Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN PENDIDIKAN

A. DASAR-DASAR PERENCANAAN

1. Pengertian

1.

Pengertian    perencanaan (planning) adalah proses dasar (fundamen) dan suatu fungsi utama
dari manajemen dalam hal memberikan  kepada organisasi, cara memutuskan suatu tujuan
yang akan dicapai dalam menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. (menurut prof. H.l.m. Sadli  dkk)

Planning adalah suatu proses, suatu aktivitas. Sedangkan plan (rencana) adalah suatu
kewajiban/perbuatan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil tertentu, merupakan
pedoman kearah mana orgnisasi “(pendidikan)” tersebut akan bergerak.

Antara plan dan planning sangat berhubungan erat. Perencanaan sebagai salah satu fungsi
manajemen memegang peranan penting dibandingkan dengan fungsi manajemen lainnya,
sebab pengrganisasian, pengarahan dan pengawasan hanya tinggal melaksanakan keputusan
yang telah disusun dalam sebuah perencanaan.

Perencanaan sering dihubungkan dengan masalah memilih. Artinya kita memilih tujuan dan
cara terbaik, untuk mencapai tujuan dari beberapa alternatif yang ada. Tanpa alternatif
perencanaan tidak ada.

Pandangan lain mengatakan, perencanaan disebut sebagai kumpulan daripada keputusan-


keputusan yang telah disepakati, karena di dalamnya mengandung beberapa peraturan dalam
penggunaan : waktu, sumber daya yang dimiliki, dan upaya untuk mewujudkan apa yang
ingin kita capai, menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan, karena rencana adalah dasar
pengendalian.

Perencanaan adalah proses yang tidak berakhir bila rencana itu telah ditetapkan. Perencanaan
dibutuhkan di semua tingkatan dan mempunyai dampak potensial terhadap suksesnya
organisasi  bidang (pendidikan)

2. Tahap-tahap Perencanaan

Aspek terpenting dalam perencanaan termasuk perencanaan pendidikan adalah pembuatan


keputusan. (decision making).

Keputusan-keputusan harus dibuat pada setiap bagian proses perencanaan, dimana setiap
kegiatan perencanaan harus melalui

a. Menentukan tujuan

Dengan adanya tujuan  yang jelas dan terarah dari suatu lembaga  atau organisasi, maka
sumber daya yang akan  dipergunakan menjadi  efektif dan  efisien.

b. Merumuskan keadaan sekarang


Oleh karena tujuan dan perencanaan menyangkut waktu mendatang, para pengambil
keputusan harus memahami lebih dahulu posisi lembaga atau organisasi pada saat ini. Untuk
itu dilakukan pengumpulan data dan informasi  yang dipakai sebagai dasar proyeksi ke
depan.

c. Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan

Pada tahap ini perlu diidentifikasi semua kekuatan dan semua kelemahan yang ada di
lembaga atau organisasi, ini sebagai ukuran atas kemampuan lembaga atau organisasi dalam
mencapai tujuan. Sebagai kemudahan dan hambatan yang berasal dari dalam sendiri maupun
dari luar lembaga, hal ini dilaukan agar pada suatu saat bila ada hambatan akan mudah di
atasi.

d. Mengembangkan serangkaian kegiatan

Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dalam perencanaan, karena itu langkah yang perlu
dilakukan adalah;

1. Menyusun berbagai alternatif tindakan yang bisa diambil untuk  mencpai tujuan.
2. Alternatif tersebut dinilai dan dibandingkan
3. Setelah itu dipilih salah satu alternatif yang terbaik.

3. Tujuan Perencanaan

Tujuannnya adalah  memberikan pengertian dasar untuk arah dari seluruh kegiatan lembaga
atau organisasi. Tujuan terdiri dari:

a. Maksud  (purpose)

Untuk mencapai tujuan lembaga termasuk pendidikan, para pemimpin menggunakan


“maksud” sebagai kerja, setelah itu menentukan “misi” yang khas dan merencanakan apa-apa
yang menjadi “sasaran” yang diarahkan demi mencapai “misi tadi”, baru dijabarkan sasaran
tersebut ke dalam strategi atau rencana-rencana strategi formal.

b. Misi (mission)

Maksud (purpuse) disini artinya apa yang menjadi maksud/peranan. Apa yang utama
diharapkan di dalam suatu organisasi. Untuk  kata misi disini artinya suatu arah umum yang
merupakan cirikhas suatu organisasi dimana tujuan suatu lembaga dalam hal ini pendidikan
yang memproduksi sdm. Misalnya fkip unib misinya adalah mewujudkan lembaga
pendidikan dan keguruan  yang unggul dan mampu menghasilkan pendidik dan pengelola
satuan pendidikan yang kompeten, berkepribadian dan  profesional dalam bidangnya.

c. Sasaran (objectives)

Sasaran artinya target-target yang harus dicapai dalam misi yang dilaksanakan.

d. Strategi
Strategi adalah program umum untuk mencapai sasaran organisasi dalam ranka melaksanakan
misi. Dengan melakukan strategi akan menentukan suatu arah yang terpadu dari seluruh
sasaran organisasi dan menjadi petunjuk dalam penggunaan sumber-sumber organisasi yang
dipakai untuk mencapai sasaran.

Pada dasarnya tujuan perencanaan adalah untuk melihat apakah semua program yang telah
disusun dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan lain pencapaian tujuan-tujuan
diwaktu yang akan datang, yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik. Atas
dasar ini pula maka tujuan perencanaan adalah :

1. Dapat membantu para manajer menyeleksi  alternatif-alteratif tujuan, kebijaksanaan-


kebijaksanaan, program dan prosedur.
2. Sebagai suatu landasan untuk mengendalikan, atau alat kontrol.
3. Memberikan gambaran yang lengkap dan jelas mengenai seluruh pekerjaan.
4. Sebagai alat untuk membantu penggunaan alat pengukuran hasil kerja.
5. Merupakan pekerjaan membuat hal-hal terjadi sebagaimana dikehendaki.
6. Perencanaan pada dasarnya adalah proses pemikiran, penentuan tindakan-tindakan
secara sadar berdasarkan keputusan-keputusan menyangkut tujuan, fakta dan ramalan-
ramalan.
7. Seluruh kegiatan dalam organisasi dilakukan secara teratur dan bertujuan.
8. Dengan perencanaan dapat memperkecil resiko yang dihadapi pada masa yang akan
atang.
9. Dengan perencanaan membuat semua tindakan menjadi ekonomis karena semua
potensi yang dimiliki terarah dengan baik pada tujuan.
10. Perencanaan pada asasnya adalah memilih dan persoalan dan timbul bilamana
alternatif cara bertindak ditemukan.

4. Bentuk perencanaan

a. Program, yaitu suatu rencana sekali pakai yang meliputi sejumlah beasar kegiatan,
perenciannya, tahap-tahap dalam menyelsaikan suatu pekerjaan secara berurutan. Isi dari  
suatu program yaitu:

1. Langkah-langkah pokok yang diperlukan untuk mencapai sasaran.


2. Gambaran unit lembaga atau organisasi yang melaksanakan masing-masing langkah
3. Urutan dan waktu dari setiap langkah

b. Standar, ukuran yang ditetapkan sebagai alat ukur terhadap hasil yang dicapai. Standar ini
berupa mutu atau jumlah atau ke dua-duanya.

c. Anggaran atau budgeting, perencanaan dalam bidang anggaran yaitu rencana penggunaan
sumber-sumber keuangan guna pelaksanaan kegiatan.

d. Metode yaitu cara tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

e. Prosedur, yaitu suatu rangkaian tata kerja atau tata cara kerjasama dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan. Didalamnya terdapat instruksi yang diperinci dalam melaksanakan kegiatan
secara teratur, ditentukan urutan-urutan kegiatan yang harus dilalui seseorang manajer
puncak sampai manajer bawah.
f. Jadwal/waktu, yaitu skedul yang menitik beratkan dalam penggunaan waktu, menetapkan
batas waktu dalam menyelesaikan tiap-tiap langkah tindakan. Dalam perencanaan
diproyeksikan mengenai keadaan yang akan datang agar dapat ditentukan  masalah dan
kesempatan apa yang akan dijumpai lembaga.

Faktor waktu mempunyai pengaruh besar pada setiap perencanaan. Hal ini mencakup tiga
hal, karena:

1. Waktu diperlukan untuk pelaksnaan perencanaan efektif.


2. Waktu diperlukan untuk melanjutkan langkah perencanaan, dengan waktu akan
didapat data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
3. Jumlah (rentangan) waktu yang tercakup dalam perencanaan harus dipertimbangkan.

B. PERENCANAAN PENDIDIKAN

1. Pengertian Perencanaan Pendidikan

Dalam usaha kita mempelajari perencanaan pendidikan, titik tolak kesepakatan merupakan
hal yang amat penting. Dengan demikian kita tidak akan mempunyai penafsiran yang
berbeda-beda tentang   makna    perencanaan pendidikan itu.

Dilihat dari terminologinya perencanaan pendidikan terdiri dari dua kata yaitu: perencanaan
dan pendidikan. Perencanaan berasal dari kata rencana, yaitu suatu proyeksi tentang apa
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang valid (sahih) dan bernilai.

Kaufman (1972) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses untuk menetapkan “ke
mana harus pergi” dan mengidentifikasikan prasyarat untuk sampai ke “tempat” itu dengan  
cara yang paling    efektif   dan    efisien.

Perencanaan merupakan spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang akan
ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Pengertian ini mengandung 6 pokok pikiran
sebagai berikut:

1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang dinginkan


2. Keadaan masa depan yang diinginkan itu selanjutnya  dibandingkan dengan keadaan
sekarang, sehinga dapat dilihat kesejangannya.
3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan suatu usaha-usaha.
4. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu beraneka ragam dan
merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
5. Pilihan alternatif yang paling baik, dalam arti   mempunyai nilai efektifitas dan
efisiensi yang paling tinggi, dan   perlu dilakukan.

Alternatif yang dipilih itu harus dirinci sehingga dapat menjadi pedoman dalam pengambilan
keputusan apabila dilaksanakan.

Sedangkan kata pendidikan menurut good (1959: 191) mempunyai arti:


1. The aggregate of all the processes by means of which a person develops abilities,
attitudes, and other forms of positive value in the society  in which he lives.
2. The social process by which people are subjected the influence of a selected and
contrilled environment (especially that the school)  so that they may attaint social
competence and optimum individual development.

Dari pengertian teminologi itu  dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan pendidikan
adalah suatu proses untuk menetapkan tujuan, menyediakan fasilitas  serta lingkungan
tertentu, mengidentifikasi prasyarat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta
menetapkan cara yang efektif dan efisien  dalam usaha membentuk manusia agar memiliki
kompetensi sosial dan individual secara maksimal.

Secara sederhana dikemukakan oleh coombs (1970) sebagai aplikasi analsis rasional  dan
sistematik dalam proses pengembangan pendidikan yang bertujuan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pendidikan dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan
pendidikan  baik tujuan yang berhubungan dengan anak didik maupun masyarakat.

2. Sejarah Perkembangan Perencanaan Pendidikan

2500 tahun yang lalu  perencanaan pendidikan itu sudah ada, dimana bangsa sparta telah
merencanakan pendidikan untuk merealisasikan tujuan militer, sosial dan ekonomi mereka.

Plato dalam bukunya “republik” menulis tentang : rencana pendidikan yang dapat menjamin
tersedianya tenaga kepemimpinan dan politik yang dibutuhkan oleh athena.

Cina dalam masa pemerintahan dinasti han dan peru pada masa kejayaan, inca merencanakan
pendidikan mereka untuk menjamin kelangsungan hidup negara masing-masing.

Timbulnya aliran libralisme di eropa pada akhir abad 18 dan 19 misalnya menghasilkan
berbagai usul yang dinamakan “rencana pendidikan”, dan “reformasi  mengajar” sebagai
sarana untuk mengadakan reformasi sosial. Salah satu rencana yang terkenal pada saat itu
adalah rencana yang dibuat oleh diderot yang berjudul “plan d’une universite pour le
gouverment de russie” yang disiapkannya atas permintaan ratu catherina II.

Bangsa rusia 2/3 rakyatnya butahuruf pada saat dibuatnya rencana 5 tahunan pertama yang
dibuat 1923 menjadi salah satu negara yang pendidikannya sangat maju dalam waktu kurang
dari 50 tahun.

Selain bersumber dari  perkembangan besaran seperti yang dikemukakan di atas perencanaan
pendidikan modern juga bersumber dari kegiatan yang bersifat rutin seperti perencanaan pada
suatu daerah tentang berapa banyak siswa/mhs yang akan ditampung dalam satu lembaga
pendidikan, berupa banyak ruangan, guru, bangku, buku, dan sebagainya yang diperlukan
pada tahun berikutnya dan perencanaan rutin lainnya yang dilakukan oleh para administrator
pendidikan.

Pada tahap awal perkembangannya perencanaan pendidikan mempunyai ciri-ciri sebagai


berikut:

1. Merupakan rencana jangka pendek yang pragmentaris, dan tidak terintegrasi lebih-
lebih kalau dilihat dari kebutuhan masyarakat.
2. Tidak berasifat dinamik dan fleksibel.

Ciri-ciri tersebut di atas sebetulnya merupakan suatu kelemahan, usaha untuk mengatasinya
adalah menyusun dan menefrapkan perencanaan pendidikan modern.

Di indonesia contoh sejarah perkembangan perencanaan pendidikan adalah sejak


dituangkannya konsep pendidikan di dalam uud 1945, banyak lahir undang-undang dan
peraturan pemerintah tentang pendidikan..

3. Pentingnya Perencanaan Pendidikan

Dalam keseluruhan proses pendidikan, perencanaan pendidikan mmerupakan langkah utama


yang sangat penting. Karena perencanaan pendidikan dimaksudkan untuk mengarahkan dana
dan tenaga yang terbatas, sehingga dapat menyumbang tercapainya tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan secara maksimal.

Pentingnya perencanaan pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut, perencanaan


pendidikan:

1. Merupakan usaha untuk menetapkan atau memformulasikan     tujuan yang dipilih.


Oleh karena itu perencanaan dapat memberikan arah usaha pendidikan dengan jelaas.
2. Memungkinkan kita dapat mengetahui sampai dimana tujuan pendidikan yang
ditetapkan telah dicapai.
3. Memudahkan kita untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan.
4. Memungkinkan kita untuk menghindari pertumbuhan dan perkembangan suatu usaha
yang tak terkontrol, misalnya dalam mengembangkan kurikulum, kita mempunyai
kecenderungan untuk selalu menambah jumlah dan jenis matakuliah dari yang sudah
ada.

4. Proses Perencanaan Pendidikan

Ada enam  tahap tentang proses perencanaan pendidikan yaitu:

1. Pra perencanaan
2. Perencanaan awal
3. Formulasi rencana
4. Elaborasi rencana
5. Implementasi rencana
6. Evaluasi dan perencanaan ulang.

a. Tahap pra perencanaan

Di perguruan tinggi misalnya kita mengenal pusat-pusat perencanaan. Pada tingkat diknas,
kita mengenal biro perencanaan. Seandainya badan atau bagian perencanaan itu tidak ada,
maka tahap pra perencanaan harus mulai dari: a. Menciptakan badan yang bertugas dalam
melaksanakan fungsi perencanaan, b. Menetapkan prosedur perencanaan, c. Mengadakan
reorganisasi struktural mekanisme administrasi suatu lembaga agar mampu berpartisipasi
dalam proses serta implementasi perencanaan  itu, d. Menetapkan mekanisme serta prosedur
untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan dalam perencanaan.
Jika badan perencanaan itu sudah ada, tugas pada tahap ini adalah  meminta otoritas dalam
pendidikan, misalnya rektor utk merumuskan tujuan yang ingin dicapai.

b. Tahap perencanaan awal

Terdiri dari:

1)      Kegiatan diagnosis

Tahap diagnosis merupakan kegiatan membandingkan output yang diharapkan dengan apa
yang telah dicapai sekarang. Diagnosis bertujuan untuk melihat apakah suatu rencana yang
telah dilaksanakan itu memadai dan relevan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

2)      Formulasi kebijakan

Kebijakan memberikan arah kepada usaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan suatu
rencana. Kebijakan harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga merupakan kerangka kerja
dalam mana keputusan-keputusan yang lebih kecil  dan lebih terperenci dibuat. Kegiatan
merumuskan kebijakan disebut dengan formulasi kebijakan. Kebijakan merupakan fungsi
politis yang dibuat  oleh orang yang berwenang dalam organisasi pendidikan.

3)      Penilaian kebutuhan

4)      Perhitungan biaya

Dengan menggunakan data  tentang biaya tahun sebelumnya, tiap-tiap butir kebutuhan
tersebut dihitung biayanya dengan memperhatikan naik turunnya harga. Sesudah perhitungan
biaya ini selesai perencana dapat mengetahui jumlah keseluruhan biaya yang diperlukan
untuk seluruh program.

5)      Penetapan target.

Perencana melihat dan meneliti kembali kebutuhan yang telah diidentifikasi, menetapkan
prioritas program dan menetapkan tingkat pencapaian yang realistik dari suatu tujuan yang
ditetapkan, sehingga dapat ditentukan program mana yang paling relevan dan efektif, hal ini
dilihat dari tersedianya dana.

c. Tahap formulasi rencana

Perencanaan mempunyai dua maksud. Pertama menyiapkan seperangkat keputusan yang


akan diambil oleh otoritas, ke dua menyediakan pola dasar pelaksanaan (blue-print for action)
yang akan dilaksanakan oleh berbagai satuan organisasi yang bertanggungjawab dalam
implementasi keputusan-keputusan tersebut.

Sehubungan dengan kedua hal tersebut, otoritas memerlukan pernyataan (statement) yang
jelas   tetang:  apa yang akan yang diusulkan, mengapa diusulkan, dan bagaimana
pelaksanaannya.
Ketiga hal tersebut  adalah merupakan isi dari rencana pendidikan. Persiapan untuk
menyiapkan dokumen tersebut dinamakan formulasi rencana, yang harus ditulis singkat
lengkap dan padat.

d. Tahap elaborasi rencana

Rencana pendidikan pada dasarnya adalah merupakan suatu dokumen singkat, padat dan
lengkap. Dengan demikian sebelum rencana itu diimplementasikan, perlu dilakukan 
elaborasi. Artinya  diperinci sedimikian rupa sehingga setiap tugas dari unit-unit dalam
organisasi pendidikan menjadi jelas.

Ada dua langkah yang harus ditempuh dalam proses  elaborasi yaitu:

1. Pembuatan program (programming) yaitu membagi rencana menjadi area-area


pelaksanaan yang masing-masing mempunyai tujuan spesifik. Tiap area pelaksanaan
dinamakan program. Lazimnya program  terdiri dari kelompok kegiatan yang diawasi
oleh unit administrasi yang sama.
2. Identifikasi dan formulasi proyek. Tiap program terdiri dari kelompok aktivitas-
aktivitas sejenis yang dibuat dalam rangka menghitung dan mengalokasikan dana
dalam pelaksanaan. Kelompok kegiatan ini dinamakan proyek. Tujuan proyek
merupakan sub tujuan program dan merupakan tujuan yang spesifik. Formulasi
proyek adalah tugas untuk merinci siapa pelaksana, berapa besar biaya, dimana
tempat, berapa lama waktunya dan hal lain yang dianggap perlu dalam suatu proyek.

Sebelum suatu rencana dielaborasi dalam bentuk program dan proyek, rencana tersebut
belum dapat dilaksanakannya. Oleh karena itu pemrograman dan perumusan dalam proses
perencanaan harus dilakukan lebih dahulu.

Kebanyakan rencana yang tidak dapat dilaksanakan, diakibatkan oleh kelemahan dalam tahap
pembuatan program ini.

e. Tahap implementasi rencana.

Implementassi rencana pendidikan dimulai pada saat proyek- proyek itu dilaksanakan. Disini
proses perencanaan bergabung dengan proses manajemen. Dengan menggunakan budget
serta rencana tahunan sebagai instrumen utama, kerangka kerja organisasi untuk
melaksanakan berbagai proyek dapat dikembangkan. Sumber-sumber manusia, dana dan
material kemudian dialokasikan untuk setiap proyek. Jadwal dan waktu suatu proyek juga
ditetapkan.

f. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang

Pada waktu melaksanakan perencanaan pendidikan, ditetapkan pula mekanisme untuk


mengevaluasi kemajuan serta mendeteksi penyimpangannya. Proses evaluasi itu dilaksanakan
secara berkesinambungan.

Guna evaluasi. Pertama memberikan gambaran tentang kelemahan suatu rencana, misalnya
penetapan target yang terlalu tinggi atau rendah tidak realistik, tidak cukupnya dana yang
disediakan atau tidak tepatnya pentahapan dalam proses pelaksanaan. Informasi hasil evaluasi
digunakan sebagai bahan revisi sehingga dalam sisa waktu periode rencana tersebut
kesalahan dapat diperbaiki. Dalam perencanaan bertahap dan berkesinambungan (rolling
plan) revisi selalu dilakukan berdasar pengalaman dalam setiap tahap implementasi.

Ke dua, evaluasi berguna sebagai alat diagnosis yang merupakan salah satu langkah dalam
tahap perencanaan awal, dan sebagai bahan dalam membuat perencanaan ulang. Jadi evaluasi
merupakan permulaan dari lingkaran perencanaan berikutnya.

5. Jenis-jenis Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang.

1. Menurut besarannya (magnitude), terdiri dari:

 perencanaan pendidikan makro


 perencanaan pendidikan meso
 perencanaan pendidikan mikro

2. Menurut teba telaahnya, terdiri dari:

 perencanaan strategik
 perencanaan manajerial
 perencanaan operasional

3. Menurut rancangan sistem (system design), dapat dibedakan :

 perencanaan perbaikan
 perencanaan pengembangan

4. Menurut peranan pemerintah, dapat dibedakan :

 perencanaan wajib (imperative planning)


 perencanaan arahan (indicative planning)

5. Menurut jangka waktunya, dapat dibedakan:

 perencanaan jangka pendek  kurun waktu anatara  (1 – 3 t h )


 perencanaan jangka menengah  kurun waktu antara  (4 -10 th)
 perencanaan jangka panjang kurun waktu anatara  (10-25 th)

6. Pelaksanaan Perencanaan Pendidikan

Dalam garis besarnya perencanaan termasuk perencanaan pendidikan dilaksanakan dalam


tiga siklus, yaitu

Siklus pertama melayani dua tujuan ganda:

1. Menyusun persetujuan antara manajer puncak dan manajer bidang tentang strategi dan
tujuan secara komprehensif.
2. Memilih tujuan perencanaan yang lebih penting pada siklus berikutnya. Pada siklus
ini manajer puncak menyusun tujuan umum dan meminta rencana-rencana dari setiap
bidang.

Siklus ke dua, setiap kepala bagian menyetujui rencana sementara dari bawahan sesuai
dengan bidang mereka. Oleh manajer bidang dipilih, rencana mana yang sesuai dengan tujuan
utama dan tujuan bidangi,  lalu diajukan kemanajer puncak.

Siklus ke tiga, tiap pimpinan  bidang menyusun anggaran khusus untuk  biaya pelaksanaan
rencana, tujuan dan sasaran. Setelah didiskusikan dianatara para manajer barulah anggaran
disetujui dan disediakan.

Hal-hal yang memungkinkan dan menyebabkan kegagalan suatu perencanaan pendidikan.

1. Pembuat rencana (planner) yang tidak cakap sehingga menghasilkan perencanaan


yang tidak tepat. Untuk itu perencanaan haruslah dibuat oleh orang yang ahlinya.
2. Perencanaan yang dibuat tidak berdasarkan pada fakta-fakta dan data yang objektif
3. Kesalahan dalam membuat ramalan dan dugaan.
4. Perencanaan tidak fleksibel/kaku.
5. Kesalahan dalam pengolahan data.
6. Kesalahan dalam penempatan pegawai dan kepala bagian yang tidak sesuai dengan
kemampuan dan keahlian.
7. Tidak adanya koordinasi diantara unit-unit dalam organisasi, karena masing-masing
unit menganggap bagiannya lebih penting dari unit lain.
8. Kuranngnya pengawasan baik secara prfentif maupun secara represif.

Dalam membuat perencanaan (planning) pendidikan yang baik, harus dapat menjawab secara
tepat pertanyaan berikut.

1. What  :    apa yang menjadi tujuan, apa yang akan dikerjakan, apa tujuan pendidikan.
2. Why     :    mengapa justeru tujuan itu yang akan dicapai.
3. When   :    kapan waktu yang tepat tujuan itu akan mulai dikerjakan. Apakah akhir
tahun, atau 1 tahun lagi.
4. Where :    di mana lokasi  atau tempat kegiatan itu akan dilaksanakan atau didirikan,
dalam hal ini perlu dipertimbangkan faktor lingkungan dan masyarakat.
5. Who     :    siapa yang harus melaksanakan, siapa yang dapat dpercaya dalam
melaksanakannya, mengolanya, baik dari manajemennya maupun dari tenaga
pelaksananya.
6. How     :    bagaimana cara pelaksanaan, cara mengerjakannya dan bagaimana metode
pelaksanaannya.

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Pendidikan

1. Filsafat negara merupakan faktor yang amat penting diperhatikan para perencana
pendidikan. Sebab seluruh prikehidupan bangsa berpedoman kepada filsafat negara.
Bidang pendidikan misalnya harus mencerminkan fisafat negara  pancasila. Dalam
aspek perencanaan pendidikan harus berorientasi pada sila-sila pancasila, diupayakan
juga agar sila-sila tersebut tumbuh subur pada kegiatan-kegiatan pendidikan sebagai
bahan untuk nengembangkan generasi penerus bangsa.
2. Pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebar diberbagai daerah memikul misi
filsafat negara. Pemerintah berperan utama dalam: menegakkan, memelihara, dan
menyebarkan butir-butir pancasila. Perencanaan pendidikan perlu melakukan
hubungan dengan lembaga pemerintah dalam kaitan dengan usaha di atas dengan
mengikuti undang-undang dan peraturan-peraturan.
3. Perencanaan pendidikan  sebaiknya mengikutsertakan wakil-wakil orang tua
siswa/mahasiswa dan tokoh-tokoh masyarakat secara otomatis memperhatikan
sosial/masyarakat. Mereka menyuarakan kebutuhan.
4. Kelompok profesi, terutama pendidikan besar perannya dalam perencanaan
pendidikan. Kelompok ini menjadi pembangun dan pemikir terdepan dalam
perencanaan pendidikan.
5. Kebudayaan  yaitu perpaduan hasil pikiran, perasaan, kemauan, dan karya manusia
atau perpaduan hasil kognisi, afeksi, dan keterampilan yang mengangkat hidup dan
kehidupan manusia tidak lepas pula dari kehidupan dunia pendidikan. Kebudayaan
sebagian besar dilahirak dalam dunia pendidikan. Ini tidak berarti perkembangan
pendidikan melalui perencanaan tidak perlu memperhatikan kebudayaan sekitarnya.
6. Kebudayaan yang mencakup ilmu, teknologi, seni dan norma yang ada disekitar
lembaga pendidikan adalah merupakan umpan balik sekaligus menjadi titik tolak
untuk meningkatkannya. Masyarakat dan lembaga pendidikan bekerjasama
memajukan kebudayaan.
7. Perkembangan ekonomi menentukan kemakmuran bangsa dan masyarakat.
Pendidikan ikut berperan dalam mengembangkan keterampilan tenaga-tenaganya baik
berpikir maupun keterampilan tangan. Perencana pendidikan harus memperhatikan
perkembangan dan kondisi ekonomi daerah tempatnya berada.
8. Perencanaan pendidikan harus memperhatikan cita-cita  bangsa. Cara-cara untuk
mencapai cita-cita bangsa itu adalah sebagai ideologi dan merupakan faktor politik
yang perlu diperhatikan oleh para perencana pendidikan.
9. Para perencana pendidikan juga perlu memperhatikan demografi yaitu kependudukan
antara lain kepadatan penduduk di daerahnya, penyebarannya, dan besarnya jumlah
warga yang saatnya masuk sekolah. Kondisi-kondisi ini sangat perlu menddapat
perhatian oleh para perencana pendidikan.
10.TAHAPAN DALAM PROSES PERENCANAAN
11. Kegiatan perencanaan adalah : Kegiatan yang sistematis sequensial, dan karena itu
kegiatan-kegiatan dalam proses penyusunan perencanaan dan pelaksanaan
perencanaan.Banghart dan Trull ; 1973 mengembangkan tahapan perencanaan sebagai
berikut :
1. Proloque, pendahuluan atau langkah persiapan untuk memulai suatu kegiatan
perencanaan.
2. Identifying Educational planning problems, mencakup penentuan ruang lingkup
permasalahan perencanaan, mengkaji apa yang telah dilaksanakan, membandingkan
apa yang telah dicapai, sumber daya yang tersedia dan keterbatasannya,
mengembangkan bagian-bagian perencanaan dan prioritas perencanaan
3. Analizing planning problem area, mengkaji permasalahan perencanaan yang
mencakup permasalahan dan sub permasalahan, pengumpulan data tabulasi data,
proyeksi
4. Coceptualizing and designing plans, mengembangkan rencana yang mencakup :
identifikasi kecenderungan-kecenderungan yang ada, merumuskan tujuan umum dan
khusus, menyusun rencana.
5. Evaluating plan, menilai rencana yang telah disusun mencakup : simulasi rencana,
evaluasi rencana, memilih rencana.
6. Specifying the plan, menguraikan rencana yang mencakup : merumuskan masalah,
menyusun hasil rumusan dalam bentuk final atau rencana akhir.
7. Implementing the plan, melaksanakan rencana yang mencakup persiapan rencana
operasional, persetujuan dan pengesahan perencanaan dan mengatur aparat organisasi.
8. Plan feedback, balikan pelaksanaan rencana yang emncakup : memantau
pelaksanaan rencana, evaluasi pelaksanaan rencana, mengadakan penyesuaian atau
merancang apa yang perlu dirancang lagi.
Chesswas, 1973 mengemukakan proses dan tahapan perencanaan dalam bentuk yang
lebih sederhana dan logis :
1. Need assessment, kajian terhadap kebutuhan yang mencakup berbagai aspek
pembangunan pendidikan yang telah dilaksanakan.
2. Formulationof goals and objective, perumusan tujuan dan sasaran perencanaan
yang merupakan arah perencanaan.
3. Policy and priority setting, penentuan dan penggarisan kebijaksanaan dan prioritas
dalam perencanaan pendidikan.
4. Program and project formulation, rumusan program dan projek kegiatan yang
merupakan komponen operasional perencanaan pendidikan
5. Feasibility testing, biaya suatu rencana yang disusun secara logis dan akurat serta
cermat merupakan petunjuk kelayakan rencana.
6. Plan implementation, pelaksanaan rencana untuk mewujudkan rencana yang tertulis
ke dalam perbuatan.
7. Evaluation and revision for future plan, kegiatan untuk menilai tingkat keberhasilan
pelaksanaan rencana yang merupakan feedback untuk merevisi dan mengadakan
penyesuaian rencana untuk periode berikutnya.
Sedangkan menurut Mohammad Fakry Gaffar proses perencanaan sebagai berikut :
1. Kajian terhadap hasil perencanaan pembangunan pendidikan periode sebelumnya
sebagai titik berangkat perencanaan
2. Rumusan tentang tujuan Umum Perencanaan pendidikan sebagai arah yang
dijadikan titik tumpu kegiatan perencanaan
3. Rumusan kebijakan sebagai dasar perencanaan yang merupakan respon terhadap
cara mewujudkantujuan yang ditentukan
4. Pengembangan Program dan proyek, sebagai operasionalisasi prioritas yang
ditetapkan.
5. Scheduling, mengatur keseluruhan program dan prioritas secara teratur dan cermat.
6. Implementasi rencana, proses legalisasi dimulainya suatu rencana kegiatan,
controling untuk membatasi kemungkinan tindakan yang tidak terpuji
7. Evaluasi dan Revisi, kegiatan untuk menentukan tingkat keberhasilan dan untuk
mengadakan penyesuaian terhadap tuntutan baru yang berkembang.
Dengan adanya unsur-unsur yang sama tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa proses perencanaan adalah suatu proses yang diakui perlu dijalani secara
sistimatik dan berurutan.

Anda mungkin juga menyukai