Anda di halaman 1dari 17

Pelaksanaan Kurikulum

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Bahasa Arab

Dosen Pengampu :

Yuyun Zunairoh, M.Pd

Disusun oleh kelompok 4:

1. Tri Nur Andawiyah ( 932501514 )


2. Fatimatus Sa’idah ( 932501614 )

JURUSAN TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional


adalah aspek kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran
strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program
pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga
kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau
berkualitas. Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang pendidikan nasional
merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang
mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap dalam memasuki era
globalisasi dan informasi sekarang ini.

Dalam melaksanakan tujuan pendidikan dengan menggunakan kuikulum yang telah


ditetapkan diharapkan mampu mencapai keberhasilah pendidikan. Oleh karena itu
dibutuhkan perencanaan dan pelaksanaan kurikulum yang matang dan kesiapan pelaksana
kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep administrasi kurikulum itu?
2. Bagaimana pelaksanaan / implementasi kurikulum?
3. Bagaimana konsep supervisi kurikulum?
4. Apa perbedaan antara administrasi dan supervisi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP ADMINISTRASI KURIKULUM


Berbagai rumusan telah banyak dikemukakan yang kadang-kadang satu dengan yang
lainnya saling bertentangan atau berbeda baik secara gradual maupun secara prinsipel.
Salah satu rumusan pernah dikemukakan oleh Dr.Sondang S Siagian bahwa definisi
administrasi adalah “keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang di tentukan sebelumnya”.
Rumusan ini cukup menarik untuk mendapat kajian lebih lanjut guna memahami konsep
administrasi. Dalam rumusan ini terkandung lima konsep pokok yakni: 1
1. Administrasi sebagai konsep keseluruhan dimana terdapat sejumlah komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
2. Manusia yang terlibat sebagai proses administrasi.
3. Proses administrasi senantiasa bertujuan.
4. Pada prinsipnya administrasi dilaksanakan dalam bentuk kerjasama.
5. Proses administrasi memerlukan dukungan peralatan dan perlengkapan.
Administrasi pelaksanaan kurikulum berkenaan dengan semua perilaku yang
bertalian dengan semua tugas yang memungkinkan terlaksananya kurikulum. Dalam
administrasi pelaksanaan kurikulum ini, tujuan administrasi tersebut adalah agar
kurikulum dapat dilaksanakan dengan baik. Administrasi bertugas
menyediakan/mempersiapkan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi agar
kurikulum dapat dilaksanakan.
Kegiatan-kegiatan dalam administrasi kurikulum antara lain sebagai berikut :2
1. Menyusun rencana kegiatan tahunan.
2. Menyusun rencana pelaksanaan program/unit.
3. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan.
4. Melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar.
5. Mengatur pelaksanaan pengisian buku laporan pribadi.
6. Melaksanakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
7. Melaksanakan evaluasi belajar.

1
Dr. Oemar Hamalik, Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum, ( TK : Bandar Maju Cet 1, 1992),
10-11
2
Dr. H. Dinn Wahyudin, MA. Manajemen Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014 ), 104

3
8. Mengatur alat perlengkapan pendidikan.
9. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
10. Merencanakan usaha-usaha peningkatan mutu guru.
Pokok-pokok kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi sembilan pokok
kegiatan saja, yakni:3
1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas kepala sekolah.
2. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru.
3. Kegiatan yang berhubungan dengan siswa.
4. Kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.
5. Kegiatan ekstrakurikuler.
6. Kegiatan pelaksanaan evaluasi belajar,
7. Kegiatan pelaksanaan pengaturan alat perlengkapan sekolah.
8. Kegiatan dalam bimbingan dan penyuluhan.
9. Kegiatan yang berkenaan dengan usaha peningkatan mutu profesional guru.

B. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI KURIKULUM


Menurut Sukmadinata untuk melaksanakan kurikulum dan pembelajaran sesuai
dengan perencanaan, dibutuhkan kesiapan, terutama kesiapan pelaksana. Apa pun desain
atau perencanaan kurikulum dan pembelajaran yang dimiliki, keberhasilan pelaksanaan
tergantung pada pelaksana, seperti guru. Kurikulum yang sederhana, apabila guru
memiliki kemampuan, semangat dan dedikasi yang tinggu maka hasilnya akan lebih baik
daripada desain kurikulum yang hebat, tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi guru
rendah.4 Sumber daya pendidikan yang lain seperti sarana, prasarana, biaya, organisasi,
dan lingkungan, juga merupakan kunci keberhasilan pendidikan, namun guru merupakan
kunci utama dalam keberhasilan pelaksanaan kurikulum.5
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu pelaksanaan kurikulum
tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala
sekolah dan dalam tingkat kelas yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan antara
tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan
perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah,
tetapi antara kedua tingkat dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa

3
Dr. H. Dinn Wahyudin, MA. Manajemen Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014 ), 104
4
Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001)
5
Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pengembangan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2015), 165

4
bergandengan dan bersama-sama bertanggung jawab melaksanakan proses administrasi
kurikulum.
1. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan
kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Tanggung jawab kepala sekolah
adalah kepala sekolah sebagai pemimpin, sebagai administrator, penyusun rencana
tahunan, pembinaan organisasi sekolah, koordinator dalam pelaksanaan kurikulum,
kegiatan memimpin rapat kurikuler, sistem komunikasi dan pembinaan kurikuler.6
a. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Pada umunya seorang pemimpin (termasuk kepala sekolah) harus memiliki sifat/
tingkah laku diantaranya7 :
1) Mampu mengelola sekolah (managerial skills)
2) Kemampuan profesional atau keahlian dalam jabatannya
3) Bersikap rendah hati dan sederhana
4) Seorang kepala sekolah juga sebaiknya memiliki ciri-ciri kepribadian, antara
lain : bersikap suka menolong, sabar dan memiliki kestabilan emosional,
percaya pada diri sendiri, berpikir kritis, dan sebagainya.
b. Sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai administrator bukan hanya menjiwainya dalam
perencanaan program, namun juga mendorong bawahannya dan membantu dalam
memecahkan masalah, dan dalam rangka mencari umpan balik tentang
sejauhmana keberhasilan program yang telah dilaksanakannya itu mencapai
sasaran.
c. Penyusunan rencana tahunan
Sesuai dengan fungsi sebagai administrator, maka kepala sekolah seharusnya
bekerja atas dasar rencana yang telah disusun. Perencanaaan itu berfungsi sebagai
pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Berdasarkan jangka
waktunya, perencanaan terfiri dari rencana jangka panjang (misalnya rencana
untuk selama 5-10tahun ) dan jangka pendek ( misalnya rencana tahunan, rencana
caturwulan atau satu semester, rencana bulanan ). Berdasarkan bidang garapan
seorang administrator, kepala sekolah perlu membuat rencana-rencana8 :

6
Ibid., 105
7
Oemar, Administrasi dan Supervisi. 107-109
8
Ibid,.109-111

5
1) Perencanaan bidang kemuridan
2) Perencanaan bidang personal / tenaga kependidikan
3) Perencanaan bidang sarana pendidikan
4) Perencanaan bidang ketatausahaan sekolah
5) Perencanaan bidang pembiayaan / anggaran pendidikan
6) Perencanaan pembinaan organisasi sekolah
7) Perencanaan hubungan kemasyarakatan/komunikasi pendidikan.
d. Pembinaan organisasi sekolah
Semua sub organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas serta fungsi dan tugas
yang jelas pula. Kepala sekolah bertugas mengkoordinir bawahannya dengan baik
agar dapat bekerja secara terpadu dibawah koordinasi yang baik, dan senantiasa
terarah ke pencapaian tujuan institusional dan tujuan-tujuan kurikuler sekolah
bersangkutan, yang telah disusun rencana pelaksanaannya dengan baik pula.
Untuk itu diperlukan kemampuan mengelola organisasi secara efektif dan efisien.
e. Koordinasi dalam pelaksanaan kurikulum
Koordinasi bertujuan agar terdapat kesatuan sikap, pikiran dan tindakan para
personal dan staf pada setiap sub organisasi dalam organisasi sekolah untuk
melaksanakan kurikulumnya. Pelaksanaan koordinasi sejalan dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi administrasi, yakni :
1) Koordinasi dalam perencanaan
2) Koordinasi dalam pengorganisasian belajar
3) Koordinasi penggerakan motivasi personal
4) Koordinasi dalam pengawasan supervisi
5) Koordinasi dalam anggaran biaya pendidikan
6) Koordinasi dalam program evaluasi
f. Kegiatan memimpin rapat kurikuler
Kepala sekolah memimpin rapat-rapat kerja untuk membahas masalah-masalah
yang berkenaan dengan sistem sekolah. Penyelenggaraan rapat oleh organ
dibawah kepala sekolah dapat dibenarkan jika mendapat ijin dari kepala sekolah.
Hasil rapat harus dilaporkan kepada kepala sekolah agar dapat digunakan sebagai
bahan masukan kepemimpinan sekolah.
Kepala sekolah dapat memimpin rapat secara efektif jika dia memliki
kemampuan atau keterampilan khusus untuk itu melalui pendidikan, latihan, dan
pengalaman lapangan yang sistemik dan terarah.

6
g. Sistem komunikasi dalam pembinaan kurikulum
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu berkomunikasi secara baik
dengan semua pihak yang terlibat dalam proses administrasi, baik dalam
organisasi maupun diluar organisasi. Melalui komunikasi akan terjalin hubungan
interaktif dengan semua pihak, yang pada gilirannya akan mengembangkan
proses kerjasama yang baik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan administrasi
kurikulum.9
2. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas
Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut
meliputi tiga jenis kegiatan administrasi, yaitu pembagian tugas mengajar, pembinaan
ekstrakurikuler, pembagian tugas bimbingan belajar.10
a. Kegiatan dalam proses belajar mengajar
Kegiatan ini erat sekali kaitannya dengan tugas-tugas seorang guru diantaranya11 :
1) Menyusun rencana pelaksanaan program/unit
2) Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan atau jadwal pelajaran
3) Pengisisan daftar penilaian kemajuan belajar dan perkembangan siswa
4) Pengisian buku laporan pribadi siswa
b. Pembinaan kegiatan ekstra kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum
yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang pendidikan dalam
rangka ketercapaian tujuan sekolah. Karena itu kegiatan ini perlu diprogram
secara baik dan didukung oleh semua guru.
Dalam kegiatan ekstra kurikuler umumnya hubungan antara guru dan siswa tidak
berlangsung secara formal, terikat pada disiplin yang kaku atau terikat pada buku
pelajaran atau pada ukuran minimal kepandaian siswa, akan tetapi hubungan itu
berlangsung secara informal, santai, berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan.12
c. Kegiatan bimbingan belajar
Guru profesional sudah tentu menyadari, bahwa pentingnya fungsi bimbingan dan
layanan bagi perkembangan siswa, baik untuk mengatasi masalah-masalah
9
Oemar, Administrasi dan Supervisi, 112-121
10
Dinn, Manajemen, 105-106
11
Oemar, Administrasi, 124-128
12
Ibid,.128-133

7
pribadi maupun untuk memperbaiki hasil belajar. Guru (pengajar) bertanggung
jawab memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami kesulit an
belajar, karena peran ini memang harus dilakukan oleh semua guru bidang studi
atau guru kelas.13

C. KONSEP SUPERVISI KURIKULUM


Supervisi adalah semua usaha yang dilakukan oleh supervisor dalam bentuk
pemberian bantuan, bimbingan, penggerakan motivasi, nasihat dan pengarahan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar-mengajar, yang
14
pada gilirannya meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Mukhtar dan Iskandar
supervisi kurikulum merupakan serangkaian kegiatan membantu guru untuk
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan
pembelajaran.15
Sedangkan menurut Oemar, supervisi kurikulum adalah suatu sistem, yakni
merupakan suatu keseluruhan yang terdiri dari berbagai komponen yang saling
berhubungan pengaruh mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan sebelumnya.16
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi
pendidikan adalah kegiatan penelitian, pelayanan, pembimbingan, dan pemberian bantuan
dari supervisor kepada supervesee (tenaga kependidikan) dalam usaha mewujudkan proses
pengajaran menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan. Kalau dihubungkan
langsung ke kurikulum, supervisi pelaksanaan kurikulum ini berarti kegiatan penelitian,
pelayanan, pembimbingan, dan pemberian bantuan dari supervisor kepada supervesee
(tenaga kependidikan) dalam usaha mewujudkan proses pengajaran menjadi lebih baik
sesuai dengan tujuan yang dilakukan agar tujuan kurikulum tercapai.
1. Fungsi Supervisi Kurikulum17
a. Fungsi Edukatif
Yakni sebagai suatu usaha yang dimaksudkan untuk mendidik guru yang lebih
mampu dan lebih baik kualitasnya sesuai dengan tujuan-tujuan kemampuan
profesional dan kebutuhan lapangan kependidikan di sekolah. Dengan demikian

13
Oemar,Administrasi.133
14
Ibid,. 22
15
Mukhtar dan Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidika ( Jakarta: Gaung Persada)
16
Oemar, Administrasi,. 22
17
Ibid,.23

8
usaha supervisi harus dilandasi oleh sistem nilai yang berlaku, yang secara
mendasar berpijak pada filsafat pendidikan, dalam hal ini Pancasila.
b. Fungsi Kurikuler
Yakni berkenaan dengan pelaksanaan pengajaran dan peningkatan situasi belajar
mengajar sehingga mmungkinkan siswa belajar lebih efektif. Kegiatan supervisi
dimaksudkan untuk membantu guru mengatasi kesulitan-kesulitan dalam
melaksanakan kurikulum sekolah.
c. Fungsi Kepembimbingan
Yakni memberikan bantuan bimbingan kepada guru-guru agar mampu mengatasi
kesulitannya sendiri. Dengan demikian supervisi memiliki fungsi perbaikan atau
diagnosis terhadap kesulitan guru dalam melaksanakan tanggung jawab
kependidikan yang dibebankan kepadanya.
d. Fungsi Administratif
Yakni berkenaan dengan kegiatan kepengawasan dan kepemimpinan terhadap
organisasi guru-guru dalam rangka pendidikan dan pengajaran di sekolah.
e. Fungsi Pengabdian
Yakni berkenaan dengan pengabdian supervisor terhadap kepentingan sekolah,
seperti: membantu guru, siswa dan penyelenggaraan sistem sekolah secara
menyeluruh.
2. Ciri-ciri Supervisi Kurikulum
Pengertian tentang supervisi dapat lebih dipahami dengan memahami konsep-
konsep dibawah ini, karena ungkapan-ungkapan itu menggambarkan ciri-ciri supervisi
dalam arti yang sebenarnya.
a. Supervisi adalah proses perbaikan pengajaran. Proses itu berlangsung dalam
bentuk memberikan rangsangan dan membantu guru agar mereka berusaha
memperbaiki dirinya sendiri. Jadi program supervisi pada hakikatnya adalah salah
satu upaya perbaikan instruksional.
b. Supervisi memudahkan para siswa belajar. Melalui supervisi disediakan kondisi-
kondisi yang memudahkan para siswa belajar secara efektif.
c. Supervisi digunakan untuk menentukan kegiatan-kegiatan mempelajari dan
memperbaiki kondisi-kondisi lingkungan belajar dan pertumbuhan para siswa dan
guru.
d. Supervisi dan supervisor berpijak dari dasar, bahwa fungsi utama Supervisi
adalah untuk membantu situasi belajar bagi siswa. Supervisi merupakan kegiatan

9
pelayanan untuk membantu para guru melaksanakan tugas kewajibannya sebaik
mungkin.
e. Supervisi adalah proses penyaluran orang-orang dengan cara yang kreatif dalam
memecahkan masalah, baik masalah perorangan maupun masalah bersama.18
3. Bentuk Kegiatan Supervisi Kurikulum
Tiap supervisor kurikulum paling tidak bertanggung jawab melakukan
kegiatannya membantu guru-guru. Dalam pengertiannya “membantu” terdapat prinsip
membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan menasehati, namun guru sendiri yang
diharapkan lebih aktif untuk memperbaiki kemampuannya sampai pada titik optimal.
a. Membantu guru mengembangkan kemampuan melaksanakan kurikulum.
Supervisor perlu melakukan penilaian misalnya dengan pengamatan langsung.
Supervisor perlu mengadakan tatap muka langsung dengan guru yang
bersangkutan maupun dengan kepala sekolah.
b. Membantu guru mengembangkan kemampuan memilih dan menggunakan
material kurikulum.
Para supervisor memberikan kesempatan yang luas kepada guru-gru untuk
memperluas penggunaan sumber bacaan disamping buku-buku paket yang telah
disediakan, selain perlunya bimbingan kepada guru-guru bagaimana cara
memperkaya sumber bacaan untuk kepentingan pengajaran.
c. Membantu guru megembangkan kemampuan melayani perbedaan individual
siswa.
Para supervisor melatih cara menggunakan metode-metode tugas pekerjaan
rumah, menyelenggarakan kerja kelompok, tutorial sistem, sistem penajaran
indivisual dan teknik-teknik pemahaman individu.
d. Membantu guru meningkatkan kemampuan melakukan kegiatan Ekstra kurikuler.
Supervisor perlu memberikan bimbingan atau kesempatan bagi para guru agar
dapat belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam program ekstra. Seperti
latihan-latihan, kelompok kerja, mengikuti program penataran yang
diselenggarakan oleh Departemen Dikbud atau lembaga lainnya.
e. Membantu guru mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masala khusus.
Supervisor berkewajiban membantu para guru, umunya guru muda yang belum
berpengalaman mengenai cara mengatasi gangguan masalah disiplin.19

18
Oemar, Administrasi, 24

10
4. Metode Supervisi dan Supervisor Kurikulum
Metode Pembinaan
Seorang supervisor berkewajiban untuk membina, mengarahkan, serta memberi
bimbingan agar guru dapat meningkatkan profesinya serta kemampuan kerjanya.
Dalam hubungan ini, supervisi pendidikan berkewajiban memberikan bantuan kepada
guru-guru yang belum berpengalaman itu agar lebih mampu memikul tanggung
jawabnya dalam sistem sekolah.
Metode pembinaan yang dapat dilaksanakan oleh supervisor dalam rangka
supervisi pendidikan adalah:
a. Pembinaan di lingkungan sendiri.
Seorang supervisor haruslah mampu membina diri sendiri dengan cara
mengembangkan rasa percaya diri pada diri sendiri, sehingga kualitas diri dapat
terbina menjadi lebih baik. Dengan begitu supervisor mampu melaksanakan
pembinaan kepada orang lain.
b. Pembinaan di lingkungan daerah.
Seorang supervisor melaksanakan pembinaan didaerah jangkauan tertentu dengan
mengadakan supervisi secara berkeliling dan bergantian. Tindakan pembinaan
dapat berupa pertemuan dengan guru-guru untuk membicarakan tugas-tugas dan
kendala, memberi penjelasan, memberikan petuah yang dapat memberikan
petunjuk bagi guru-guru.
c. Pembinaan di lingkungan guru bidang studi sejenis.
Beberapa usaha yang perlu dijalankan oleh seorang supervisor kepada
musyawarah guru bidang studi sejenis antara lain: 1) mengadakan pertemuan
guru bidang studi secara rutin untuk membicarakan kesukaran; 2) memberikan
kesempatan untuk bertanya agar lebih berani memecahkan sendiri dan
bertanggung jawab; 3) memberikan penjelasan secukupnya agar mereka puas
pada pertemuan; 4) seorang supervisor harus bersifat terbuka dan mengakui
kesalah secara sportif.
d. Pembinaan di bidang administrasi.
Pembinaan di bidang administrasi dilaksanakan dalam bentuk: meneliti bidang
administarsi yang sekiranya perlu mendapat bimbingan; memberikan beberapa
contoh yang baik agar mereka meniru dan mau melaksanakannya; memeriksa

