Anda di halaman 1dari 2

Tahap-tahap Apresiasi

Apresiasi mempunyai tahap-tahap yang harus ditempuh guna mencapai taraf yang lebih baik.
Tahap-tahap tersebut merupakan pedoman yang dapat dilakukan dalam rangka mencapai
kemampuan apresiasi yang diharapkan, dan pencapaian apresiasi ini diharapkan agar
tercapainya tujuan pengajaran sastra yang diharapkan. Untuk sampai pada tahap menetapkan
penghargaan (kesimpulan) terhadap suatu karya seni (sastra), ada beberapa tahap-tahap
tertentu yang harus dilewati lebih dahulu. Tahap- tahap yang dimaksudkan tersebut menurut
Dra. Maidar G. Arsyad dalam Suroto (1990:157), sebagai berikut:
Tahap 1, tahap ini adalah tahap penikmatan. Pada tahap ini penikmat melakukan tindakan
untuk melihat, membaca, menonton atau mendengarkan suatu karya seni (sastra) tersebut.
Misalnya membaca novel, roman atau puisi. Atau mungkin mendengarkan pembacaan sajak
(puisi), atau menonton pertunjukan drama.
Tahap 2, tahap ini adalah tahap penghargaan. Pada tahap ini penikmat melakukan tindakan
manfaat, melihat kebaikan, atau nilai karya seni (sastra) itu. Mungkin setelah sekali membaca
atau mendengar karya sastra lalu penikmat merasakan adanya manfaat, apakah itu memberi
hiburan, menyenangkan, memberi kepuasan, atau pun memperluas pandangan dan wawasan
hidupnya. Kalau penikmat merasakan manfaatnya sangat mungkin ia akan melangkah kepada
tahap berikutnya.
Tahap 3, tahap ini adalah tahap pemahaman. Di sini penikmat melakukan tindakan
menganalisis, meneliti, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya serta berusaha menyimpulkan
kembali. Tahap ini berarti penikmat tidak lagi sekedar pasif untuk menikmati suatu karya
sastra, tetapi mereka juga melakukan pemeraian pada setiap komponen yang telah
membentuk karya sastra tersebut. Akhirnya ia akan sampai pada sebuah kesimpulan apakah
karya sastra tersebut baik atau tidak, bermanfaat bagi pembaca atau tidak, sekedar sebagai
hiburan atau lebih dari itu dan lain-lain.
Tahap 4, tahap ini adalah tahap penghayatan. Pada tahap ini penikmat/pembaca akan
menganalisis lebih lanjut karya sastra tersebut, mencari makna atau hakikat dari suatu karya
sastra beserta argumentasinya; membuat penafsiran dan menyusun argumen berdasarkan
analisis yang telah dibuat. Pada tahap ini penikmat berusaha menjelaskan mengapa alur novel
begitu atau begini, atau mengapa sebuah puisi menggunakan bentuk seperti tanda tanya, atau
mengapa sebuah puisi menggunakan kata-kata seperti itu dan lain-lain. Alasan-alasan yang
dikemukakannya tentu disertai bukti agar argumen yang dikemukakannya dapat diterima
secara akal.
Tahap 5, tahap terakhir ini adalah tahap implikasi atau penerapan. Dimana pembaca yang
telah membacakan atau menikmati suatu karya sastra sangat mungkin untuk menimbulkan
ide baru pada pembaca karya tersebut.
Tahap-tahap tersebut merupakan suatu proses yang harus dilalui dalam mencapai suatu
tingkat apresiasi yang sebenarnya. Tingkat pemahaman, tingkat penghayatan, dan tingkat
implikasi merupakan tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses apresiasi terhadap karya
sastra.
Tingkat penikmatan merupakan tingkat pertama bagi seseorang yang hanya baru mengenal
suatu karya sastra. Tingkat pemahaman ini berada pada tahap menonton, atau merasa senang
saat mengenal suatu karya sastra. Pada tahap ini tidak dituntut seseorang untuk dapat terus
memberikan penilaian, karena sudah barang tentu ia tidak dapat menilainya. Hal ini yang
menyebabkan timbulnya salah penafsiran terhadap suatu karya sastra apabila diminta
penilaiannya. Apabila siswa telah memiliki dorongan untuk mempelajari dengan cara
mencari sebab akibat dan bersifat studi, pada tahap inilah siswa mulai memahami suatu karya
sastra, sehingga dalam dirinya timbul suatu dorongan lain dalam bentuk mencari sebab
akibat, serta mencari pengertiannya. Dengan tindakan ini siswa barulah menuju ke tahap
selanjutnya, yaitu tahap penghayatan. Pada tingkat penghayatan ini siswa mulai membuat
analisis lanjut mengungkapkan nilai pandangan terhadap suatu hasil karya sastra. Siswa akan
mencari sejumlah pemikiran atau berupa perbandingan sejauh dapat terjangkau oleh daya
pemikirannya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai