Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN PENDIDIKAN

Manajemen Pendidikan menurut Purwanto (1970: 9) adalah semua kegiatan sekolah dari yang

meliputi usaha-usaha besar, seperti mengenai perumusan policy, pengarahan usaha-usaha besar,

koordinasi, konsultasi, korespondensi, SSperlengkapan, dan seterusnya sampai kepada usaha-

usaha kecil dan sederhana, seperti menjaga sekolah dan sebagainya. Menurut Usman (2004: 8)

manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Nawawi (1983: 11) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah ilm terapan dalam

bidang pendidikan yang merupakan rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian

usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan

sistematis yang diselenggarakan di lingukan tertentu terutama lembaga pendidikan formal.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pendidikan adalah suatu

kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok

manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan sebelumnya, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada menggunakan fungsi-

funs=gsi manajemen agar tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.


UNSUR-UNSUR MANAJEMEN PENDIDIKAN

Unsur manajemen pendidikan terdiri dari “7M+1 I” menurut Usman (2009).

1. Man (Manusia), berperan sebagai man power dalam organisasi atau perusahaan, diperlukan

untuk memimpin, menggerakkan karyawan/bawahan, serta memberikan tenaga dan pikiran untuk

kemajuan dan kontinuitas lembaga. Sumbangan tenaga manusia disini dapat pula dinamakan

sebagai leadership atau kewirausahaan;

2. Material (Barang), material digunakan sebagai proses produksi dalam suatu perusahaan atau

organisasi, dapat terdiri bahan baku, bahan setengah jadi, atau barang jadi;

3. Machine (Mesin), merupakan kebutuhan pokok dalam melancarkan jalannya suatu organisasi.

Mesin berupa peralatan yang digunakan oleh suatu instansi atau lembaga. Baik itu berupa peralatan

modern maupun peralatan yang masih berdifat konvensional;

4. Money (Uang), Money/modal dibagi menjadi dua, yaitu modal tetap berupa tanah, ggedung,

mesin dan modal kerja berupa kas, piutang;

5. Method (Metode), pemilihan dan penggunaan metode yang tepat digunakan sebagai aturan atau

cara-cara tertentu yang bertujuan untuk menghindari terjadinya inefisiensi dan pemborosan. Dalam

lembaga pendidikan, metode pembelajaran yang dibentuk oleh seorang guru sangat diperlukan

dalam menerangkan pelajaran. Karena metode yang dipakai akan memengaruhi peserta didik

dalam memahami pelajaran;

6. Market (Pasar), adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk mengadakan transaski,

dalam lembaga pendidikan market berupa tempat terjadinya interaksi antara pendidik dengan

peserta didik maupun dengan stakeholdes yang ada dalam lingkup lembaga tersebut;
7. Minute (Waktu), merupakan waktu yang dipergunakan dan dimanfaatkan dalam pencapaian visi

dan misi suatu lembaga secara efektif dan efisien.

TUJUAN DAN MANFAAT MANAJEMEN PENDIDIKAN

Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan menurut Kurniadin dan Machali (2012: 125) antara

lain:

a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktof, inivatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAIKEM);

b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlikan dirinya, masyarakat bangsa dan negara;

c. Terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

(tertunjangnya kompetensi professional sebagai pendidik dan tenaga kependidikan sebagai

manajerial);

d. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efsisien;

e. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi

pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan);

f. Teratasinya masalah mutu pendidikan;

g. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel serta

meningkatnya citra pendidikan yang positif (Asmendri, 2012: 13)


RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Menurut Fattah (2012: 123) manajemen pendidikan pada dasrnya adalah alat untuk mencapai

tujuan pendidikan mellaui pengolahan bidang-bidang pendidikan. Bidang garapan manajemen

pendidikan meliputi semua kegiatan yang menjadi saran penunjang proses belajar mengajar dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Menurut Baharuddin (2010: 55) ruang

lingkup amanajemen pendidikan antara lain sebagai berikut:

1. Manajemen Kurikulum

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan menegnai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam

mencapai tujuan pendidikan secara efekti dan efisien. Manajemen kurikulum merupakan sistem

pengelolaan atau penataan terhadap kurikulu, secara kooperatif, komprehensif, sistemik dan

sistematik yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan

kurikulum atau tujuan pendidikan.

2. Manajemen Personalia

Manajemen Personalia adalah serangkaian proses kerja sama mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang personalia dengan

mendayagunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien sehingga semua personil

sekolah menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Personalia sekolah meliputi guru, dan pegawai lainnya.

3. Manajemen Peserta Didik


Manajemen peserta didik merupakan upaya penataan peserta didik mulai dari masuk sampai

dengan mereka lulus sekolah, dengan cara memberikan layanan sebaik mumgkin pada peserta

didik (Baharuddin, 2010: 67). Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan

peserta didik agar kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran sehingga dapat berjalan

lancer, tertib teratur serta dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan yang ditetapkan.

Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan

diri seoptimal mugkin, baik dari segi individualitas, social, aspirasi, kebutuhan atau potensinya.

4. Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan bagaimana mengatur dan mengelola

sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan. Secara umum, proses kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi

perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inverstasi, penghapusan dan penataan. Proses

ini penting dilakukan agar pengadaan sarana dan prasarana tepat sasaran dan efektif dalam

penggunaannya.

5. Manajemen Keuangan/Pembiayaan

Manajemen keuangan/pembiayaan adalah serangkaian kegiatan perencanaan, melaksanakan dan

mengevaluasi seta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada

masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2005: 47). Pengelolaan keuangan yang baik dalam lembaga

akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Dengan tersedianya biaya, pencapaian

tujuan pendidikan yang lebih produktif, efekti, efisien dan relevan memungkinkan kebutuhan akan

segera terwujud.

6. Manajemen Administrasi
Administrasi dalam perspektif manajemen dipandang mempunyai peran penting sebagai

“prevoyange” atau kemampuan melihat masa depan. Hal ini berarti administrasi dinilai mampu

melihat keadaan masa yang akan datang dan mempunyai kesiapan untuk menghadapinya. Wujud

dari hubungan administrasi dengan manajemen pendidikan tampak pada aktivitas kepala sekolah

sebagai pembuat keputusan dan penanggung jawab penuh atas keputusan/kebijakan yang

dibuatnya.

7. Manajemen Humas

Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan menyimpulkan sikap-

sikap public, meneyusaikan policy dan prosedur instansi atau organisasi untuk mendapatkan

pengertian dan dukungan masyarakat (Hasbullah, 2006: 124) Kegiatan kehumasan di sekolah tidak

hanya cukup menginformasikan fakta-fakta tertentu dari sekolah, melainkan juga harus

mengemukakan beberapa hal diantaranya:

- Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah

pendidikan;

- Membantu Kepala Sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama;

- Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan;

- Membantu pemimpin karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi

kepada masyarakat atau pihak yang memerlukannya

8. Manajemen Layanan Khusus

Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan dengan proses belajar

mengajar dikelas, tetapi secara khusus diberikan oleh pihak sekolah kepada para siswanya agar

mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar (Asmendri, 2012: 108). Jenis layanan
khusus dilembaga pendidikan antara lain: perpustakaan sekolah, UKS (Unit Kesehatan Sekolah),

kantin, security.

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Douglas (1963: 13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut:

1. Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja;

2. Mengkoordinasi wewenang dan tanggung jawab;

3. Memberikan tanggungjawab personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan

kemampuannya;

4. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia;

5. Relativitas nilai-nilai.

Prinsip-prinsip tersebut memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus

memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas dan nilai-nilai. Tujuan dirumuskan dengan tepat

sesuai dengan arah organisasi, tuntunan zaman, dan nilai-nilai yang berlaku. Tujuan suatu

organisasi dapat dijabarakan dalam bentuk visi, misi, dan sasaran-sasarannya.

2. TUGAS POKOK KEMENRISTEKDIKTI (Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan

Tinggi)

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang standar kualitas sistem

pembelajaran, lembaga pendidikan tinggi, sumber daya manusia serta sarana dan

prasarana pendidikan tinggi, dan keterjangkauan layanan pendidikan tinggi;

2. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang standar kualitas lembaga penelitian, sumber

daya manusia, sarana dan prasarana riset dan teknologi, penguatan inovasi dan riset serta

pengembangan teknologi, penguasaan alih teknologi, penguatan kemampuan audit

teknologi, perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, percepatan penguasaan, pemanfaatan,

dan pemajuan riset dan teknologi;

3. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan, sumber daya,

penguatan riset dan pengembangan, serta penguatan inovasi ilmu pengetahuan dan

teknologi;

4. pemberian izin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan oleh perguruan tinggi asing,

lembaga penelitian dan pengembangan asing, badan usaha asing, dan orang asing di

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

5. pemberian izin tertulis kegiatan penelitian dan pengembangan terapan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang berisiko tinggi dan berbahaya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

6. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada

seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi;
7. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian

Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

8. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi; dan

9. pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

3. TUGAS POKOK KEMENAG (Kementrian Agama)

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam adalah salah satu direktorat jenderal yang ada di
Kementerian Agama RI. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2006 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005, diubah dari Direktrorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Perubahan nama ini menegaskan bahwa tugas pokok Direktorat Jenderal ini adalah "Pengembagan
Aspek-aspek Substansi Kependidikan Islam"

Sesuai Peraturan Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Agama, yang disempurnakan melalui Peraturan Menteri Agama RI No. 10 Tahun
2010 bahwa Direktrorat Jenderal Pendidikan Islam mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

TUGAS

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan


kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pendidikan Islam berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan oleh Menteri Agama dan Peraturan Perundang Undangan yang berlaku.

FUNGSI

Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menyelenggarakan


fungsi :

1. perumusan kebijakan di bidang pendidikan Islam;


2. pelaksanaan kebjakan di bidang pendidikan Islam;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendidikan Islam;
4. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pendidikan Islam; dan
5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

4. TUGAS POKOK KEMDIKBUD (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan)

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, tugas dan fungsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah

sebagai berikut

Tugas : menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan untuk

membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Fungsi :

a. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan;

b. Pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan;

c. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu dan kesejahteraan guru dan pendidik

lainnya, serta tenaga kependidikan;

d. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada

seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

e. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan;


f. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan;

g. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan di daerah;

h. Pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra;

i. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta kebudayaan; dan

j. Pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tugas dan fungsi unit kerja eselon I di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

adalah sebagai berikut:

1. Sekretariat Jenderal

Tugas : menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Fungsi :

a. Koordinasi kegiatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

b. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan;
c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,

kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan

dokumentasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

d. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan advokasi

hukum;

f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan

barang/jasa; dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

2. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tugas : menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan guru dan

pendidik lainnya, serta tenaga kependidikan.

Fungsi :

a. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan guru dan pendidik lainnya serta tenaga

kependidikan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan rencana kebutuhan dan pengendalian

formasi, pengembangan karir, peningkatan kualifikasi dan kompetensi, pemindahan, dan

peningkatan kesejahteraan guru dan pendidik lainnya;

c. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan rencana kebutuhan, peningkatan kualifikasi

dan kompetensi, pemindahan lintas daerah provinsi, dan peningkatan kesejahteraan tenaga

kependidikan;
d. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan guru dan pendidik

lainnya serta tenaga kependidikan;

e. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan guru dan pendidik lainnya

serta tenaga kependidikan;

f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan guru dan pendidik lainnya serta

tenaga kependidikan;

g. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan; dan

h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

3. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

Tugas : menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan anak usia

dini dan pendidikan masyarakat.

Fungsi :

a. Perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik,sarana dan prasarana, pendanaan,

dan tata kelola pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik,

fasilitasi sumber daya, pemberian izin dan kerja sama penyelenggaraan satuan dan/atau

program yang diselenggarakan perwakilan negara asing atau lembaga asing, dan

penjaminan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kurikulum, peserta didik,

sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata kelola pendidikan anak usia dini dan pendidikan

masyarakat;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan anak usia dini dan

pendidikan masyarakat;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan anak usia dini dan pendidikan

masyarakat;

f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat; dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

4. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Tugas : menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dasar dan

menengah.

Fungsi :

a. Perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana, pendanaan,

dan tata kelola pendidikan dasar dan menengah;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kualitas pendidikan karakter peserta didik,

fasilitasi sumber daya, pemberian izin dan kerja sama penyelenggaraan satuan pendidikan

yang diselenggarakan perwakilan negara asing atau lembaga asing, penyelenggaraan

pendidikan di daerah khusus dan daerah tertinggal (pendidikan layanan khusus), dan

penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah;

c. Fasilitasi pembangunan teaching factory dan technopark di lingkungan Sekolah Menengah

Kejuruan;

d. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendidikan dasar dan

menengah;
e. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan dasar dan menengah;

f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan dasar dan menengah;

g. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah; dan

h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

5. Direktorat Jenderal Kebudayaan

Tugas : menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan,

perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan

kebudayaan lainnya.

Fungsi :

a. Perumusan kebijakan di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar

budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan dan pelestarian kesenian, sejarah, dan tradisi;

c. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pemahaman nilai-nilai kesejarahan dan

wawasan kebangsaan;

d. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, pengelolaan cagar budaya, warisan budaya nasional dan dunia, dan museum

nasional, pembinaan dan perizinan perfilman nasional, promosi, diplomasi, dan pertukaran

budaya antar daerah dan antar negara, serta pembinaan dan pengembangan tenaga

kebudayaan;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kebudayaan, perfilman,

kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan

lainnya;

f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian,

tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya;

g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi,

sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya;

h. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kebudayaan; dan

i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

6. Inspektorat Jenderal

Tugas : menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan;

b. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya;

c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;

d. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan;

e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan


f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

7. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Tugas : melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan sastra.

Fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, dan anggaran pengembangan, pembinaan,

dan pelindungan bahasa dan sastra;

b. Pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra;

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan

pelindungan bahasa dan sastra;

d. Pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; dan

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

8. Badan Penelitian dan Pengembangan

Tugas : melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta kebudayaan.

Fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di

bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

masyarakat, serta kebudayaan;

b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta kebudayaan;

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

masyarakat, serta kebudayaan;

d. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan; dan

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

9. Staf Ahli

Staf Ahli di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari:

i. Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing mempunyai tugas memberikan rekomendasi

terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang inovasi dan daya saing.

ii. Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah mempunyai tugas memberikan rekomendasi

terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang hubungan pusat dan

daerah.

iii. Staf Ahli Bidang Pembangunan Karakter mempunyai tugas memberikan rekomendasi

terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang pembangunan karakter.

iv. Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas memberikan

rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang regulasi

pendidikan dan kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai