Anda di halaman 1dari 2

Topik 2 Eksplorasi konsep

1. Apa makna kata ‘menuntun’ dalam proses pendidikan anak bagi saya?

Makna kata ‘menuntun’ dalam proses pendidikan anak bagi saya yaitu
mengarahkan dan membimbing anak berkembang sesuai dengan kodratnya. Anak
diberikan kebebasan sesuai dengan kebutuhan belajarnya sedangkan pendidik sebagai
‘pamong’ yang menuntun anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya.

2. Bagaimana kata “menuntun” saya maknai dalam konteks sosial budaya


(nilai-nilai luhur budaya) di daerah saya? Apa dapat saya lakukan untuk
mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya
di daerah saya?

Kata ‘menuntun’ yang saya maknai dalam nilai-nilai luhur budaya didaerah
saya yaitu sebuah adat istiadat dan budaya yang menjadi penting dan sebagai
pedoman bagi masyarakat dalam bertingkah laku. Dengan nial-nilai luhur tersebut
masyarakat diikat dengan sebuah norma yang mengatur tingkah laku mereka agar
tidak bertindak sesuka hati yang dapat membawa dampak buruk baik bagi dirinya
maupun orang lain.
Untuk mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan nilai-nilai luhur
budaya, saya akan menciptakan kebiasaan untuk mengamalkan adat istiadat dan
budaya yang berlaku didaerah saya. Salah satu contoh budaya dalam daerah saya
makassar, yaitu budaya tabe’ yang merupakan bentuk sikap menghormati kepada
orang yang lebih tua. Budaya ini akan mengajarkan anak terbiasa menghargai dan
menghormati orang yang lebih tua serta menumbuhkan sikap sopan dan peduli
terhadap lingkungan sosial disekitarnya.

3. Mengapa pendidikan anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan


kodrat zaman?

Proses menuntun dilakukan dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat


zaman anak karena kodrat alam merupakan kondisi anak sejak lahir yang dipengaruhi
kultur budaya dan lingkungan tempat anak . Kodrat alam berhubungan juga dengan
karakter dasar anak Sedangkan kodrat zaman adalah perubahan yang selalu terjadi
dari waktu ke waktu. Guru membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya
agar mereka bisa hidup, berkarya, dan menyesuaikan diri. Dalam konteks
pembelajaran saat ini guru harus mampu menguasai teknologi agar menyesuaikan
dengan kondisi. Anak berhak mendapatkan pendidikan dengan cara yang sesuai
dengan kodrat alam dan kodrat zamannya sendiri. Oleh karena itu, guru harus
senantiasa mengembangkan kompetensinya agar dapat selaras dengan perubahan dan
perkembangan zaman, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang menarik bagi
anak.

Pendidikan anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman karena kodrat alam

berhubungan dengan lingkungan peserta didik berada dan karakter dasar anak. Sehingga dengan
adanya pendidikan ini dapat membangun karakter dan memberikan lingkungan yang baik untuk

peserta didik. Adapun untuk kodrat zaman yang diartikan perubahan dari waktu ke waktu mengikuti

perubahan zaman. Guru dapat membekali keterampilan kepada peserta didik sesuai zamannya agar

mereka dapat berkarya, berinovasi, kreatif dan menyesuaikan diri.

4. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang memerdekakan murid”


dengan peran saya sebagai pendidik?

Sebagai pendidik saya memiliki pemahaman yang serupa dengan pemikiran


Ki Hajar Dewantara, pendidikan yang memerdekakan murid merupakan gagasan yang
sesuai dengan kodrat anak. Pendidikan abad 21 sangat berkaitan dengan
perkembangan teknologi, guru tidak lagi menjadi sumber utama ilmu dan
pengetahuan. Anak dapat dengan mudah memperoleh informasi dengan
memanfaatkan teknologi. Oleh karena itu, anak sudah sepatutnya mendapatkan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar mereka. Pendidikan
sepatutnya memberi anak kebebasan untuk memilih dan menentukan potensi dalam
diri mereka sesuai dengan kodrat masing-masing. Guru diibaratkan seorang penuntun
(fasilitator) yang mempunyai peran menuntun, membimbing sang anak dengan
ikhlas sesuai dengan bakat dan minat anak.

Anda mungkin juga menyukai