Anda di halaman 1dari 2

Tugas 1.

4: Argumentasi Kritis

Nama : Indriani Nurharirah

Kelas : PGSD 003

Setelah membaca tulisan Ki Hajar Dewantara dan melihat Video pendidikan Zaman kolonial saya
dapat menyimpulkan bahwa Pada zaman kolonial sampai saat sekarang ini,

Pemerintah kolonial belanda membatasi jumlah penduduk pribumi yang mengakses pendidikan
melalui banyak cara, seperti tingginya biaya pendidikan dengan sistem penilaian dan penghargaan
yang intelektualis. Mereka dituntut untuk lulus dari sistem ujian yang sangat ketat dengan banyak
tuntutan, sehingga belajar tidak untuk perkembangan hidup dan kejiwaannya, sebaliknya mereka
belajar untuk mendapat nilai yang tingga dalam “School report”nya atau untuk mendapatkan ijasah
saja (Ki Hadjar Dewantara, 1964).

Berdasarkan kondisi tersebut maka Ki Hadjar Dewantara kemudian merumuskan kembali sistem
pendidikan yang lebih Humanis dan bisa diakses oleh sebagian besar masyarakat pribumi. Gagasan
tersebut diwujudkan dalam lembaga pendidikan Taman Siswa. Lembaga pendidikan ini bermaksud
mengcounter sistem pendidikan kolonial yang bersifat Intelektual, Individualis, dan Materialistis,
karena pendidikan dan pengajaran sebenarnya harus bersifat memelihara tumbuhnya benih-benih
kebudayaan.

Untuk menjadi pemimpin ditingkat mana pun kebudayaan Taman Siswa mengajarkan “Konsep
Trilogi Kepemimpinan” yang terdiri dari ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, serta tut
wuri handayani. Maksudnya adalah, ketika berada di depan harus mampu menjadi teladan (contoh
baik), ketika berada di tengah-tengah harus mampu membangun semangat, serta ketika berada di
belakang harus mampu mendorong orang-oranghanya dan/atau pihak-pihak yang dipimpinnya.

1854 Bupati menginisiasi mendirikan sekolah kabupaten hanya untuk menciprtakan calon calon
pegawai. Kemudian ditahun yang sama lahir sekolah bumi putra yang hanya 3 kelas Rakyat hanya
diajarkan membaca, menulis dan menghitung seperlu dan hanya untuk orang pembantu, pendidikan
hanya diperuntukkan bagi mereka yang mempunyai golongan tinggi atau bangsawan dan tahun
1920, lahirlah cita cita baru yang memimpikan radikal dalam
pendidikan dan pengajaran 1920, lahirlah taman siswa yogyakarta sebagai gerbang emas kemerdekaan
dan kebebasan kebudayaan bangsa. Taman siswa diciptakan untuk rakyat merdeka dan bebas. Dari
situ kita bisa belajar bahwa bangsa indonesia memulai pendidikan dari awal mesti memiliki banyak
tantangan, tapi pendidikan diberikan untuk menjadikan rakyat indonesia merdeka dan bebas
memberikan pendapatnya oleh karena itu Ki Hadjar Dewantara melahirkan Taman siswa untuk
mensejahterahkan rakyat indonesia. Ki Hajar Dewantara juga menerapkan sistem among dengan
konsep yang didasarkan pada 2 sandi, yaitu 1) kodrat alam (kembangan potensi kodrat anak dalam
perkembangan kepribadian). 2) Kemerdekaan, (hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan syarat
tertib damainya hidup dalam masyarakat).

Anda mungkin juga menyukai