Anda di halaman 1dari 20

PENGELOLAAN DAN PENGALOKASIAN DANA PENDIDIKAN

Makalah

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Manajemen Pembiyaan Pendidikan
Dosen Pengampu : Hari Pritna Sanusi, M.Ag

Disusun Oleh :
Rizal Rifai
Rohmi Latifah
Siti Masitoh
Yudi Imansyah
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan Rahman dan
Rahim-Nya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah saw sang tauladan dan
sang pencerah sampai akhir zaman.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Manajemen
Pembiayaan Pendidikan. Adapun judul makalah yang diambil adalah“Pengelolaan dan
pengalokasian Dana pendidikan”
Akhirnya tidak lain harapan penulis adalah semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi mahasiswa khususnya mahasiswa pada prodi Manajemen Pendidikan Islam
yang diharapkan akan terus meningkat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
berguna bagi kita semua.

Bandung, Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Keuangan.......................................................................... 3
B. Pengalokasian Dana Pendidikan........................................................... 4
C. Tujuan Pengelolaan dan Pengalokasian Biaya Pendidikan................... 6
D. PENGELOLAAN DANA PENDIDIKAN Nomor 20 Tahun 2003
SISDIKNAS Bab VI .......................................................................... 7
E. PENGALOKASIAN DANA PENDIDIKAN Nomor 20
Tahun 2003 SISDIKNAS Bab VI ..................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN ..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam kajian pengelolaan pendidikan. Setiap lembaga pendidikan selalu
berhubungan dengan masalah keuangan, yang berkisar pada: uang sumbangan pembinaan
pendidikan (SPP) , uang kesejahtraan pesonal dan gaji serta keuangan yang berhubungan
langsung dengan penyelengaraan lembaga pendidikan seperti perbaikan sarana prasarana
sebagainya.
Pembiayaan atau pendanaan adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat, dalam era desentralisasi pemerintah yang dimaksudkan adalah pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
diakolasikan dan minimal 20% dari angaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Pendanaan pendidikan adalah penyediaan sumberdaya keuangan yang diperlukan untuk
penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan.
Pembiayaan harus dikelola dan dialokasi secara tepat dan akurat sehinngga akan
menghasilkan dana pendidikan yang produktif dengan cara yang efektif dan efisien dan efisien
guna mencapai tujuan pembiayaan pendidikan yang telah ditentukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan dana pendidikan ?
2. Bagaimana pengalokasian dana pendidikan ?
3. Apa tujuan pengelolaan dan pengalokasian biaya pendidikan ?
4. Bagimana PENGELOLAAN DANA PENDIDIKAN Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab
VI ?
5. Bagaimana PENGALOKASIAN DANA PENDIDIKAN Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS
Bab VI ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan bagaimana mengelola dana pendidikan
2. Menjelaskan bagaimana pengalokasian dana pendidikan
3. Memaparkan bagaiman tujuan dari pengelolaan dan pengalokasian biaya pendidikan
4. Memaparkan bagaimana pengelolaan dana pendidikan dalam undang-undang SISDIKNAS
5. Memaparkan bagaimana pengalokasian dana pendidikan dalam undang-undang SISDIKNAS

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan pelaporan
dan pertangung jawaban yang dialokasikan untuk penyelengaraan pendidikan. Tujuan pengelolan
keuangan adalah untuk mewujudkan tertib adminitrasi dan bisa dipertangungjawabkan berdasar
ketentuan yang sudah digariskan. Inti dari pengelolaan keuangan adalah mencapai efisiensi dan
efektivitas. Oleh karena itu disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk
kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu di perhatikan
faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber
pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
Mulyasa (2002) menjelaskan bahwa tugas pengelolaan keuangan dapat dibagi ke dalam
tiga fase yaitu:
1. financial planning merupakan kegiatan-kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang
tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek
samping yang merugikan.
2. Implementation, ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi
penyesuaian jika diperlakukan.
3. Evaluation merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.
Untuk keperluan pertanggungjawaban, pengelolan keuangan di sekolah dibebankan kepada
kepala sekolah. Untuk operasional, pengelolaan keuangan biasanya dikelolah oleh bendaharawan
yang melakukan pembukuan sesuai dengan aturan yang berlaku. Kepala sekolah wajib
melakukan pengawasan dalam penggunaan dana.
Penentuan pengeluarkan biaya pendidikan di sekolah menurut Afifuddin (2005),
melibatkan pertimbangan pada setiap kategori anggaran belanja negara, antaranya berikut ini:
1. Pengawasan umum, dalam kategori ini termasuk sumber-sumber keuangan yang ditetapkan bagi
pelaksanaan tugas-tugas administratif dan manajerial. Gaji para administrator, para pembantu
administratif, serta biaya pelengkapan kantor dan pembekalan.

