Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nola Maharani

NIM : 2005230011
Kelas : PGSD 1 (PPG Prajabatan Gelombang I Tahun 2023)
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan
LPTK : Universitas Negeri Jakarta

01.01.2-T1-3. Eksplorasi Konsep - Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif Ki


Hadjar Dewantara

Jawab :

Dalam pidato tersebut mengemukakan ucapan rasa terima kasih Ki Hajar Dewantara atas
pemberian gelar Doktor Honoris Causa. Dalam pidato tersebut Ki Hajar Dewantara
menggambarkan asas “Tri – con” yang mencerminkan filsafat tentang akulturasi dalam konteks
asas-asas ke taman siswaan. Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang tak tergantikan
dalam pembentukan karakter individu, perkembangan masyarakat, dan kemajuan suatu bangsa.
Dalam pandangan UURI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
bukan sekadar proses penyampaian pengetahuan, tetapi juga merupakan upaya sadar dan
terencana untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung peserta didik dalam
mengembangkan seluruh potensi diri mereka. Potensi ini mencakup aspek-aspek penting seperti
kekuatan spiritual, pengendalian diri, pembentukan kepribadian yang baik, perkembangan
kecerdasan, pembentukan akhlak mulia, dan penguasaan keterampilan yang diperlukan untuk
kehidupan pribadi, sosial, serta kontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
Filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) yang menekankan ketidakpaksaan
dalam pendidikan dan penghormatan terhadap kodrat individu menggambarkan pendekatan yang
humanis. Menurutnya, pendidikan tidak boleh memaksakan ideologi atau kehendak pendidik
kepada siswa. Sebaliknya, pendidikan harus memperhatikan kondisi dan konteks kehidupan
siswa, menghargai identitas dan keunikan mereka, serta memberikan ruang bagi perkembangan
potensi alami. Peran Ki Hadjar Dewantara dalam Transformasi Pendidikan Sebelum
Kemerdekaan: Sebelum Indonesia merdeka, pendidikan di bawah pemerintahan kolonial Belanda
sangat terbatas, terutama bagi masyarakat pribumi. Ki Hadjar Dewantara memiliki peran kunci
dalam membela hak pendidikan bagi rakyat Indonesia. Salah satu kontribusi utamanya adalah
mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922. Taman Siswa adalah sekolah pertama yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Hal ini merupakan langkah
revolusioner untuk mempromosikan bahasa dan budaya Indonesia. Peran Ki Hadjar Dewantara
dalam Transformasi Pendidikan Sesudah Kemerdekaan: Setelah Indonesia merdeka pada tahun
1945, Ki Hadjar Dewantara tetap berperan dalam transformasi pendidikan. Salah satu kontribusi
besar adalah ketika ia diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet
Amir Sjarifuddin.

Tindakan KHD dalam mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1922-1930
menjadi landasan penting dalam memajukan pendidikan pribumi di Indonesia. Melalui
pendekatan ini, KHD berusaha menjembatani kesenjangan pendidikan antara kelompok pribumi
dan non-pribumi pada masa itu. Selama perjalanannya, KHD juga tetap aktif menulis, dengan
perubahan fokus dari politik menjadi pendidikan dan kebudayaan. Tulisannya menjadi sarana
untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Konsep pengajaran
yang ditekankan oleh KHD tentang pengembangan kecerdasan, peningkatan ilmu yang berguna,
dan pembiasaan siswa untuk mencari pengetahuan sendiri masih memiliki relevansi yang kuat di
era modern. Dalam konteks pendidikan saat ini, pendekatan active learning yang mendorong
siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri dan berperan aktif dalam proses pembelajaran sangat
konsisten dengan pandangan ini. (Majelis Luhur Pesatuan Tamansiswa, 2013).
Daftar referensi :

1. Undang-undang No. 20 Tahun 2023 tentang Sistem Pendidikan Nasional


https://pusdiklat.perpusnas.go.id/regulasi/download/6
2. Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 2013

Anda mungkin juga menyukai