19
Oemar, Administrasi, 161-166

11
administrasi yakni pembuatan satuan pelajaran dan daftar nilai kemajuan murid;
mengadakan pertemuan secara khusus untuk membicarakan masalah-masalah
administrasi yang dihadapi bersama.20
5. Teknik-Teknik Supervisi
Pemilihan dan penggunaan suatu teknik supervisi ditentukan oleh tujuan yang
hendak dicapai, masalah yang dihadapi oleh mahasiswa calon guru, kondisi
lingkungan yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan supervisi. Teknik-teknik
supervisi diantaranya :
a. Prosedur kelompok
Prosedur kelompok menekankan pada kerjasama dalam memecahkan suatu
masalah yang dirasakan penting, setiap individu ikut serta merumuskan masalah,
mereka menyadari kohesi kelompok dan kerjasama, dan berlandaskan pada
filsafat pendidikan dan pengetahuan untuk memecahkan masalah, setiap individu
mendapat kesempatan untuk memajukan pertanyaan, memberikan kontribusinya,
dilaksanakan secara terbimbing, terpusat pada saran-saran praktis dan ikut ambil
bagian dalam mengevaluasi pemecahan masalah yang disarankan. Salah satu cara
pelaksanaan prosedur ini adalah dengan lokakarya (workshop).
b. Pertemuan sekolah terutama dimaksudkan untuk perbaikan sekolah, tercakup juga
didalamnya tentang subjek guru. Pertemuan itu dilaksanakan dalam bentuk
komite bagi sekolah yang besar, dan pertemuan keseluruhan personal bagi
sekolah yang kecil.
c. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah suatu prosedur yang ditempuh oleh seorang pemimpin
pendidikan (supervisor) untuk memperbaiki teknik instruksional guru dan belajar
siswa. Kegiatan ditekankan pada observasi dan evaluasi terhadap hakikat dan
kualitas belajar siswa juga cara guru memberikan bimbingan. Dalam rangka
observasi dan evaluasi itu, supervisor dapat menggunakan berbagai alat ukur,
antara lain, pencatatan, daftar cocok, continous records, kartu partisipasi, diary
records, dan catatan supervisor.
d. Pertemuan individual
Pertemuan individual antara seorang guru dan supervisor merupakan alat yang
besar nilainya untuk memperbaiki atau untuk membantu guru. Dalam pertemuan

20
Oemar, Administrasi, 161-172

12
itu dapat dibahas masalah atau kesulitan profesional yang sedang dihadapi oleh
guru. Pertemuan atau konferensi baru diadakan setelah data tentang guru telah
terkumpul sebelumnya., melalui observasi dan evaluasi. Untuk itu, dibutuhkan
supervisor yang kompeten, yang menguasai permasalahan, materi yang berkenaan
dengan masalah, dan prosedur pemecahannya.21
6. Tugas Supervisor
Berdasarkan uraian pada bab terdahulu, tampak bahwa seorang supervisor
mempunyai peranan sangat penting dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang
pemimpin.
Dalam kerangka tugas sebagai pemimpin pendidikan, maka setiap supervisor
berkewajiban melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
a. Seorang supervisor mempunyai tugas mengendalikan (tugas pengendalian).
Supervisor harus dapat mengendalikan diri, dan melaksanakan tugasnya tidak
secara emosional. Dia harus dapat mengerjakannya dengan sabar serta jujur, tulus
ikhlas, sehingga pekerjaan itu dapat diatur dengan baik serta mencapai sasaran
yang diinginkan, baik olehnya sendiri maupun oleh atasannya.
b. Seorang supervisor itu harus dapat mensponsori (sebagai sponsor).
Supervisor bertugas sebagai seorang sponsor dalam bidang pekerjaannya supaya
para bawahannya dapat mengambil suri tauladan yang baik. Demikian juga dalam
mengerjakan tugasnya sebagai sponsor itu dia harus jujur, tekun, dan berwibawa,
agar yang dipimpinnya itu menghargai sebagai atasannya.
c. Supervisor itu sebagai evaluator.
d. Seorang supervisor itu sebagai pengawas.
Untuk mencapai hal tersebut diatas supervisor harus menguasai prinsip-prinsip
kepemimpinan yang tangguh atau diandalkan serta terpakai oleh pihak yang
memerlukan terutama masyarakat luas.22
7. Kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai oleh supervisor
Untuk melaksanakan peranannya sebagai supervisor, maka dia harus memiliki
kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
a. Menguasai kurikulum untuk semua jenjang pendidikan
b. Menguasai bidang administrasi, supervisi, dan kurikulum sekolah
c. Menguasai metodik khusus semua bidang study sesuai jenjang persekolahan

21
Oemar, Administrasi, 161-171
22
Ibid,.172-173

13
d. Menguasai dengan mantap semua kemampuan profesional kependidikan yang
telah ditempa dengan pengalaman yang luas dan lama
e. Menguasai kemampuan-kemampuan dalam bidang teknologi pendidikan
f. Menguasai semua aspek administrasi pendidikan
g. Menguasai semua aspek yang berkenaan dengan supervisi pendidikan
h. Menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang evaluasi dan pengukuran
pendidikan
i. Terlatih dengan teknik supervisi dengan semua implementasinya dilapangan
j. Dan lain sebagainya

D. PERBEDAAN ANTARA ADMINISTRASI DAN SUPERVISI


Administrasi pendidikan berbeda dengan Supervisi pendidikan. Perbedaan itu
tampak dalam tiga jenis pendekatan.
1. Persiapan berbeda dengan pelaksanaan
Administrasi pendidikan berkenaan dengan semua perilaku yang bertalian dengan
semua tugas yang memungkinkan terselenggaranya program pendidikan. Supervisi
berkenaan dengan perilaku tentang pelaksanaan dan perbaikkan program pendidikan
agar lebih baik. Jadi administrasi bertugas menyediakan atau mempersiapkan fasilitas,
material, personal dan kondisi-kondisi instrusional lainnya, sedangkan Supervisi
pendidikan mengamati apakah progam pengajaran dilaksanakan secara efektif atau
tidak. Dapat juga dikatakan bahwa administrasi merupakan mesin dan juga pengelola
program pengajaran, sedangkan Supervisi menangani proses pengajaran itu sendiri.
2. Otoritas bertentangan dengan pelayanan.
Pendekatan lainnya untuk membedakan antara administrasi dan supervisi adalah,
bahwa titik berat administrasi pada otoritas, sedangkan Supervisi menekankan pada
pelayanan (service). Perbedaan antara kedua pola ini akan tampak lebih jelas dalam
tindakan-tindakan antara seorang administrator dengan seorang supervisor.
Namun antara administrator dan supervisor sama-sama bertindak atas dasar
perencanaan, diagnosis, dan inspeksi. Implikasi dari perbedaan tersebut, maka
pelaksanaan dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok administrator dan
kelompok supervisor, yang menuntut persyaratan khusus dalam kepribadian sesuai
dengan kedudukannya.
3. Keseluruhan dan bagian-bagian

14
Administrasi merupakan keseluruhan upaya pengelolaan sekolah, sedangkan
Supervisi merupakan bagian dari upaya tersebut yang didelegasikan kepada orang
atau pihak lain oleh top administrator. Pendelegasian ini bukan disebabkan perbedaan
fungsi, tetapi karena alasan-alasan yang sederhana, yakni karena terlalu banyak
personal yang bertindak sebagai pemimpin. Ini dapat diartikan, bahwa setiap
administrator adalah seorang supervisor dan setiap supervisor adalah ikut serta secara
aktif dalam kegiatan-kegiatan administrasi. Dengan demikian, antara administrasi dan
Supervisi memiliki hubungan timbal balik, dan berlandasan pada suatu pendidikan
untuk tercapainya tujuan pendidikan. 23

23
Oemar, Administrasi, 24

15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Untuk melaksanakan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan perencanaan,
dibutuhkan kesiapan, terutama kesiapan pelaksana. Apa pun desain atau perencanaan
kurikulum dan pembelajaran yang dimiliki, keberhasilan pelaksanaan tergantung pada
pelaksana, seperti guru. Dalam menjalankan tugasnya seorang administrator yang berperan
didalamnya adalah kepala sekolah, mereka dibantu, diarahkan, didampingi, dimotivasi dalam
mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum. Karena supervisi kurikulum
merupakan serangkaian kegiatan yang membantu guru untuk mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum, TK : Bandar


Maju Cet 1.

Mukhtar dan Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidika. Jakarta: Gaung Persada.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2001. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Triwiyanto, Teguh. 2015. Manajemen Kurikulum dan Pengembangan. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Wahyudin, Dinn. 2014. Manajemen Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

17

Anda mungkin juga menyukai