Anda di halaman 1dari 17

MENGOLAH DAN MENGASAH KEKAYAAN BAHASA

DENGAN IMAJINASI, KEPEKAAN RASA, DAN


KEPEKAAN LINGKUNGAN

Mata Kuliah: Menulis Kreatif


Dosen Pengampu: Maguna Eliastuti, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
 Nuraini Komalasari 201921500378
 Risel Maulana 201921500319
 Sindy Ayu Lestari 201921500292
 Sudirmansyah 201921500352
 Tatia Arthadinata S 201921500309

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah ‘Menulis Kreatif’ dengan materi Mengolah dan Mengasah Kekayaan
Bahasa dengan Imajinasi, Kepekaan Rasa, dan Kepekaan Lingkungan. Tugas ini
membahas tentang bagaimana mengolah bahasa dengan imajinasi, kepekaan rasa dan
kepekaan lingkungan guna mendukung kreatifitas dalam menulis.
Terima kasih kami ucapkan kepada Allah SWT, kepada pihak keluarga yang
senantiasa mendukung kami selama kami mengerjakan tugas makalah ini, terima kasih
kepada teman-teman yang senantiasa membantu kami juga, kemudian terima kasih
untuk kelompok kami yang senantiasa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas ini. Lalu
tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah ‘Menulis Kreatif’
kami, yang mana beliau juga selaku pembimbing kami yakni, Ibu Maguna Eliastuti,
M.Pd. Beliau telah banyak memberikan motivasi, mengajar kami dan menuntun kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk
perbaikan karya-karya berikutnya.

Jakarta, 22 Maret 2022

Kelompok 2

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................2
C. TUJUAN.................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
A. Menulis Kreatif.......................................................................................................3
B. Mengolah dan Mengasah Kekayaan Bahasa Dengan Imajinasi.............................4
C. Mengolah dan Mengasah Kekayaan Bahasa Dengan Kepekaan Rasa...................7
D. Mengolah dan Mengasah Kekayaan Bahasa Dengan Kepekaan Lingkungan.......9
BAB III............................................................................................................................12
A. Simpulan..............................................................................................................12

ii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah ‘Menulis’ menulis adalah sebuah
kemampuan yang mesti dimiliki setiap penuntut ilmu, ketika semankin meningkat
pendidikan seseorang, maka makin beragam pula disiplin ilmu-ilmu yang akan
dipelajari nantinya. Kita sering mendengar juga berbagai macam jenis penulisan,
seperti penulisan akademis, penulisan jurnalistik dan penulisan kreatif.

Menulis adalah keterampilan bahasa yang berbeda dari membaca, berbicara dan
mendengarkan. Menulis adalah proses mentransfer pikiran atau perasaan dari lisan ke
bentuk tulisan. Menulis membutuhkan perencanaan yang baik. Tanpa perencanaan,
apa yang tertulis tidak akan berjalan seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dari
produk tulisan yang dihasilkan.

Sebelum kepada pokok tulisan yaitu bagaimana mengolah dan mengasah


kekayaan bahasa dengan imajinasi, kepekaan rasa, dan kepekaan lingkungan, guna
membantu dalam kreatifitas penulis dalam menuangkan idenya, kami penulis akan
mencoba menjabarkan dahulu apa itu ‘Menulis Kreatif’. Menulis kreatif adalah jenis
penulisan yang bisa dikategorikan sebagai penulisan sastra. Biasanya, dalam
penulisan kreatif ini memiliki tujuan untuk menarik peminat sastra. Untuk
memproduksi tulisan kreatif pun dibutuhkan kemampuan untuk membangun
imajinasi pembacanya. Riset dan kemampuan menulis pun sangat dibutuhkan untuk
menghasilkan tulisan kreatif yang baik.

Pada menulis kreatif itu terdapat beberapa jenis-jenis penulisan kreatif, seperti:
puisi, naskah film, novel, cerpen, dan naskah drama. Dalam penulisan jenis-jenis
karya tersebut, seorang penulis harus bisa menuangkan idenya dengan baik,
kemudian harus bisa juga menuangkan kemampuan berbahasanya dengan baik pula.
Pranoto (2012) menjelaskan bahwa dalam menulis kreatif, pembaca terkagum bukan

1|Page
karena kebenaran, logika, dan fakta, melainkan pada kebenaran artistik yang
ukurannya adalah kepekaan intuitif.

Pada tulisan ini, kami akan mencoba menjabarkan bagaimana mengolah dan
mengasah kekayaan bahasa dengan imajinasi, kepekaan rasa, dan kepekaan
lingkungan, guna membantu dalam kreatifitas penulis dalam menuangkan idenya.
Apa itu imajinasi? Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan atau
menciptakan gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang
secara umum. Apa itu kepekaan rasa? Kepekaan rasa adalah insting memahami apa
yang dirasakan oleh pikiran dan hati dari diri sendiri maupun orang lain. Apa itu
kepekaan lingkungan? Kepekaan sosial/Kepekaan lingkungan adalah perasaan
bertanggung jawab atas kesulitan atau hal-hal yang dihadapi oleh orang lain.

Dari pengertian tersebut, kita bisa mengolah imajinasi, kepekaan rasa dan
kepekaan lingkungan kita kedalam tulisan kreatif, yang bisa berbentuk puisi, novel,
cerpen dan lain-lain.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu imajinasi dan bagaimana peran imajinasi dalam penulisan kreatif?
2. Apa itu kepekaan rasa dan bagaimana peran kepekaan rasa dalam penulisan
kreatif?
3. Mencari tahu apa itu kepekaan lingkungan dan bagaimana peran kepekaan
lingkungan dalam penulisan kreatif?

C. TUJUAN

1. Agar para penulis memahami apa itu menulis kreatif dan jenis-jenisnya.
2. Untuk mengetahui bagaimana mengasah kekayaan bahasa dengan imajinasi,
guna mendukung penulisan kreatif.
3. Untuk mengetahui bagaimana mengasah kekayaan bahasa dengan kepekaan
rasa, guna mendukung penulisan kreatif.
4. Untuk mengetahui bagaimana mengasah kekayaan bahasa dengan kepekaan
lingkungan/media lingkungan, untuk mendukung penulisan kreatif.

2|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menulis Kreatif

Menurut KBBI, menulis merupakan melahirkan pikiran atau perasaan (seperti


mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Sedangkan kreatif dalam KBBI, berarti
memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan.

Menulis kreatif merupakan bagian dari hasil atau produk kreatifias yang dalam
prosesnya melibatkan unsur keterampilan. Dalam penulisan kreatif ini nantinya karya
bisa berupa puisi, novel, naskah drama, dan cerpen. Dari beberapa literatur juga
‘Menulis kreatif’ merupakan jenis penulisan yang bisa dikategorikan sebagai
penulisan sastra. Umumnya, dalam penulisan kreatif ini memiliki tujuan untuk
menarik audiens. Untuk memproduksi tulisan kreatif pun dibutuhkan kemampuan
untuk membangun imajinasi pembacanya. Riset dan kemampuan menulis pun sangat
dibutuhkan untuk menghasilkan tulisan kreatif yang bagus.

Olivia (2012) menjelaskan bahwa kegiatan menulis kreatif memungkinkan


sistem pembelajaran alamiah otak dapat terjadi. Terlebih keterampilam membaca dan
menulis berkembang bersama dan saling mempengaruhi. Menulis membantu
mengembangkan keterampilan memperhaitkan (konsentrasi), memahami (arti), dan
membedakan (menghubungkan sandi dengan asosiasi dan perasaan). Berdasarkan
pada pendapat ahli tersebut, disimpulkan bahwa ketika sesorang belajar menulis
kreatif maka ketika itu pula orang itu akan melakukan aktifitas membaca, karena
keduanya ini berkembang secara bersamaan dan saling memberi pengaruh.

Berikut beberapa jenis penulisan kreatif:


a) Puisi
Puisi merupakan karya sastra yang menggunakan ritma dan rima dalam
penulisannya. biasanya puisi adalah untuk mengutarakan isi hati dan apa yang
ada dipikiran penyair atau menceritakan sebuah suasana atau kejadian.
Biasanya puisi merupakan tulisan kreatif yang singkat dan menggunakan

3|Page
kalimat-kalimat yang pada dan cenderung menggunakan bahasa konotatif
(kias/bukan makna sebenarnya).
b) Novel
Di dalam menulis kreatif terdapat juga novel yaitu sebuah karya fiksi. Buku
fiksi cenderung kejadian yang ada di dalamnya tidak nyata dan berdasar dari
imajinasi dari pengarangnya.
c) Cerpen
Cerpen merupakan singkatan dari Cerita Pendek. Cerpen adalah salah satu
jenis prosa yang isi ceritanya bukan kejadian nyata. Jumlah kata di dalam
cerita pendek biasanya tidak lebih dari 10.000 kata. Penulisan cerita pendek
ini menggunakan gaya bahasa yang naratif.
d) Naskah Drama dan Film
Naskah drama dan film merupakan tulisan cerita yang akan nantinya
diimplementasikan untuk sebuah pentas drama dan dunia perfilm-an. Isi dari
cerita berisikan runtutan adegan dan percakapan (dialog) tokoh dalam drama
dan film. Naskah drama dan film termasuk kegiatan menulis kreatif yang
melibatkan beberapa tokoh di dalamnya.
e) Lirik Lagu
Sama halnya dengan puisi, dalam menulis lirik lagu dibutuhkan irama agar
teks lagu dan melodi bisa terdengar pas dengan musiknya. Lirik lagu pun
berisi ungkapan hati dan pikiran dari seorang penulis lagu/penyanyi. Menulis
lirik lagu ini juga termasuk ke dalam kegiatan menulis kreatif. Penulis lagu
dituntut menuangkan kreatifitasnya ke dalam tulisan dan kemudian baru akan
di aplikasikan ke dalam nyayian dengan iringan musik.

B. Mengolah dan Mengasah Kekayaan Bahasa Dengan Imajinasi

Apa itu imajinasi? Dalam KBBI, imajinasi berarti daya pikir untuk
membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan,
dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Secara
umum, definisi imajinasi adalah daya pikir yang membentuk gambaran tentang
sesuatu yang tidak ada pada indra yang didapat dari kenyataan atau pengalaman

4|Page
seseorang secara umum maupun gambaran yang mampu dihasilkan sekalipun tidak
pernah sepenuhnya dirasakan dalam kenyataan sebelumnya.

Menurut Merriam Webster, kajian makna (secara sederhana) dari kata


‘imajinasi’ adalah kemampuan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak nyata,
kemampuan untuk membentuk suatu gambaran di pikiran, atau sesuatu yang belum
pernah kita lihat ataupun alami. Akan tetapi, rekontruksi suatu hal dari dalam pikiran
sejatinya selalu berdasarkan apa yang ada di kehidupan nyata.

Kemudian, apa itu Kekayaan Bahasa atau Kekayaan Perbendaharaan Kata?


Secara umum Kekayaan Bahasa atau Kekayaan Perbendaharaan Kata adalah
himpunan kata yang dimiliki oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian
dari suatu bahasa tertentu. Dalam sastra perbendaharaan kata ini sangat dibutuhkan,
karena dalam menuangkan ide-ide ke dalam tulisan, penulis harus memiliki
perbendaharaan kata yang banyak. Karena sastra cenderung menggunakan bahasa
yang bersifat konotatif atau kias (bukan makna sebenarnya), jadi para penulis mesti
memperbayak perbendaharaan katanya.

Penggambaran kehidupan dalam karya sastra didasarkan pada imajinasi,


sehingga kehidupan bersifat imajinatif, walaupun tidak semua karya bersifat
imajinatif. Kehidupan seseorang yang digambarkan dalam karya sastra dapat berupa
transformasi dari kehidupan nyata, baik kehidupan pengarang maupun kehidupan
sosial berdasarkan imajinasi pengarang.

Imajinasi berkembang seiring dengan berkembangnya kemampuan seseorang


berbicara dan berbahasa. Sebuah imajinasi lahir dari proses mental yang manusiawi.
Kemudian proses ini mendorong semua kekuatan yang merangsang emosi untuk
berperan aktif dalam pemikiran dan gagasan kreatif serta tindakan kreatif.

Imajinasi biasanya selalau berkaitan dengan sastra, ketika membaca karya-karya


sastra kita dapat memperkaya perbendaharaan kata yang kita miliki, kemudian juga
memperbanyak referensi dan memperkaya imajinasi juga guna bekal untuk membuat
karya sastra. Mengapa imajinasi? Tentu, karena sastra lahir dari imajinasi. Karya
sastra merupakan hasil renungan pengarang terhadap kehidupan yang dilihat atau
dirasakannya, yang kemudian diolah dengan imajinasi kreatifnya. Imajinasi dalam

5|Page
sastra bukan sekedar khayalan belaka, imajinasi dalam sastra berpijak dan bersumber
dari kehidupan manusia. Hal ini terlihat bahwa dalam sastra sering menampilkan
latar kehidupan masyarakat yang nyata disekitar kita.

Imajinasi bukan sesuatu yang mesti dihindari, tetapi justru harus dikembangkan
dan diperkaya. Karena dengan imajinasi, penulis akan membayangkan hal-hal baru,
cerita-cerita baru, perbendaharaan bahasa/kata baru dan kemudian baru dituangkan
kedalam tulisan. Akhirnya, melalui imajinasi lahir ide-ide kreatif. Bahkan tidak
hanya dilingkup sastra, para penemu/ilmuan-ilmuan terdahulu juga menggunakan
imajinasinya sebelum menemukan karya-karya mereka. Sekadar contoh; penemu
telepon, penemu pesawat terbang, dan ilmuan lainnya. Bahkan, mungkin hampir
semua penemuan-penemuan modern selalu berawal dari imajinasi. Melalui imajinasi,
seseorang bisa melakukan tindakan-tindakan kreatif untuk mewujudkan
imajinasinya. Dapat dipastikan kreatifitas mereka tidak akan muncul tanpa diawali
dengan berimajinasi. Hal tersebut menunjukkan betapa kuatnya sebuah imajinasi.

Adapun beberapa cara mengasah kekayaan bahasa dengan imajinasi dan


menuangkannya ke dalam tulisan kreatif:

1) Cari sumber inspirasi, informasi, atau referensi sebanyak-banyaknya, karena


semua yang kita pikirkan itu bergantung dari informasi apa saja yang kita
baca maupun lihat. Dengan banyaknya inspirasi, informasi dan referensi yang
kita dapatkan, maka otomatis imajinasi akan muncul dari apa-apa yang kita
peroleh. Kemudian ide-ide baru yang muncul bisa dijadikan bekal untuk
menulis kreatif, baik berbentuk puisi, novel, cerpen, dan naskah drama.
2) Kreatifitas itu tidak datang dari dalam, melainkan dari luar. Apa yang
dimaksud dari luar? Kita harus membuka pikiran terhadap hal-hal yang ada
disekililing kita, baik agama, bahasa dan budayanya, mengolah kekayaan
bahasa bisa dari apa yang kita lihat, kita dengar, dan apa yang kita rasa. Maka
dari itu berimajinasi bukan hanya menyendiri dan membawa pikiran lebih
jauh, akan tetapi berimajinasi itu membayangkan atau menciptakan kejadian
berdasarkan kenyataan atau pengalaman kita. Kalau dalam istilah psikologi
imajinasi itu sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda
yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian.

6|Page
3) Fokus. Cara mengasah kekayaan bahasa dengan imajinasi dan
menuangkannya ke dalam tulisan kreatif yang ketiga ini adalah fokus. Fokus
disini berarti, penulis mesti memfokuskan dahulu karya tulisan kreatif apa
yang akan dibuat, apakah novel, puisi, naskah drama, cerpen dan lain-lain.
Ketika sudah memutuskan dan memfokuskan karya apa yang akan dibuat,
lalu penulis mulai mencari buku referensi yang dibutuhkan, seperti yang
sudah dijelaskan pada poin pertama, dengan banyaknya referensi yang kita
dapatkan, maka otomatis imajinasi akan muncul dari apa-apa yang kita
peroleh atau baca. Ketika ingin membuat puisi, maka perbanyak membaca
puisi dari sastrawan-sastrawan atau penyair-penyair hebat. Maka nanti
perbendaharaan dan imajinasi untuk membuat karya akan muncul dengan
sendirinya. Begitu pula karya lain, seperti novel, cerpen dan naskah drama.

C. Mengolah dan Mengasah Kekayaan Bahasa Dengan Kepekaan Rasa

Kepekaan adalah bagian dari ketulusan. Menulis sastra bukan hanya sekedar
merangkai kata tanpa isi, meskipun sastra hanyalah kumpulan kata, kalimat tanpa
makna. Paling tidak, tujuannya hanya iseng atau sekedar memindahkan pena, sebatas
mengetik kunci laptop. Kepekaan bukan hanya soal indra kita tentang dunia di
sekitar kita, mulai dari kepekaan hingga warna, rasa, suara, dan banyak lagi. Pada
akhirnya, kepekaan bukan hanya hubungan indera luar dengan objek, tetapi juga
berfungsinya indera batin, baik itu hati, jiwa, atau pikiran.

Indera lahir mempengaruhi indera batin, dari sana akan kembali mempengaruhi
indera lahir, yang pangkalnya akan membentuk suatu dampak pada pemikiran,
perasaan, penjiwaan, maupun tindakan atau sikap kita. Kepekaan yang tak diasah
hanya akan membuat sulit dalam memahami sesuatu.

Melatih kepekaan rasa dalam menulis sebetulnya sulit-mudahnya tergantung


sekali pada faktor si penulis itu sendiri, baik dari segi kedisiplinan latihan,
kesungguhan latihan, kuantitas dan kualitas latihan, kesabaran, keuletan, maupun
ketekunan dalam berlatih.

7|Page
Berikut beberapa cara untuk melatih kepekaan rasa dalam menulis kreatif:

1) Membaca buku/karya sastra dengan berbagai jenis, lebih sering, lebih


banyak, dan berulang tapi beri jeda waktu dalam membaca satu buku;
2) Merenungkan apa yang ada di sekitar maupun dalam diri kita, termasuk apa
yang kita baca dan alami;
3) Menulis lebih rutin lagi dengan penuh disiplin setiap harinya, tidak perlu
menunggu menjadi bentuk yang jelas itu jenis tulisan apa, entah itu akan
menjadi puisi, esai, cerpen, atau apapun. Minimal menulis yang terjadi di hari
itu, apa yang kita alami secara fisik atau rasakan dalam batin, termasuk
pemikiran kita, juga ide-ide yang muncul sekalipun kita bisa mulai
menuangkannya ke dalam tulisan.
4) Kemudian mengubah sikap apapun menjadi lebih baik dan positif, mulai dari
kebiasaan bicara, tindakan, pikiran, perasaan, dan lain seterusnya. Karena
yang kita tuliskan nanti pasti berdasarkan apa yang kita rasa dan kita pikir,
kalau yang kita rasa dan pikir adalah hal positif, maka bahasa yang kita
tuangkan kedalam tulisan juga akan positif juga.

Kemudian, ada beberapa hal, mengapa melatih kepekaan itu penting sekali dalam
menulis karya sastra, diantaranya sebagai berikut:

1) Membuat kita mudah dalam mencari maupun menciptakan inspirasi dala


menulis kreatif/sastra;
2) Memahami lebih baik tengtan apa yang terjadi di dalam maupun sekitar diri
kita, juga yang ingin kita tulis menjadi karya sastra;
3) Membuat pikiran menjadi terbiasa terlatih dalam menuangkan kata-kata
secara alami tanpa perlu berpikir keras; dan
4) Menjadikan kita lebih sadar akan makna dari karya sastra yang kita tulis,
maupun karya sastra orang lain.

Tanpa kepekaan yang terasah, hanya mempersulit kita untuk memahami,


memaknai, merasakan, berpikir, membaca, dan lain-lain, termasuk menulis karya
sastra. Kesadaran dipengaruhi oleh kepekaan. Tidak semua orang yang sadar dapat
berhasil peka, memahami, atau memahami sesuatu. Akan tetapi, bahwa sastra juga

8|Page
meningkatkan kepekaan kita terhadap orang-orang di sekitar kita dan di dalam diri
kita. Karena dalam menulis kreatif/sastra, kita dilatih untuk menyelami lubuk hati,
pikiran, atau jiwa kita yang paling dalam, dan untuk merefleksikan lebih baik dan
lebih saksama pada lingkungan kita. Apalagi seperti puisi, kohesi kata yang terbatas,
tidak seperti prosa, justru membuat kita lebih fokus dan tajam. Atau prosa yang
memungkinkan kita untuk memahami lebih dalam, lebih luas, dan lebih rinci.

D. Mengolah dan Mengasah Kekayaan Bahasa Dengan Kepekaan Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai
bidang studi seperti bahasa, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
olahraga, kesenian, matematika, agama, dan pendidikan kewarganegaraan.
Pemanfaatan lingkungan alam sebagai sumber belajar dapat dilakukan dalam rangka
mengembangkan potensi penulis untuk melakukan kegiatan di luar kelas untuk
menemukan sebab-sebab sebuah kejadian di sekitarnya.

Endraswara (2005:50) menyatakan bahwa mengajar sastra tidak harus di dalam


kelas, misalnya dapat dilakukan di tempat terbuka. Maksud dari media tersebut
lingkungan dapat digunakan dalam pembelajaran menulis karya sastra seperti
menulis kreatif, karena manfaat media lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan
konsep-konsep tertentu secara alami. Sudjana dan Rivai (1990:208) juga
menyebutkan beberapa keuntungan media lingkungan, yaitu kegiatan belajar akan
menjadi lebih menarik dan hakikat belajar akan memiliki makna karena penulis
dihadapkan pada situasi yang bersifat alami, penulis dapat memahami dan
menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat
membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat
memupuk cinta lingkungan, dan kegiatan belajar lebih menarik dan tidak
membosankan penulis duduk di kelas berjam-jam, sehingga, motivasi belajar penulis
akan lebih tinggi.

Endraswara (2005:81) menyatakan bahwa untuk memilih media pengajaran


sastra, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang perlu diperhatikan, termasuk
kemudahan mendapatkan media dan menarik atau tidaknya salah satu media

9|Page
pembelajaran bagi penulis. Media lingkungan merupakan media yang digunakan
guru dan penulis untuk mempelajari keadaan nyata di luar kelas dengan cara
menghadapkan penulis kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari dan diamati
dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar.

Keunggulan media lingkungan dapat dipertimbangkan ketika memilih media


untuk pengajaran sastra. Dari sini dapat dikatakan bahwa, pertama, media lingkungan
tergolong media yang dapat diakses karena pengarang dihadapkan langsung dengan
situasi pengalamannya. Kedua, media lingkungan adalah media yang dapat membuat
kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan atau tidak membosankan.

Sugihartono (2007:13) menyebutkan bahwa susunan otak manusia terdiri dari


otak kiri dan otak kanan. Masing-masing susunan otak tersebut memiliki ciri yang
berbeda. Proses pembelajaran sastra di sekolah diharapkan tidak sekadar mengasah
otak kiri saja karena prosesnya bersifat teoretis, misalnya menjelaskan definisi,
latihan soal, dan menjelaskan buku, melainkan harus mengasah otak kanan.
Sementara itu, Sugihartono (2007:14) menyatakan bahwa apabila penulis diajak
belajar dan mengamati fenomena di lapangan, kemudian penulis diminta
menghubungkannya dengan teori, maka kegiatan tersebut akan mengasah otak kanan
penulis dalam berpikir. Hal tersebut menunjukkan bahwa media lingkungan dapat
menyeimbangkan kegiatan berpikir antara otak kiri dan otak kanan penulis.

Terdapat empat tahap penggunaan media lingkungan/kepekaan lingkungan dalam


menulis kreatif diantaranya yaitu:

1) Persiapan. Pada tahap persiapan, penggunaan media lingkungan membantu


penulis dalam menemukan ide sebagai bahan menulis kreatif. Dalam tahap
ini, penulis dapat menemukan ide dengan mengamati berbagai objek atau
fenomena di lingkungan. Penulis mengamati lingkungan alam sekitar,
pemanfaatan lingkungan mampu membangkitkan motivasi dan rangsangan
dalam proses menulis kreatif dan dapat memberikan pengalaman belajar yang
lebih konkret dan langsung. Dengan pemanfaatan lingkungan penulis dapat
belajar langsung dengan alam sehingga tidak bosan dalam proses penulisan.

10 | P a g e
Penulis langsung terjun dengan dunia nyata tidak hanya belajar teori-teori
dari buku saja.
2) Observasi atau ekplorasi. Pada tahap ini, penulis menuliskan kata-kata kunci
yang berkaitan dengan objek atau fenomena di lingkungan yang sedang
diamati. Penulis menuliskan kata-kata kunci yang terkait dengan objek-objek
di lingkungan yang diamati. Seperti misalnya kita melihat budaya setempat,
dari budaya tersebut kita bisa jadikan referensi untuk menulis kreatif, seperti
puisi, cerpen dan novel. Ketika kegiatan ekplorasi sudah dilaksanakan,
penulis mulai menentukan judul sebuah karya dari tulisan kreatif, setelah itu
penulis langsung menulis karyanya.
3) Penulisan. Pada tahap penulisan, penulis menulis dengan mengembangkan
kata-kata kunci menjadi sebuah penulisan kreatif. Kata kunci yang dimaksud
disini, ketika kita sudah melihat objek dari lingkungan setempat, lalu
tentukan apa objek yang akan kita ambil, bisa dari segi budaya, agama, dan
bahasa setempat. Sebagai contoh: misal ada buadaya tari Reog Ponorogo, dari
budaya ini kita mendapatkan kata kunci, dan bisa kita kembangkan menjadi
tulisan kreatif, seperti puisi, novel, cerpen, bahkan naskah drama.
4) Verifikasi. Pada tahap verifikasi, penulis menyunting karyanya yang telah
ditulis agar lebih indah, bisa ditambahkan dengan kosakata bahasa daerah
setempat, agar terdapat kearifan lokal pada karya menulis kreatif. Dengan
demikian, kepekaan lingkungan membantu penulis menemukan ide sebagai
bahan menulis kreatif dan membantu penulis menuliskan kata-kata kunci
yang dikembangkan dalam setiap karya menulis kreatifnya seperti novel,
puisi, cerpen dan lain-lain.

Segala sesuatu yang ada di lingkungan bisa dijadikan sebuah penulisan kreatif.
Dengan begitu kita dapat menceritakan, mengungkapkan perasaan, dan
menggambarkan sesuatu yang kita lihat, alami, dan rasakan ke dalam tulisan kreatif.
Ide atau inspirasi sebagai bahan penulisan kreatif lainnya banyak terdapat di
lingkungan sekitar kita. Banyak hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kita itu
istimewa, dengan merenungi dan memikirkannya, kita bisa mendapatkan rangkaian
kata yang indah.

11 | P a g e
12 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Pada pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa dalam menulis kreatif
kita perlu mengolah apa-apa yang ada di lingkungan kita, kita bisa mengimajinasikan
apa yang ada disekitar, dengan menggunakan kepekaan rasa, kita bisa merasakan apa
kejadian yang ada di sekitar. Kemudian dengan kepekaan lingkungan atau media
lingkungan juga kita bisa menemukan objek apa untuk tulisan kreatif kita. Ketiga
bahasan kita perihal mengasah kekayaan bahasa dengan imajinasi, kepekaan rasa,
dan kepekaan lingkungan adalah hal yang saling berkorelasi.

Dapat dikatakan ketiga bahasan tersebut tidak bisa dipisahkan dalam sastra,
karena dengan imajinasi kita bisa menuangkan fiksi-fiksi yang ada dipikiran kita
kedalam tulisan. Dengan kepekaan rasa kita melihat dan merasakan kejadian yang
ada diri kita atau di diri orang lain, kemudian bisa kita tuangkan ke dalam bentuk
tulisan kreatif. Begitu juga dengan kepekaan lingkungan, kita bisa melihat agama,
budaya, dan bahasa setempat untuk dijadikan referensi karya-karya sastra, baik itu
puisi, novel, cerpen, bahkan naskah drama sekalipun.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Gustiawan Aji. (2016, November). Mengembangkan Imajinasi itu Bisa Dilakukan oleh Siapa
Saja, Tidak Percaya? Penerbit deepublish. Diakses dari:
https://penerbitdeepublish.com/mengembangkan-imajinasi-ma/

Harianto Budi Teguh¹, Hary Soedarto Harjono ². (2018). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra:
Pengaruh Metode Sugesti Imajinasi dan Kreativitas terhadap Keterampilan Menulis Puisi
Siswa Kelas IX SMP. Diakses dari:
https://online-journal.unja.ac.id/dikbastra/article/view/5833

Nugraha Pius Grastian Setia. (2014). SKRIPSI: KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN


DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
IMOGIRI (pdf). Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses dari:
http://eprints.uny.ac.id/18642/1/Pius%20Grastian%20SN%2010201244058.pdf

Sarasawati Risma Dwi. (2014). Pengaruh Teknik Creative Writing Terhadap Keterampilan
Menulis Kreatif Puisi Siswa Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses
dari: http://repository.upi.edu/19390/6/s_pwk_1004015_chapter3.pdf

Sendja Larandja. (2020). Cara Melatih Kepekaan Menulis Sastra (Pdf). Diakses dari:
https://id.scribd.com/document/476552155/4-Cara-Jitu-Melatih-Kepekaan-Menulis-
Sastra-pdf

Wall Street English > Business & Career. (2020, Juni). Menulis Kreatif: Definisi, Jenis dan
Tips-nya. Diakses dari: https://www.wallstreetenglish.co.id/business-and-career/menulis-
kreatif-definisi-jenis-dan-tips-nya/

Wicaksono Andri, M.Pd. Garudhawaca (2014). Menulis Kreatif Sastra dan beberapa model
pembelajarannya. Diakses dari: https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=Q_wYAwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=apa+itu+menulis+kreatif&ots
=SMcgwJdLSW&sig=6ebdu0Gg9qV3jJvOcLYN5WtnxZw&redir_esc=y#v=onepage&q
=apa%20itu%20menulis%20kreatif&f=false

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai