Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Filsafat dan Teori Manajemen
Pendidikan Islam”
Dosen Pengampu: Pupu Fakhrurrozi, M.Pd
Disusun Oleh:
Rifa Latifah 212203012
Shera Soraya 212203015
Yuli Safitri 212203018
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 1
Kesimpulan 10
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sudah ada sejak manusia itu ada, keberadaan manajemen sama
usianya dengan kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia dalam
kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik
langsung maupun tidak langsung, baik disadari maupun tidak disadari.
Islam mengartikan manajemen atas segala sesuatu harus dilakukan secara
rapi, benar,tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu
tidak boleh dilakukan secara asal-asalan Mulai dari urutan terkecil seperti
mengatur urusan Rumah Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur
urusan sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan
terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa
diraih dan bisa selesai secara efisien dan efektif.
Sehingga dalam hal diatas, keberlangsungan manajemen tidak terlepas dari
namanya pemimpin, kehadiran pemimpin bisa dikatakan berhasil jika
kepemimpinannya mampu bergaya kepemimpinan yang participative
management. Penekanan gaya kepemimpinan yang terdapat pada bawahan dan
komunikasi, hal ini menandakan bahwasanya semua stakeholder akan saling
menjalankan pola hubungan yang mendukung (supportive relationship).1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ontologis filsafat pendidikan Islam?
2. Bagaimana manajemen pendidikan dalam perspektif Islam?
3. Apa saja dasar-dasar manajemen pendidikan Islam?
4. Apa saja fungsi manajemen pendidikan Islam?
5. Bagaimana hakikat manajemen pendidikan islam sebagai disiplin
ilmu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ontologis filsafat pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui manajemen pendidikan dalam perspektif islam.
3. Untuk mengetahui dasar-dasar manajemen pendidikan islam.
1
Muhamad Fatih Rusydi Syadzili, “Model Kepemimpinan dan Pengembangan Potensi Pemimpin
Pendidikan Islam,” Cendekia: Jurnal Studi Keislaman 4, no. 2 (2018): 127
1
2
2
Anwar, Karakteristik Ontologi Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Islam Pendekatan
Interdisipliner, vol 3, no 1, 2019, hal 33-34
3
4
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,
benar, tertib dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak
boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran
Islam. Arah pekerjaan yang jelas , landasan yang mantap dan cara-cara
mendapatkannya yang transparan merupakan amal dalam arti mengatur segala
sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan yang disyariatkan
dalam ajaran Islam.
Demikian pula ketika melakukan sesuatu itu dengan benar, baik terencana
dan terorganisir dengan rapi maka kita akan terhindar dari keraguan-keraguan .
Sesuatu yang didasarkan pada keraguan-keraguan biasanya akan melahirkan hasil
yang tidak optimal dan mungkin akhirnya tidak bermanfaat.3
C. Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan islam
Dalam manajemen pendidikan Islam terdapat dasar-dasar manajerisasi,
yang mana didalamnya tersimpan dokumen-dokumen sejarah Islam yang primer
dan sekunder. Bermula Dari kesadaran terhadap problem tersebut, di sini akan
dipaparkan dasar-dasar manajemen dalam nilai-nilai normatif dan historis Islam,
yakni antara lain:
1. Merujuk kepada literatur-literatur yang kredibel dan akurat. Dengannya
akan didapatkan sebuah produk manajerial yang multidimensional dan
polyinterpretable sehingga dapat diabstraksikan pada berbagai fragmen
manajemen. Manajemen perspektif Islam Senantiasa merujuk pada
dokumen primer yakni Al-Qur`an dan As-Sunnah, dengan tidak
mengabaikan peranan dokumen sekunder, seperti atsar, ijma’, qiyas, dan
lain sebagainya yang tertera dalam buku-buku para intelektual Muslim
awal (Salaf).
2. Penanaman keikhlasan dan ketulusan dalam proses manajerial, baik
kepada karyawan, pimpinan, dan seluruh bagian yang terintegrasi dan
sinergis dengan institusi maupun lingkungan.
3. Pengarahan kepada karyawan atau bawahan akan pengenalan kinerja,
operasional,cara berkomunikasi, bahasa, baik bahasa lokal maupun asing,
3
Atmodiwirio Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya, 2000)
5
dan sebagainya, yang menjadi alat dan modal awal untuk proses
menjalankan manajemen dengan baik.
4. Menjadikan tujuan manajerial terfokus pada pembentukan pribadi
prestatif.Prestatif, dalam hemat kami, adalah suatu pencapaian personal
maupun komunal sehingga bawahan mampu pimpinan membawa
peradaban ke arah perbaikan.
Dalam manajemen pendidikan Islam dibutuhkan suatu komitmen yang
didalamnya terdapat konsep manajemen yang menempatkan sumber daya manusia
sebagai figur sentral dalam organisasi usaha. Dengan adanya komitmen,
pemimpin akan mampu menciptakan suatu harapan atas partisipasi aktif dari
karyawannya yang ada.Komitmen yang diwujudkan ini bukanlah sesuatu yang
hadir begitu saja, akan tetapi komitmen harus dilahirkan dan dibangun.4
D. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen yang dijalankan berdasarkan fungsinya dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan atau tujuan yang ingin dicapai secara efektif dan efisien.
Dalam melaksanakan fungsinya itulah perlu informasi-informasi yang dijamin
mampu mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan para pemimpin atau
orang-orang yang membutuhkannya.5 Fungsi manajemen terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
1. Perencanaan
Perencanaan (Planning) adalah sebuah proses perdana ketika hendak
melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar
tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Keberadaan
perencanaan merupakan bagian terpenting dari sebuah kesuksesan, kesalahan
dalam menentukan sebuah perencanaan yang terdapat dalam lembaga, organisasi
maupun perusahaan akan berakibat sangat fatal bagi keberlangsungan suatu
organisasi.
4
Muhamad Fatih Rusydi Syadzili, Polarisasi Tahapan Kepemimpinan Transformatif Pendidikan
Islam, Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 3, no. 1 (2019): 55
5
Helmawati, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), h.34
6
Fungsi Perencanaan antara lain untuk menetapkan arah dan strategi serta titik awal
kegiatan agar dapat membimbing serta memperoleh ukuran yang dipergunakan
dalam pengawasan untuk mencegah pemborosan waktu dan faktor produksi
lainnya.
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun
dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya
dalam proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu adalah:
1. Perumusan tujuan yang ingin dicapai.
2. Pemilihan program untuk mencapai tujuan itu.
3. Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.
Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan
dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan
sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses mengatur, mengalokasikan dan
mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara anggota
organisasi. Stoner menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses
mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur
guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran.
Setelah dibuat perencanaan sesuai dengan ketentuan di atas, maka langkah
selanjutnya adalah pengorganisasian. Ajaran Islam senantiasa mendorong para
pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi,
sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan
mudah bisa diluluhlantakan oleh kebatilan yang tersusun rapi.
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan
lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi.
Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah
organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan. Pengorganisasian merupakan proses
penentuan struktur, aktivitas, interaksi, koordinasi, desain struktur, wewenang,
tugas secara transparan, dan jelas.
3. Pelaksanaan
7
6
Muhammad Fatih rusydi, Ontologi Manajemen Pendidikan Islam dalam Konstruksi Al-Quran dan
Hadits, Tabyin: Jurnal Pendidikan Islam 1, no, 2 (2019): 96-100
8
7
Sutardjo Wiramihardja, Pengantar Filsafat, ( Bandung; PT Refika Aditama, 2007) h. 107
9
masalah di dalam pendidikan Islam, misalnya saja masalah siswa, maka ada
pembahasan yang namanya manajemen kesiswaan.8
8
Zaedun Na’im, Manajemen Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu, Vol.01, No.02, 2017, h. 229
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kajian filsafat, ontologi oleh para ahli diartikan sebagai salah satu
cabang filsafat yang menyelidiki dan mempelajari mengenai hakikat yang ada dari
sesuatu yang ada dan berkeberadaan.
Manajemen Pendidikan adalah Suatu penataan dalam bidang pendidikan
yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganiasian, penyusunan staf,
pembinaan, pengkoordinasian, pemotivasian, penganggaran, pengendalian,
pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif, efisien dan berkualitas. Dalam pandangan ajaran Islam,
segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur.
Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara
asal-asalan.
Dalam manajemen pendidikan Islam terdapat dasar-dasar manajerisasi,
yang mana didalamnya tersimpan dokumen-dokumen sejarah Islam yang primer
dan sekunder.
Manajemen yang dijalankan berdasarkan fungsinya dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan atau tujuan yang ingin dicapai secara efektif dan efisien.
Dalam melaksanakan fungsinya itulah perlu informasi-informasi yang dijamin
mampu mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan para pemimpin atau
orang-orang yang membutuhkannya. Fungsi manajemen terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Manajemen pendidikan Islam menjadi disiplin ilmu karena mencakup
persyaratan dalam suatu ilmu pengetahuan, antara lain:
1. Segi Objeknya
2. Metode Pengembangan
3. Sistematika
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami sebagai penulis dan sebagai
mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam bisa memahami landasan ontologis
manajemen
10
11
pendidikan Islam agar upaya dan usaha yang menjadi program dalam manajemen
pendidikan dapat dipertanggungjawabkan.
Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. “Karakteristik Ontologi Pendidikan Islam.” Pendidikan Islam Pendekatan
file:///home/chronos/u-d5d06061a55b14f3d066312b6281a482a0cc6e3e/M
yFiles/Downloads/48-Article%20Text-111-1-10-20190904.pdf. Accessed
12 oktober 2022.
Na'im, Zaedun. “Manajemen Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu.” vol. 1, no.
2, 2017, p. 229,
https://media.neliti.com/media/publications/233409-manajemen-pendidika
Jaya, 2000.
2, 2018, p. 127.
https://www.academia.edu/41608387/Ontologi_Manajemen_Pendidikan_I
2022.
12
Syadzili, Muhamad Fatih Rusydi. “Polarisasi Tahapan Kepemimpinan
13