Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kamaludin

Prodi : MPI eksekutif 4

Matkul : manajemen perspektif Islam

Dosen : Yayat Hidayat S.Pd.i.M.Pd.i

Tugas penjabaran 9 unsur manajemen dalam ruang lingkup MPI

Sebelum kepada pembahasan, sedikit saya akan menjelaskan apa itu manajemen pendidikan islam.
Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami
dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam secara efektif dan efisien.

Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi utama yang ditampilkan oleh seorang
manajer/pimpinan, yaitu:

1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pimpinan (leading)
4. Pengawasan (Controling)

Manajemen acapkali diartikan sebagai proses perencanaan, mengorganisasi, memimpin serta


mengendalikan upaya organisasi memakai segala aspeknya supaya tujuan organisasi tercapai secara
efektif dan efisien. Pemikiran perihal manajemen bermula pada tahun 5.000 SM di Mesir. di masa itu
orang menggunakan catatan tertulis untuk perdagangan serta pemerintahan.

sebagaimana manajemen pada umumnya, memiliki empat macam fungsi, yaitu fungsi perencanaan,
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan fungsi pengawasan. Sementara, ruang lingkup manajemen
pendidikan Islam meliputi manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen kepegawaian,
manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen perkantoran, manajemen humas,
manajemen unit penunjang, dan manajemen ekstrakurikuler.

Dalam uaraian diatas perlu adanya penjelasan lebih lanjut untuk menjelaskan uraian diatas berikut
penjelasan yang akan di sampaikan

1. Manajemen kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang berisi tentang tujuan, isi, serta
bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran yang harus dikelola
secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan. Manajemen kurikulum yang
menjadikan dasar atas terlaksananya Lembaga Pendidikan
2. Manajemen peserta didik
Manajemen peserta didik memiliki cakupan yang sangat luas. Ia tidak sekadar berkaitan
kegiatan pencatatan peserta didik saja, tetapi juga menyangkut banyak aspek dan secara
operasional dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan. Pada dasarnya, manajemen peserta didik merupakan bentuk layanan
lembaga pendidikan yang fokus perhatiannya tertuju pada pengaturan, pengawasan, dan
layanan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas, mulai dari pengenalan, pendaftaran, sampai
pelayanan individual
Manajemen peserta didik harus dilihat sebagai upaya pengaturan terhadap semua aktivitas
pPrinsip mendasar yang juga harus dipahami setiap pengelola pendidikan Islam terkait
manajemen peserta didik adalah pemahaman terhadap peserta didik itu sendiri berdasarkan
perspektif Islam. Di dalam Islam, pendidikan yang diberikan kepada peserta didik (murid) tidak
sematamata ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual mereka, membekali
mereka dengan berbagai keterampilan. Tetapi, hal yang tidak kalah penting juga adalah
mengarahkan mereka untuk menjadi manusia yang beradab
3. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan yang terdapat dalam Pendidikan islam harus dikelola dengan efektif dan
efisien. dalam penerapannya, manajemen keuangan akan selalu berkaitan dengan disiplin
keilmuan lainnya, seperti manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia,
manajemen produksi, metode kuantitatif, dan akuntansi. Dengan demikian, manajemen
keuangan dalam institusi pendidikan tidak hanya menyangkut pencatatan sumber keuangan
sekolah dan pemanfaatannya. Tetapi, di dalamnya juga menyangkut bagaimana keuangan
sekolah dapat digunakan secara lebih produktif demi mencapai tujuan Pendidikan.
Dalam mengelola keungan Pendidikan islam terdapat prinsip yang harus diterapkan, diantaranya
:
a. Prinsip keadilan, yang berarti besarnya pendanaan pendidikan harus disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing.
b. Transparansi, yang berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan sekolah
baik dari sumber dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggung jawabannya.
c. Akuntabilitas, yang berarti penggunaan keuangan sekolah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
d. Efektivitas, yang berarti pembiayaan terhadap aktivitas sekolah dalam rangka
mencapai tujuan beserta hasil kualitatifnya sesuai dengan rencana sekolah.
e. Efisiensi, yaitu lebih mengarah kepada adanya perbandingan yang seimbang antara
masukan dan keluaran atau antara daya dan hasil.
4. Manajemen sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang berbeda. Sarana pendidikan berkaitan
dengan semua fasilitas atau peralatan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar
mengajar, baik sarana itu bergerak atau tidak bergerak, dan bertujuan agar proses pendidikan
berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Gedung, ruang kelas, meja kursi,
laboratorium, dan media pembelajaran merupakan sarana pendidikan.
Sementara, prasarana berkaitan dengan fasilitas yang secara tidak langsung turut
menunjang proses jalannya pendidikan, seperti halnya halaman, taman sekolah, tata tertib, akses
menuju sekolah, dan sebagainya. Dua hal ini, sarana dan prasarana, harus dikelola dengan efektif
agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

Sarana dan prasarana pada umumnya sebagai penunjang proses pembelajaran berjalan dengan
baik. Sama halnya sarana dan prasarana dengan yang ada dalam Pendidikan islam. dengan itu
sarana dan prasarana harus dikelola secara optimal.

5. Manajemen hubungan masyarakat


Manajemen hubungan masyarakat atau humas antara lain adalah untuk mengetahui, menilai,
dan menyimpulkan sikap masyarakat terkait dukungan mereka terhadap lembaga pendidikan.
Dengan demikian, fungsi humas bukan sekadar memberikan informasi kepada masyarakat
tentang fakta-fakta di dalam lembaga pendidikan, tetapi juga sekaligus mampu menjelaskan
banyak hal mengenai seluruh proses dan kendala Pendidikan.
Dalam memanajemen humas perlu ada hal yang harus diperhatikan seperti asas-asas yang
terdapat dalam manajemen humas diantaranya:
a. Objektif dan resmi. Artinya, setiap informasi yang dikeluarkan tidak bertentangan
dengan kebijakan yang dilaksanakan serta merupakan informasi resmi dari instansi
pendidikan bersangkutan.
b. Memiliki kerja organisasi yang tertib, disiplin, dan efektif sehingga hubungan
dengan masyarakat juga berjalan dengan efektif.
c. Setiap informasi yang dikeluarkan lembaga pendidikan diupayakan dapat
mendorong keinginan masyarakat untuk ikut berpartisipasi sekaligus memberikan
dukungan kepada masyarakat.
d. Informasi dari humas harus bersifat konsisten sehingga masyarakat selalu
memperoleh informasi baru atau sesuai dengan kebutuhan mereka.
e. Respons masyarakat harus diperhatikan dengan sepenuhnya.
6. Manajemen ekstra kurikuler
Dalam Pendidikan tidak sepenuhnya proses belajar menjadi tolak ukur tercapainya tujuan
Pendidikan. Tetapi, berbagai kegiatan bersifat mendidik yang diselenggarakan di luar kelas juga
dapat menjadi penunjang bagi keberhasilan pendidikan itu sendiri. Salah satunya adalah
kegiatan ekstrakurikuler. Sekalipun kegiatan ekstrakurikuler tidak berkaitan langsung dengan
proses belajar mengajar di dalam kelas, tapi kegiatan tersebut dapat memberikan peluang
kepada peserta didik untuk memperkaya identitas dan sekaligus meningkatkan kapasitas belajar
mereka.
7. Manajemen perkantoran
manajemen perkantoran diartikan sebagai proses kerja sama di dalam kantor yang dilakukan
untuk mencapai tujuan kantor. manajemen perkantoran dipahami sebagai pengelolaan kerja
administrasi ketatausahaan. Tetapi, ketatausahaan itu sendiri hanyalah bagian kecil dari
administrasi yang proses kerjanya memang banyak dilakukan di dalam kantor. Dalam kantor
Pendidikan tidak hanya melakukan pekerjaan administrasi banyak hal yang dapat dikerjakan
dikantor seperti fungsi manajemen pada umumnya yaitu, perencanaan, pengaturan,
pelaksanaan, dan pengawasan.
Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama yang melibatkan banyak pihak dalam
rangka mencapai tujuan secara efektif. Dengan demikian, manajemen perkantoran dalam
lembaga pendidikan merupakan kerja administrasi yang tidak hanya dibebankan pada seseorang
yang menjabat sebagai ketatausahaan, melainkan melibatkan semua pihak yang bekerja di
dalam lembaga pendidikan itu sendiri.
8. Manajemen unit kepegawaian
Manajemen kepegawaian adalah proses pengelolaan pegawai mulai rekruitmen sampai dengan
PHK agar pegawai memberikan kontribusi yang besar kepada lembaga dalam mencapai tujuan
individu, lembaga, masyarakatan. Tujuan manajemen kepegawaian adalah untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
9. Manajemen unit penunjang
Keberhasilan manajemen pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran serta manajer/pengelola
pendidikan. Selama ini banyak peran ganda yang dijalankan oleh komponen pendidikan, seperti
guru menempati posisi sebagai kepala institusi pendidikan. Efisiensi biaya sering dijadikan
alasan, meski urusan manajemen sangat berbeda dengan urusan belajar-mengajar.

Anda mungkin juga menyukai