Isnaini Permata Lestari1, Annisa Ulima Sabrina Fasya, Maryati, Rifqi Andi Naufal, Deru Arief
Wicaksono, Operlin Jaya Zebua, Alfira Aulia Nisa, Rio Cevin Ferdianto Turnip, Tegar
Muhammad Ihsan, Risky Akis Lajona, Made Merta Yoga
1
Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Teknologi Industri, Institut Teknologi Sumatera
Email: Isnaini.15117032@student.itera.ac.id
ABSTRACT
Crustacea are aquatic animals found in sea water and fresh water. The word Crustacea comes
from the Latin word Crusta which means hard shell. The study of crustaceans is carcinology.
Mollusks are organisms that have a soft and non-segmented body. Most shells are internal and
external shells made of chitin or lime and some are not shelled. In this practicum, the
practitioner uses experimental methods and literature studies. Experiments are carried out by
observing and determining body orientation in mollusca and crustacea organisms. Literature
study is done by making books, journals and thesis as a source of data retrieval about the
variables to be studied. In practicum about crustaceans and mollusca, the practitioner uses
shrimp, squid, crabs and octopuses to be known to divide the body such as cephal, thorax, and
abdomen then determine body orientation, dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior
while in practice shelled mollusks , he used 1 set of shells and 1 shell to find out the orientation
and morphology of his body.
ABSTRAK
Crustacea adalah hewan akuatik yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata Crustacea
berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang keras. Ilmu yang
mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi. Moluska adalah organisme yang memiliki
tubuh yang lunak dan tidak bersegmen. Kebanyakan bercangkang yaitu cangkang internal dan
eksternal terbuat dari kitin atau kapur serta ada yang tidak bercangkang. Pada praktikum ini
praktikan menggunakan metode eksperimen dan studi literatur. Eksperimen dilakukan dengan
cara mengamati dan menentukan orientasi tubuh pada organisme moluska dan crustacea. Studi
Literatur dilakukan dengan cara menjadikan buku, jurnal maupun skripsi sebagai sumber
pengambilan data mengenai variabel yang akan diteliti. Pada praktikum mengenai crustacea
dan moluska, praktikan menggunakan udang, cumi-cumi, kepiting dan gurita untuk diketahui
pembagian tubuhnya seperti cephal, thorax, dan abdomen kemudian menentukan orientasi
tubuh, dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior sedangkan pada praktikum moluska
bercangkang, praktikan menggunakan 1 set cangkang kerang dan 1 ekor kerang untuk
diketahui orientasi dan morfologi tubuhnya.
1. PENDAHULUAN
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Crustacea disebut juga hewan
bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis Crustacea yang paling umum
adalah udang dan kepiting. Habitat Crustacea sebagian besar di air tawar dan air laut,
hanya sedikit yang hidup di darat. Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup
dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip . Crustacea mayoritas
1
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea
merupakan hewan air, baik air tawar maupunlaut, walaupun beberapa kelompok telah
beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Kebanyakan anggotanya
dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan
menumpang pada inangnya. Mollusca (Latin, molluscus = lunak) adalah hewan
bertubuh lunak, tidak beruas-ruas, triploblastik, dan selomata (berongga tubuh
sejati). Pada umumnya Mollusca hidup secara bebas, sebagai herbivor maupun
karnivor, dengan memakan ganggang, tumbuh-tumbuhan, udang, kepiting, ikan, hewan
Mollusca lainnya, dan sisa-sisa organisme. Filum moluska dibagi menjadi 4 kelas yaitu
polyplacophora, gastropoda, bivalvia, dan cephalopoda. Polyplacophora adalah moluska
berbentuk oval berukuran kecil yang hidup di laut. Gastropoda biasa disebut dengan
hewan yang memiliki kaki di perut. Bivalvia dicirikan dengan adanya dua buah
cangkang yang melindungi tubuhnya. Cephalopoda adalah moluska dengan ciri khas
adanya kaki di kepalanya. Kakinya berkembang menjadi beberapa tentakel yang
menempel di kepalanya. Mollusca dapat dimanfaatkan untuk mengetahui umur dan
lingkungan pengendapan, hal ini tentunya sangat erat dengan bidang ilmu geologi.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum sehingga kita lebih
mengetahui secara luas mengenai Phylum Crustacea serta peranannya dalam bidang
keilmuan geologi.
1.1.1 Moluska
Mollusca (Latin, molluscus = lunak) adalah hewan bertubuh lunak, tidak beruas-ruas,
triploblastik, dan selomata (berongga tubuh sejati). Pada umumnya Mollusca hidup
secara bebas, sebagai herbivor maupun karnivor, dengan memakan ganggang, tumbuh-
tumbuhan, udang, kepiting, ikan, hewan Mollusca lainnya, dan sisa-sisa organisme. [1]
1.1.2 Crustacea
Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata
Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang keras.
Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi. Crustacea mempunyai
kulit (cangkang) yang keras disebabkan adanya endapan kalsium karbonat pada
kutikula. Semua atau sebagian ruas tubuh mengandung apendik yang aslinya biramus.
Bernafas dengan insang atau seluruh permukaan tubuh. Kelenjar antena (kelenjar hijau)
atau kelenjar maxilla merupakan alat ekskresi.
Proses reproduksi pada crustacea hampir semuanya sama, kecuali jenisjenis tertentu,
crustacea jenis dioecious, melakukan pembuahan di dalam tubuh. Sebagian besar
lainnya mengerami telurnya. Tipe awal larva crustacea pada dasarnya adalah larva
nauplius yang berenang bebas sebagai plankton. Ciri khas kepala crustacea dewasa ialah
adanya sepasang antena pertama, sepasang antena kedua, sepasang mandibula, sepasang
maxilla pertama dan sepasang maxilla kedua [2].
1.1.3 Klasifikasi Moluska
1.1.3.1 Amphineura
2
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea
1.1.3.2 Scaphopoda
1.1.3.3 Gastropoda
1.1.3.4 Cephalopoda
2. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen dan studi literatur
2.1 Eksperimen
2.1.1 Orientasi Tubuh pada Organisme Crustacea dan Moluska
a) Dilakukan dengan cara mengamati spesimen organisme crustacea dan moluska
b) Dilakukan denga cara menentukan orientasi tubuh dari spesimen organisme
crustacea dan moluska.
2.1.2 Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Moluska Bercangkang
a) Dilakukan dengan cara mengamati spesimen organisme dari moluska
bercangkang
b) Dilakukan dengan cara menentukan morfologi spesimen organisme dari
moluska bercangkang
c) Dilakukan dengan cara mereaksikan HCL dengan cangkang kerang.
2.2 Studi Literatur
a) Dilakukan dengan cara menjadikan buku, jurnal maupun skripsi sebagai
sumber pengambilan data mengenai orientasi tubuh pada organisme
crustacea dan moluska
b) Dilakukan dengan cara menjadikan buku, jurnal maupun skripsi sebagai
sumber pengambilan data mengenai orientasi tubuh dan morfologi pada
organisme moluska bercangkang
3
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea
Langkah Pengerjaan:
1. Praktikan mengamati spesimen dari organisme crustacea dan moluska
2. Praktikan menentukan pembagian tubuhnya (cephal, thorax, dan
abdomen).
3. Praktikan menghitung alat gerak yang terdapat pada spesimen tersebut
4. Praktikan mengamati dan menentukan anatomi yang terdapat pada
spesimen tersebut dengan mengacu pada modul praktikum sebagai
referensi
5. Praktikan menentukan orientasi tubuhnya, dorsal-ventral, dextral-
sinistral, anterior-posterior.
6. Praktikan mengamati dan menentukan persamaan dan perbedaan dari
spesimen organisme tersebut.
7. Asprak memberikan penjelasan mengenai organisme tersebut, seperti
cara makan, dan habitatnya.
8. Praktikan mensketsa spesimen dari organisme crustacea dan moluska
tersebut.
2.3.2 Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Moluska Bercangkang
Tabel 2.3.2 Morfologi dan orientasi tubuh pada moluska bercangkang
Nama alat dan bahan Banyaknya
kerang 1 ekor
Cangkang kerang 3 Buah
Kertas hvs a4 1 lembar
Alat tulis 1 set
Modul 1 buah
Langkah pekerjaan :
1. Praktikan memperhatikan spesimen organisme pada moluska
bercangkang
2. Praktikan mengelompokkan spesimen tersebut kedalam kelompok
gastropoda dan kelompok bivalvia
4
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea
3 PEMBAHASAN
Pada praktikum paleontologi mengenai crustacea dan moluska yang bertujuan untuk
menentukan orientasi tubuh crustacea dan moluska, praktikan menggunakan 5 ekor
spesimen yaitu udang, kerang darah, kepiting, cumi-cumi dan gurita
5
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea
6
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea
Gurita merupakan moluska dari klasifikasi moluska kelas cephalopoda, moluska dengan
ciri khas adanya kaki di kepalanya. Kakinya berkembang menjadi beberapa tentakel
yang menempel di kepalanya. Pada bagian ini terdapat kepala (head), thorax, terletak
diantara kepala dan punggung, dan abdomen terletak di perut. Pada gurita, bagian distal
adalah tentakel dan proksimal terletak dari tentakel sampai ketubuh gurita. Sinistral
terletak dari bagian kiri tubuh gurita dan dextral bagian kanan tubuh gurita. Dorsal
terletak pada bagian atas gurita dan ventral bagian bawah gurita. Anterior merupakan
bagian depan dan posterior bagian belakang gurita.Alat gerak berupa kaki berjumlah 8
dan berfungi untuk berenang, merangkak dan menempel didasar perairan. Gurita hidup
di lautan di seluruh dunia. Gurita adalah karnivora, yang berarti pemakan daging.
Makanan bisa termasuk kerang, udang, lobster, dan ikan. Gurita memiliki paruh yang
terbuat dari keratin. Mereka biasanya menggunakannya untuk menghancurkan kepiting
dan moluska yang mereka makan.
Pada spesimen organisme cumi-cumi, praktikan mengamati dan menentukan pembagian
tubuh dari cumi-cumi seperti cephal, thorax, dan abdomen dan orientasi tubuh dari
cumi-cumi seperti dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior. praktikan juga
menghitung alat gerak dari spesimen cumi-cumi.
7
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea
kecil, seperti udang, anak ikan, dan hewan kecil lainnya. Cumi-cumi dapat hidup di
dekat dengan permukaan air, ada pula yang hidup di palung laut.
Pada spesimen organisme udang praktikan mengamati dan menentukan pembagian
tubuh dari udang seperti cephal, thorax, dan abdomen dan orientasi tubuh dari udang
seperti dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior. praktikan juga menghitung
alat gerak dari spesimen udang
8
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea
9
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea
10