Anda di halaman 1dari 9

Novrayanda, M.A.

Rekonstruksi Fosil Porifera

REKONSTRUKSI FOSIL PORIFERA

RECONSTRUCTIONS OF PORIFERA FOSSILS

Muhammad Adrio Novrayanda1.a, Anastasya Venica Christyana1, Billy Pentius Simbolon1, Bima
Nur Mulyono1, Dini Wulan Suci1, Febe Ethalia Sembiring1, Romarsen Sipayung1, Ruben Owen
Situmorang1, Sandi Maulana1, Syifa Faranabila1, TamayaFeby Erica1, Windy Evrilia1, dan Dedy
Pratama1
1
Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Sains, Institut Teknologi Sumatera
a
email: muhammad.15117048@student.itera.ac.id

Abstract
Fossils are the remains of naturally preserved life that are more than ten thousand years or older
than the holocene period. Fossils are group into several kingdom including monera, protist, fungi,
plantae and animalia. Porifera is an invertebrata animal that’s caracterized by a pore that is
dominant in te body part accompained by canals that are closely related. Adult porifera live by
sessile or attached to a substrate. The habitat and way of life of the porifera is that most their life
is in the sea and in a river. Basically, porifera live in shallow and clear sea. The characteristic
of porifera is to have a hole or pore in all parts of its body, the holes serves as the entry point for
water for food and oxygen.

Keyword: Fossils, porifera, habitat, characteristic

Abstrak
Fosil merupakan sisa kehidupan yang terawetkan secara alamiah yang berumur lebih dari
sepuluh ribu tahun atau lebih tua dari masa holosen. Fosil dikelompokkan kedalam beberapa
kingdom antara lain monera, protista, fungi, plantae ataupun animalia. Porifera merupakan
hewan invertebrata yang dicirikan dengan pori yang dominan pada bagian tubuhnya yang
disertai denga kanal-kanal yang salng berhubungan. Porifera dewasa hidup dengan cara sesil
atau melekat pada suatu substrak. Habitat dan cara hidup porifera adalah sebagian besar
hidupnya di laut dan sebagian kecil lainnya hidup di air tawar. Pada umumnya porifera hidup di
daerah laut dangkal dan jernih. Ciri khas porifera adalah memiliki lubang atau pori di seluruh
bagian tubuhnya, lubang tersebut berfungsi sebagai tempat masuknya air untuk sumber makanan
dan oksigen.

Kata kunci: Fosil, porifera, habitat, ciri khas

1
Novrayanda, M.A. Rekonstruksi Fosil Porifera

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fosil merupakan sisa tulang belulang
binatang atau sisa tumbuhan zaman purba yang telah membatu dan tertanam di bawah
lapisan tanah, dalam pengertian geologi fosil merupakan sisa-sisa atau bukti kehidupan
dari waktu geologi sebelumnya atau sisa kehidupan yang terawetkan secara alamiah yang
umurnya lebih dari 10.000 tahun atau sebelum masa holosen.
Porifera merupakan kelompok hewan invertebrata unik dengan dicirikan memiliki pori
dominan diseluruh bagian tubuhnya, disertai dengan kanal-kanal yang saling terhubung.
Porifera dalam bahasa latin, berasal dari kata “porus” yang berarti poridan dan “fer”
berarti membawa. Porifera adalah hewan multiselular yang paling sederhana. Hewan ini
memiliki ciri umum, yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera
disebut juga sebagai hewan spons. Telah diketahui kira-kira 2500-an spesies, mulai dari
lingkungan air tawar hingga yang dominan pada air laut. Air dan makanan masuk melalui
pori-pori yang berupa zat organik atau makhluk hidup kecil yang masuk bersama air.
Dengan demikian pencernaannya secara intraselular. Setelah dicerna, zat makanan
tersebut diedarkan oleh sel-sel amoebaositke. Zat sisa makanan yang dikeluarkan melalui
oskulum bersama sirkulasi air. Porifera berkembang biak secara aseksual dan seksual.
Porifera memiliki sistem saluran air yang terdapat pada porifera, hewan ini dibedakan
atas tiga tipe tubuh yaitu tipe ascon, sycon dan rhagon.
Porifera, taxon: Archaeocyatha merupakan salah satu kelompok porifera yang
terdistribusi secara luas secara paleogeografi, serta hadir dalam jangka waktu kehidupan
yang panjang, yaitu hadir sejak Cambrian hingga Pilocene. Kini porifera taxon
archaeocyatha telah punah akibat tidak dapat beradaptasi pada penurunan temperatur
bumi drastis saat Pleistocene. Fosil taxon ini seringkali ditemukan di batugamping. Tubuh
porifera taxon: Archaeocyatha tersusun oleh kalsit dan aragonit spikula, sebagai
eksoskeleton untuk menopang tubuhnya.

1.2. Tujuan
- Praktikan mampu memahami porifera
- Praktikan mampu membedakan tiap porifera berdasarkan umurnya
- Praktikan mampu mengetahui struktur tubuh porifera
- Praktikan mampu mengklasifikasikan porifera

1.3. Rumusan Masalah


- Apa yang dimaksud dengan porifera ?
- Bagaimana struktur tubuh porifera ?
- Bagaimana penglompokan porifera berdasarkan umurnya ?

2
Novrayanda, M.A. Rekonstruksi Fosil Porifera

2. METODE

2.1. Waktu dan Tempat


Waktu : 07.00 – 09.00 WIB
Tempat : Laboratorium Geosains, lantai 3 Gedung D. Institut Teknologi Sumatera

2.2.Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan :
- Gambar jenis-jenis porifera
- Plastisin
- Infraboard
- Spidol
- Pena
- Penggaris
- Kamera

2.3. Prosedur Pengambilan Data


1. Praktikan memperhatikan foto speimen fosil yang diberikan, lalu memahami foto
tersebut dalam bentuk 3D.
2. Perhatikan skala pada foto, foto menggunakan skala yang sama.
3. Membentuk porifera sesuai gambar.
4. Setelah dibentuk, lalu disusun berdasarkan umur tertua hingga yang paling muda.

2.4. Proses Pengambilan Data


Dalam proses pengambilan data, hal pertama yang dilakukan adalah memahami gambar
porifera secara menyeluruh, lalu di interpretasikan gambar tersebut melalui plastisin
yang disediakan. Bentuk yang dibuat berupa 3D. Setelah membentuk porifera, kegiatan
selanjutnya adalah mengelompokkan porifera berdasarkan umurnya.

2.5. Pengolahan Data


Dalam pengolahan data dilakukan pengamatan dalam metode, dengan cara melakukan
praktikum terlebih dahulu sesuai petunjuk di Lab Geosains, Institut Teknologi
Sumatera. Lalu pembuatan resume berupa papper.

3
Novrayanda, M.A. Rekonstruksi Fosil Porifera

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada kegiatan ini membahas mengenai porifera, yaitu kelompk hewan invertebrata unik
yang dicirikan dengan memiliki pori dominan di seluruh bagian tubuhnya, disertai dengan
kanal-kanal yang saling terhubung. Berikut ini kami lampirkan beberapa bentuk porifera
yang telah dibuat dari plastisin dengan bentuk 3D, lalu dikemlompokkan berdasarkan
umurnya.

Gambar 1. Flabellum variebile forma alta

Gambar 2. Balanophylia complanata

4
Novrayanda, M.A. Rekonstruksi Fosil Porifera

Gambar 3. Dendrophyllia ruteni

Gambar 4. Balanophyllia variabilis

5
Novrayanda, M.A. Rekonstruksi Fosil Porifera

Gambar 5. Flabellum irregulare

Gambar 6. Pentophyllum

6
Novrayanda, M.A. Rekonstruksi Fosil Porifera

Gambar 7. Basleophyllum pachyderma

Gambar 8. Spehenotro chus viola

Setelah membentuk ke delapan bentuk fosil dari porifera, tugas selanjutnya adalah
mengelompokkan fosil porifera tersebut brdasarkan umurnya dari yang paling tua yaitu
masa Permian, selanjutnya masa Miosen dan yang terakhir adalah masa Pleosen.

7
Novrayanda, M.A. Rekonstruksi Fosil Porifera

Pada masa Permian fosil yang dianggap berumur paling tua adalah Basleophyllum
pachyderma yang dicirikan dengan bentuk dari fosil porifera tersebut yang paling
sederhana dibandingkan dengan fosil porifera lainny. Selanjutnya pada masa Miosen
terdapat fosil Spehenotro chus viola, Pentophyllum, Flabellum irregulare. Dan terakhir
untuk fosil porifera yang dianggap berumur paling muda diantara yang lainnya yang
dicirikan dengan bentuk pori yang paling rumit di antara fosil porifera yang lain yaitu
Flabellum variabile forma alta, Balonophylia coomplanata, Dendrophyllia ruteni,
Balanophyllia variabilis. Berikut gambarnya :

Gambar 9. Kelompok fosil porifera berasarkan umurnya.

4. KESIMPULAN
Kesimpulan pada kegiatan kali ini yaitu porifera merupakan hewan vertebrata yang
tubuhnya dipenuhi dengan pori-pori atau disebut juga spons. Selain itu bentuk hidup
porifera taxon Archaeocyatha berdasarkan potongan-potongan fosil ditemukan di tiga
formasi batuan dalam skala waktu geologi. Untuk penentuan umur fosil porifera dapat
dilihat dari bentuk fisiknya, dimana semakin rumit bentuk dan struktur pori dari suatu
fosil porifera dianggap lebih muda dari yang tidak terlalu rumit.

5. UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Allah S.W.T yang telah memberikan
kelimpahan ilmu, juga terimakasih kepada seluruh teman-teman yang telah membantu
dalam penyelesaian laporan ini. Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih kepada
Penanggung Jawab Praktikum Nesa Indra Liani (15116022) dan Asisten Praktikum
Paleontologi kelompok dua yaitu Dedy Pratama (15116005). Juga saya ucapkan

8
Novrayanda, M.A. Rekonstruksi Fosil Porifera

terimakasih kepada seluruh teman satu kelompok telah bekerja sama pada saat kegiatan
penelitian.

6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Institut Teknologi Sumatera. 2018. Modul Praktikum Paleontologi. Institut
Teknologi Sumatera Selatan. Bandar Lampung.
[2] Hadi, A. 2015. Pengertian, Ciri Dan Klasifikasi Porifera.
https://www.softilmu.com/2015/06/Pengertian-Ciri-Struktur-Tubuh-Klasifikasi-
Porifera-Adalah.html. Diakses pada 13 November 2018.
[3] Fathoni, A. 2014. Filum Porifera: Struktur Tubuh, Sistem Reproduksi, Klasifikasi
& Kegunaan. http://www.zonasiswa.com/2014/06/mengenal-phylum-
porifera.html. Diakses pada 13 November 2018.

Anda mungkin juga menyukai