Anda di halaman 1dari 29

BRYOPHYTA

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Botani Cryptogamae


Dosen pengampu:
Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd.
Dr. Topik Hidayat, M.Si.
Dr. Wahyu Surakusumah, M.T.

oleh:
Kelas A/2015
Kelompok 8
Fadillah Utami (1505063)
Fathimah Dini Hanifah (1507549)
Naufal Ahmad Muzakki (1505601)
Rizky Akbar (1202547)
Siti Salma (1507518)
Suchi Handayani Khotimah (1506770)
Wilda Robiatul Adawiyah (1500828)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
A. Judul Laporan
Bryophyta

B. Pelaksanaan Praktikum
Hari : Selasa, 15 November 2016.
Waktu : Pukul 09.00 - 11.30 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan.
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung.

C. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui ciri-ciri tumbuhan lumut.
2. Mengetahui ciri yang menjadi dasar pembeda antara kelas Musci dan
kelas Hepatica.
3. Mengetahui beberapa tumbuhan lumut yang mewakili kelas Musci dan
Hepatica.
4. Menganalisis nilai-nilai kehidupan yang terdapat pada tumbuhan
Bryophyta.

D. Dasar Teori
Bryophyta berasal dari bahasa Yunani bryon yang berarti “Tumbuhan
lumut”. Pada umumnya, lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan
plastida yang menghasilkan klorofil a dan klorofil b sehingga lumut bersifat
autotrof. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara thallus dan kormus.
Beberapa ahli botani yang menganggap lumut merupakan perkembangan dari alga
hijau yang berbentuk filamen.
Lumut melakukan dua adaptasi yang memungkinannya untuk tumbuh di
tanah, yaitu pertama, tubuhnya diselubungi oleh kutikula lilin sehingga dapat
mengurangi penguapan dari tubuhnya. Kedua, gamet-gametnya berkembang di
dalam suatu struktur yang disebut gametangium, sebagai hasilnya zigot hasil
fertilisasi berkembang di dalam jaket pelindung. Karena lumut belum mempunyai
jaringan pengangkut, maka air masuk ke tubuh lumut secara imbibisi. Setelah air
masuk ke dalam tubuh lumut, kemudian didistribusikan ke bagian-bagian
tumbuhan, baik secara difusi, kapilaritas, maupun aliran sitoplasma. Sistem
pengangkutan air yang seperti itu menyebabkan lumut hanya dapat hidup di rawa
dan tempat teduh (Pratiwi, dkk, 2006).
1. Ciri-ciri tumbuhan lumut yaitu:
a. Sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari
selulosa.
b. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan
yang berbeda. Jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian
berikut :
1) Selapis sel kulit, beberapa sel di antaranya memanjang membentuk
rizoid-rizoid epidermis.
2) Lapisan kulit dalam tersusun atas lapisan korteks.
3) Silinder pusat, terdiri dari sel parenkim yang memanjang dan berguna
untuk mengangkut air dan garam mineral.
c. Daun lumut hanya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun. Sel
daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun
seperti jala. Di antaranya terdapat sel-sel mati dengan penebalan dinding
dalam berbentuk spiral. Sel-sel mati ini berguna untuk sebagai tempat
persediaan air dan cadangan makanan.
d. Pada lumut, hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada
pertumbuhan membesar. Ukuran sel yang terbatas mungkin disebabkan
tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan
penyokong.
2. Berdasarkan letak alat kelaminnya, lumut dibagi menjadi dua yaitu:
a. Lumut berumah satu, yaitu jika pada satu individu terdapat anteredium
dan arkegonium.
b. Lumut berumah dua, yaitu jika satu individu hanya terdapat anteredium
saja atau arkegonium saja, sehingga ada lumut jantan dan lumut betina).
3. Berdasar habitus (perawakan), lumut ada dua yaitu:
a. Lumut daun (musci), yaitu bentuk thallusnya seperti tumbuhan kecil
yang mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun
spiral. Baik batang maupun daun belum memiliki jaringan pengangkut.
Pada bagian dasar batang semu terdapat rhizoid yang berupa benang
halus dan berfungsi sebagai akar. Pada bagian pucuk terdapat alat
pembiakan seksual berupa anteredium dan arkegonium.
Contohnya: Spaghnum yang hidup di rawa dan merupakan komponen
pembentuk tanah gambut.
b. Lumut hati (Hepaticae), yaitu bentuk thallusnya pipih seperti lembaran
daun. Pada permukaan ventral terdapat rhizoid dan pada permukaan
dorsal terdapat kuncup. Anteredium memiliki tangkai yang disebut
anteridiofor dan tangkai arkegonium disebut arkegoniofor. Lumut hati
dapat dipakai sebagai indikator daerah lembab dan basah.
4. Peranan Tumbuhan Lumut dalam Kehidupan:
a. Dalam ekosistem yang masih alami, lumut merupakan tumbuhan
perintis karena dapat melapukkan batuan sehingga dapat ditempati oleh
tumbuhan yang lain.
b. Lumut dapat menyerap air yang berlebih, sehingga dapat mencegah
terjadinya banjir.
c. Lumut jenis Marchantia polymorpha dapat digunakan sebagai obat
radang hati.
d. Lumut Sphagnum dapat dijadikan sebagai bahan pengganti kapas.
e. Sebagai penyedia oksigen.
f. Sebagai ornamen tata ruang (Pratiwi, dkk, 2006).
E. Alat dan bahan
Tabel 1. Alat yang digunakan
No Nama alat
1 Kamera
2 Mikroskop binokuler
3 Buku catatan
4 Buku pegangan
5 Alat tulis
Tabel 2. Bahan yang digunakan:
No Nama bahan
1 Awetan Marchantia
2 Awetan Meteorium
3 Awetan Rhodobryum
4 Awetan Dicranum
5 Awetan Rhizogonium
6 Awetan Jungermannia
7 Awetan Pogonatum
8 Awetan Leucolejeuna
9 Awetan Campylopus
10 Awetan Leucobryum
11 Awetan Lophocolea
12 Awetan Polytrichum
13 Awetan Dumortiera
14 Awetan Anthoceros
15 Awetan Aerobryopsis
16 Awetan Hypnodendron
17 Awetan Fissidens
18 Awetan Sphagnum
19 Awetan Metzgeria

F. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam pengamatan ini adalah:

Bioplastik diamati oleh mata Klasifikasi ordo ditentukan


secara langsung tanpa berdasarkan bagian-bagian
mikroskop. yang dimiliki oleh spesimen.

Hasil pengamatan
Informasi dicatat dalam
dituangkan ke dalam tabel
buku catatan dan
karakteristik dan Badan
didokumentasikan.
Dikotomi Konsep.
G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Karakteristik Briophyta
No. Nama species Habitus Orientasi Panjang ibu tulang Keberadaan Bentuk Kemuncula Bentuk Ciri khas Kemiripan
tumbuh daun ibu tulang daun n sporofit sporan
daun gium/s
porofit
Sampai Tidak sampai Ada Tdk
ujung ujung ada
1 Marchantia sp. Thallus Horizontal - - - + Tdk ada Di Payung Sporanya Seperti fucus
permukaan berbentuk payung
2 Meteorium sp. Kormus Vertikal + - - - lancet Di ujung Tiang Tekstur kormus Seperti jagung
3 Rhodobryum sp. Kormus Vertikal - + - - Lancet Di ujung Tiang Kormus Merah Seperti pohon
palm
4 Dicranum sp. Kormus Vertikal - + + - Lancet Di ujung Tiang Ujung daun Seperti rumput
runcing
5 Rhizogonium sp. Kormus Vertikal + - + - Lanset Dari pangkal Tiang Kemunculan Seperti ilalang
sporofit di
pangkal
6 Jungermannia sp. Thallus Horizontal - - - + Tidak ada Dipermukaa Tiang Mempunyai ala Seperti jamur
n kuping
7 Pogonatum sp. Kormus Vertikal + - + - Lancet Di ujung Tiang Dudukan daun Seperti rumput
renggang
8 Leucolejeuna sp. Thallus Horizontal - - - + Tidak ada Di Tiang Alanya tipis Seperti fucus
permukaan
9 Campylopus sp. Kormus Vertikal + - + - Lanset Diujung Tiang Bentuk spora Seperti kapang
sepeti lonceng rambut
10 Leucobryum sp. Kormus Vertikal - + + - Lanset Dari ujung Tiang Lancet panjang Seperti ulat
bulu
11 Lophocolea sp. Thallus Horyzontal - - - + Tidak ada Di Tiang Alanya kecil, tipis Seperti
permukaan berselaput. sellaginela
12 Polytrichum sp. Kormus Vertikal - + + - Lancet Diujung Payung Persebaran daun Seperti spatula
rapat
13 Dumortiera sp. Thallus Horizontal - - - - Tidak ada Di Payung Thallusnya lebar Seperti fucus
permukaan
No. Nama species Habitus Orientasi Panjang ibu tulang Keberadaan Bentuk Kemuncula Bentuk Ciri khas Kemiripan
tumbuh daun ibu tulang daun n sporofit sporan
daun gium/s
porofit
Sampai Tidak sampai Ada Tdk
ujung ujung ada
14 Anthoceros sp. Thallus Horizontal - - - + Tidak ada Di tepi Tanduk Sporofit Seperti tanduk
berbentuk tanduk

15 Aerobryopsis sp. Kormus Vertikal + - + - Lanset Di ujung Tiang Daunnya satu Seperti
bidang kemoceng
16 Hypnodendron sp. Kormus Vertikal + - + - Lanset Di ujung Tiang Kormunya Seperti pohon
bercabang, roset sympodial
hijau
17 Fissidens sp. Kormus Vertikal - + + - Lanset Diujung Tiang Ada struktur Seperti
seperti pelepah pelepah daun
daun , dudukan
daun menyilang
18 Sphagnum sp. Kormus Vertikal + - + - Lanset Di ujung Tiang Daunnya lebar Seperti rumput
dan panjang

19 Metzgeria sp. Thallus Horizontal - - - + Tidak ada Di Tiang Ala lebih sempit Seperti
permukaan kitulang
H. Tabel Klasifikasi
Tabel 4. Tabel Klasifikasi Lichenes
No. Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Literatur Gambar Manual

Division : Bryophyta
Class : Hepaticae
Order : Marchantiales
1
Family : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Species : Marchantia sp.
Gambar 1. a. Marchantia sp Gambar 1. b. Marchantia sp.
(Dok kelompok 8, 2016) (Cheuk, 2013)

Division : Bryophyta
Class : Musci
Order : Meteoriales
2
Family : Meteoriceae
Genus : Meterorium
Species : Meteorium sp

Gambar 2. a. Meteorium sp. Gambar 2. b. Meteorium sp.


(Dok kelompok 8, 2016) (Mufidah, 2014)

Division : Bryophyta
Class : Musci
Order : Bryales
3
Family : Bryceae
Genus : Rhodobryum
Species : Rhodobryum sp.
Gambar 3. a. Rhodobryum sp. Gambar 3. b. Rhodobryum sp.
(Dok kelompok 8, 2016) (Ohio, 2014)
No. Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Literatur Gambar Manual

Division : Bryophyta
Class : Musci
Order : Dicranales
4
Family : Dicranaceae
Genus : Dicranum
Species : Dicranum sp.

Gambar 4. a. Dicranum sp. Gambar 4. b. Dicranum sp.


(Dok kelompok 8, 2016) (Schou, tanpa tahun)

Division : Bryophyta
Class : Musci
Order : Rhizogoniales
5
Family : Rhizogoniaceae
Genus : Rhizogonium
Species : Rhizogonium sp.

Gambar 5. a. Rhizogonium sp. Gambar 5. b. Rhizogonium sp.


(Dok kelompok 8, 2016) (Jordan, 2011)

Division : Bryophyta
Class : Hepatica
Order : Jungermanniales
6
Family : Jungermanniaceae
Genus : Jungermannia
Species : Jungermannia sp.
Gambar 6. a. Jungermannia sp.. Gambar 6. b. Jungermannia sp.
(Dok kelompok 8, 2016) (Molvray, 2015)
No. Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Literatur Gambar Manual

Division : Bryophyta
Class : Musci
Order : Bryales
Family : Politrichaceae
7
Genus : Pogonatum
Species : Pogonatum sp.

Gambar 7. a. Pogonatum sp. Gambar 7. b. Pogonatum sp.


(Dok kelompok 8, 2016) (Boluda, 2007)

Division : Bryophyta
Class : Hepatica
Order : Jungermaniales
8
Family : Lejeuneaceae
Genus : Leucolejeuna
Species : Leucolejeuna sp.
Gambar 8. a. Leucolejeuna sp. Gambar 8. b. Leucolejeuna sp.
(Dok kelompok 8, 2016) (County, 2008)

Divisi : Bryophyta
Kelas : Musci
Bangsa : Dicranales
9
Famili : Dicranaceae
Genus : Campylopus
Species : Campylopus sp.
Gambar 9. a. Campylopus sp. Gambar 9. b. Campylopus sp.
(Dok kelompok 8, 2016) (Jaegar,2010)
No. Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Literatur Gambar Manual

Divisi : Bryophyta
Kelas : Musci
Bangsa : Dicranales
10
Famili : Leucobryaceae
Genus : Leucobryum
Species : Leucobryum sp.

Gambar 10. a. Leucobryum sp. Gambar 10. b. Leucobryum sp.


(Dok kelompok 8, 2016) (Janssen , 2008)

Divisi : Bryophyta
Kelas : Musci
Bangsa : Dicranales
11
Famili : Lophocoleaceae
Genus : Lophocolea
Species : Lophocolea sp.
Gambar 11. a. Lophocolea sp. Gambar 11. b. Lophocolea sp.
(Dok kelompok 8, 2016) (Nicholls,2009)

Divisi : Bryophyta
Kelas : Musci
Bangsa : Polytrichales
12
Famili : Polytrichaceae
Genus : Polytrichum
Species : Polytrichum sp.
Gambar 12. a. Polytrichum sp. Gambar 12. b. Polytrichum sp.
(Dok kelompok 8, 2016) (Aherweiler,2013)
No. Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Literatur Gambar Manual

Divisi : Bryophyta
Kelas : Hepatica
Bangsa : Marchantiales
13
Famili : Marchantiaceae
Genus : Dumortiera
Species : Dumortiera sp.
Gambar 13. a. Dumortiera sp. Gambar 13. b. Dumortiera sp.
(Dok kelompok 8, 2016) (Li Zhang, 2003)

Divisi : Bryophyta
Kelas : Hepaticae
Bangsa : Anthocerotales
14
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Anthoceros
Species : Anthoceros sp.
Gambar 14. a. Anthoceros sp. Gambar 14. b. Anthoceros sp.
(Dok kelompok 8, 2016) (Luth, M. 2004)

Divisi : Bryophyta
Kelas : Musci
Bangsa : Lecodontales
15
Famili : Meteoriaceae
Genus : Aerobryopsis
Species : Aerobryopsis sp.
Gambar 15. a. Aerobryopsis sp. Gambar 15. b. Aerobryopsis sp.
(Dok kelompok 8, 2016) (Klazenga, 2016)
No. Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Literatur Gambar Manual

Divisi : Bryophyta
Kelas : Musci
Bangsa : Embryales
16
Famili : Hypnodendarceae
Genus : Hypnodendron
Species : Hypnodendron sp.
Gambar 16. a. Hypnodendron sp. Gambar 16. b. Hypnodendron sp.
(Dok kelompok 8, 2016) (Rosser, 1976)

Division : Bryophyta
Class : Musci
Order : Fissinales
17
Family : Fissinaceae
Genus : Fissidens
Spesies : Fissidens sp.

Gambar 17. a. Fissidens sp. Gambar 17. b. Fissidens sp.


(Dok kelompok 8, 2016) (Lewington, 2007)

Division : Bryophyta
Class : Musci
Order : Sphagnales
18
Family : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagnum sp.

Gambar 18. a. Sphagnum sp. Gambar 18. b. Sphagnum sp.


(Dok kelompok 8, 2016) (Andover, 2003)
No. Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Literatur Gambar Manual

Division : Bryophyta
Class : Hepaticae
Order : Metzgeriales
19
Family : Metzgeriaceae
Genus : Metzgeria
Spesies : Metzgeria sp.

Gambar 19 .a. Metzgeria sp. Gambar 19. b. Metzgeria sp.


(Dok kelompok 8, 2016) (Efe, 2007)
I. Bagan Dikotomi Konsep
Kunci Determinasi
1a Habitus thallus ................................................................................................ 2
1b Habitus kormus ............................................................................................... 3
2a Bentuk sporofit payung................................................................................... 4
2b Bentuk sporofit tidak payung ........................................................................ 5
3a Tulang daun sampai ujung .............................................................................. 6
3b Tulang daun tidak sampai ujung .................................................................... 7
4a Kemiripan seperti Fucus ................................................................ Marchantia
4b Kemiripan seperti Udotea .............................................................. Dumortiera
5a Bentuk sporofit tanduk..................................................................... Anthoceros
5b Bentuk sporofit tiang ....................................................................................... 8
6a Kemunculan sporofit di pangkal .................................................. Rhizogonium
6b Kemunculan sporofit di ujung ......................................................................... 9
7a Bentuk sporofit payung ................................................................. Polytrichum
7b Bentuk sporofit tiang ..................................................................................... 10
8a Kemiripan tidak seperti ekor domba .............................................................. 11
8b Kemiripan seperti ekor domba .....................................................Leucolejeuna
9a Seperti jagung .............................................................................. Heterobrium
9b Tidak seperti jagung .................................................................................... 12
10a Tidak seperti pohon palem .......................................................................... 13
10b Seperti pohon palem .................................................................. Rhodobryum
11a Kemiripan tidak seperti Sellaginela ............................................................ 14
11b Kemiripan seperti Sellaginela ..................................................... Lophocolea
12a Seperti lidah buaya........................................................................ Pogonatum
12b Tidak seperti lidah buaya ............................................................................ 15
13a Seperti ulat bulu ................................................................................. Leucobryum
13b Tidak seperti ulat bulu ................................................................................ 16
14a Kemiripan seperti jamur kuping .............................................. Jungermannia
14b Kemiripan seperti kitulang ................................................................... Metzgeria
15a Seperti kepang rambut ...................................................................... Campylopus
15b Tidak seperti kepang rambut ...................................................................... 17
16a Seperti pelepah daun .............................................................................. Fissidens
16b Seperti rumput........................................................................................ Dicranum
17a Tidak seperti kemonceng ................................................................................... 18
17b Seperti kemonceng .......................................................................... Aerobryopsis
18a Seperti pohon Sympodial ....................................................... Hypnodendrom
18b Seperti rumput....................................................................................... Sphagnum
J. Pembahasan
1. Marchantia sp.
Marchantia sp. termasuk ke dalam kelas Hepaticae. Memiliki bentuk
tubuh berupa thallus, arah tumbuh horizontal, bentuk sporofitnya mangkuk,
percabangan dikotom, dan tidak memiliki daun. Memiliki ala, kemunculan
sporofit di permukaan thallus. Spesies ini memiliki ciri khas jumlah sporofit
banyak dan tersebar di permukaan. Menurut Yudianto (1992), sporofit
tersembunyi terletak di bagian permukaan bawah reseptakel betina.
Reseptakel jantan (cawan antheridial) dan reseptakel betina (cawan
archegonial) adalah terlihat jelas. Yang jantan serupa cawan dan yang betina
serupa payung.
2. Meteorium sp.
Meteorium sp. termasuk ke dalam kelas Musci, memiliki bentuk tubuh
kormus. Arah tumbuhnya horizontal, bentuk sporofit berupa kapsul,
percabangan bebas, bentuk daun lanset, memiliki urat daun, kemunculan
sporofit di ujung kormus. Spesies ini memiliki ciri khas bentuk daun seperti
meteor.
3. Rhodobryum sp.
Rhadobryum sp. termasuk ke dalam kelas Musci, memiliki bentuk
tubuh kormus. Arah tumbuhnya vertikal, bentuk sporofit berupa kapsul,
percabangan bebas, bentuk daun lanset, memiliki urat daun. Kemunculan
sporofit di ujung kormus. Spesies ini memiliki ciri khas duduk daun ronset.
4. Dicranum sp.
Dicranum sp termasuk ke dalam kelas Musci, memiliki bentuk tubuh
kormus. Arah tumbuhnya vertikal, bentuk sporofit berupa kapsul,
percabangan bebas, bentuk daun jarum memiliki urat daun. Kemunculan
sporofit di ujung kormus. Spesies ini memiliki ciri khas daun terkadang
bercabang dua. Menurut Yudianto (1992), bentuk luar tubuhnya seperti ulat
bulu, akibat keadaan padatnya daun-daun yang seperti jarum, daun-daun
muda di ujung cabang seolah-olah bersatu. Sporogonium dibentuk di ujung
cabang.
5. Rhizogonium sp.
Rhizogonium sp. adalah spesies Bryophyta yang termasuk ke dalam
kelas Musci karena merupakan tumbuhan serupa kormus yang memiliki
bagian batang, daun dan rhizoid yang jelas. Spesies ini memiliki thallus yang
cukup tebal dan arah tumbuh thallusnya vertikal serta percabangannya
bebas. Bentuk sporofit Rhizogonium sp. seperti kapsul yang terletak di ujung
ketiak daun dengan titik tumbuh sporofitnya di pangkal batang. Rhizogonium
sp. merupakan tumbuhan kormus sehingga spesies ini memiliki daun sejati.
Daun Rhizogonium sp. berbentuk linier dengan urat daun yang sampai ke
ujung dan duduk daun roset.
6. Jungermania sp.
Jungermania sp. merupakan spesies Bryophyta yang tergolong ke
dalam kelas Hepaticae yaitu tumbuhan serupa thallus yang berdaun tetapi
tidak memiliki urat daun. Daunnya berbentuk bulat telur dengan duduk daun
menyirip ke arah luar. Sporofitnya berbentuk kapsul yang terletak dibagian
bawah. Memiliki percabangan thallus bebas dan arah tumbuh horizontal.
7. Pogonatum sp.
Pogonatum sp. adalah spesies Bryophyta yang termasuk ke dalam
kelas Musci karena merupakan tumbuhan serupa kormus yang memiliki
bagian batang, daun dan rhizoid yang jelas. Mempunyai batang tunggal dan
tumbuh tegak, daun sempit dan menyebar secara spiral. Kapsul tertutup
kaliptra yang berambu. Berbentuk silisndris terdapat di ujung tangkai yang
muncul pada ujung batang.
8. Leucolejeuna sp.
Leucolejeuna sp. merupakan spesies Bryophyta yang tergolong ke
dalam kelas Hepaticae yaitu tumbuhan serupa thallus yang berdaun tetapi
tidak memiliki urat daun. Daun-daun ini terletak di kanan dan kiri batang
berbentuk seperti telur yang melebar. Alat perkembangbiakan berupa
sporofit yang berbentuk seperti kapsul yang terletak di ujung batang.
Percabangan thallus oposita dan arah tumbuh horizontal dengan thallus yang
tipis.
9. Campylopus sp.
Bentuk tubuh berupa talus dengan batang tegak,bercabang, dan padat
yang bentuknya seperti jarum dengan urat daun lebar pada bagian pangkal
serta memperlihatkan adanya tonjolan. Pada bagian ujung tangkai(seta)
terdapat sporangium.
10. Leucobryum sp.
Bentuk daunnya yang lebat menjuntai panjang dari pangkal keluar.
Warna hijau rumput, ditemukan menempel pada substratnya yaitu pohon.
Daunnya bercabang-cabang banyak meruncing, seperti ada batang kecil yang
ditumbuhinya. Menurut Edawua,lumut ini biasa ditemukan bersama dengan
lumut daun lainnya. Lumut ini berperawakan kekar dan lebat. Bentuk
gametofitnya berupa daun-daun yang tumbuh dengan lebat dan berdempetan.
Warna daunnya hijau muda mengkilap,sempit dan memanjang. Terkadang
pada ujungnya mudah melengkung,ujung daun meruncing, dengan pangkal
yang tumpul. Antheridium dan arkegonium tidak ditemukan.
11. Lophocolea sp.
Lophocolea berwarna hijau kecoklatan atau hijau kekuningan dengan
daun mempunyai bintil dan panjang nya sekitar 4 mm. daunnya panjang dan
filoid daunya berkebalikan. Dibawah permukaan daunya mengandung
bintil,mempunyai bau yang khas.
12. Polytrichium sp.
Polytrichium sp. biasa disebut lumut haircap atau lumut rambut. Erupa
thalus dan mempunyai tangkai sporangium bersifat elsatis. Membentuk
koloni yang luas dan membentuk benang. Panjang batangnya 1-8 cm. batang
tegak dan biasanya tidak bercabang. Habitatnya di tanah, tebing-tebing basah
dan di atas batu cadas. Reproduksi seksual dengan membentuk gametangium
dan reproduksi aseksual dengan membentukgemma (tunas). Daunya kecil
memanjang seperti pisau. Terdapat rhizoid yang berbentuk benang-benang
yang menyerupai akar.
13. Dumortiera sp.
Merupakan genus pada divisi Bryophyta dengan bentuk sporofit
menyerupai paying dengan ciri khas terletak pada alanya yang lebar.
Kemunculan spora pada genus satu ini terletak pada permukaannya. Genus
Dumortiera hidup sebagai thallus dengan arah tumbuh horizontal. Sebagai
tumbuhan thallus, genus Dumortiera tidak memiliki tulang daun utama serta
urat daun.
14. Anthoceros sp.
Anthoceros sp. memiliki arah tumbuh horizontal atau menyamping.
Meiliki bentuk sporofit yang menyerupai tanduk membuat genus satu ini
memiliki ciri khas dengan sporofitnya itu sendiri yang berbentuk tanduk.
Sporofit ini muncul di permukaan genus Anthoceros. Sebagaimana genus
Dumortiera yang hidup sebagai thallus, genus Anthoceros juga tidak memiliki
urat daun dan juga tulang daun utama.
15. Aerobryopsis sp.
Aerobryopsis sp. ini memiliki ciri khas daunnya yang sebidang atau
menyirip dengan bentuk sporofit tiang. Kemunculan sporofit pada genus ini
terletak di ujung. Habithus hidupnya adalah sebagai kormus dengan bentuk
daun lanset dan memiliki urat daun sementara itu untuk tulang daun utamanya
tidak sampai ujung. Arah tumbuh genus Aerobryopsis adalah vertikal.
16. Hypnodendron sp.
Hypnodendron sp. hidup dengan habithus sebagai kormus yang juga
menjadikan ciri khas dari genus satu ini karena kormusnya yang bercabang
dengan roset hijau membuat genus ini memiliki kemiripan dengan pohon
simpodial. Genus ini memiliki urat daun, bentuk daun lanset, serta tulang
daun utama yang terbentang sampai ujung. Arah tumbuh genus satu ini adalah
vertikal dengan kemunculan sporofit yang terletak di ujung dengan bentuk
sporofit tiang.
17. Fissidens sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, Fissidens sp termasuk ke dalam kelas
Musci, bentuk tubuhnya kormus, arah tumbuhnya vertikal. Bentuk sporofit
berupa kapsul, percabangannya bebas, bentuk daun lanset, memiliki urat
daun. Sporofit muncul di ujung kormus. Spesies ini memiliki ciri khas
terdapat pelepah.
18. Sphagnum sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, Sphagnum sp termasuk ke dalam kelas
Musci, bentuk tubuhnya kormus, arah tumbuhnya vertikal. Bentuk sporofit
berupa kapsul, tidak bercabang, bentuk daun lanset, memiliki urat daun.
Sporofit muncul di ujung kormus.
19. Metzgeria sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, Metzgeria sp termasuk ke dalam kelas
Hepaticae, arah tumbuhnya horizontal, bentuk tubuh berupa thallus. Bentuk
sporofit berupa mangkuk, percabangannya dikotom. Tidak memiliki daun
tetapi mempunyai ala. Sporofitnya muncul di permukaan thallus. Spesies ini
memiliki ala sempit dan panjang

K. Nilai-Nilai
1. Nilai Praktis
Tumbuhan lumut (Bryophyta) memiliki manfaat atau peranan penting
bagi ekosistem. Peranan bagi manusia yang sangat luar biasa. Manfaat
tumbuhan lumut bagi manusia adalah sebagi obat antiseptik yang terkandung
pada lumut hati, mengandung senyawa berguna dalam mengobati penyakit
jantung pada lumut daun, digunakan untuk obat dalam pertumbuhan rambut
pada Fisscidens, berguna sebagai obat hepatitis, menghilangkan toksin
akibat dari gigitan ular pada Marchantia, berguna untuk mengobati tekanan
darah tinggi dan juga sebagai obat bius pada Rhodobryum, memiliki manfaat
yang digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas, membantu
penyerapan air, menjaga kelembapan tanah pada Sphagnum serta menjadi
sumber oksigen.
2. Nilai Intelektual
Manfaat dari Bryophyta tidak dapat kita lihat atau rasakan secara
langsung. Perlu dilakukan penelitian dan pengembangan akan kandungan-
kandungan dalam tumbuhan rendah tersebut. Hal ini yang harusnya diangkat
dan dijadikan rujukan bagi mahasiswa sebagai intelektual untuk dapat
berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Dengan kemampuan intelektualnya
mahasiswa tentu dapat menggali berbagai potensi yang dimiliki Bryophyta
tersebut. Hal yang kecil jika kita dalami dan pelajari akan memberikan
manfaat yang berkali-kali lebih besar daripada kuantitasnya.
3. Nilai Sosial Politik
Tumbuhan lumut berkembangbiak dengan spora. Pada musim hujan
banyak membentuk tunas-tunas di dalam piala tunas. Spora dibentuk di
dalam kotak spora (sporogonium) yang di tutup oleh operkulum.
Sporogonium memiliki gigi peristom yang berfungsi melemperkan spora-
spora semasa cuaca kering. Sebagai makhluk hidup yang mempunyai akal,
kita harus bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan
berhubungan saling menguntungkan seperti pada tumbuhan lumut. Dan
menutupi sesuatu kekurangan orang lain sehingga bisa berguna bagi diri
sendiri maupun orang lain.
4. Nilai Pendidikan
Bryophyta merupakan jenis tumbuhan rendah yang pertama
beradaptasi dengan lingkungan darat, tidak seperti halnya jamur yang mesti
kehilangan klorofil. Bryophyta merupakan tumbuhan peralihan dari bentuk
thallus ke kormus. Implikasinya yaitu sebagai manusia harus bisa seperti
lumut yang bisa beradaptasi, kita juga harus bisa beradaptasi dimanapun
berada. Selain itu harus bisa berubah kepada hal yang lebih baik. Lumut
dapat digunakan sebagai petunjuk arah mata angin di hutan. Misalnya ketika
pendaki ingin menentukan arah Barat, maka yang menjadi indikasinya
adalah keberadaan lumut pada permukaan pohon. Pada sisi pohon yang
ditumbuhi oleh lumut maka itu menunjukkan arah Barat, sementara sisi
pohon yang tidak berlumut mengindikasikan bahwa itu adalah arah Timur.
Secara otomatis arah Utara dan Selatannya dapat ditentukan.
5. Nilai Agama
Pada Bryophyta, batangnya belum memiliki berkas pembuluh angkut
yaitu tidak terdapt xylem dan floem. Jaringan pengangkut hanya berupa
jaringan empulur. Allah itu Maha Adil, sekalipun lumut tidak mempunyai
xylem dan floem tetapi tetap digantikan dengan jaringan empulur yang
mempunyai fungsi sama penting. Begitu juga dengan manusia sudah
seharusnya bersikap adil terhadap sesama dan menjauhkan diri dari sikap
sombong.

L. Simpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ciri-ciri dari tumbuhan lumut yaitu memiliki daun semu, batang semu,
rhizoid, seta dan kaliptra serta ada beberapa lumut yang tidak memiliki
bagian tersebut. Lumut berkembangbiak secara seksual dan aseksual,
umumnya ditemukan di tempatyang lembab atau basah.
2. Hal utama yang membedakan antara kelas musci dan kelas hepatica yaitu
lumut hati atau hepatica memiliki bentuk yang menyerupai seperti thallus
serta masih banyak yang menempel pada substratnya, sedangkan pada kelas
musci tumbuhan ini sudah menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, sudah
memiliki daun semu, batang semu, dan terdapat kaliptra seta yang
merupakan tangkai kaliptra.
3. Species yang termasuk ke dalam kelas musci yaitu Meteorium sp.
Rhodobryum sp. Dicranum sp. Rhizogonium sp. Pogonatum sp. Campylopus
sp. Leucobryum sp. Lophocolea sp. Polytrichum sp. Aerobryopsis sp.
Hypnodendron sp. Sphagnum sp. Fissidens sp. Sedangkan yang termasuk ke
dalam kelas hepatica yaitu Marchantia sp. Anthoceros sp. Jungermannia sp.
Leucolejeuna sp. Dumortiera sp. dan Metzgeria sp
DAFTAR PUSTAKA

Crestwort, Bifid. 2000. Lophocolea bidentate. [online] http://rbg-


web2.rbge.org.uk/bbs/Activities/liverworts/Lophocolea%20bidentata.pdf .
diakses 18-11-16.

Edawua,Nathania . 1999. Keanekaragaman Bryophyta di Pemandian Air Panas


Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar Jawa Timur. Jurnal Ilmiah. Surabaya.

Pratiwi, dkk. (2006). Biologi Jilid 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Surakusumah, dkk. (2015). Penuntun praktikum botani cryptogamae. Bandung:


Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Yudianto, S.A. (1992). Pengantar Cryptogamae (Sistematik Tumbuhan Rendah).


Bandung:Tarsito.
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR

Gambar 1. b. Marchantia sp.


Cheuk. (2013). Marchantia sp. [Online]. Diakses dari:
https://www.studyblue.com/notes/note/n/fml-lab/deck/8224045.
Gambar 2. b. Meteorium sp.
Mufidah, Nada. (2014). Meteorium sp. [Online]. Diakses dari:
https://www.flickr.com/photos/130352569@N02/15967462049.
Gambar 3. b. Rhodobryum sp.
Ohio. (2014). Rhodobryum sp. [Online]. Diakses dari:
http://ohiomosslichen.org/moss-rhodobryum-ontariense.
Gambar 4. b. Dicranum sp.
Schou. (Tanpa tahun). Dicranum sp. [Online]. Diakses dari:
http://bryophyteportal.org/portal/taxa/index.php?taxon=158753.
Gambar 5. b. Rhizogonium sp.
Jordan. (2011). Rhizogonium sp. [Online]. Diakses dari
http://www.utas.edu.au/dicotkey/dicotkey/Mosses/mRHIZOGONIACEAE/g
Rhizogonium.htm.
Gambar 6. b. Jungermannia sp.
Molvray. (2015). Jungermannia. [Online]. Diakses dari
http://www.molvray.com/galleryphp/picture.php?/15014.
Gambar 7. b. Pogonatum sp.
Boluda. (2007). Pogonatum urnigerum. [Online]. Diakses dari:
http://www.taxateca.com/images/dominioeukaryota/Reinoplantae/filo
bryophyta/clasepolytrichopsida/ordenpolytrichales/especies/p/pogonatum_ur
nigerum.jpg.
Gambar 8. b. Leucolejeuna sp.
County. (2008). Leucolejeuna sp. [Online]. Diakses
dari:http://bobklips.com/bobs_website/HYPNCURV-15Jun08-DW-
Hocking.jpg.
Gambar 9.b. Campylopus.
Jaegar. (2010). Campylopus. [Online]. Diakses dari:
http://www.nism.uzh.ch/bryopictures/6148.jpgAa.
Gambar 10. b. Leucobryum.
Jansen. (2008). Leucobryum. [Online]. Diakses dari:
http://terschelling_oosterend.straatinfo.nl/fotos/moss-leucobryum-glaucum-
hoorns-bos-terschelling_328025/ diakses 18-11-2016.
Gambar 11. b. Lophocolea.
Nicholls, David. (2009). Lophocolea. [Online]. Diakses
dari:http://warehouse1.indicia.org.uk/upload/p16mluak64di1oqgj04go1uuh.j
pg.
Gambar 12. b. Polytrichium.
Aherweiler, 2013). Polytrichium. [Online]. Diakses dari:
https://farm5.static.flickr.com/4040/4247365537_d05fb61357.jpg .
Gambar 13. b. Dumortiera hirsute.
Li Zhang. (2003). Dumortiera hirsuta (Swaegr.) Nees ssp. nepalensis (Tay.) Frye &
Clark. [Online]. Diakses dari
http://bryophytes.plant.siu.edu/imDumortieraHirsuta.html
Gambar 14. b. Anthoceros.
Lüth, Michae. (2004). Pictures of bryophytes from Europe. [Online]. Diakses
dari :https://plants.usda.gov/java/largeImage?imageID=anag_ 002_ahp.jpg
Gambar 15. b. Aerobryopsis longissima.
Klazenga, Niels. (Tanpa Tahun). Aerobryopsis longissima. [Online]. Diakses dari
http://www.anbg.gov.au/abrs/osses_online/images/NK_Aerobryopsis_longis
sima_1.jpg.
Gambar 16. b. Hypnodendron comosum.

Rosser, Celia. (1976). FRONTISPIECE. Hypnodendron comosum VIC x2. [Online].


Diakses dari https://www.anbg.gov.au/bryophyte/photos-
captions/hypnodendron-comosum-rosser-illust.html.
Gambar 17. b. Lewington, Fissidens sp.
Andy. (2007). Fissidens sp. [Online]. Diakses dari:
http://www.cambriancavingcouncil.org.uk/cavelife/wales/life_in_the_entran
ce.html.
Gambar 18. b. Sphagnum sp.
Andover, Massachusetts. (2003). Sphagnum Moss (Sphagnum sp.). [Online]. Diakses
dari: http://www.massnature.com /Plants/Mosses/Sphagnum_sp.htm.
Gambar 19. b. Metzgeria sp.
Efe. (2007). Metzgeria sp. [Online]. Diakses dari:
http://www.flickriver.com/photos/huenchecal/3101108147/.

Anda mungkin juga menyukai