DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VII
KELOMPOK I
ANGGOTA:
1. 06111181419062 EKA OLSA ARDIANA
2. 06111181419011 FENTY LESTARI
3. 06111181419020 PIPIT ANGGRAINI
4. 06111181419001 WINDA OKTORI
DOSEN PENGAMPUH:
Dr. SYUHENDRI, S.Pd., M.Pd.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah diantaranya:
1) Penulis dapat menjelaskan tentang bentuk dan ukuran bumi.
2) Penulis dapat menjelaskan tentang interior bumi.
3) Penulis dapat menjelaskan tentang litosfer dan strukturnya.
4) Penulis dapat menjelaskan tentang lempeng tektonik dan bentuknya.
3
BAB II
ISI
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid),
sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan
buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi,
menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan
diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah 12.742
km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan
sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris,
Perancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus,
meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar
satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang
lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal
deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas
permukaan laut) dan palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut).
Karena buncitan khatulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik
tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
4
2.1.2. Ukuran Bumi
Berikut kami rangkum ukuran bumi dalam bentuk Tabel ciri Fisik Bumi
40.075,02 km (khatulistiwa)
Keliling 40.007,86 km (meridian)
40.041,47 km (rata-rata)
510.072.000 km²
Luas permukaan 148.940.000 km² daratan (29,2 %)
361.132.000 km² perairan (70,8 %)
Volume
1,0832073×1012 km3
Massa
5,9736×1024 kg
Massa jenis rata-rata
5,5153 g/cm3
Albedo 0,367
5
fisik seperti misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan,
merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika
bumi inilah para akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya
dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan
bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang
seismik.
Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang
mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada
dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau
gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang
Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat
dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa
padat maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada materi
yang berfasa cair. Perbedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang
dipakai untuk mengetahui jenis material dari interior bumi.
6
Gambar 2. Pembagian Lapisan Bumi (Adapted from, Beatty, 1990.)
7
gerakan konveksi. Perpaduan lapisan konduktif dan rotasi bumi menghasilkan
efek dinamo yang memelihara sistem kemagnetan bumi. Inti luar juga
bertanggung jawab untuk menghaluskan lonjakan rotasi bumi.
8
Kerak Benua merupakan 0,374% dari masa bumi; kedalaman 0-50
kilometer (0 - 31 mil). Kerak Benua mengandung 0,554% masa mantel-kerak.
Lapisan ini adalah bagian terluar dari bumi dan berupa batuan crystalline.Terdiri
dari mineral berdensitas rendah didominasi oleh kwarsa (SiO2) dan feldspars
(metal-poor silicates). Kerak bumi (Kerak samudra dan benua) adalah permukaan
bumi;yang merupakan bagian terdingin dari planet ini. Karena batuan dingin
mengalami deformasi secara perlahan, kita menyebut lapisan ini sebagai
lithosphere (lapisan yang kuat).
9
Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup.
Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak
berlapis di permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi
sumber makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut
dan terdeposit di dasar laut.
10
- Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut
pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan
yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak
ini menempati dasar samudra.
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh
logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO 2 dan MgO
lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena
mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan
basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan
rata rata 65 km .
Perhatikan gambar penampang bumi berikut ini:
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar
pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda.
Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,
11
a. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung
perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan
beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
b. Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara
dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-
lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat,
sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal
mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
c. Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma
membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi).
Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria,
batuan apung (bumice).
12
1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
13
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku
dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat
tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu
geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength)
yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya
menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic
plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng
yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer.
Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik
divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping).
Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung
samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng.
Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
1. Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan
terbelah, membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini
menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada
14
lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley)
akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
2. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan ke arah kerak bumi yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain. Wilayah
dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng
samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona inilah
sering terjadi gempa. Pematang gunung api (volcanic ridges) dan parit samudra
(oceanic trenhes) juga terbentuk di wilayah ini.
3. Batas Transfrom
Terjadi apabila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar, yaitu
bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai
maupun saling menumpu. Batas transfrom umumnya berada didasar laut, namun
ada juga yang berada didaratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas di
California, USA. Sesar ini meruppakan pertemuan antara Lempeng Amerika
Utara yang bergerak ke Tenggara, degan lempeng Pasifik yang bergerak ke arah
barat laut.
Batas Konvergen
15
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua,
lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian
meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi
(volcanic mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi
penunjaman, terbentuklah parit samudra (oceanic trench).
Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari
proses ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan
Lempeng AmerikaUtara.
16
Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh
pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari
konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
17
Gambar 6. Peta tektonik kepulauan Indonesia, tampak zona subduksi dan sesar aktif
18
menanggulangi bencana akibat gempa bumi dan bencana ikutannya, perlu
disusun suatu petunjuk teknik penanggulangan bencana gempa di Indonesia.
Tercakup di dalamnya pengkajian ulang terhadap Peta Zona Gempa yang telah
digunakan oleh berbagai instansi di Indonesia untuk keperluan perancangan infra
struktur tahan gempa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bentuk Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah
bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan
buncitan pada bagian khatulistiwa. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah
12.742 km.
Interior bumi terdiri dari inti dalam, inti luar, mantel bawah, daerah
transisi, dan kerak bumi. Litosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan
terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Litosfer adalah lapisan
kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan. Lapisan litosfer dibagi
menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Teori Tektonika Lempeng
19
(bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan
skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Di bumi, terdapat tujuh lempeng
utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer
ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang
lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen
(bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas
vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya
umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng.
3.2 Saran
Setelah membahas dan mengkaji tentang struktur bumi yang meliputi
bentuk dan ukuran bumi, interior bumi, litosfer dan lempeng tektonik, kita ketahui
bahwa materi makalah ini tidak terbatas pada materi ilmu pengetahuan alam
(fisika) saja, tetapi juga ilmu pengetahuan sosial yang berupa ilmu bumi
(geografi) karena kedua bidang studi tersebut memiliki keterkaitan dalam makalah
ini. Sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam pembahasan tersebut nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
20
21