Anda di halaman 1dari 10

Lestari, I.P.

Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea

Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea

Isnaini Permata Lestari1, Annisa Ulima Sabrina Fasya, Maryati, Rifqi Andi Naufal, Deru Arief
Wicaksono, Operlin Jaya Zebua, Alfira Aulia Nisa, Rio Cevin Ferdianto Turnip, Tegar
Muhammad Ihsan, Risky Akis Lajona, Made Merta Yoga
1
Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Teknologi Industri, Institut Teknologi Sumatera
Email: Isnaini.15117032@student.itera.ac.id

ABSTRACT
Crustacea are aquatic animals found in sea water and fresh water. The word Crustacea comes
from the Latin word Crusta which means hard shell. The study of crustaceans is carcinology.
Mollusks are organisms that have a soft and non-segmented body. Most shells are internal and
external shells made of chitin or lime and some are not shelled. In this practicum, the
practitioner uses experimental methods and literature studies. Experiments are carried out by
observing and determining body orientation in mollusca and crustacea organisms. Literature
study is done by making books, journals and thesis as a source of data retrieval about the
variables to be studied. In practicum about crustaceans and mollusca, the practitioner uses
shrimp, squid, crabs and octopuses to be known to divide the body such as cephal, thorax, and
abdomen then determine body orientation, dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior
while in practice shelled mollusks , he used 1 set of shells and 1 shell to find out the orientation
and morphology of his body.

Keywords: Crustacea, mollusca, body orientation, morphology

ABSTRAK

Crustacea adalah hewan akuatik yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata Crustacea
berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang keras. Ilmu yang
mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi. Moluska adalah organisme yang memiliki
tubuh yang lunak dan tidak bersegmen. Kebanyakan bercangkang yaitu cangkang internal dan
eksternal terbuat dari kitin atau kapur serta ada yang tidak bercangkang. Pada praktikum ini
praktikan menggunakan metode eksperimen dan studi literatur. Eksperimen dilakukan dengan
cara mengamati dan menentukan orientasi tubuh pada organisme moluska dan crustacea. Studi
Literatur dilakukan dengan cara menjadikan buku, jurnal maupun skripsi sebagai sumber
pengambilan data mengenai variabel yang akan diteliti. Pada praktikum mengenai crustacea
dan moluska, praktikan menggunakan udang, cumi-cumi, kepiting dan gurita untuk diketahui
pembagian tubuhnya seperti cephal, thorax, dan abdomen kemudian menentukan orientasi
tubuh, dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior sedangkan pada praktikum moluska
bercangkang, praktikan menggunakan 1 set cangkang kerang dan 1 ekor kerang untuk
diketahui orientasi dan morfologi tubuhnya.

Kata kunci: Crustacea, moluska, orientasi tubuh, morfologi

1. PENDAHULUAN
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Crustacea disebut juga hewan
bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis Crustacea yang paling umum
adalah udang dan kepiting. Habitat Crustacea sebagian besar di air tawar dan air laut,
hanya sedikit yang hidup di darat. Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup
dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip . Crustacea mayoritas

1
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea

merupakan hewan air, baik air tawar maupunlaut, walaupun beberapa kelompok telah
beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Kebanyakan anggotanya
dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan
menumpang pada inangnya. Mollusca (Latin, molluscus = lunak) adalah hewan
bertubuh lunak, tidak beruas-ruas, triploblastik, dan selomata (berongga tubuh
sejati). Pada umumnya Mollusca hidup secara bebas, sebagai herbivor maupun
karnivor, dengan memakan ganggang, tumbuh-tumbuhan, udang, kepiting, ikan, hewan
Mollusca lainnya, dan sisa-sisa organisme. Filum moluska dibagi menjadi 4 kelas yaitu
polyplacophora, gastropoda, bivalvia, dan cephalopoda. Polyplacophora adalah moluska
berbentuk oval berukuran kecil yang hidup di laut. Gastropoda biasa disebut dengan
hewan yang memiliki kaki di perut. Bivalvia dicirikan dengan adanya dua buah
cangkang yang melindungi tubuhnya. Cephalopoda adalah moluska dengan ciri khas
adanya kaki di kepalanya. Kakinya berkembang menjadi beberapa tentakel yang
menempel di kepalanya. Mollusca dapat dimanfaatkan untuk mengetahui umur dan
lingkungan pengendapan, hal ini tentunya sangat erat dengan bidang ilmu geologi.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum sehingga kita lebih
mengetahui secara luas mengenai Phylum Crustacea serta peranannya dalam bidang
keilmuan geologi.

1.1 TINJAUAN PUSTAKA

1.1.1 Moluska
Mollusca (Latin, molluscus = lunak) adalah hewan bertubuh lunak, tidak beruas-ruas,
triploblastik, dan selomata (berongga tubuh sejati). Pada umumnya Mollusca hidup
secara bebas, sebagai herbivor maupun karnivor, dengan memakan ganggang, tumbuh-
tumbuhan, udang, kepiting, ikan, hewan Mollusca lainnya, dan sisa-sisa organisme. [1]
1.1.2 Crustacea

Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata
Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang keras.
Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi. Crustacea mempunyai
kulit (cangkang) yang keras disebabkan adanya endapan kalsium karbonat pada
kutikula. Semua atau sebagian ruas tubuh mengandung apendik yang aslinya biramus.
Bernafas dengan insang atau seluruh permukaan tubuh. Kelenjar antena (kelenjar hijau)
atau kelenjar maxilla merupakan alat ekskresi.

Proses reproduksi pada crustacea hampir semuanya sama, kecuali jenisjenis tertentu,
crustacea jenis dioecious, melakukan pembuahan di dalam tubuh. Sebagian besar
lainnya mengerami telurnya. Tipe awal larva crustacea pada dasarnya adalah larva
nauplius yang berenang bebas sebagai plankton. Ciri khas kepala crustacea dewasa ialah
adanya sepasang antena pertama, sepasang antena kedua, sepasang mandibula, sepasang
maxilla pertama dan sepasang maxilla kedua [2].
1.1.3 Klasifikasi Moluska

1.1.3.1 Amphineura

2
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea

Amphineura merupakan jenis Moluska yang masih primitif. Amphineura


memiliki tubuh simteri bilateral. Memiliki beberapa insang di dalam rongga
mantelnya. Hidup di sekitar panta. Contoh: Chiton.

1.1.3.2 Scaphopoda

Scaphopoda hidup di laut atu di pantai, memiliki cangkang yang tajam,


berbentuk seperti terompet, memiliki kaki kecil, di kepalanya terdapat beberapa
tentakel, dan tidak memiliki insang. Contoh: Dentalium Vulgare.

1.1.3.3 Gastropoda

Gastropoda adalah hewan yang menggunakan perutnya sebagai kaki. Hidupnya


di darat, air tawar, maupun di laut. Umumnya Gastropoda memiliki cangkang.
Contoh: Siput.

1.1.3.4 Cephalopoda

Cephalopoda menggunakan kepalanya sebagai alat gerak.


Mempunyai endoskeleton, eksoskeleton, atau tanpa keduanya. Tubuhnya simetri
bilateral. Tubuhnya terdiri dari kepala, leher, dan badan. Contoh: Cumi-Cumi
[3]

2. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen dan studi literatur
2.1 Eksperimen
2.1.1 Orientasi Tubuh pada Organisme Crustacea dan Moluska
a) Dilakukan dengan cara mengamati spesimen organisme crustacea dan moluska
b) Dilakukan denga cara menentukan orientasi tubuh dari spesimen organisme
crustacea dan moluska.
2.1.2 Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Moluska Bercangkang
a) Dilakukan dengan cara mengamati spesimen organisme dari moluska
bercangkang
b) Dilakukan dengan cara menentukan morfologi spesimen organisme dari
moluska bercangkang
c) Dilakukan dengan cara mereaksikan HCL dengan cangkang kerang.
2.2 Studi Literatur
a) Dilakukan dengan cara menjadikan buku, jurnal maupun skripsi sebagai
sumber pengambilan data mengenai orientasi tubuh pada organisme
crustacea dan moluska
b) Dilakukan dengan cara menjadikan buku, jurnal maupun skripsi sebagai
sumber pengambilan data mengenai orientasi tubuh dan morfologi pada
organisme moluska bercangkang

3
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea

2.3 Instrument Praktikum


2.3.1 Orientasi Tubuh pada Organisme Crustacea dan Moluska
Tabel 2.3.1. Alat dan bahan praktikum orientasi tubuh pada crustacea dan moluska
Nama Alat dan Bahan Banyaknya
Udang 1 Ekor
Kepiting 1 Ekor
Cumi-cumi 1 Ekor
Gurita 1 Ekor
Kertas Hvs 1 Lembar
Alat Tulis 1 Set
Modul 1 Buah

Langkah Pengerjaan:
1. Praktikan mengamati spesimen dari organisme crustacea dan moluska
2. Praktikan menentukan pembagian tubuhnya (cephal, thorax, dan
abdomen).
3. Praktikan menghitung alat gerak yang terdapat pada spesimen tersebut
4. Praktikan mengamati dan menentukan anatomi yang terdapat pada
spesimen tersebut dengan mengacu pada modul praktikum sebagai
referensi
5. Praktikan menentukan orientasi tubuhnya, dorsal-ventral, dextral-
sinistral, anterior-posterior.
6. Praktikan mengamati dan menentukan persamaan dan perbedaan dari
spesimen organisme tersebut.
7. Asprak memberikan penjelasan mengenai organisme tersebut, seperti
cara makan, dan habitatnya.
8. Praktikan mensketsa spesimen dari organisme crustacea dan moluska
tersebut.
2.3.2 Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Moluska Bercangkang
Tabel 2.3.2 Morfologi dan orientasi tubuh pada moluska bercangkang
Nama alat dan bahan Banyaknya
kerang 1 ekor
Cangkang kerang 3 Buah
Kertas hvs a4 1 lembar
Alat tulis 1 set
Modul 1 buah
Langkah pekerjaan :
1. Praktikan memperhatikan spesimen organisme pada moluska
bercangkang
2. Praktikan mengelompokkan spesimen tersebut kedalam kelompok
gastropoda dan kelompok bivalvia

4
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea

3. Praktikan menentukan letak tubuh hewan bagian lunak


4. Praktikan mereaksikan cangkang dengan menggunakan HCL
5. Praktikan memperhatikan reaksi tersebut
6. Praktikan menentukan komposisi dari cangkang moluska, orientasi
tubuhnya, dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior.
7. Praktikan menentukan anatomi pada spesimen organisme bercangkang
dengan mengacu pada modul sebagai referensi
8. Asprak menjelaskan mengenai bagaimana moluska bercangkang tumbuh,
arah growth-linenya dan cara moluska bercangkang mendapatkan makanan
9. Praktikan mensketsakan spesimen dari moluska bercangkang tersebut.

2.4 Waktu dan Tempat Pengambilan Data


Waktu : 15 November 2018
Tempat : - Lab Geosains Gedung D Lt3 Institut Teknologi Sumatera
- Wisma Putri Asri di Jl. Veteran II No. 64 Korpri Raya, Sukarame
Bandar Lampung, Lampung 35131

3 PEMBAHASAN
Pada praktikum paleontologi mengenai crustacea dan moluska yang bertujuan untuk
menentukan orientasi tubuh crustacea dan moluska, praktikan menggunakan 5 ekor
spesimen yaitu udang, kerang darah, kepiting, cumi-cumi dan gurita

Gambar 1. Spesimen yang digunakan dalam praktikum


Pada spesimen organisme kepiting, praktikan mengamati dan menentukan pembagian
tubuh dari kepiting seperti cephal, thorax, dan abdomen dan orientasi tubuh dari
kepiting seperti dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior. praktikan juga
menghitung alat gerak dari spesimen kepiting,

5
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea

Gambar 2. Spesimen kepiting


Kepiting merupakan hewan yang termasuk ke dalam subfilum Crustacea ordo
Decapoda. Pada bagian ini terdapat kepala, thorax, terletak diantara kepala dan
punggung, dan abdomen di bagian perut. Pada kepiting, distal bagian capit kepiting dan
proksimal bagian capit sampai ke tubuh kepiting. Sinistral pada bagian kiri tubuh
kepiting dan dextral bagian kanan tubuh. Kepiting. Dorsal bagian atas kepiting dan
ventral bagian bawah kepiting. Alat gerak berupa kaki (kaki 1 pasang dalam setipa ruas
di abdomen) dan berfungi untuk berenang, merangkak dan menempel didasar perairan
dan daratan. Kepiting hidup di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka
ragam. Berdasarkan anatomi tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak
pada bagian bawah tubuh. epiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki
yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak.
Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang makanan
dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka luar yang
keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan kepiting lebih
banyak menggunakan capit dalam memperoleh makanan. Makanan yang diperoleh
dihancurkan dengan menggunakan capit, kemudian baru dimakan. Kepiting termasuk
hewan pemakan segala. Habitat kepiting hidup di perairan laut dan jarang naik ke
pantai.
Pada spesimen organisme gurita, praktikan mengamati dan menentukan pembagian
tubuh dari kepiting seperti cephal, thorax, dan abdomen dan orientasi tubuh dari
kepiting seperti dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior. praktikan juga
menghitung alat gerak dari spesimen gurita.

Gambar 3. Spesimen organisme gurita

6
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea

Gurita merupakan moluska dari klasifikasi moluska kelas cephalopoda, moluska dengan
ciri khas adanya kaki di kepalanya. Kakinya berkembang menjadi beberapa tentakel
yang menempel di kepalanya. Pada bagian ini terdapat kepala (head), thorax, terletak
diantara kepala dan punggung, dan abdomen terletak di perut. Pada gurita, bagian distal
adalah tentakel dan proksimal terletak dari tentakel sampai ketubuh gurita. Sinistral
terletak dari bagian kiri tubuh gurita dan dextral bagian kanan tubuh gurita. Dorsal
terletak pada bagian atas gurita dan ventral bagian bawah gurita. Anterior merupakan
bagian depan dan posterior bagian belakang gurita.Alat gerak berupa kaki berjumlah 8
dan berfungi untuk berenang, merangkak dan menempel didasar perairan. Gurita hidup
di lautan di seluruh dunia. Gurita adalah karnivora, yang berarti pemakan daging.
Makanan bisa termasuk kerang, udang, lobster, dan ikan. Gurita memiliki paruh yang
terbuat dari keratin. Mereka biasanya menggunakannya untuk menghancurkan kepiting
dan moluska yang mereka makan.
Pada spesimen organisme cumi-cumi, praktikan mengamati dan menentukan pembagian
tubuh dari cumi-cumi seperti cephal, thorax, dan abdomen dan orientasi tubuh dari
cumi-cumi seperti dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior. praktikan juga
menghitung alat gerak dari spesimen cumi-cumi.

Gambar 4. Spesimen organisme cumi-cumi


Cumi-cumi merupakan moluska dari kelas Cephalopoda, moluska dengan ciri khas
adanya kaki di kepalanya. Pada bagian ini terdapat kepala (head), thorax, terletak
diantara kepala dan punggung, dan abdomen terletak pada bagian perut. Pada cumi-
cumi, bagian distal terletak pada tentakel dan proksimal. Sinistral pada bagian kiri tubuh
cumi-cumi dan dextral terletak pada bagian kanan tubuh cumi-cumi. Dorsal terletak
pada bagian atas cumi-cumi dan ventral bagian bawah cumi- cumi. Anterior terletak
pada bagian depan dan posterior bagian belakang cumi-cumi. Semua cumi-cumi
memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan
yang panjang bermangkuk penghisap. Tangan dari cumi-cumi berguna untuk menjerat
mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan paruh
binatang. Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan
memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon.
terletak tepat di belakang tangan. Oleh karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi
berenang mundur. Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang
digunakan sebagai kemudi pergerakannya. Makanan cumi – cumi berupa organisme laut

7
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea

kecil, seperti udang, anak ikan, dan hewan kecil lainnya. Cumi-cumi dapat hidup di
dekat dengan permukaan air, ada pula yang hidup di palung laut.
Pada spesimen organisme udang praktikan mengamati dan menentukan pembagian
tubuh dari udang seperti cephal, thorax, dan abdomen dan orientasi tubuh dari udang
seperti dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior. praktikan juga menghitung
alat gerak dari spesimen udang

Gambar 5. Spesimen organisme udang


Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau
termasuk kedalam crustacea. Pada bagian ini terdapat kepala (head), thorax terletak
diantara kepala dan punggung, dan abdomen terletak pada bagian perut. Pada udang,
bagian distal terletak pada bagian ekor dan proksimal yaitu dari ekor sampai ketubuh
udang. Sinistral pada bagian kiri tubuh udaang dan dextral bagian kanan tubuh udang.
Dorsal bagian atas udang dan ventral bagian bawah udang. Anterior merupakan bagian
depan udang dan posterior bagian belakang udang. Udang merupakan omnivora dan
scavenger makanan nya biasanya berupa crustcea kecil dan polychaetes. Pada udang,
Mandibula dan maxilla berfungsi untuk mengunyah makanan dan mengalirkan air.
Chilepes, yaitu kaki yang paling depan, merupakan kaki terbesar dan ujungnya
membentuk capit (chela) untuk menyerang, bertahan, dan sebagai alat peraba. Empat
pasang kaki yang sebenarnya berfungsi untuk bergerak, memegang makanan, dan
membersihkan tubuh.
Bivalvia digolongkan menjadi dua golongan pemakan yaitu pemakan suspensi dan
pemakan endapan. Umunya bivalvia memperoleh makanan dengan cara menyaring
partikel-partikel yang ada dalam air laut, semakin dalam bivalvia membenamkan diri
siphonnya semakin panjang. Contoh bivalvia adalah kerang yang merupakan hewan air
yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska). Kerang merupakan moluska dengan
sepasang cangkang (Bivalvia) dicirikan dengan adanya dua buah cangkang yang
melindungi tubuhnya. Cangkang ini dapat membuka dan menutup yang digunakan
untuk menangkap makanan berupa partikel kecil seperti plankton. Saat terancam
mereka mampu mentup cangkangnya agar terlindungi dari serangan pengganggu
Pada spesimen organisme kerang darah, praktikan mengamati dan menentukan
pembagian tubuh dari kerang darah seperti cephal, thorax, dan abdomen dan orientasi
tubuh dari kerang darah seperti dorsal-ventral, dextral-sinistral, anterior-posterior.
praktikan juga menghitung alat gerak dari spesimen kerang darah.

8
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea

Gambar 6. spesimen organisme kerang darah


Pada spesimen tubuh cangkang siput, praktikan mengamati dan menentukan kandungan
yang terdapat cangkang siput dengan menggunakan HCL. Cangkang siput mengandung
banyak karbonat, hal ini dibuktikan dengan bereaksinya cangkang siput dengan saat
direaksikan dengan HCL.

Gambar 7. Spesimen organisme cangkang siput


Siput termasuk kedalam kelas gastropoda biasa disebut dengan hewan yang memiliki
kaki di perut. Kaki ini memiliki bentuk datar, lebar dan terletak pada daerah perut
hewan tersebut. Sebagian besar gastropoda hidup di laut, namun ada yang hidup di air
tawar dan di darat. Mereka dilengkapi dengan cangkang keras dengan bentuk unik
sebagai perlindungan tubuh. Contoh anggota kelas ini adalah siput dan bekicot.
Beberapa gastropoda tidak memiliki cangkang seperti siput tanpa cangkang dan banyak
siput-siput laut. Beberapa gastropoda merupakan pemangsa hewan kecil dan gastropoda
lainnya, sedangkan yang lainnya adalah pemakan tumbuhan. Untuk kemampuan
melihat dan membau, jenis hewan ini dibantu oleh dua tentakel yang terletak di
kepalanya.Gastropoda juga merupakan hewan hermaprodit (berkelamin ganda). Ia juga
memiliki alat ekskresi bernama nefridia untuk mengeluarkan zat sisa metabolism.
Praktikan juga mensketsakan spesimen organisme

9
Lestari, I.P. Morfologi dan Orientasi Tubuh pada Organisme Moluska dan Crustacea

Gambar 8. Sketsa spesimen organisme


4. KESIMPULAN
Pada praktikum paleontologi modul crustacea dan moluska yang bertujuan untuk
menentukan orientasi tubuh crustacea dan moluska, praktikan menggunakan 5 ekor
spesimen yaitu udang, kerang darah, kepiting, cumi-cumi dan gurita. Crustacea adalah
hewan akuatik yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata Crustacea berasal dari
bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang keras. Ilmu yang mempelajari
tentang crustacean adalah karsinologi. Moluska adalah organisme yang memiliki tubuh
yang lunak dan tidak bersegmen. Kebanyakan bercangkang yaitu cangkang internal dan
eksternal terbuat dari kitin atau kapur serta ada yang tidak bercangkang. Pada setiap
spesimen terdapat bagian kepala (head), thorax yang terletak diantara kepala dan
punggung, dan abdomen yang terletak pada perut. Pada setiap spesimen, bagian distal
seperti dari tentakel dan proksimal dari tentakel sampai ketubuh. Sinistral pada bagian
kiri tubuh dan dextral bagian kanan tubuh. Dorsal bagian atas dan ventral bagian bawah.
Anterior merupakan bagian depan dan posterior merupakan bagian belakang.
5.UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penyusunan resume laporan praktikum modul mikrofosil ini, praktikan tidak
lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu praktikan
dalam menyelesaikan resume ini. Khususnya kepada Bapak Prof. Dr. Yahdi Zaim,
Bapak Danni Gathot Harbowo, M.T. selaku dosen mata kuliah paleontologi yang telah
banyak membagikan ilmunya, kepada Kak Made Merta Yoga selaku asisten praktikum
shift Kamis, 15 November 2018 pukul 07.00-09.00 WIB dan kepada kak Luki
Ardhianto selaku penanggung jawab praktikum paleontologi modul rekonstruksi
porifera yang telah banyak membantu dalam praktikum maupun penyusunan resume
laporan praktikum ini.
6. REFERENSI
[1] http://www.artikelsiana.com/2015/07/mollusca-pengertian-ciri-klsifikasi-reproduksi-
peranan.html diakses pada tanggal 20 November 2018 Pukul 19.05 WIB
[2] http://digilib.unila.ac.id/8048/16/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 20 November
2018 Pukul 19.25 WIB
[3] http://www.pusatbiologi.com/2013/10/klasifikasi-dan-ciri-ciri-mollusca.html diakses pada
tanggal 20 November 2018 pukul 20:00 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai