Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN

BAHASA INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Pada Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

KELAS : PGMI 06

1. RIDA RIANI 2010201030


2. DWI NOVITA SARI 2030201142
3. IRFAN SHAUKI 2030201179

DOSEN PENGAMPU : HANI ATUS SHOLIKHAH, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji syukur kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode
Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Indonesia” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari ibu HANI ATUS
SHOLIKHAH, M.Pd., pada mata kuliah Metodologi Pembelajaran Bahasa
Indonesia MI. Makalah ini dibuat dengan menguntip, merangkum, mengulas dan
membandingkan serta menyimpulkan dari berbagai sumber yang kami dapatkan
yang merupakan karya-karya dan pemikiran-pemikiran, dengan demikian semoga
makalah ini dapat bernilai dalam menambah wawasan bagi yang membacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tak luput dari
banyaknya kekurangan dan kelemahannya, yang mungkin dari segi bahasa,tulisan
atau pemahaman yang ada, namun kami sebagai penulis makalah telah berusaha
semampu dan semaksimalnya untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Oleh karena
itu, kami mohon maaf yang sebesar- besarnya dan kami beraharap mendapatkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dapat menyempurnakan
makalah ini.

Palembang, 27 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2

A. Pengertian Metode Pembelajaran ....................................................... 2


B. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia ........................... 2
C. Pengertian Metode Pengajaran........................................................... 4
D. Jenis-jenis metode pengajaran Bahasa Indonesia ............................... 5

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 11

A. Kesimpulan ....................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak akan


pernah berakhir salah satunya dengan cara pemberian metode dalam kegiatan
belajar dan pembelajaran, metode bisa dikatakan cara yang berfungsi sebagai alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran hal ini sependapat dengan Pranowo
(2014:265) mengatakan metode adalah rancangan bangunan pembelajaran yang
biasa digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik metode itu, makin
efektif pula pencapaian tujuan. Menerapkan metode yang efektif dan efisien
adalah sebuah keharusan yang harus dilakukan oleh pendidik. Dengan harapan
proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.

Metode dalam belajar dan pembelajaran bahasa Indonesia sangat penting.


Karena metode yaitu bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia harus dikerjakan
menurut langkah-langkah yang sistematis, bertahap dari perencanaan, penyajian,
sampai evaluasi hasil belajar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia metode juga
sangat diperlukan dalam menyampaikan materi. Sehingga ada metode khusus
yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pada zaman era teknologi
sekarang beragam metode pembelajaran dapat menjadi pilihan untuk bisa kita
persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian metode pembelajaran?


2. Bagaimana jenis-jenis metode pembelajaran bahasa Indonesia?
3. Apa pengertian metode pengajaran?
4. Bagaimana jenis-jenis metode pengajaran Bahasa Indonesia?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari metode pembelajaran


2. Untuk mengetahui jenis-jenis metode pembelajaran bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui pengertian dari metode pengajaran
4. Untuk mengetahui jenis-jenis metode dan pengajaran bahasa Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara


yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran hal ini sejalan
dengan apa yang di ungkapkan Pranowo (2014:265) menjelaskan metode
adalah analog dengan jalan yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan .
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut
masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu
yang bersangkutan.

Dalam KBBI (2012: 740) metode yaitu cara yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Selain itu, juga didefanisikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan
oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat
bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh
guru. Dari beberapa uarian mengenai apa itu mentodei dapat di simpulkan
metode adalah cara melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan urutan
yang tersusun dan terencana. Dalam pembelajaran bahasa indonesia metode
diartikan sebagai sisitem perencanaan pembelajaran bahasa indonesia secara
menyeluruh untuk memilih, mengorganisasikan, dan meyajikan materi
pelajaran bahasa indonesia secara teratur.

B. Jenis-jenis Metode Membelajaran

Jenis-jenis metode pembelajaran yang secara umum sebagai berikut:

a. Metode ceramah

Menurut Subana (2011:93) Metode ceramah adalah suatu cara


mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan
oleh guru kepada siswa. Agar siswa efektif dalam proses belajar mengajar
yang menggunakan metode ceramah, maka siswa perlu dilatih
mengembangkan keterampilan berpikir untuk memahami suatu proses
dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat
penalarannya secara sistematis.

2
Dari definisi metode ceramah diatas, dapat kiranya kita mendefinisikan
metode ceramah sebagai sebuah bentuk interaksi belajar-mengajar yang
dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara lisan oleh guru
terhadap sekelompok peserta didik. Berdasarkan definisi metode ceramah,
dapat dimengerti jika guru akan menjadi pusat/titik tumpuan keberhasilan
metode ceramah.

b. Metode diskusi
Metode diskusi sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar yang
membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih (dapat guru dan siswa dan siswa lain). Dimana orang yang
berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah
yang menjadi pokok pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai
alternatif jawaban terhadap topik yang didiskusikan.

c. Metode Sumbangan Saran


Pada metode ini terjadi pencurahan gagasan secara sepontan yang
berhubungan dengan bidang minat atau kebutuhan kelompok untuk
mencapai suatu keputusan. Subana dan Sunarti (2011:106) mengatakan
Metode ini dilaksanakan oleh guru dengan melontarkan suatu masalah
dikelas, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat atau
komentarnya yang memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi
masalah baru. Dapat diartikan pula sebagai suatu cara untuk mendapatkan
banyak ide dari sekolompok manusia dalam waktu yang sangat singkat.

d. Metode Simulasi
Metode simulasi, simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-
pura atau berbuat seolah-olah. Kata simulasition artinya tiruan atau
perbuatan yang pura-pura. Subana dan Sunarti (2011:108) mengemukakan
simulasi merupakan cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi
tiruan atau berpura-pura untuk memproleh pemahaman. Dengan demikian,
simulasi dalam metode mengajar dimaksud sebagai cara untuk
menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui proses tingkah laku imitasi
atau bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-
olah dalam keadaan yang sebenarnya.

3
e. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif,
sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri
berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu
metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya
sesuatu. Metode Pembelajaran demonstrasi adalah metode mengajar yang
cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban
dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. Hampir sama
dengan penjelasan di atas Subana dan Sunarti (2011:110) cara ngajar guru
yang menunjukan atau memperlihatkan suatu proses sehingga siswa dapat
melihat, mengamati, mendengar, meraba-raba, dan merasakan proses yang
dipertunjukan oleh guru.

f. Discovery- Inquiri
Metode discovery-inquiri yang menitik beratkan pada belajar
individual, manipulasi objek, dan eksperimen yang diambil siswa sebelum
ia mengambil kesimpulan dan menyadari suatu konsep.

g. Metode khusus untuk Pembelajaran Bahasa Indonesia


Metode pembelajaran dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan pembelajaran. Pada keterampilan berbahasa terdapat keterampilan
menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Empat keterampilan
berbahasa tersebut dapat dipelajari dengan menggunakan metode-metode
pembelajaran dan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode
yang akan digunakan dalam pembelajaran dapat dilihat dari pendekatan
yang ingin dilakukan. Setiap metode memiliki proses kegiatan yang
beragam dengan tujuan yang berbeda. Dalam hal ini, beberapa
keterampilan dapat digabungkan dalam satu metode serta dalam satu
kegiatan pembelajaran.

C. Pengertian Metode Pengajaran

Metode pengajaran adalah pola-pola tindakan pembelajaran yang


dirancang untuk mendapatkan hasil pembelajaran tertentu. Tiap-tiap metode
pengajaran menggunakan asumsi tertentu tentang sifat bahasa, proses belajar,
peran guru dan peran pembelajar, serta jenis-jenis kegiatan pembelajaran dan
meteri pengajaran (Ghazali, 2010:91). Metodologi pengajaran, menurut
Richard (dikutip Ghazali, 2010:92), mencakup: kegiatan, tugas dan
pengalaman belajar yang digunakan oleh guru dalam proses pengajaran dan
pembelajaran. Metodologi pengajaran bukanlah sederet prinsip atau prosedur
pengajaran yang baku atau pasti, melainkan sebuah proses yang dinamis dan

4
kreatif yang mencerminkan asumsi tertentu tentang bahasa (bagaimana kita
dapat menggambarkan atau berbicara tentang bahasa), tentang profisiensi (apa
yang dimaksud dengan menguasai bahasa), dan pembelajaran (bagaimana
mengajarkan bahasa).

D. Jenis-jenis metode Pengajaran Bahasa Indonesia

a. Metode Terjemahan Tata Bahasa

Metode terjemahan tatabahasa merupakan metode yang diwarisi dari


pola- pola pengajaran bahasa latin. Metode ini menekankan pada
bagaimana membuat siswa menguasai aturan-aturan tata bahasa dan kosa
kata dengan memberikan daftar kosa kata dan artinya kepada siswa untuk
digunakan didalam membaca teks tertulis dalam pelajaran. Aturan-aturan
tatabahasa ini dipelajari secara deduktif (diberikan penjelasan dulu tentang
maknanya baru kemudian diterapkan dalam praktek membaca/menulis).

Metode ini memilki beberapa keunggulan (Tarigan, 1986:228), antara


lain: 1). Kelas-kelas besar dapat diajar; 2). Guru yang tidak fasih dapat
dipakai; 3). Cocok bagi semua tingkat linguistic. Sementara kelemahan
metode TTB ini antara lain: 1). Secara linguistic dibutuhkan guru yang
terlatih; 2). Kebanyakan pokok bahasan (subjek matter) tidak mengenai
orang tertentu, dan terpisah serta terpencil dari yang lain; 3). Tidak sesuai
bagi orang yang tuna-aksara.

b. Metode Langsung

Metode ini lebih menekankan pada menyimak dan berbicara. Kegiatan


belajar bahasa dalam metode langsung menekankan pada hubungan
langsung antara kata dan frasa dengan benda dan tindakan, tanpa perlu
menggunakan bahasa pertama siswa sama sekali. Ketrampilan komunikasi
lisan ini dikembangkan lewat progresi tahap demi tahap yang dirancang
secara seksama dan dilakukan dengan menggunakan kegiatan tanya jawab
antara guru dan siswa dalam kelas yang kecil dan intensif. Tatabahasa
diajarkan secara induktif atau digunakan dalam kalimat-kalimat yang
diucapkan guru dan siswa dan tidak diajarkan langsung sehingga lama-
lama siswa bisa menyimpulkan sendiri bagaimana yang benar dan materi
linguistik yang baru selalu diperkenalkan pertama kali secara lisan
(Ghazali, 2010:93).

5
Beberapa keunggulan ML antara lain: mempersiapkan pengetahuan
bahasa yang bermanfaat bagi ujaran dalam konteks; cocok dan sesuai bagi
tingkat-tingkat linguistic para siswa; beberapa penampilan dan
penyingkapan bagi ujaran atau tuturan spontan. Sementara kelemahan ML
antara lain: hanya dapat diterapkan pada kelompok kecil; sukar
menyediakan berbagai kegiatan yang menarik dan bersifat situasi yang
sebenarnya di dalam kelas; Sangat membutuhkan guru yang terampil dan
fasih (Steinberg, 1986:172)

c. Metode Audio Lingual

Metode audio-lingual (MAL) didasari oleh teori yang berakar pada


dua aliran pemikiran yang sejajar dalam psikologi dan linguistic. Metode
ini menekankan pada pentingnya pola bahasa dalam pengajaran serta
memandang bahasa lisan sebagai bentuk komunikasi yang paling utama.
Metode ini memanfaatkan prinsip-prinsip yang diambil dari psikologi
behavioral yang nampak pada kegiatan-kegiatan seperti menghafalkan
dialog, mengulang kalimat secara bersama-sama dan latihan berulang-
ulang (drill) untuk menguasai pola-pola kalimat.

Siswa belajar bahasa sebagai kebiasaan dengan cara mempraktekkan


pola-pola kalimat, seperti lewat latihan berulang (repetition drill, latihan
yang persis dengan model yang diberikan oleh guru), dan latihan
transformasi (latihan yang berbeda dari model yang diberikan guru; siswa
diminta untuk melakukan operasi seperti penggantian, pengulangan
kembali, pengisian, ekspansi, meringkas atau mengintegrasikan) (Ghazali,
2010:94).

Seperti juga metode-metode pengajaran bahasa lainnya, MAL juga


memilki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan MAL antara lain: dapat
diterapkan pada kelas-kelas yang sedang; memberi banyak latihan dan
praktek dalam menyimak dan berbicara; Sesuai bagi semua tingkatan
siswa. Sementara kelemahan MAL yaitu: dibutuhkan guru yang trampil
dan cekatan, ulangan seringkali membosankan serta menghambat
penghipotesisan kaidah-kaidah; dan kurang sekali memberi perhatian pada
ujaran yang spontan (Steinberg, 1986:192).

6
d. Pendekatan Kognitif

Pendekatan kognitif dalam kaitannya dengan perkembangan bahasa


anak mengemukakan bahwa dalam semua bahasa, belajar semantik itu
bergantung pada perkembangan kognitif sang anak. Maksudnya, urutan-
urutan perkembangan tersebut lebih banyak ditentukan oleh kerumitan
semantik daripada oleh kerumitan struktural.

Beberapa keunggulan pendekatan kognitif antara lain: dapat


dilaksanakan dalam kelas besar; sabar menghadapi, memperbaiki
kesalahan; gabungan keterampilan-keterampilan dapat memperkuat atau
meningkatkan upaya belajar; dan cocok dan sesuai bagi semua tingkatan
siswa. Sementara kelemahan pendekatan ini adalah sebagai berikut: tidak
terdapat di dalamnya metode tertentu; bukan merupakan metode khusus
(Steinberg, 1986:192); dan banyak interpretasi dapat diberikan.

e. Pendekatan Ganda

Para pendukung pendekatan ganda atau multiple Approach dewasa ini


menganjurkan menggunakan suatu metodologi yang didasarkan pada
rencana Cleveland ataupun multiple Approach Methode yang
diperkenalkan oleh de Sauza pada tahun 1920-an. Pendekatan ini tidaklah
beranggapan bahwa orang dewasa belajar bahasa dengan cara yang persis
sama seperti yang dilakukan oleh seorang anak (Tarigan, 1986:243),
karenanya dibuatlah variasi-variasi dalam pola pengajarannya.

Konteks penyajian bahasa dalam metode Ganda ini umumnya


berdasarkan kultur dan berorientasi pada kosakata sehari-hari dan situasi-
situasi kehidupan nyata. Metode ini agak berpusat pada guru, sehingga
memncing para siswa untuk bertindak defensif dalam beberapa hal,
kecuali guru mampu menciptakan situasi yang nyaman dalam proses
belajar siswa.

f. Responsi Fisik Total

Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa pemahaman


menyimak haruslah dikembangkan secara penuh, seperti halnya dengan
anak-anak belajar bahasa ibu mereka, sebelum ada partisipasi lisan aktif
dari para siswa yang dapat diharapkan. (Tarigan, 1986:247).

7
Metode Responsi Fisik Total atau Total Physical Response (TPR)
(Asher, 1982) menggunakan perintah-perintah lisan yang harus dilakukan
siswa agar dapat menunjukkan pemahaman mereka terhadap maksud dari
perintah-perintah lisan itu. Guru memberikan contoh gerakan atau
tindakan yang diperintahkan itu sehingga siswa secara tidak langsung
mendapatkan struktur tatabahasa dan kosakata dari bahasa target (Ghazali,
2010:97).Asher (dikutip Tarigan, 1986:247-248) merangkumkan tiga
gagasan utama yang mendasari metode Responsi Fisik Total sebagai
berikut:
1. pemahaman bahasa lisan haruslah dikembangkan dalam berbicara;
2. pemahaman dan ingatan diperoleh dengan baik melalui gerakan tubuh;
3. para siswa hendaknya tidak pernah dipaksa berbicara sebelum mereka
siap.
Metode ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengaktifkan
para siswa karena situasi dalam kelas memang hidup memberi kesempatan
pada siswa untuk mengujicobakan keterampilan mereka dengan cara yang
kreatif.

g. Pendekatan Alamiah
Pendekatan Alamiah atau The Natural Approach dalam pengajaran
bahasa diperkenalkan dan dikembangkan oleh Terrel (1977:1982)
berdasarkan teori Krasen mengenai PB2. Premis utama yang dikemukakan
oleh Terrel ialah bahwa “adalah mungkin bagi para siswa dalam suatu
situasi kelas belajar berkomunikasi dalam bahasa kedua”(1977:325).
Pendekatan alami lebih menekankan pada pemahaman sebagai
keterampilan dasar yang bisa menunjang akuisisi bahasa sehingga
pendekatan alami ini menganggap bahwa pemahaman harus sudah ada
sebelum siswa mulai memproduksi bahasa. Kemampuan berbicara tumbuh
secara bertahap, dari yang pada awalnya berupa reaksi terhadap perintah
sampai pada akhirnya bisa menghasilkan wacana yang koheren (Ghazali,
2010:97).

h. Belajar Bahasa Masyarakat


Belajar Bahasa Masyarakata (Community Language Learning) adalah
sebuah pendekatan dalam pengajaran bahasa yang memberi penekanan
pada peranan ranah afektif dalam mempromosikan belajar kognitif.
Community Language Learning atau bisa juga disebut Counselin Learning
dikembangkan oleh Charles Curran (1976) berdasarkan teknik- teknik
yang dipinjam dari penyuluhan psikologis. Yang menjadi premis teoritis
dasar bagi pendekatan ini ialah bahwa insan secara individual

8
membutuhkan pemahaman dan bantuan dalam proses pemenuhan nilai-
nilai dan tujuan-tujuan pribadi (Tarigan, 1986:255). Guru perlu
memerhatikan kebutuhan individual dari para siswa serta apa ketakutan-
ketakutan atau masalah-masalah siswa dalam pembelajaran. Dengan
membangkitkan perasaan diterima oleh lingkungan (sense of community)
dalam diri siswa maka guru bisa mengarahkan energi positif siswa pada
pembelajaran bahasa.

i. Cara Diam
Metode Cara Diam atau The Silent Way yang diperkenalkan oleh
Gattegno ini dalam orientasinya dapat diklasifikasikan sebagai kognitivis.
Dalam pandangan Gattegno, pikiran merupakan agen, wali, atau perantara
aktif yang mampu membangun kriteria intinya sendiri buat belajar. Ketiga
kata kunci filisofi yang berada di belakang pendekatan ini adalah
kebebasan (independence), otonomi (autonomy), dan pertanggungjawaban
(responsibility). Metode Cara Diam beranggapan bahwa para pelajar
bekerja dengan sumber-sumber dalam diri mereka (yaitu struktur kognitif
yang ada, pengalaman, perasaan, pengetahuan mengenai dunia, dsb)
(Tarigan,1986:257).

Dalam metode ini siswa tidak diminta untuk merespon stimulus-


stimulus dalam lingkungan seperti pada orientasi audio-lingual tetapi
didasarkan pandangan bahwa pembelajar dapat mengembangkan kriteria
yang mereka buat sendiri untuk belajar bahasa tanpa perlu diberi materi
bahasa secara langsung atau secara “silent”, hening, tanpa suara.
Metode ini barangkali lebih terkenal karena penggunaan balok-balok
berwarna, yang disebut balok-balok Cuisenaire, untuk mengajarkan
struktur-struktur dasar bahasa. Seperangkat kartu-kartu fonetik dan kata
yang berupa balok berwarna juga merupakan bahan penting bagi kelas
yang menerapkan metode Cara Diam.

Keunggulan metode ini antara lain: dapat menstimulasi


penghipotesisan kaidah; bahasa dipelajari dalam konteks situasional.
Sedangkan kelemahan metode ini adalah: hanya dapat dipraktekkan pada
kelompok kecil; dibutuhkan guru yang terampil; situasinya amat sibuk dan
berat bagi para siswa; sukar membuat ucapan yang tepat tanpa model atau
contoh yang baik; dan tiadanya model bahasa yang baik jusru
membatasi perkembangan yang baik, sehingga tidak jarang berada di
bawah tingkat pemula (Steinberg, 1986:192).

9
j. Sugestopedia

Metode Sugestopedia adalah metode pengajaran yang menggunakan


teknik-teknik relaksasi dan konsentrasi untuk merangsang pembelajar agar
menggunakan daya pikir bawah sadarnya untuk menambah
kemampuannya mengingat lebih banyak kosakata dan struktur (Lazanov
dikutip Ghazali, 2010:100). Ciri utama dari pendekatan ini adalah
penciptaan suasana pembelajaran yang “sugestif”, merangsang pikiran
bawah sadar dengan menggunakan cahaya yang lembut, musik barok,
tempat duduk yang nyaman, dan teknik-teknik dramatis yang dilakukan
guru untuk menyajikan materi bahasa.

Kegiatan pengajaran dengan metode ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1) pertama, siswa membaca materi pelajaran sebelumnya melalui
percakapan, permainan atau skit (drama humoris yang pendek).
2) berikutnya, bahan baru disajikan melalui dialog-dialig panjang yang
didasarkan pada situasi nyata. Tahap ini diikuti dengan “active
concert” dan “passive concert”.
3) sesi ketiga disebut fase aktivasi (activation phase). Pada tahap ini
diberikan penguatan terhadap materi baru yang sudah dipelajari pada
fase kedua.

Agar metode Lozanov dapat dipraktekkan atau diterapkan secara


efektif, diperlukan tiga unsur penting (Tarigan, 1986:263), yaitu:
1) Ruang kelas yang menarik atau atraktif (dengan cahaya yang lembut)
dan suasana kelas yang menyenagkan;
2) Guru yang berkepribadian dinamis yang mampu memerankan bahan
dan memotivasi belajar para siswa; dan
3) Para siswa yang dapat siap-siaga dalam kesantaian (Bancroft
1978:172; Krashen, 1986:143-144).

Kelemahan metode ini antara lain: hanya dapat digunakan bagi


kelompok kecil, menjengkelkan dan menggelisahkan bagi orang-orang
yang tidak menyukai Hayden dan penggubah lagu klasik lainnya; biayanya
terlalu mahal; belum ada ketentuan dan persiapan bagi tingkat-tingkat
menengah dan lanjutan (Steinberg1986:193); membuat pemahaman
membaca dan menyimak terlalu terbatas; dan bahan masukan secara
pedagogis dipersiapkan terlalu bersifat eksklusif (Omagio dikutip Tarigan,
1986:264).

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara


yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran hal ini sejalan
dengan apa yang di ungkapkan Pranowo (2014:265) menjelaskan metode
adalah analog dengan jalan yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan .
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut
masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu
yang bersangkutan.

Dalam KBBI (2012: 740) metode yaitu cara yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Adapun jenis-jenis metode pembelajaran yaitu ; metode ceramah, metode
diskusi, metode sumbangan saran, metode simulasi, metode demonstrasi,
metode discovery-inquiri dan metode khusu untuk pembelajaran Bahasa
Indonesia.

Adapun juga jenis-jenis metpde pengajaran Bahasa Indonesia yaitu;


metode terjemahan tata bahasa, metode langsung, metode audio lingual,
pendekatan kognitif, pendekatan ganda, responsi fisik-total, pendekatan
alamiah, belajar bahasa masyarakat, cara diam dan sugestopedia.

B. SARAN

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah
kami selanjutnya

11
DAFTAR PUSTAKA

Ismawati, Esti. 2009. Perencanaan pengajaran Bahasa. Surakarta: yuma


Pustaka.

Pranoqo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Tarigan, Henry Guntur, 1986. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung:


Angkasa

http://bambangprast.blogspot.com/2017/10/metode-dalam-pembelajaran-
bahasa.html?m=1

http://puthutg.blogspot.com/2012/02/makalah-beberapa-metode-
pengajaran.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai