegiatan yang bersifat sesaat, misalnya: Karyawisata, bakti sosial, dan;
2. Jenis kegiatan yang bersifat berkelanjutan, misalnya pramuka, PMR dan sebagainya.
B. Prinsip-prinsip Program Ekstrakurikuler
Menurut Oteng Sutisna prinsip program ekstrakulikuler adalah:
1. Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha
meningkatkan program
2. Kerjasama dalam tim adalah fundamental
3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindari
4. Prosesnya adalah lebih penting dari hasil
5. Program hendaknya cukup komperhensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan
dan minat semua siswa
6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah
7. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan
disekolah dan efisiensi pelaksanaannya
8. Kegiatan ekstrakulikuler hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya
bagi pengajaran di kelas
C. Gerakan Pramuka
Gerakan berarti suatu rangkaian kegiatan yang terorganisir menuju suatu sasaran.
Jadi suatu gerakan mengandung makna, baik sasaran yang hendak dicapai maupun jenis
organisasi untuk mencapainya. Jadi Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang
menjadi wadah berlangsungnya proses kepramukaan yang ada di Indonesia. Gerakan
Pramuka bertujuan membentuk setiap pramuka untuk memiliki kepribadian yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga
dan membangun NKRI, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.[3]
Kode kehormatan pada Pramuka disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia
pesertanya. Berdasarkan tingkat perkembangannya, Pramuka di MI di bagi menjadi
dua. Pertama, pramuka siaga yang berusia 7-10 tahun yang umumnya sedang belajar di
kelas I, II, III dan IV. Kehidupan mereka masih berkisar di seputar lingkungan keluarga
sebagai pusat aktivitasnya sehingga kode kehormatan pramuka Siaga diarahkan pada
kepemilikan karakter peserta didik yang diaktualisasikan di lingkungan
keluarga. Kedua, pramuka penggalang yang berusia 11-16 tahun. Untuk MI, Pramuka
Penggalang rata-rata berusia antara 11-12 tahun yang pada umumnya belajar di kelas V
dan VI. Pada usia tersebut anak mulai intens berhubungan dengan dunia luar, itulah
sebabnya kode kehormatan Pramuka Penggalang diarahkan pada pemilihan Karakter
peserta didik yang diaktualisasikan di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler dalam kurikulum 2013 diatur dalam Lampiran
III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun
2013 tentang implementasi kurikulum dan pedoman kegiatan ekstrakulikuler.
Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 merupakan salah satu kebijakan formal yang dibuat
oleh pemerintah untuk mendukung implementasi kurikulum 2013.
Pada lampiran III Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 disebutkan bahwa
ekstrakulikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan
dibawah bimbingan sekolah yang ditujukan untuk mengembangkan kepribadian, bakat,
minat, serta kemampuan peserta didik yang lebih luas atau diluar minat yang
dikembangkan oleh kurikulum.
Ada dua tujuan kegiatan ekstrakulikuler. Pertama, untuk meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik. Kedua, untuk mengembangkan
bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia
seutuhnya.
D. Perencanaan Kegiatan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib di Madrasah
Ibtidaiyah dalam kurikulum 2013
Pemberlakuan pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib perlu disikapi banyak pihak.
Menurut Dr. Matiah. M.Hum (pengurus Kwarda Jateng), ada tiga milestone keberhasilan
Gerakan Pramuka dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir. Pertama, pencanangan
Program Revitalisasi Pramuka oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
tahun 2006. Implikasi dari hal itu adalah pembaharuan sistem pendidikan kepramukaan,
kurikulum baru, sistem akreditasi Gudep, serta sertifikasi dan lisensi para Pembina. Kedua,
terbitnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Aturan ini
memperkuat legalitas Pramuka di Indonesia. Ketiga, masuknya pendidikan kepramukaan
sebagai ekstrakulikuler wajib sehingga Gerakan Pramuka diharapkan dapat memahami
sepenuhnya latar belakang rencana menjadikan pendidikan kepramukaan sebagai mata
pelajaran ekstrakulikuler wajib.
Berdasarkan lampiran III Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tahum 2013
tentang implementasi kurikulum dan pedoman kegiatan ekstrakulikuler, penyelenggaraan
kegiatan Kepramukaan sebagai ekstrakulikuler wajib di MI dalam kurikulum 2013
dilaksanakan melalui lima langkah, yaitu :
1. menetapkan kebijakan kegiatan Kepramukaan di MI
2. merumuskan tujuan kegiatan Kepramukaan di MI
3. menentukan alat lunak pendidikan karakter dan keterampilan pendidikan karakter dalam
kegiatan Kepramukaan di MI
4. membuat program semesteran kegiatan Kepramukaan di MI
5. membuat program mingguan kegiatan Kepramukaan di MI
E. Peran Guru PAI dalam membentuk Karakter Peserta Didik Melalui Gerakan Pramuka di
SD/MI
Tugas dan tanggung jawab guru PAI ternyata memiliki peran sebagai pemimpin kegiatan
kepramukaan di sekolah. Hal ini berarti bahwa selain melalui kegiatan pembelajaran PAI
di kelas, guru PAI juga dapat membentuk karakter peserta didik melalui gerakan pramuka
di SD/MI. Untuk mewujudkan peran tersebut maka guru PAI harus melakukan lima
langkah yang disebut dengan “Panca Usaha Guru” yaitu :
Pertama, memetakan karakter yang hendak dicapai dalam kegiatan kepramukaan.
Kedua, mengidentifikasi alat lunak pendidikan karakter dan ketrampilan pendidikan
karakter dalam gerakan pramuka. Yang dimaksud alat lunak pendidikan karakter dalam
gerakan pramuka adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dengan sengaja dilakukan
oleh guru kepada peserta didik untuk mencapai karakter yang telah diteneukan dalam
kegiatan kepramukaan. Sedangkan ketrampilan pendidikan karakter dalam gerakan
pramuka adalah ketrampilan yang didapat dalam kegiatan kepramukaan yang dapat
menjadi pelajaran bagi peserta didik dalam menghadapi tantangan hidup. Berbagai alat
pendidikan karakter dan ketrampilan pendidikan karakter dalam gerakan pramuka diatas
kemudian dalam dataran implementatifnya terwujud menjadi materi kegiatan yang akan
diberikan oleh guru PAI dalam membentuk karakter peserta didik. Dalam suatu kegiatan
materi bukanlah suatu tujuan, tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan, yaitu menjadikan
peserta didik berkarakter. Karena itu, penentuan materi kegiatan harus didasarkan pada
tujuan tersebut.
Ketiga, membuat Rencana Aksi Kegiatan (RAK). Rencana, yaitu pengambilan
keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain harus ada unsur
tujuan yang hendak dicapai, dalam perencanaan juga harus ada kegiatan yang digunakan
untuk mencapainya, serta waktu kapan kegiatan tersebut akan dilakukan.
Keempat, membuat Rencana Aksi Lapangan (RAL). RAL merupakan sebuah
perencanaan yang dibuat oleh guru PAI disetiap latihan. Didalam RAL harus memuat
identitas sekolah, tingkatan, semester, tahun pelajaran, alokasi waktu, tujuan, indikator,
materi kegiatan, skenario kegiatan, media, dan penilaian kegiatan.
Kelima, guru PAI sebagai Pembina pramuka RAK dan RAL yang telah disusun
kemudian diimplementasikan dalam suasana hubungan peserta pramuka dan Pembina
pramuka yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan
prinsip tutwuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tuladha. Prinsip
tersebut dalam gerakan pramuka dikenal dengan istilah system among.
Sistem among pada gerakan pramuka berarti mendidik anggota gerakan pramuka
menjadi insan merdeka jasmani, rohani, dan pikirannya, dasertai rasa tanggung jawab dan
kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain.
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Konsepsional
1. Guru / Pembina
Guru merupakan fasilitator yang menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta
didik.
2. Siswa
Siswa adalah sebagai subjek penerima materi pembelajaran dari Guru atau Pembina.
3. Karakter
Karakter adalah sifat batin yang mempengaruhi pikiran yang dimiliki manusia.
B. Definisi Operasional
Kita tahu bahwa pembentukan karakter pada siswa dapat dilakukan dengan cara penerapan
melalui ekstrakurikuler pramuka di Sekolah Dasar.
1. Guru/ Pembina itu sendiri dapat diartikan sebagai fasilitas dari sekolah yang
ditugaskan untuk menyampaikan materi kepada siswa.
2. Siswa merupakan peserta didik yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran.
3. Proses penanaman karakter dapat dilakukan melalui ektrakurikuler pramuka yang
salah satu kegiatannya yaitu pesta siaga.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada tanggal (tanggal dilaksanakan penelitian).
Tempat penelitian
Penelitian ini di laksanakan di (alamat tempat penelitian)
D. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah diambil dari literatur-literatur seperti buku-buku dan jurnal –
jurnal yang bersesuaian atau bersangkutan.
E. Alat dan Bahan (Eksperimental)
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah ;
1. Buku-buku yang sesuai atau berkaitan
2. Pensil
3. Pulpen
4. Internet
5. dan tambahan literatur lainya
F. Metodologi Pengambilan Sempel (Disesuaikan)
Karena disini saya tidak melakukan penelitian secara langsung atau melakukan
praktikum. Sehingga yang saya lakukan hanya melakukan penjabaran pada tinjauan
pustaka tentang apa yang saya teliti yaitu cara mencegah hama pada jamur kompos, yang
diresum dari buku-buku yang sesuai atau berkaitan dan literatur tambahan seperti internet.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Temuan penelitian pada penelitian ini dikategirikan pada tiga poin penjelasan yaitu
penanaman, kendala, dan solusinya. Maka dari itu temuan penelitian ini sebagai
berikut:
a. Model aktualisasi kegiatan kepramukaan kurikulum 2013 dalam penanaman
disiplin dan kerjasama antar siswa sebagai berikut:
1. Membiasakan hadir tepat waktu
2. Mengadakan operasi ketertiban agar siswa terbiasa mematuhi peraturan
3. Menggunakan seragam yang sesuai dengan ketentuan
4. Pengembalian alat dan bahan sesuai dengan tempatnya
5. Saling membantu sesama anggota kelompok
6. Saling bertukar pendapat antar anggota kelompok
7. Menghargai pendapat orang lain
8. Pembuatan jadwal tugas dan diwajibkan
9. Ikur serta dan hadir dalam kelompok saat kegiatan kepramukaan berlangsung
10. Menyelesaikan tugas yang telah menjadi tanggungjawabnya
11. Keaktifan untuk berartisipasi dalam kelompok
12. Memberikan batasan waktu pengumpulan tugas
b. Kendala yang dihadapi model aktualisasi kegiatan kepramukaan kurikulum 2013
dalam penanaman disiplin dan kerjasama antar siswa sebagai berikut:
1. Jarak tempuh dan sarana transportasi
2. Kurangnya kesadaran peserta didik
3. Kurangnya tempat penyimpanan alat dan bahan
4. Adanya perbedaan gender dan karakter siswa dalam kelompok
5. Adanya keegoisan siswa dalam kelompok
6. Larangan dan kekhawatiran orang tua karena takut jika prestasi anak menurun
7. Kurangnya percaya diri siswa
8. Kurangnya tanggungjawab dan kepedulian tugas kepramukaan
c. Solusi yang dihadapi kendala Model aktualisasi kegiatan kepramukaan kurikulum 2013 dalam
penanaman disiplin dan kerjasama antar siswa sebagai berikut:
1. Perubahan jadwal kegiatan kepramukaan
2. Peraturan trgas mengenai penilaian kegiatan kepramukaan
3. Menngunakan ruangan yang lain untuk manampung alat dan bahan
4. Adanya rotasi dan perputaran anggota kelompok
5. Memberikan motivasi agar mementingkan kepentingan kelompok
6. Memberikan kepercayaan kembali pada orang tua dengan mengadakan pertemuan
7. Memberikan motivasi terhadap kelompok yang kurang percaya diri
8. Memberikan perpanjangan atau tenggang waktu pengumpulan tugas.
BAB V

KESIMPULAN

Kurikulum 2013 yang kini mulai diimplementasikan merupakan kurikulum yang


berpihak sepenuhnya terhadap implementasi pendidikan karakter di setiap sekolah atau
madrasah. Pembentukan karakter dalam kurikulum 2013 dilaksanakan secara terintegrasi
dalam proses pembelajaran dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya adalah
kegiatan Kepramukaan. Bahkan di tingkat MI kegiatan Kepramukaan dijadikan sebagai
ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013. Ini berarti setiap peserta didik harus
mengikutinya, bahkan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti kegiatan Kepramukaan
dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan naik kelas atau tidak naik kelasnya
peserta didik. Secara yuridis-formal, kegiatan Kepramukaan dijadikan sebagai
ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013 di MI berdasarkan Lampiran III Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang
implementasi kurikulum dan pedoman kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan kebijakan
formal tersebut, penyelenggaraan kegiatan Kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di
MI dalam kurikulum 2013 dilaksanakan melalui lima langkah, yaitu :
1. menetapkan kebijakan kegiatan Kepramukaan di MI
2. merumuskan tujuan kegiatan Kepramukaan di MI
3. menentukan alat lunak pendidikan karakter dan keterampilan pendidikan karakter dalam
kegiatan Kepramukaan di MI
4. membuat program semesteran kegiatan Kepramukaan di MI
5. membuat program mingguan kegiatan Kepramukaan di MI.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suyahman, 2016, Implementasi Model Aktualiasasi Kegiatan Kepramukaan Kurikulum
2013 Dalam Penanaman Karakter Displin Dan kerjasama
http://eprints.ums.ac.id/46742/2/HALAMAN%20DEPAN.pdf (Diakses pada tanggal 25
mei 2018 pukul 20.20 WIB)
2. Suyahman, Muh. Furqon Hidayatullah., Mulyoto, Asrowi; 2016; Initiasi model
pembelajaran Pancasila dan model pembelajaran kewargaanegaraan akomodasi
pendidikan karakter bagi para siswa SMP di seluruh Kabupaten Boyolali; 65-71;5;
Journal Education and Social Sciences, http://jesoc.com/issue/volume-5-october-2016-
issue-3 (Diakses pada tanggal 25 mei 2018 pukul 20.30 WIB)
3. Suyahman;Muhammad furqon Hiddyatullah;mulyoto;asrowi; 2017 ; deskriptif
pelaksanaan pembelajaran pancasila dan kewarganegaraan (PKn) dengan pendidikan
karakter untuk SMP N 1 BOYOLALI; 208-211:7; Journal Education and Social
sciences, http://jesoc.com/issue/volume-7-june-2017-issue-1/ (Diakses pada tanggal 25
mei 2018 pukul 20.35 WIB)
4. Ahmad Muhibbin, Suyahman; 2018; Peningkatan hasil belajar pendidikan pancasila
melalui implementasi model pembelajran interaksi sosial terpadu dengan modifikasi
perilaku “ ISOMOKAKU” bagi siswa; 180-186;9;Journal Education and Social
Sciences; http://jesoc.com/volume-9-february-2018-issue-2/ (Diakses pada tanggal 27 mei
2018 pukul 10.10 WIB)
5. Suyahman, 2015, Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka Dalam Kurikulum 2013
Terhadap Kedisiplinan siswa
Http://eprints.ums.ac.id/32670/12/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf (Diakses pada tanggal
27 mei 2018 pukul 10.15 WIB)
6. Suyahman, 2015. Pendidikan untuk semua antara harapan dan kenyataan ( studi kasus
permasalahan pendidikan di Indonesia). Sukoharjo: Universitas Veteran Bangun
Nusantara Sukoharjo. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pip/article/view/7733/
(Diakses pada tanggal 27 mei 2018 pukul 10.20 WIB)
7. Suyahman, 2014, Mengembangkan Jiwa Kemandirian Dan Kewirausahaan Melalui
Gerakan Pramuka.
http://eprints.ums.ac.id/28561/11/02.NASKAHPUBLIKASI.pdf (Diakses pada tanggal 27
mei 2018 pukul 10.30 WIB)
8. Sri Arfiah, Suyahman; 2017; Peningkatan hasil pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan menggunakan model pembelajaran “ ISOMOKAKU “ bagi siswa;
231-235;6; Journal Education and Social Sciences; http://jesoc.com/issue/volume-6-
february-2017-issue-2/ (Diakses pada tanggal 28 mei 2018 pukul 16.00 WIB)
9. Dian Tri Handayani; 2013; Pelaksanaan pendidikan karakter mandiri pada kegiatan
kepramukaan; http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/23191 (Diakses pada tanggal 28 mei 2018
pukul 16.20 WIB)
10.Suyahman, 2017, penguatan karakter kewirausahaan Melalui Pendidikan Keluarga.
Sukoharjo: Universitas Veteran Bangun Sukoharjo.
http://journal.ums.ac.id/index.php/jpis/article/view/5116 (Diakses pada tanggal 28 mei
2018 pukul 16.25 WIB)

Anda mungkin juga menyukai