Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN SARANA PRASARANA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM

DAN PEMBELAJARAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kurikulum Dan
Pembelajaran

Dosen Pengampu: Dr. Marno, M.Ag.

Disusun Oleh:

Yuvita Ariswati (200106210037)

Program Magister Manajemen Pendidikan Islam

Pascasarjana

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

2021
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberlangsungan pelaksanaan pendidikan dalam konteks pembelajaran di
sekolah formal tidak hanya dipengaruhi oleh adanya guru dan murid saja. Keterlibatan
dan ketersediaan faktor pendukung lainnya juga menjadi penunjang efektivitas faktor
pendukung lainnya juga menjadi penunjang efektivitas proses pembelajaran. Mulai dari
core activities sampai pada supporting activities harus dapat dimanfaatkan dan
dioptimalkan dengan baik. Sarana dan prasarana merupakan salah satu dari penunjang
proses pembelajaran. Oleh karena itu, keberadaan sarana dan prasarana harus dapat
dikelola dengan baik supaya berdampak terhadap proses inti dalam pembelajaran.
Kesuksesan sebuah proses pendidikan di sekolah salah satunya didukung oleh
sumber daya sarana dan prasarana pembelajaran. Pendayagunaan sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di sekolah secara efektif dan efisien akan mampu meningatkan
kualitas pembelajaran dan pendidikan dan pada sisi yang lain akan mampu menciptakan
rasa aman, nyaman serta tingkat kepuasan peserta didiknya. Di sisi lain, hadirnya sarana
dan prasarana tentu merupakan penerapan dari kurikulum yang ada saat ini sehingga
bisa diterapkan pada proses pembelajaran di kelas.
Langkah yuridis yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
memberikan ketentuan pengelolaan sarana dan prasarana melalui PP No. 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Bab VII Pasal 42 menjelaskan bahwa
setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai
serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
terarur dan berkelanjutan.
Kedua, setiap satuan pendidikan harus memiiki prasarana meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat berkreasi dan ruang atau tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba untuk membahas
lebih dalam tentang manajemen sarana dan prasarana dalam implementasi kurikulum
dan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana urgensi manajemen sarana dan prasarana dalam implementasi
kurikulum dan pembelajaran?
2. Bagaimana pengelolaan manajemen sarana dan prasarana dalam implementasi
kurikulum dan pembelajaran?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mendeskripsikan urgensi manajemen sarana dan prasarana dalam
implementasi kurikulum dan pembelajaran.
2. Untuk menganalisis pengelolaan manajemen sarana dan prasarana dalam
implementasi kurikulum dan pembelajaran.
PEMBAHASAN

A. Urgensi Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Implementasi Kurikulum dan


Pembelajaran
Pentingnya sarana dan prasarana guna menunjang proses pendidikan, diatur oleh
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, BAB XII pasal 45 yang berbunyi: 1) Setiap satuan pendidikan formal dan non
formal diharus untuk menyediakan seperangkat sarana dan prasarana pendidikan sesuai
dengan standart umum nasional berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan potensi
fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik. 2) Ketentuan
mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1.1
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan kondisi
yang kondusif baik bagi guru dan murid untuk mecapai proses belajar mengajar dan hasil
belajar yang maksimal. Dengan demikian, ketersediaan fasilitas belajar harus memadai
secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan belajar mengajar serta dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pembelajaran.
Dalam hal ini, manajemen sarana dan prasarana memiliki peran dalam
mempermudah serta memaksimalkan penggunaan seluruh sarana dan prasarana baik bagi
guru dan siswa. Pentingnya manajemen sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan
mutu layanan pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses pendidikan, bahwa kualitas pendidikan
tersebut juga di dukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi standar sekolah atau
instansi pendidikan yang terkait. Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi kemampuan
siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa peranan sarana dan prasarana sangat
penting dalam menunjang kualitas belajar siswa. Misalnya saja sekolah yang berada di
kota yang sudah memiliki faslitas laboratorium komputer, maka anak didiknya secara
langsung dapat belajar komputer sedangkan sekolah yang berada di desa tidak memiliki
fasilitas itu dan tidak tahu bagaimana cara menggunakan komputer kecuali mereka
mengambil kursus di luar sekolah.
Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di
sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab XII pasal 45 ayat 1
merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya akan sangat
mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Dalam mengelola sarana
dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses sebagaimana terdapat dalam manajemen
yang ada pada umumnya, yaitu mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pemeliharaan dan pengawasan. Apa yang dibutuhkan oleh sekolah perlu direncanakan
dengan cermat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung semua proses
pembelajaran.2
Sekolah merupakan lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian dari
sistem sosial bangsa yang bertujuan untuk mencetak manusia susila yang cakap,
demokratis, bertanggung jawab, beriman, bertaqwa, sehat jasmani maupun rohani,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang mantap serta mandiri.3 Agar
tujuan tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan kurikulum yang kuat, baik secara
infrastruktur maupun suprastruktur. Kurikulum ini nantinya yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran, khususnya interaksi antar
pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai pendidik
dituntut untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran yang menarik dan bermakna
sehingga prestasi yang dicapai dapat sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda dengan pelajaran lainnya.
Dengan demikian, masing-masing mata pelajaran juga memerlukan saranapembelajaran
yang berbeda pula. Dalam menyelenggarakan pembelajaran guru pastinya memerlukan
sarana yang dapat mendukung kinerjanya sehingga pembelajaran dapat berlangsung
dengan menarik. Dengan dukungan sarana pembelajaran yang memadai, guru tidak hanya
menyampaikan materi secara lisan, tetapi juga dengan tulis dan peragaan sesuai
dengan sarana prasarana yang telah disiapkan guru.
Guru membutuhkan sarana pembelajaran dalam menunjang kegiatan
pembelajaran. Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran,
dukungan dari sarana pembelajaran sangat penting dalam membantu guru. Semakin
lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sebuah sekolah akan
memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidikan. Begitu pula
dengan suasana selama kegiatan pembelajaran. Sarana pembelajaran harus dikembangkan
agar dapat menunjang proses belajar mengajar.

2
Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 31
3
Suharsimi Arikunto, Penelitian Program Pendidikan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 2001) hlm. 256
Mengingat pentingnya sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran, maka
peserta didik, guru dan sekolah akan terkait secara langsung.4 Peserta didik akan lebih
terbantu dengan dukungan sarana prasarana pembelajaran. Tidak semua peserta didik
mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga penggunaan sarana prasarana
pembelajaran akan membantu peserta didik, khususnya yang memiliki kelemahan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi guru akan terbantu dengan dukungan
fasilitas sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih variatif, menarik dan
bermakna. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak yang paling bertanggung jawab
terhadap pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan. Selain menyediakan,
sekolah juga menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah dimiliki.

B. Pengelolaan Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Implementasi Kurikulum


dan Pembelajaran
Sarana pendidikan yaitu meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang berkelanjutan. Sedangkan
prasarana pendidikan meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,
ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang atau tempat yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.5
Jika prasarana ini dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar
seperti taman sekolah untuk mengajarkan biologi atau halaman sekolah menjadi lapangan
olahraga, maka komponen tersebut berubah posisi menjadi sarana pendidikan. Ketika
prasarana difungsikan sebagai sarana, berarti prasarana menjadi komponen dasar. Akan
tetapi, jika prasarana berdiri sendiri atau terpisah, berarti posisinya menjadi penunjang
terhadap sarana.6
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting
dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan program pendidikan di

4
Sudjarwo, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar (Cet I; Jakarta: PT. Mediyatama Sarana Perkasa,
2011), hlm. 169-170
5
Depdiknas, PP NO. 19 Tahun 2005 Tentang Standart Nasional Pendidikan, (Jakarta: BSNP, 2006), hlm. 72
6
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: Erlangga, 2007), hlm. 170-171
sekolah sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki
sekolah dan oleh optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan.7
Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk
mempersiapkan segala peralatan atau material bagi terselenggaranya proses pendidikan di
sekolah. Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses
belajar mengajar. Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan
menata, ulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran,
pendayagunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan serta penata lahan,
bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah serta tepat guna dan tepat sasaran.8
Dengan demikian, manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan
sebagai proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung
maupun tidak langsung jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien. Sarana dan prasana dalam lembaga pendidikan itu sebaiknya
dikelola dengan sebaik mungkin dengan mengikuti kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut.9
1. Lengkap, siap pakai setiap saat, kuat dan awet.
2. Rapi, indah, bersih, anggun dan asri sehingga menyejukkan pandangan dan
perasaan siapa pun yang memasuki kompleks lembaga pendidikan.
3. Kreatif, inovatif, responsive, dan bervariasi sehingga dapat merangsang
timbulnya imajinasi peserta didik.
4. Memiliki jangkauan wkatu yang panjang melalui perencanaan yang matang
untuk menghindari kecenderungan bongkar pasang bangunan.
5. Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-
religius, seperti mushola atau masjid.
Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan
adalah sebagai proses perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan,
penataan, penggunaan, pemeliharaan dalam rangka untuk menunjang proses
pembelajaran guna mencapai tujuan pendiidkan secara efektif dan efisien.

Adapun pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah


pada dasarnya meliputi: perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, penataan,
penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan.

7
Martin, Nurhayati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 1
8
Sobri, Pengelolaan Pendidikan, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), hlm. 61
9
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 200), hlm. 171
a. Perencanaan
Perencanaan suatu kegiatan manajemen yang baik tentu di awali dengan suatu
perencanaan yang matang dan baik sesuai dengan apa yang direncanakan.10
Perencanaan dilakukan demi menghindarkan terjadinya kesalahan dan kegagalan yang
tidak diinginkan. Keefektifan suatu perencanaan sarana dan prasarana sekolah dapat
dinilai atau dilihat dari seberapa jauh pengadaannya itu dapat memenuhi kebutuhan
sarana dan prasarana sekolah dalam periode tertentu.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan adalah sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan
progam pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana
pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Pengadaan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya merupakan usaha
merealisasikan rencana pengadaan sarana dan prasarana yang telah disusun
sebelumnya. Setiap usaha untuk mengadakan sarana dan prasarana tidak dapat
dilakukan sendiri oleh kepala sekolah atau bendahara. Usaha pengadaan harus
dilakukan bersama akan memungkinkan pelaksanaannya lebih baik dan dapat
dipertanggungjawab- kan. Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan
semua keperluan barang atau benda atau jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.11
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah sebelumnya harus dilaksanakan analisis
kebutuhan, analisis anggaran, dan penyeleksian sarana dan prasarana. Pengadaan
sarana dan prasarana merupakan upaya untuk merealisasikan rencana kebutuhan
barang yang telah direncanakan sebelumnya.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk pengadaan barang atau peralatan,
antara lain:
1) Pembelian. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan/perlengkapan pendidikan,
pengelola dapat memenuhinya dengan jalan membeli peralatan di pabrik, toko
maupun dengan cara memesan.

10
Syamsul Ma’arif, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Surabaya: CV. Mitra Media Nusantara, 2013)
hlm. 85.
11
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah; Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996),
hlm. 135
2) Hadiah atau sumbangan. Pengelola dapat memenuhi kebutuhan/perlengkapan
pendidikan dengan cara mencari sumbangan dari perorangan maupun organisasi,
badan-badan atau lembaga-lembaga tertentu.
3) Tukar menukar. Pengelola perlengkapan dapat mengadakan kerjasama dengan
pihak pengelola perlengkapan lembaga lainnya, dalam rangka untuk saling tukar
menukar barang yang sekiranya barang tersebut telah melebihi kebutuhan.
4) Meminjam. Jika barang atau peralatan yang dimiliki seseorang sudah tidak
dibutuhkan lagi, akan tetapi sekolah membutuhkannya. Namun, seseorang tersebut
tidak mau memberikannya maka jalan tengahnya pengelola sarana dan prasarana
sekolah tidak memintanya tetapi hanya meminjamnya dalam jangka waktu
tertentu.12
c. Inventarisasi
Salah satu aktivitas dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendiddikan di
sekolah adalah mencatat semua sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah.
Secara definitif, inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar barang milik
negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau
pedoman-pedoman yang berlaku.
Adapun kegiatan inventarisasi meliputi dua hal, yaitu pencatatan perlengkapan,
pembuatan kode barang dan pelaporan barang.
1) Pencatatan perlengkapan tugas dari pengelola mencatat semua perlengkapan yang
ada dalam buku inventaris baik itu barang yang bersifat inventaris maupun non
inventaris. Barang inventaris, seperti meja, bangku, papan tulis dan sebagainya.
Sedangkan barang non inventaris, seperti barang-barang yang habis dipakai: kapur
tulis, karbon, kertas dan sebagainya.
2) Pembuatan kode barang kode barang merupakan sebuah tanda yang menunjukkan
pemilikan barang. Dan tujuannya untuk memudahkan semua pihak dalam
mengenal kembali semua perlengkapan, baik dilihat dari segi kepemilikan,
penanggung jawab, maupun jenis dan golongannya.
3) Pelaporan barang semua perlengkapan pendidikan di sekolah atau barang
inventaris sekolah harus dilaporkan, termasuk perlengkapan baru kepada

12
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah; Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996),
hlm. 135
pemerintah, yaitu departemennya. Sekolah swasta wajib melaporkannya kepada
yayasannya.
d. Penyimpanan
Penyimpanan dimaksudkan untuk menjaga bahwa sarana danprasarana pada
kondisi yang baik dan aman untuk disampaikan kepada pemakai.13 Ada beberapa
prinsip manajemen penyimpanan peralatan dan perlengkapan pengajaran sekolah:
1) Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan di tempattempat yang bebas dari
faktor-faktor perusak seperti: panas, lembab, lapuk, dan serangga.
2) Harus mudah dikerjakan baik untuk menyimpan maupun yang keluar alat.
3) Mudah didapat bila sewaktu-waktu diperlukan.
4) Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan bahwa persediaan
lama harus lebih dulu dipergunakan.
5) Harus diadakan inventarisasi secara berkala.
6) Tanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat dan tiap-tiap penyimpanan harus
dirumuskan secara terperinci dan dipahami dengan jelas oleh semua pihak yang
berkepentingan.
e. Penataan
Sarana dan prasarana merupakan sumber utama yang memerlukan penataan
sehingga fungsional, aman dan atraktif untuk keperluan proses pembelajaran di
sekolah. Secara fisik sarana dan prasarana harus menjamin adanya kondisi higienik
dan secara psikologis dapat menimbulkan minat belajar. Hampir dari separuh
waktunya peserta didik belajar dan bermain di sekolah. Karena itu lingkungan sekolah
(sarana dan prasarana) harus aman, sehat dan menimbulkan persepsi positif bagi
peserta didik.14
f. Penggunaan
Ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan sarana dan
prasarana pendidikan, yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi. Prinsip efektivitas
berarti semua penggunaan harus ditujukan semata-mata untuk memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun, prinsip efisiensi adalah, penggunaan semua sarana dan prasarana pendidikan

13
Syamsul Ma’arif, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Surabaya; CV. Mitra Medika Nusantara, 2013),
hlm. 87
14
Daryanto, Administrasi PendidIkan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hlm. 52-53
secara hemat dan hati-hati sehingga semua sarana dan prasarana yang ada tidak mudah
habis, rusak, atau hilang.
g. Pemeliharaan atau perawatan
Program pemeliharaan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja,
memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan, dan menetapkan biaya
efektif pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, melestarikan kerapian dan
keindahan, serta menghindarkan dari kehilangan atau setidaknya meminimalisasi
kehilangan.
h. Penghapusan
Penghapusan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga dari
daftar inventaris berdasarkan peraturan perundangundangan dan pedoman yang
berlaku. Adapun tujuan dari penghapusan barang yaitu; mencegah atau membatasi
kerugian terhadap barang yang memerlukan dana besar dalam pemeliharaannya,
mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan perlengkapan yang tidak berguna
lagi, membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan,
meringankan beban inventarisasi.15

15
Daryanto, Administrasi Pendiidkan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hlm. 52-53
PENUTUP

Simpulan

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan kondisi
yang kondusif baik bagi guru dan murid untuk mecapai proses belajar mengajar dan hasil
belajar yang maksimal. Dengan demikian, ketersediaan fasilitas belajar harus memadai
secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan belajar mengajar serta dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pembelajaran.
Adapun tahapan dalam pengelolaan manajemen sarana dan prasarana, antara lain
perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, penataan, penggunaan, perawatan
atau pemeliharaan, dan penghapusan.
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2001. Penelitian Program Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab XII pasal 45 ayat 1

Bafadal, 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi
Aksara
Daryanto, 2005. Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Depdiknas, 2006. PP NO. 19 Tahun 2005 Tentang Standart Nasional Pendidikan. Jakarta:
BSNP
Gunawan, Ary H., 1996. Administrasi Sekolah; Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: PT.
Rineka Cipta

Ma’arif, Syamsul. 2013. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Surabaya: CV. Mitra Media
Nusantara
Qomar, Mujamil, 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Erlangga

Sudjarwo, 2011. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Cet I. Jakarta: PT.
Mediyatama Sarana Perkasa

Anda mungkin juga menyukai