Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang
berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi dapat diartikan sebagai ilmu atau teori tentang
wujud hakikat yang ada.[1]
Dalam konsep filsafat ilmu Islam, segala sesuatu yang ada ini meliputi yang nampak dan
yang tidak nampak (metafisis).
Metafisika sebagai cabang filsafat mengenai kenyataan (realitas) berusaha mencari hakikat
sesuatu. Karena usahanya mencari hakikat, maka timbullah ilmu-ilmu keagamaan atau
ketuhanan, dan yang berhubungan dengan masalah apa.[2]
Ontologi pendidikan Islam membahas hakikat substansi dan pola organisasi pendidikan
Islam. Secara ontologis, Pendidikan Islam adalah hakikat dari kehidupan manusia sebagai
makhluk berakal dan berfikir. Jika manusia bukan makluk berfikir, tidak ada pendidikan.
Selanjutnya pendidikan sebagai usaha pengembangan diri manusia, dijadikan alat untuk
mendidik.[3]
Kajian ontologi ini tidak dapat dipisahkan dengan Sang Pencipta. Allah telah membekalkan
beberapa potensi kepada kita untuk berfikir. Pertanyaan selanjutnya apakah sebenarnya
hakekat pendidikan Islam itu? Apakah pendidikan mesti diadakan dan diyakini sebagai
sesuatu hal yang penting bagi hidup manusia?
1. Ta’lim, kata ini telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam.
Mengacu pada pengetahuan, berupa pengenalan dan pemahaman terhadap segenap
nama-nama atau benda ciptaan Allah. Rasyid Ridha, mengartikan ta’lim sebagai
proses transmisi berbagai Ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan
dan ketentuan tertentu.
2. Tarbiyah, kata ini berasal dari kata Rabb, mengandung arti memelihara, membesarkan
dan mendidik yang kedalamannya sudah termasuk makna mengajar.[4]
3. Ta’dib, Syeh Muhammad Naquib al-Attas mengungkapkan istilah yang paling tepat
untuk menunjukan pendidikan Islam adalah al-Ta’dib, kata ini berarti pengenalalan
dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia
(peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan
penciptaan.[5]
Dari ketiga kata kunci di atas, berbagai pakar telah merumuskan tentang pendidikan Islam,
sebagai berikut:
Dengan demikian secara ontologis pemahaman terhadap pendidikan Islam tidak dapat
dipisahkan dengan Allah selaku Pencipta manusia. Karena pendidikan Islam ditujukan pada
terbentuknya kepribadian Muslim yang dapat memenuhi hakikat penciptaannya, yakni
menjadi Pengabdi Allah.
Pertama-tama pada latar filsafat diperlukan dasar ontologis dari manajemen pendidikan. Adapun
aspek realitas yang dijangkau teori dan manajemen pendidikan melalui pengalaman pancaindra ialah
dunia pengalaman manusia secara empiris baik yang berupa tingkat kwalitas maupun kwantitas hasil
yang dicapai. Objek materi manjemen pendidikan ialah sisi manajemen yang mengatur seluruh
kegiatan kependidikan, yaitu, Perencanaan, pengorganisasian, Pengerahan (motivasi,
kepemimpinan, pengambilan keputusan, komonikasi, koordinasi, dan negoisasi serta pengembangan
organisasi) dan Pengendalian (Meliputi Pemantauan,penilaian, dan pelaporan)