Anda di halaman 1dari 6

Filum Crustacea dan Uniramia

Crustacean phylum and Uniramia


Mauliani
mauliani.bio18@fkip.unsyiah.ac.id

Abstrak
Praktikum yang berjudul “Filum Crustacea dan Uniramia” telah dilaksanakan pada tanggal 11
November 2019 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Praktikum ini bertujuan
untuk mengamati berbagai ciri yang dimiliki oleh anggota dari Filum Crustacea dan Uniramia, juga untuk
mengenal berbagai contoh spesies dari masing-masing kelas dari filum Crustacea dan Uniramia. Filum
Crustacea memiliki pelindung tubuh yang keras, bagian kepala dan dada menyatu disebut Chepalothorak.
Filum Uniramia terdapat appendix (alat gerak) pada tubuhnya, pada setiap segmen tubuh bersifat uniramus
yang hanya memiliki satu cabang. Objek yang diamati adalah Daphnia sp dan Penaeus sp untuk Filum
Crustacea. Attacus atlas, Julus virgatus, Heterometrus sp, dan Scolopendra sp untuk filum Uniramia Daphnia
sp dan Penaeus sp pada filum Crustacea. Hasil akhir dari pengamatan ini yaitu dapat mengetahui struktur, ciri
dan berbagai spesies dari masing-masing kelas dari Filum Crustacea dan Uniramia.
Kata Kunci: crustacea, uniramia, chepalthorak

Abstract
The practicum entitled "Phylum Crustacea and Uniramia" was held on November 11, 2019 at the
Biology Education Laboratory of the FKIP Syiah Kuala University. This practicum aims to observe various
characteristics possessed by members of the Crustacean and Uniramia phyla, as well as to recognize various
examples of species from each class of the Crustacea and Uniramia phylum. Phylum Crustaceans have a
hard body armor, the head and chest together called Chepalothorak. Uniramia phylum has an appendix
(locomotor) on its body, in each segment the body is uniramus which only has one branch. Objects observed
were Daphnia sp and Penaeus sp for Phylum Crustaceans. Attacus atlas, Julus virgatus, Heterometrus sp,
and Scolopendra sp for Uniramia phylum Daphnia sp and Penaeus sp in the Crustacean phylum. The final
result of this observation is to find out the structure, characteristics and various species of each class of the
Phylum Crustaceans and Uniramia.
Keywords: crustaceans, uniramia, chepalthorak

1
Mauliani: Filum Crustacea dan Uniramia

Pendahuluan tingkat evolusi sehingga phyla binatang disusun


Hewan dari filum Crustacea merupakan dari phylum yang rendah sampai phylum tinggi.
hewan avertebrata air yang banyak di kaji dalam Serangga atau insekta termasuk ke dalam phylum
beberapa mata kuliah. Beberapa hewan dari filum arthropoda. Arthropoda terbagi menjadi 3 sub-
Crustacea yang sudah dikenal umum adalah phylum yaitu Trilobita, Mandibulata dan
rajungan, kepiting, kelomang, teritip dan udang Chelicerata. Sub-phylum mandibulata terbagi
(Irawan, 2015, p.38). menjadi beberapa kelas salah satunya adalah kelas
Filum Crustacea ini bernapas menggunakan insekta (Rachmasari, 2016, p.189).
insang dan hidup pada perairan tawar maupun laut.
Bagian-bagian tubuhnya meliputi kepala Metode/Cara Kerja
(chepalo), dada (thorax), dan perut (abdomen). Waktu dan Tempat
Bagian kepala dan dada menyatu yang bisa disebut Praktikum dilakukan di Laboratorium
cephalotorax. Bagian kepala meliputi empat Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala
segmen yang menjadi satu. Kepalanya memiliki Banda Aceh pada tanggal 11 November 2019.
dua pasang antena serta sepasang mandibula yang
terletak pada rahang pertama. Pada rahang kedua Target/Subjek/Sampel
terdapat dua pasang maxilla. Alat geraknya ada Subjek yang melakukan praktikum adalah
yang berupa embelan pada bagian dada dengan mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan tahun
jumlah yang berbeda. Segmen pada bagian kepala 2018. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
dan dada lebih sulit digerakkan bila dibandingkan untuk mengamati berbagai ciri yang dimiliki oleh
dengan segmen pada bagian perut (Yanuhar, 2018, anggota dari Filum Crustacea dan Uniramia dan
p.206). untuk mengenal berbagai contoh spesies dari
Arthropoda merupakan hewan yang masing-masing kelas Filum Crustacea dan
mempunyai tubuh bersegmen atau beruas-ruas. Uniramia. Objek yang diamati yaitu Daphnia sp
Arthropoda ini dibagi menjadi 4 kelas yaitu: kelas dan Penaeus sp untuk Filum Crustacea. Attacus
Crustacea (golongan Udang), kelas Arachnida atlas, Julus virgatus, Heterometrus sp, dan
(golongan Kalajengking dan Laba-Laba), kelas Scolopendra sp untuk filum Uniramia.
Myriapoda (golongan Luwing) dan kelas Insekta
(golongan Serangga). Salah satu kelas dari filum Prosedur
Arthropoda adalah Serangga (Hamama, 2017, Langkah kerja pada pratikum ini,
p.29). mengamati spesies dari masing-masing kelas filum
Insekta merupakan salah satu kelas dari Crustacea dan Uniramia. Untuk pengamatan Filum
Arthropoda yang memiliki tubuh terbagi menjadi Crustacea kelas Entomostraca yang diamati adalah
caput, thorax dan abdomen. Pada caput terdapat Daphnia sp. dan untuk kelas Malacostraca yang
sepasang antena, sedangkan pada thorax terdapat diamati adalah Penaeus sp. Selanjutnya dilakukan
tiga pasang extremitas namun pada hewan dewasa pengamatan untuk Filum Uniramia, untuk kelas
terdapat satu atau dua pasang sayap. Insekta insecta diamati Attacus atlas, kelas Diplopoda
memiliki jumlah spesies yang lebih banyak diamati Julus virgatus, kelas Arachnida yang
dibandingkan dengan jumlah spesies hewan- diamati Heterometrus sp, dan untuk kelas
hewan lain dan masih beribu spesies yang belum Chilopoda adalah Scolopendra sp.
ditemukan (Kurniawati, 2016, p.2).
Kelompok hewan tanah sangat banyak dan Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
beranekaragam dan salah satu diantara hewan Data pada pratikum ini berupa data dalam
tanah tersebut adalah kelompok arthropoda dari bentuk gambar yang disertaai dengan deskripsi
kelas insekta atau serangga. Dunia binatang dan paparan dari setiap gambar tersebut. Teknik
terbagi menjadi 14 phyla. Dasar yang dipakai pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan
adalah tingkat kekompleksan dan mungkin dari langsung terhadap subjek yang diamati.

2
Mauliani: Filum Crustacea dan Uniramia

Daphnia sp. merupakan pakan alami yang


Teknik Analsisis Data sering digunakan sebagai pakan larva ikan karena
Teknik analasis data yang digunakan adalah memiliki berbagai keunggulan diantaranya,
dengan metode pratikum dan menganalisis data memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi,
yang diperoleh dengan membaca berbagai sumber sesuai dengan bukaan mulut larva, mudah dicerna
referensi (buku dan jurnal) yang ada. dan pemberiannya pada media budidaya ikan tidak
menyebabkan penurunan kualitas air (Pramana,
Hasil dan Pembahasan 2017, p.632).
Filum Crustacea memiliki pelindung tubuh
yang keras. Bagian kepala dan dada menyatu
disebut Chepaltorak. Bagian kepala merupakan
penyatuan lima segmen dan dijumpai antenula,
sepasang antena, sepasang mandibula dan dua
pasang maksila. Filum Crustacea memiliki dua
kelas utama yaitu kelas Entomostraca (ukuran
tubuh kecil) dan kelas Malacostraca (ukuran tubuh
besar).
Filum Uniramia adalah hewan yang pada
Gambar 1. Daphnia sp (Sumber:Internet).
tubuhnya terdapat appendix (alat gerak) pada
setiap segmen tubuh bersifat uniramus yang hanya
Untuk pengamatan kelas Malacostraca yang
memiliki satu cabang. Setiap ruas kepala (cephal)
diamati adalah udang (Penaeus sp). Kelas
terdapat sepasang antena, sepasang maksila, dan
Malcostraca merupakan anggota Crustacea
sepasang mandibula. Tubuh terdiri dari bagian
berukuran besar. Anggota dari kelas Malacostraca
caput, thoraks, dan abdomen dengan kaki enam
yang terdapat diperairan diantaranya adalah udang,
pasang atau hexapoda.
rebon dan kepiting.
Untuk pengamatan filum Crustacea, pada
Udang secara taksonomi termasuk
kelas Entomostraca yang diamati adalah Daphnia
merupakan kelas Malocostraca dengan ordo
sp. Daphnia sp adalah hewan dari filum Cruztacea
Stomatopoda. Lebih dari 400 spesies telah dikenali
yang hidup secara umum di perairan tawar.
yang masuk kedalam lebih dari 100 genus. Jumlah
Spesies-spesies dari genus Daphnia ditemukan
Familia Stomatopoda yaitu 19 yang digolongkan
mulai dari daerah tropis hingga arktik dengan
ke dalam lima super families, yaitu
berbagai ukuran habitat mulai dari kolam kecil
Bathysquilloidea, Squilloidea, Erythrosquilloidea,
hingga danau luas. Dari lima pulu spesies genus
Lysiosquilloidea dan Gonodactyloidea. Dilihat
ini diseluruh dunia, hanya enam spesies yang
dari segi ekologinya Udang (Stomatopoda)
secara normal dapat ditemukan di daerah tropika.
merupakan makhluk yang memiliki peran penting
Daphnia sp merupakan salah satu hewan
dalam ekosistem terumbu karang dengan menjaga
poikilotrm sehingga naik turunnya temperatur
populasi dan memelihara semua spesies yang ada
lingkungan dapat mempengaruhi denyut atu kerja
baik secara langsung maupun tidak langsung.
jantungnya. Dinding tubuh Daphnia sp transparan
Perilaku hidup dari Udang yang menggali lubang
sehingga organ-organ internalnya akan tampak
pada terumbu karang memberi peluang untuk
jelas di bawah mikroskop cahaya dan kerja
oksigenisasi sehingga kesehatan terumbu karang
jantungnya dapat terlihat jelas. Daphnia sp
akan lebih terjaga (Situmeang, 2017, p.240).
menyaring makanan dengan setae penyaring yang
Udang (Penaeus sp) dibagi menjadi dua
halus di bagian tepi belaiannya (epipodite). Pada
bagian, yang peratama bagian Chepalothorax yaitu
bagian anterior terdapat mulut, antenula dan mata
bagian kepala dan dada, dan bagian Abdomen
majemuk, sedangkan pada ujung tubuh terdapat
yaitu perut. Bagian Cephalotorax dari udang
duri posterior.
dilindungi oleh kitin yang tebal, kulit kitin tersebut
3
Mauliani: Filum Crustacea dan Uniramia

dinamakan Carapace. Pada bagian abdomen


memiliki warna yang berloreng-loreng. Dan juga
terdapat dua ruasekor dan alat kelamin.

Gambar 3. kupu-kupu (Attacus atlas) (Sumber:


Internet).
Untuk pengamatan kelas Diplopoda yang
diamati adalah kaki seribu (Julus virgatus). Kaki
seribu (Julus virgatus) memiliki tubuh panjang
tersegmentasi, kepala pendek dan banyak pasang
Gambar 2. Udang (Penaeus sp) (Sumber:
kaki, banyaknya kaki menjadi fitur yang paling
Internet).
jelas pada hewan kaki seribu.
Hewan kaki seribu hidup ditanah dan
Pada pengamatan Filum Uniramia, kelas
humus. Bersembunyi di bawah dedaunan, batu,
Insekta yang diamati adalah kupu-kupu (Attacus
kayu dan balok. Tubuh yang bersegmen, tiap
atlas). Kupu-kupu mempunyai abdomen (perut),
segmen mempunyai dua pasang kaki kecuali
kulitnya dari kitin dan bernafas dengan trakea,
segmen dada. Mempertahankan diri dengan
memiliki sayap yang besar, pada mulutnya ada
menggulung tubuhnya. Pada kepala terdapat
probosis (belalai) untuk menghisap nektar bunga.
antena, labrun dan ocelli.
Kupu-kupu merupakan serangga yang
Makrofauna tanah terdiri atas kelompok
termasuk Ordo Lepidoptera sehingga disebut
herbivora dan karnivora. Herbivora meliputi
serangga bersayap sisik. Kupu-kupu memiliki nilai
annelida seperti cacing, mollusca seperti bekicot
penting bagi manusia maupun lingkungan yaitu,
dan keong. arthropoda meliputi crustacea seperti
nilai ekonomi, ekologi, estetika, pendidikan,
kepiting dan diplopoda seperti kaki seribu (Julus
konservasi dan budaya. Keberadaan kupu-kupu di
virgatus) (Simbolon, 2018, p.27).
alam memiliki berbagai fungsi penting, yaitu
sebagai serangga polinator atau penyerbuk bunga,
komponen ekosistem, dan merupakan bio-
indicator lingkungan. Kupu-kupu dapat digunakan
sebagai bio-indicator karena penampilan fisiknya
mudah diamati, memiliki pola warna berbeda,
sebagian besar terbang rendah dan tidak terlalu
cepat, dan merupakan hewan diurnal (Sari, 2019,
pp. 172-173).

Gambar 4. Kaki seribu (Julus virgatus)


(Sumber:Internet).
Selanjutnya untuk pengamatan kelas
Arachnida yang diamati adalah kalajengking
(Heterometrus sp. Kalajengking (Heterometrus sp)

4
Mauliani: Filum Crustacea dan Uniramia

merupakan hewan yang hidup bersembunyi di


bawah kayu, batu, dan lubang tanah. Aktif malam
hari dengan makanan adalah avertebrata terutama
insekta. Memiliki organ penyengat di ujung
ekornya, penyengat berguna untuk menyuntikkan
racun ke dalam tubuh mangsanya. Tubuh hewan
ini dibagi ke dalam prosoma yaitu bagian kepala
dan thorak, dan opistosoma yaitu bagian perut
sampai akhir ekor. Pada prosoma terdapat Gambar 6. Kelabang (Scolopendra sp) (Sumber:
chelicerat 9capit kecil dekat mulut), pedipalp Internet).
(capit besar), kaki 1-6. Pada opostosoma terdapat Simpulan dan Saran
metasoma (buku ke enam), mesosoma (buku ke Simpulan
dua ekor), spirakel dan sengat. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pada Filum Crustace dan
Uniramia memiliki perbedaan. Pada Filum
Crustacea memiliki pelindung tubuh yang keras.
Bagian kepala dan dada menyatu disebut
Chepaltorak. Bagian kepala merupakan penyatuan
lima segmen dan dijumpai antenula, sepasang
antena, sepasang mandibula dan dua pasang
maksila. Filum Crustacea memiliki dua kelas
utama yaitu kelas Entomostraca (ukuran tubuh
Gambar 5. Kalajengking (Heterometrus sp) kecil) dan kelas Malacostraca (ukuran tubuh
(Sumber:Pribadi). besar).
Sedangkan Filum Uniramia adalah hewan
Untuk pengamatan yang terakhir yang yang pada tubuhnya terdapat appendix (alat gerak)
diamati adalah kelas Chilopoda yaitu kelabang pada setiap segmen tubuh bersifat uniramus yang
(Scolopendra sp). Kelabang memiliki penampang hanya memiliki satu cabang. Setiap ruas kepala
tubuh berbentuk agak pipih, memiliki dua kaki di (cephal) terdapat sepasang antena, sepasang
masing-masing ruas tubuhnya, bergerak dengan maksila, dan sepasang mandibula. Tubuh terdiri
cara mengangkat kaki kanan dan kiri secara dari bagian caput, thoraks, dan abdomen dengan
bergantian, mempunyai antena yang panjang, pada kaki enam pasang atau hexapoda.
ujung ekornya memiliki kaki panjang mirip
antena. Saran
Jenis makro fauna tanah yang diketemukan Dalam hal pembuatan maupun isi penulis
di kawasan perkebunan adalah Scolopendra sp. menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
Scolopendra sp merupakan jenis mikrofauna yang sempurna, maka dari itu penulis sangat berharap
memiliki indeks nilai penting tertinggi pada tanah saran dan masukan kepada penulis, agar
yaitu jenis Scolopendra sp (Nurrohman, 2015, kedepannya laporan ini menjadi lebih baik.
p.201).
Daftar Pustaka
Hamama, Syarifah Farissi dan Irma Sasmita. 2017.
Keanekaragaman Serangga Permukaan
Tanah Di Sekitar Perkebunan Desa Cot
Kareung Kecamatan Indrapuri Kabupaten
Aceh Besar. JESBIO. VI: 1, 29-34.
Irawan, Henky dan Falmi Yandri. 2015. Studi
Biologi Dan Ekologi Hewan Filum
5
Mauliani: Filum Crustacea dan Uniramia

Crustacea Di Zona Litoral Pesisir Timur Rachmasari, Ovy Dwi, dkk. 2016.
Pulau Bintan. Jurnal Dinamika Maritim. Keanekaragaman Serangga Permukaan
5:2, 37-48. Tanah Di Arboretum Sumber Brantas Batu-
Kurniawati, Imilyana. 2016. Keanekaragaman Malang Sebagai Dasar Pembuatan Sumber
Spesies Insekta Pada Tanaman Rambutan Belajar Flipchart. Jurnal Pendidikan Biologi
Di Perkebunan Masyarakat Gampong Indonesia. 2:2, 188-197.
Meunasah Bak ‘U Kecamatan Leupung Sari, Rossy Permata, dkk. 2019. Keanekaragaman
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah kupu-kupu (Insecta: Lepidoptera) di Kebun
Mahasiswa Pendidikan Biologi. 1:1, 71-77. Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur,
Nurrohman, Endrik, dkk. 2015. Keanekaragaman Indonesia. Jurnal Pros Sem Nas Masy
Makrofauna Tanah Di Kawasan Perkebunan Biodiv Indon. 5 :1, 172-178.
Coklat (Theobroma cacao L) Sebagai Simbolon, Armando Septian, dkk. 2018. Deskripsi
Bioindikator Kesuburan Tanah Dan Sumber Makrofauna pada Tanah Andisol di
Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Kabupaten Karo dengan Berbagai Ketebalan
Indonesia. I1:2, 197-208. Abu Vulkanik Gunung Sinabung. Jurnal
Pramana, I Nengah Gunaya, dkk. 2017. Pertanian Tropik. 5:1, 20-29.
Perbandingan Pemberian Fermentasi Situmeang, Nopia Santri, dkk. 2017. Identifikasi
Kotoran Kambing, Ampas Tahu Dan Roti Spesies Udang Mantis (Stomatopoda) Di
Afkir Terhadap Performa Pertumbuhan, Perairan Kota Bengkulu. Jurnal Enggano.
Kandungan Protein, Dan Asam Amino Lisin 2:2, 239-248.
Daphnia Sp. Jurnal Rekayasa dan Yanuhar, Uun. 2018. AVERTEBRATA. Malang:
Teknologi Budidaya Perairan. 6:1, 631-642. UB Press.

Anda mungkin juga menyukai