Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aulia Apriliani Haningtyas

NIM : 2301680119
Kelas : PGSD B
Tugas : Topik 1 Koneksi Antar Materi

1. Menurut Anda, apakah kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru di kelas sudah sesuai dengan
latar belakang, perkembangan, dan kesiapan peserta didik? Elaborasi jawab Anda.
2. Menurut Anda, apa saja hal yang harus dipertimbangkan oleh guru saat membuat perencanaan
pembelajaran agar proses pembelajaran berfokus pada peserta didik?
Jawab:

1. Saya melakukan observasi pembelajaran pada tanggal 9 Oktober 2023 di kelas 4. Saat itu di kelas
sedang pembelajaran matematika materi perkalian bilangan ratusan dan puluhan. Proses
pembelajaran saat itu guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru menanyakan ke
seluruh peserta didik apakah sudah memahami materi yang lalu yaitu tentang perkalian bilangan
puluhan. Lalu peserta didik menjawab bersama-sama sudah memahami materi tersebut. Guru
pada awal pembelajaran tidak melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui tingkat
pemahaman materi perkalian setiap individu dan menganggap semua pesera didik sudah
memahami materi tersebut. Lalu guru melanjutkan materi perkalian dengan menjelaskan langkah
atau urutan cara mengerjakan soal perkalian. Setelah itu peserta didik ditunjuk untuk membuat
soal perkalian bilangan ratusan dan puluhan lalu peserta didik yang lain diminta untuk menjawab
soal yang sudah ditulis dipapan tulis. Hal itu dilakukan berulang-ulang sampai guru merasa
semua sudah memahami cara mengerjakannya. Barulah guru membuat 5 soal agar peserta didik
mengerjakan di buku tulisnya masing-masing.
Menurut saya, proses kegiatan belajar yang dilakukan guru belum sesuai perkembangan dan
kesiapan peserta didik. Guru belum melakukan asesmen diagnostik kognitif untuk mengetahui
tingkat pemahaman materi peserta didik, sehingga kegiatan belajar belum sesuai dengan
perkembangan dan kesiapan peserta didik karena terlihat masih banyak peserta didik yang belum
hafal perkalian dan memahami urutan cara mengerjakannya. Asesmen diagnostik kognitif
bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar peserta didik pada topik sebuah mata pelajaran.
Asesmen diagnosis kognitif dapat memuat satu atau lebih topik mata pelajaran. Misalnya:
asesmen diagnosis kognitif pada mata pelajaran Matematika kelas IV dapat memuat topik
perkalian dan pembagian saja, atau semua topik pada semua mata pelajaran Matematika.
Kemampuan dan keterampilan siswa di dalam sebuah kelas berbeda-beda. Ada yang lebih cepat
paham dalam topik tertentu, akan tetapi ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk
memahami topik tersebut. Seorang siswa yang cepat paham dalam satu topik, belum tentu cepat
paham dalam topik lainnya. Dengan ini, asesmen diagnosis kognitif bertujuan untuk: 1)
Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa, 2) Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan
kompetensi rata-rata siswa, 3) Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa
dengan kompetensi di bawah rata-rata. (dalam artikel http://beritamagelang.id/kolom/pentingnya-
asesmen-diagnostik-dalam-implementasi-kurikulum-merdeka-ikm#:~:text=Asesmen
%20Diagnosis%20Kognitif%20merupakan%20asesmen,satu%20semester%20(di%20setiap
%20dua )
Guru juga belum menunjukkan kegiatan pembelajaran yang membedakan latar belakang
peserta didik karena latar belakang sosial budaya dan ekonomi di kelas dianggap sama. Latar
belakang peserta didik meliputi latar belakang sosial, latar belakang budaya, latar belakang
ekonomi, dll. Guru harus berusaha untuk mengenal latar belakang peserta didik. Baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat dan juga dalam lingkungan sekolah. Karena melalui pendekatan
yang dilakukan oleh guru pada peserta didik, dapat memudahkan guru untuk mengetahui sejauh
mana peserta kemampuan peserta didik di dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah,
karena latar belakang peserta didik sangat mempengaruhi peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran di kelas.
Dengan mengenal latar belakang peserta didik, maka guru dapat mempersiapkan diri dengan
baik dalam memberikan materi yang perlu diberikan kepada peserta didik dengan mengetahui
sejauh mana kemampuan peserta didik. Sehingga guru dapat mengajar dengan melihat
kemampuan tersebut sehingga bisa mengembangkan kemampuan atau memberi semangat
dorongan kepada peserta didik dalam pembelajaran.
Oleh sebab itu, guru perlu melakukan pendekatan untuk mengenal latar belakang peserta
didik. Dengan demikian guru dapat mengetahui apa yang harus dilakukan atau yang perlu
dipersiapkan untuk peserta didiknya, sehingga guru dapat melakukan tanggung jawabnya dengan
baik. (pernyataan ini ada dalam jurnal yang berjudul “Pentingnya Mengenal Latar Belakang
Peserta Didik Usia 12-16 Tahun Dan Aplikasinya Bagi Guru PAK” yang disimpan dalam google
drive dengan tautan:
https://drive.google.com/file/d/1DDW2VlPpMIe2Qy_1zbqKCJD8vWawKHer/view?usp=sharing
2. Menurut saya, hal yang harus dipertimbangkan oleh guru saat membuat perencanaan
pembelajaran agar proses pembelajaran berfokus pada peserta didik yaitu dengan melakukan
asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif. Untuk melakukan asesmen diagnostik kognitif,
caranya bisa dengan memberikan soal perkalian sebanyak 2 atau 3 soal untuk dikerjakan pada
awal pembelajaran. Lalu siswa dikelompokkan menurut hasil mengerjakan soal tersebut. Peserta
didik dikelompokan menjadi tiga yaitu peserta didik yang pemahamannya mulai berkembang,
sudah berkembang dan mahir. Lalu guru memberikan soal yang berbeda sesuai tingkat
pemahamannya. Peserta didik yang mulai berkembang pemahamannya akan diberi perhatian
lebih saat didampingi mengerjakan soal. Sedangkan peserta didik yang sudah berkembang
pemahamannya diberi bimbingan saat diperlukan. Lalu peserta didik yang sudah mahir
dikonfirmasi jawaban soalnya dan diberikan materi. Pembelajaran ini diharapkan dapat berfokus
kepada peserta didik karena sesuai dengan perkembangan dan kesiapan peserta didik.
Sedangkan dalam melakukan asesmen diagnostik non kognitif, guru hendaknya mencari tahu
tentang gaya belajar dan minat belajar peserta didik. Guru dapat memberikan pertanyaan di awal
pembelajaran untuk mencari tahu bagaimana gaya belajar peserta didik seperti, gaya belajar
audio, visual, kinestetik, dll. dan guru memberikan pertanyaan tentang minat belajar peserta didik
agar peserta didik dapat berkembang sesuai minat dan bakatnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai