Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan semakin cepat.
Kita sebagai seorang pustakawan, dituntut untuk semakin kreatif dalam
mengembangkan atau memajukan perpustakaan. Sebagai seorang pustakawan
kita diwajibkan memiliki ide-ide yang cemerlang demi memuaskan
pemustaka. Pustakawan harus bisa menguasai sumber informasi atau bahan
pustaka yang ada di perpustakaan dan dapat memberikan informasi yang tepat
pada pemustaka.
Oleh karena itu, untuk memudahkan pustakawan dalam memberikan
sumber informasi kepada pengunjung/pemustaka maka pustakawan harus bisa
menguasai klasifikasi. Karena klasifikasi bertujuan untuk mengusahakan agar
pengunjung dapat secara mudah dan langsung memperoleh bahan pustaka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Klasifikasi?
2. Apa jenis klasifikasi?
3. Bagaimana fungsi dan peran klasifikasi?
4. Apa sumber dan acuan klasifikasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi, menurut Sulistyo-Basuki dalam Prastowo berasal dari kata
Latin “classis”, yang maknaknya adalah proses pengelompokan. Artinya,
mengumpulkan benda atau entitas yang sama dan memisahkan benda atau
entitas yang tidak sama. Dalam pandangan lain, Ibrahim Bafadal dalam
Prastowo mengemukakan bahwa klasifikasi adalah berasal dari kata
“classification” (bahasa inggris). Kata tersebut berasal dari kata “to classify”,
yang berarti menggolongkan dan menempatkan benda-benda yang sama di
suatu tempat.1
Secara harfiah arti klasifikasi adalah penggolongan atau
pengelompokkan. Ada beberapa pengertian mengenai klasifikasi, Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia klasifikasi adalah penyusunan bersistem
dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan.
Harrods Librarians Glossary menyebutkan bahwa klasifikasi adalah
pengelompokkan benda secara logis menurut ciri-ciri persamaannya. Menurut
Sulistyo Basuki (1995), klasifikasi adalah proses pengelompokkan/
pengumpulan benda atau entitas yang sama, serta memisahkan benda atau
entitas yang tidak sama.
Dalam pengertian secara umum bahwa klasifikasi ialah suatu kegiatan
yang mengelompokkan benda yang memiliki beberapa ciri yang sama dan
memisahkan benda yang tidak sama. Dalam kaitannya di dunia perpustakaan
klasifikasi diartikan sebagai kegiatan pengelompokkan bahan pustaka
berdasarkan ciri-ciri yang sama, misalnya pengarang, fisik, isi dsb.
B. Jenis Klasifikasi
Wiji Suwarno dalam Prastowo dalam bukunya Pengetahuan Dasar
Kepustakaan, mengemukakan bahwa klasifikasi perpustakaan terbagi dalam

1
Andi Prastowo. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. (Jogjakarta: DIVA
Press. 2012), h. 171
dua jenis, yaitu klasifikasi artifisial (artificial classification) dan klasifikasi
fundamental (fundamental classification).2
1. Klasifikasi Artifisial
Klasifikasi artificial atau artificial classification adalah klasifikasi
bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada
bahan pustaka tersebut. Contohnya, bahan pustaka dikelompokkan
berdasarkan tinggi buku (ukuran fisik buku).
2. Klasifikasi Fundamental
Klasifikasi fundamental atau fundamental classification adalah
klasifikasi bahan pustaka berdasarkan pada isi atau subyek buku.
Maksudnya, sifat yang tetap pada bahan pustaka, meskipun kulitnya
berganti atau formatnya diubah. Klasifikasi jenis kedua ini palimg sesuai
digunakan pada era sekarang. Sebab, ada beberapa keuntungan ketika kita
menggunakan klasifikasi fundamental. Pertama, buku-buku yang sama
atau mirip isinya terletak berdekatan. Kedua, memudahkan dalam
mengadakan perimbangan koleksi yang dimiliki. Ketiga, memudahkan
dalam mengadakan penelusuran terhadap bahan pustaka menurut subyek
Keempat, memudahkan dalam pembuatan bibliografi menurut pokok
masalah.
C. Fungsi dan Peran Klasifikasi
Menurut Sulistyo Basuki dalam Prastowo, klasifikasi yang diterapkan
di perpustakaan memiliki fungsi ganda. Pertama, sebagai penyusunan buku di
rak. Kedua, sebagai sarana penyusunan entri bibliografi di dalam katalog
tercetak, bibliografi dan indeks dalam tata susunan sistematis. Sementara itu,
Wiji Suwarno dalam Prastowo memandang bahwa klasifikasi berfungsi
mempermudah pemakai dalam menelusuri benda-beda yang ingin diperoleh
secara cepat dan tepat.3
Adapun peran klasifikasi koleksi pustaka, menurut pendapat Engking
Mudyana dan Royani yang dikutip Sinaga dalam Prastowo, ada beberapa hal:4
2
Ibid, h. 185
3
Ibid, h. 177
4
Ibid, h. 181
1. Pustakawan dapat melakukan survei koleksi buku yang dimiliki oleh
perpustakaan.
2. Pustakawan dapat memilih kemungkinan mengembangkan koleksi,
mengetahui kelemahan dan kekuatan kelas-kelas tertentu.
3. Pustakawan selalu diingatkan oleh kekurangan yang harus diisi dan
kelebihan yang harus ditingkatkan.
4. Melalui studi terhadap suatu sistem klasifikasi tertentu, pustakawan akan
menemukan cara berfikir yang teratur dan sistematis.
5. Klasifikasi juga memiliki nilai nyata bagi orang lain di luar perpustakaan.
Contohnya, dalam melengkapi fakta-fakta, pembuatan garis-garis besar
subyek, dan dalam membantu mengklasifikasikan informasi.
6. Seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi sering kali
mendapatkan garis besar subyek dari bagan klasifikasi.
7. Dalam bagan kesastraan, ia akan menemukan garis besar gerakan
kesastraan di berbagai negara, yang dilengkapi dengan daftar pengarang
penting dari setiap bab.
8. Dalam bagan sejarah, mungkin ditemukan garis besar sejarah suatu negara
secara kronologis, lengkap dengan tahun-tahun dan daftar peristiwa
tertentu.
9. Mereka yang mempelajari ilmu perpustakaan akan menemukan tinjauan
(review) yang sangat memuaskan.
10. Mudah membuat bibliografi tentang masalah tertentu.
11. Mudah mengadakan pameran mengenai masalah tertentu.
D. Sumber dan Acuan Klasifikasi
Sumber dan acuan yang sering digunakan dalam melakukan klasifikasi
adalah sebuah aturan yang dibuat khusus untuk mempermudah dalam
melakukan sebuah proses klasifikasi, dan aplikasi ini dipergunakan di banyak
perpustakaan. Beberapa acuan dan sumber klasifikasi:5
1. Universal Decimal Classification (UDC)
Klasifikasi UDC (Universal Decimal Classification).
5
Sembiring, Darwis.. Pengolahan Bahan Pustaka (Klasifikasi & Katalogisasi). (Bandung:
Yrama Widya, 2014) h. 102
UDC sebenarnya merupakan perluasan dari klasifikasi DDC.
Pertama kali diterbitkan pada 1905 dengan nama Classification Decimal
yang dikembangkan oleh FID (Federation International Documentation).
UDC pembentukan notasinya menggunakan satu angka atau lebih.
Klasifikasi ini mempunyai tabel tambahan yang berfungsi untuk
menyatakan adanya hubungan antar subyek satu dengan lainnya atau
dengan aspek-aspek tertentu yang ada dalam pokok persoalan.
Simbol + pada UDC berfungsi untuk menggabungkan dua subyek.
Misal pertanian dan ekonomi adalah 63 + 33
Simbol : (tanda titik dua) menunjukan aspek dari subyek tersebut.
Misal politik ekonomi adalah 32 : 33
2. Library of Congress Classification (LCC)
Klasifikasi ini mulai dikembangkan pada 1899 dan diterbitkan
pertama kali pada 1901. Klasifikasi ini disusun dengan menggunakan
huruf dan angka sebagai simbol atas dasar urutan abjad.
3. Dewey Decimal Classification (DDC)
Salah satu sistem klasifikasi yang berdasarkan subjeknya, yang
banyak digunakan di perpustakaan sekolah di seluruh dunia adalah sistem
klasifikasi persepuluhan yang disusun oleh Marvil Dewey. Sistem ini
dikenal dengan nama “Dewey Decimal Classification” yang biasa
disingkat DDC.
Klasifikasi Dewey muncul pada sisi buku-buku koleksi
perpustakaan. Klasifikasi dilakukan berdasarkan subjek, kecuali untuk
karya umum dan fiksi. Kodenya ditulis atau dicetakkan ke sebuah stiker
yang dilekatkan ke sisi buku atau koleksi perpustakaan tersebut. Bentuk
kodenya harus lebih dari tiga digit; setelah digit ketiga akan ada sebuah
tanda titik sebelum diteruskan angka berikutnya.
Contoh kode:
 330.94 = ekonomi Eropa, di mana 330 adalah kode untuk ekonomi dan
94 untuk Eropa
Ada sepuluh kelas utama dalam klasifikasi Dewey. Sepuluh kelas
tersebut dibagi lagi kepada 10 bagian; yang lalu bisa dibagi lagi kepada 10
bagian.
Sepuluh kelas utama tersebut adalah:
 000 Komputer, informasi dan referensi umum
 100 Filsafat dan psikologi
 200 Agama
 300 Ilmu sosial400 Bahasa
 500 Sains dan matematika
 600 Teknologi
 700 Kesenian dan rekreasi
 800 Sastra900 Sejarah dan geografi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari tujuan dan manfaat klasifikasi bahan pustaka sudah jelas bahwa
klasifikasi sangatlah penting di perpustakan, karena memudahkan dalam
penyusunan bahan pustaka dan memudahkan pemustaka untuk mencari
referensi.
Mengklasifikasi bahan pustaka dengan menggunakan Skema
klasifikasi Persepuluhan Dewey (DDC), perlu pemahaman komponen-
komponen yang ada pada sistem ini. Jika dapat melakukan analisis subyek
dengan tepat sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penulis suatu bahan
pustaka, dan dapat mengikuti petunjuk yang ada pada bagan klasifikasi
diharapkan dapat memperoleh subyek yang tepat dan dapat mendapatkan
notasi yang tepat. Sehingga penempatan bahan pustaka di rak jajaran pada
posisi yang benar dan proses penelusuran atau pencarian informasi mudah
dilakukan dengan cepat dan tepat.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta:


DIVA Press.

Sembiring, Darwis. 2014. Pengolahan Bahan Pustaka (Klasifikasi &


Katalogisasi). Bandung: Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai