Anda di halaman 1dari 4

Topik 1: Ruang Kolaborasi

Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Nama : Khairunnisa
NIM : 2312731

KASUS 1
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah
yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.
• Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik
pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?

Jawab
Pada kasus tersebut guru menggunakan teknik scaffolding atau pemberian sejumlah
bantuan kepada peserta didik pada tahap awal pembelajaran. Lalu mengurangi bantuan dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan secara mandiri tanpa
bantuan. Pada kasus di atas peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada
percobaan kedua tanpa melihat urutan yaitu karena peserta didik telah memhami konsep dasar
cara mencari nilai rata-rata (mean) dengan baik melalui bimbingan guru pada awal
pembelajaran yaitu dengan membuat langkah-langkah mencari nilai rata-rata. Sehingga mereka
dapat menerapkan konsep tersebut dalam mengerjakan soal matematika pada percobaan kedua
secara mandiri. Hal ini sejalan dengan teori konstruktivisme sosial Vygotsky yang berbunyi
“What the child can do in cooperation today he can do alone tomorrow” yang artinya “apa
yang dilakukan atau dipelajari anak hari ini dengan bekerja sama (kelompok) dapat
diakukannnya secara mandiri pada masa yang akan datang” (Fauziah Nasution dkk, 2022).
• Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas
dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.

Jawab
Metode yang diterapkan pada pembelajaran tersebut adalah metode latihan soal dan
penugasan. Hal ini mengacu pada teori belajar behavioristik yang berfungsi sebagai dasar
penguatan pada implementasi metode belajar diatas. Teori belajar behavioristik adalah teori
belajar yang berfokus pada perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses
pembelajaran. Menurut teori ini, perubahan perilaku peserta didik disebabkan oleh adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Pemilihan teori ini berkaca pada kelebihan antara lain:
1. Teori behavioristik mampu menghasilkan suatu perilaku yang bersifat konsisten
terhadap bidang tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan menyusun materi ajar secara
hirarkis dalam bentuk bagian-bagian kecil, mulai dari yang sederhana sampai pada yang
kompleks.
2. Teori behavioristik mampu mengoptimalkan bakat dan kecerdasan peserta didik yang
sudah terbentuk sebelumnya melalui kegiatan pengulangan dan pelatihan yang
berkesinambungan. Menurut teori belajar behavioristik, kegiatan pengulangan dan
pelatihan tersebut berfungsi sebagai proses penguatan untuk mengoptimalkan
kemampuan peserta didik agar semakin terampil.

Kesimpulan
Berdasarkan kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa metode yang diterapkan
dalam pembelajaran tersebut adalah latihan soal dan penugasan. Penerapan ini tidak
jauh dari pengawasan dan pantauan guru yang mengajar. Peran guru BK melakukan
pengamatan perkembangan peserta didik dan melakukan analisa untuk melihat hasil
dari penerapan metode diatas.

KASUS 2
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap
peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.
• Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
Jawab
Berdasarkan kasus diatas, Rina sebagai guru SD kelas 1 harus memahami
peserta didik sesuai tahap perkembangannya, dimana dalam kasus ini peserta didik
berada pada tahap perkembangan praoperasional (2-7 tahun). Berdasarkan pemahaman
tersebut maka yang dapat dilakukan oleh Rina adalah membuat atau menyediakan
media ajar dengan menggunakan tanda, simbol, dan benda sebagai alat praktik atau
media berhitung yang menarik bagi peserta didik sehingga memudahkan mereka dalam
memahami konsep berhitung.

• Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan


menyertakan teori yang berkaitan.

Jawab
Menurut Piaget (1954) mengusulkan bahwa terdapat empat tahapan
perkembangan kognitif: sensori motorik, praoperasional, operasional konkret, dan
formal operasional. Berdasarkan teori yang berkaitan dengan kasus diatas, maka teori
yang digunakan adalah teori perkembangan kognitif tahap praoperasional. Pada
tahapan ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai hal
di luar dirinya. Kemampuan berpikirnya masih belum mempunyai sistem yang
terorganisasi dengan baik, namun anak sudah mampu memahami realitas di lingkungan
dengan menggunakan tanda-tanda dan simbol. Cara berpikir anak pada tingkat ini
bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis. Oleh karena itu, mereka belum
mampu memahami konsep yang lebih kompleks seperti misalnya konsep waktu, sebab
dan akibat, serta perbandingan.

KASUS 3
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada
peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa
contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di
Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba
untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan
makanan khas di Bali.
• Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?

Jawab
Langkah yang diambil oleh Made telah sesuai karena Made mamahami latar belakang
peserta didik secara keseluruhan, yaitu etnis Bali yang berbeda dengan etnis ibu kota yang
didasari dengan teori. Agar pembelajaran menjadi efektif maka penting bagi pendidik untuk
mengetahui dengan jelas bagaimana gambaran peserta didik yang ada di dalam kelas. Pendidik
sangat dianjurkan untuk mengenal dan memahami peserta didik dikarenakan terdapat beragam
latar belakang seperti etnik, sosial dan budaya.

• Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.

Jawab
Prinsip yang Made gunakan dalam penanganan kasus diatas adalah menggunakan
prinsip pembelajaran. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap
perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar
serta mencerminkan karakteristik, lingkungan, dan budaya peserta didik, dan perkembangan
peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
Adanya penerapan prinsip pembelajaran tersebut menghasilkan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik serta pembelajaran tersampaikan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai