Latar Belakang
Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan, sekolah sebagai sebuah
sistem, seharusnya memiliki sebuah mekanisme yang mampu mengatur dan
mengoptimalkan berbagai komponen dan sumber daya pendidikan yang ada. Dalam
dunia pendidikan, hal ini disebut manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan
dapat juga diartikan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian usaha-usaha persona lia pendidikan untuk mendayagunakan semua
sumber daya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sumber daya yang dimaksud
meliputi sumber daya manusia (seperti siswa, guru, kepala sekolah, dan tenaga
kependidikan lainnya) dan sumber daya lainnya (meliputi uang, peralatan,
perlengkapan, bahan, bangunan, dan sebagainya).
Siswa selain sebagai salah satu sumber daya pendidikan, ia juga merupakan
masukan (input) utama atau bahan mentah (raw input) bagi proses pendidikan. Tujuan
sekolah didirikan, kurikulum disusun, guru diangkat serta sarana dan prasarana
pendidikan diadakan semuanya untuk kepentingan siswa atau anak didik sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangannya. Setiap anak didik mempunyai kebutuhan
dan mengalami perkembangan yang tidak sama sehingga sekolah perlu
menyelenggarakan berbagai program sesuai dengan kebutuhan dan tingkat
perkembangan tersebut. Agar program yang telah disusun, guru yang telah diangkat,
dan sarana dan prasarana dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, siswa perlu di-manaj
sedemikian rupa sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Melihat pentingnya manajemen kesiswaan sebagai bagian dari manajemen
pendidikan, penulis bermaksud membahas lebih rinci lagi mengenai manajemen
kesiswaan, yang meliputi: pengertian, ruang lingkup, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip,
tugas manajemen kesiswaan, dan implementasi manajemen kesiswaan dalam
pendidikan sekolah.
A. Pengertian Pengelolaan Bidang Kesiswaan
Bidang Kesiswaan merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan untuk mengatur
serta mengetahui dengan tepat apa yang akan dilakukan lewat proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Hal ini dilakukan guna mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Atau secara sederhana bisa kita artikan
sebagai proses yang dilakukan agar usaha bisa berjalan sebagaimana
mestinya.Sementara itu, makna kesiswaan dalam lembaga pendidikan juga
sebenarnya memiliki sebutan yang berbeda, bisa disebut murid, pelajar, peserta didik
ataupun siswa. Bila mengambil pengertian berdasarkan UU No. 20 tahun 2003
mengenai Sisdiknas, peserta didik merupakan bagian dari masyarakat yang sedang
berusaha untuk mengembangkan potensi dalam dirinya lewat proses pembelajaran
yang sudah tersedia jalur, jenjang serta jenis pendidikannya. Sehingga dengan kedua
pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa manajemen kesiswaan merupakan salah
satu upaya yang dilakukan agar bisa memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada
para peserta didik dari mulai proses penerimaan siswa baru hingga ia meninggalkan
lembaga pendidikan tersebut.
Manajemen kesiswaan adalah suatu penataan atau pengaturan segala aspek
aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik
(siswa) sampai keluarnya peserta didik (siswa) tersebut dari suatu sekolah atau suatu
lembaga pendidikan. Manajemen peserta didik (kesiswaan) keberadaanya sangat
dibutuhkan di lembaga pendidikan karena siswa merupakan subjek sekaligus objek
dalam proses transformasi ilmu dan ketrampilan. Keberhasilan dalam
penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung dengan perkembangan potensi
fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.Manajemen
peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik kan tetapi meliputi aspek
yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan anak melalui proses
pendidikan di sekolah.
Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bagian dari manajemen sekolah
yang memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan manajemen
sekolah. Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai suatu usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan
mereka lulus sekolah.
Jadi secara simpel manajemen peserta didik dapat dipahami sebagai suatu usaha
untuk mengatur, mengawasi, dan melayani berbagai hal yang memiliki kaitan dengan
peserta didik agar peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran di sekolah,
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai peserta didik tersebut
lulus dari sekolah.
B. Tujuan Bidang Kesiswaan
Menajamen kesiswaan merupakan sal ah satu bidang operasional yang penting
dalam kerangka manajemen sekolah.14 Tujuan umum manajemen kesiswaan adalah
untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan
pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur, serta mencapai tujuan
pendidikan sekolah.15 Adapun fungsi manajemen kesiswaan secara umum adalah
sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin,
baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi
aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi potensi peserta didik yang lainnya.16 Dalam
proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang
manajer/pimpinan, yaitu: perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),
pengarahan (Actuating), dan pengawasan (Controling). Oleh karena itu, manajemen
diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan
supaya organisasi tercapai secara efektif dan efisien.Nurdin Matry, Implementasi
dasar-dasar Manajemen Sekolah dalam era Otonomi Daerah.
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam
bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib
dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Adapun tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam pendidikan sekolah
adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor siswa.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan
minat siswa.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa.
Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan siswa dapat mencapai
kebahagiaan, kesejahteraan hidup; lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai
cita-cita mereka.
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak,
tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, di samping ketrampilan-
ketrampilan lain. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu
pengetahuan, tetapi memberi bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang
bermasalah, baik dalam belajar, emosional, maupun sosial, sehingga dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk
kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap tentang peserta didik. Untuk itu,
di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan, dalam bentuk
buku induk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku presensi siwa, buku
rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya.
Manajemen kesiswaan dianggap sangat penting untuk bisa mewujudkan
masyarakat madani khususnya dalam tata kehidupan dalam berpendidikan. Ini juga
karena lembaga pendidikan adalah masyarakat dalam skala kecil namun sangat
berpengaruh. Di samping itu, upaya-upaya dalam pelaksanaanya pun harus bisa
dilakukan. Misalnya saja dengan melakukan penataan urusan kesiswaan secara baik,
tertib dan juga teratur. Lebih tepatnya lagi, manajemen kesiswaan mempunyai tujuan
untuk mengatur segala macam kegiatan para peserta didik agar kegiatan yang
dilakukan bisa menunjang proses pembelajaran yang ada di dalam lembaga
pendidikan sehingga bisa berjalan sebagaimana mestinya. Tidak hanya itu saja,
pelaksanaan manajemen kesiswaan juga memiliki fungsi sebagai salah satu wahana
untuk para siswa agar bisa mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Ini karena
dalam pelaksanaannya, tidak hanya pembelajaran di kelas saja yang bisa didapatkan
oleh para siswa, namun ada beberapa hal lain yang bisa mereka dapatkan seperti
organisasi siswa yang bisa mengembangkan minat bakat siswa itu sendiri.
Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada siswa yang
baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
sekolah tersebut. Kegiatan ini mewarnai kesibukan sekolah menjelang tahun ajaran baru,
dimana kepala sekolah perlu membentuk semacam kepanitiaan yang dijadikan sebagai
penerima siswa baru. Dalam hal ini kepala sekolah dapat berpedoman pada pedoman
penerimaan siswa baru yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kegiatan selanjutnya setelah penerimaan siswa baru adalah pendataan siswa. Data ini
sangat diperlukan untuk melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan jika siswa
menemui kesulitan dalam belajar, memberi pertimbangan terhadap prestasi belajar siswa,
memberikan saran kepada orang tua tentang prestasi belajar siswa, pindah sekolah dan
lain sebagainya. Selain hal tersebut di atas ada beberapa kegiatan yang lain yang harus
dilakukan ketika penerimaan siswa baru yaitu meliputi; penetapan daya tampung sekolah,
penetapan syarat-syarat bagi calon siswa untuk dapat diterima di sekolah yang
bersangkutan dan pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam kaitannya
dengan manajemen kesiswaan ialah pembinaan siswa. Pembinaan siswa adalah
pembinaan layanan kepada siswa baik didalam maupun di luar jam pelajarannya di kelas.
Dalam pembinaan siswa dilaksanakan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa
sadar akan tugas-tugas belajar mereka. Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan
oleh seorang kepala sekolah adalah memberikan orientasi kepada siswa baru, mengatur
dan mencatat kehadiran siswa, mencatat prestasi dan kegiatan yang diraih daan dilakukan
oleh siswa dan mengatur disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah. Di samping itu
seorang kepala sekolah juga dituntut untuk melakukan pemantapan program siswa. Hal
ini berkaitan dengan selesainya belajar siwa. Apabila siswa telah selesai dan telah
menamatkan studinya, lulus semua mata pelajaran dengan memuaskan, maka siswa
berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah. Untuk mencapai dan
melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang kepala sekolah selaku pengelola sekolah
harus melakukan hal-hal berikut ini yaitu meliputi pengelolaan perencanaan kesiswaan,
mengadakan pembinaan dan pengembangan kegiatan siswa serta mengevaluasi kegiatan
ekstra kurikuler.