2. Pengajaran, katagori ini meliputi gaji guru dan pengeluaran bagi buku-buku pelajaran, alat-alat
dan pelengkapan yang diperlukan dalam pengajaran biasanya katagori ini mencapai 70-75 % dari
keseluruhan angaran belanja negara.

3. Pelayanan bantuan pengeluaran yang berkenaan dengan pelayanan-pelayanan kesehatan,


bimbingan dan perpustakaan.

4. Pemeliharaan gedung, penggantian dan perbaikan perlengkapan pembelian gedung dan halaman
sekolah.

5. Operasi, biaya telepon, air, listrik, sewa gendung dan tanah, dan gaji personil pemeliharan
gedung.

6. Pengeluaran tetap dan perkiraan pendidikan.

B. Pengalokasian Dana Pendidikan


Pengalokasian adalah suatu rencana penetapan jumlah dan prioritas uang yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pendidikan disekolah (Depdiknas:2009). Alokasi keuangan
sekolah Negeri atau Swasta terdiri dari :
1. Alokasi pembangunan fisik dan non fisik.
2. Alokasi kegiatan rutin, seperti belanja pegawai, kegiatan belajar mengajar, pembinaan
kesiswaan, dan kebutuhan rumah tangga.
Dasar-dasar yang dipakai untuk mengalokasikan dana pada unit pendidikan biasanya
menggunakan komponen siswa, guru, dan ruang belajar. Selain itu ada pula pengalokasian dana
berdasarkan bobot tujuan-tujuan pendidikan, berdasarkan peningkatan angka partisipasi siswa,
dan berdasarkan penggunaan rumus-rumus alokasi keuangan. Dibawah ini akan dijelaskan satu
persatu tata cara pengalokasian dana tersebut.
a. Pengalokasian Dana Atas Dasar Siswa

Cara yang paling umum digunakan untuk mengalokasikan dana pendidikan adalah
mengalokasikan dana berdasarkan atas perhitungan banyaknya siswa yang terdaftar. Banyaknya
siswa yang terdaftar di suatu sekolah dapat dihitung pada awal tahun ajaran, pertengahan tahun
ajaran, atau pada akhir tahun ajaran.
b. Pengalokasian Dana Atas Dasar Guru
Banyak negara yang mengalokasikan dana untuk gaji pegawai (guru-guru) sebesar 60%
sampai 95% dari anggaran rutin pendidikan. Indonesia menetapkan belanja pegawai berkisar
antara 80% dari seluruh anggaran rutin kementrian.
Dalam pengalokasian dana atas dasar guru, perlu diperhatikan bahwa karakteristik guru
bermacam-macam. Ada guru pendidikan dasar, guru pendidikan menengah, dan guru pendidikan
tnggi (dosen). Guru juga dapat diklasifikasikan menurut bidang studi/mata kuliah dan guru kelas,
menurut tempat tugas kota dan desa, atau menurut gabungan dari berbagai penggolongan
tersebut.
Pengalokasan dana berdasarkan guru mempunyai dampak ratio siswa yang kadang-kadang
hasilnya negatif. Oleh karena itu harus dipertimbangkan secara cermat.
c. Pengalokasian Dana Atas Dasar Ruang Belajar

Dana berupa modal dalam pendidikan sering dinyatakan sebagai rata-rata pembuatan ruang
belajar. Dengan demikian, pengeluaran modal sering dialokasikan atas dasar jumlah tertentu per
ruang belajar. Ruang belajar kadang-kadang dibedakan menurut letak sekolah, menurut jenjang
sekolah, dan menurut jenis sekolah. Selain itu, kita juga mengenal ruang belajar di desa dan
dikota. Hal ini harus diperhitungkan dalam menentukan alokasi dana pendidikan.

d. Pengalokasian Dana Atas dasar Bobot Tujuan Pendidikan

Suatu keragaman dalam jumlah uang yang dnyatakan per satuan pendidikan dapat dipakai
untuk mencapa tujuan-tujuan yang berbeda. Msalnya, keragaman dalam jumlah dana yang
disediakan dapat dicapai dengan melakukan pembobotan terhadap satuan-satuan pendidikan.
Angka bobot yang lebih besar daripada satu, berarti bahwa lebih banyak sumber dana yang harus
dialokasikan pada satuan pendidikan tersebut. Sedangkan angka bobot yang sama atau kurang
dari satu maka sumber dana yang harus dialokasikan untuk satuan pendidikan tersebut dapat
teteap tidak memerlukan penambahan atau dapat pula dturunkan jumlahnya untuk yang angka
bobotnya kurang dari satu.
e. Pengalokasian Dana Atas Dasar Peningkatan Angka Partisipasi

Angka partisipasi merupakan perbandingan antara jumlah siswa terhadap anak usia sekolah
pada suatu wilayah tertentu. Ada dua angka partisipasi yaitu Angka Partisipasi Murni (APM) dan
Angka Partisipasi Kasar (APK). APM adalah perbandingan antara jumlah siswa usia tertentu
terhadap jumlah penduduk usia tertentu pada suatu wilayah. Msalnya, perbandingan antara
jumlah siswa usia 7-12 tahun terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun di suatu kecamatan.
APK adalah perbandingan antara jumlah siswa suatu jenjang pendidikan tertentu terhadap
jumlah penduduk usia yang relevan dengan usia siswa pada jenjang pendidikan tersebut.
Msalnya, perbandingan antara jumlah siswa SD terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun di
suatu kecamatan.
Pada umumnya angka partisipasi di daerah perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan.
Dalam kondisi seperti ini, rumus pembiayaan yang semata-mata didasarkan pada keadaan siswa
di sekolah tidak dapat mengatasi pembangunan pendidikan pada wilayah-wilayah yang angka
partisipasinya rendah. Oleh sebab itu, harus ada modifkasi rumus sehingga alokasi dana sesuai
dengan kondisi setempat. Makin banyak dana yang disediakan untuk daerah-daerah pedesaan
yang angka partisipasinya rendah, akan makin giat pula usaha-usaha untuk meningkatkan
pelaksanaan program pembangunan pendidikan pada wilayah tersebut.
f. Pengalokasian Dana Atas Dasar Pengamatan Terhadap Rumus-rumus Alokasi Keuangan

Rumus-rumus keuangan bukan merupakan satu-satunya obat yang mujarab untuk


mengatasi persoalan-persoalan pendidikan.
Semuanya hanyalah alat yang mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Tiap-tiap rumus
harus dibantu oleh pengamanan-pengamanan dan pengawasan. Sebab jika hanya dana saja yang
tersedia tetapi tidak ditunjang oleh yang lainnya maka tidak ada jaminan bahwa dana-dana
tersebut akan digunakan sebagaimana digariskan oleh rumus tersebut. Rumus-rumus keuangan
hanya dapat dipakai bersamaan dengan tindakan-tindakan lainnya.

C. Tujuan Pengelolaan dan Pengalokasian Biaya Pendidikan

Melalui kegiatan pengelolaan keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah


dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan
untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Tujuan pengelolaan
biaya pendidikan :

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah.


2. Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk harian sekolah dan menggunakan
kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali.
3. Meningkatkan akuntanbilitas dan transparasi keuangan sekolah.
4. Memelihara barang- barang (aset) sekolah.
5. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
6. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan, dan pengeluaran uang
yang diketahui dan dilaksanakan.

D. PENGELOLAAN DANA PENDIDIKAN Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab VI


Prinsip dalam pengelolaan dana pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
penyelenggaraan dan satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat terdiri atas:
a. Prinsip umum ; dan
b. Prinsip khusus
1. Pinsip umum yakni prinsip keadilan, prinsip efisiensi, prinsip transparansi, dan prinsip
akuntabilitas publik.
 Prinsip keadilan yakni dengan menmberikan akses pelayanan pendidikan yang seluas-luasnya
Dn merata kepada peserta didik atau calon peserta didik, tanpa membedakan latar belakang suku,
ras, agama, jenis kelamin, dan kemampuan atau status sosial-ekonomi.
 Prinsip efisiensi dilakukan dengan mengoptimalkan akses, mutu, relevansi, dan daya saing
pelayanan pendidikan.
 Prinsip transparansi dilakukan dengan memenuhi asas kepatuhan dan tata kelola yang baik oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggaraan pendidikan yang didirikan masyarakat, dan
satuan pendidikan.
 Prinsip akuntabilitas dilakukan dengan memberikan pertanggungjawaban atas kegiatan yang
dijalankan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan pendidikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Prinsip khusus (pasal 60)
 Pengelolaan dana pendidikan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Pengelolaan dana pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar/anggaran
rumah tangga penyelengara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
 Pengelolaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-
undangan, anggaran dasar/anggaran rumah tangga penyelengara atau satuan pendidikan, serta
peraturan satuan pendidikan.

E. PENGALOKASIAN DANA PENDIDIKAN Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab VI


Anggaran belanja untuk melaksanakan fungsi pendidikan pada sektor pendidikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara setiap tahun anggaran sekurag-kurangnya dialokasikan
20 % dari belanja negara dan daerah.
Dana pendidikan dari Pemerintah diberikan kepada pemerintah daerah dalam bentuk hibah.
Dana pendidikan dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah ke satuan pendidikan dalam
bentuk hibah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam proses penyaluran dana pendidikan dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah ke
satuan pendidikan petugas adan atau lembaga yang terlibat dalam penyaluran dana harus sudah
menyalurkan dana tersebut secara langsung kepada satuan pendidikan dalam waktu paling lama
lima hari kerja setelah terbitnya surat perintah membayar dari kantor pelayanan perbendaharaan
daerah.
Biaya penyaluran tidak boleh dibebankan kepada satuan pendidikan.
Penerima hibah dari perseorangan, lembaga, dan/atau pemerintah negara lain wajib
melaporkan jumlah dana yang diterima dan penggunaannya kepada Menteri atau menteri Agama,
dan Menteri Keuangan.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Pengelolaan keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan pelaporan
dan pertangung jawaban yang dialokasikan untuk penyelengaraan pendidikan. Tujuan pengelolan
keuangan adalah untuk mewujudkan tertib adminitrasi dan bisa dipertangungjawabkan berdasar
ketentuan yang sudah digariskan. Inti dari pengelolaan keuangan adalah mencapai efisiensi dan
efektivitas.
Mulyasa (2002) menjelaskan bahwa tugas pengelolaan keuangan dapat dibagi ke dalam
tiga fase yaitu:
a. financial planning

b. Implementation

c. Evaluation

Pengalokasian adalah suatu rencana penetapan jumlah dan prioritas uang yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pendidikan disekolah (Depdiknas:2009). Alokasi keuangan
sekolah Negeri atau Swasta terdiri dari :
a. Alokasi pembangunan fisik dan non fisik.
b. Alokasi kegiatan rutin, seperti belanja pegawai, kegiatan belajar mengajar, pembinaan
kesiswaan, dan kebutuhan rumah tangga.
tata cara pengalokasian dana
a. Pengalokasian Dana Atas Dasar Siswa

b. Pengalokasian Dana Atas Dasar Guru

c. Pengalokasian Dana Atas Dasar Ruang Belajar

d. Pengalokasian Dana Atas dasar Bobot Tujuan Pendidikan

e. Pengalokasian Dana Atas Dasar Peningkatan Angka Partisipasi


f. Pengalokasian Dana Atas Dasar Pengamatan Terhadap Rumus-rumus Alokasi Keuangan

Tujuan pengelolaan dan pengalokasian biaya pendidikan :

a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah.


b. Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk harian sekolah dan menggunakan
kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali.
c. Meningkatkan akuntanbilitas dan transparasi keuangan sekolah.
d. Memelihara barang- barang (aset) sekolah.
e. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
f. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan, dan pengeluaran uang
yang diketahui dan dilaksanakan.
Prinsip dalam pengelolaan dana pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
penyelenggaraan dan satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat terdiri atas:
a. Prinsip umum ; dan
b. Prinsip khusus
Anggaran belanja untuk melaksanakan fungsi pendidikan pada sektor pendidikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara setiap tahun anggaran sekurag-kurangnya dialokasikan
20 % dari belanja negara dan daerah.

DAFTAR PUSTAKA
Sutikno, M. Sobry. 2009. Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan Konsep Islami.Bandung
: Prospect.
Syarifudin, M. 2005. Pengelolaan Madrasah (Pendekatan Teoritis dan Praktis).Bandung : Pusat
Studi Pesantren dan Madrasah.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS

Matin. 2014. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo
persada.
Administrasi pendidikan mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan ilmu
administrasi lain. Menurut Sodiq A. Kuncoro, perbedaan administrasi pendidikan
terletak pada prinsip-prinsip operasionalnya dan bukan pada prinsip-prinsip umumnya.
Dikarenakan tujuan umum pendidikan itu sendiri adalah untuk membantu peserta didik
mencapai kedewasaannya masing- masing sehingga peserta didik dapat berdiri sendiri
di dala masyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan masyarakat
sekitarnya. Jadi untuk mencapai tujuan pendidikan, maka harus diselenggarakan
rangkaian kegiatan pendidikan secara terencana, terarah, dan sistematis melalui
lembaga pendidikan formal yang diatur dan diawasi oleh pemeintah dengan tidak
mengurangi arti usaha- usaha kependidikan yang lainnya.

Pengertian

Kata pengelolaan berasal dari kata manajemen atau administrasi. Menurut Husaini
Usman (2004:3) : Management diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu menjadi
manajemen atau pengelolaan. Sedangkan menurut Sondang P. Siagian yaitu
administrasi merupakan keseluruhan proses pelaksanaan daripada keputusan yang
telah diambil dan pelaksanaanitu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusian
atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada juga
pendapat lain dari Sutarto yaitu, administrasi adalah suatu proses penyelenggaraan dan
pengurusn segenap tindakan/ kegiatan.

Administrasi pendidikan adalah sebagai suatu ilmu yang tidak dapat kita samakan
begitu saja dengan administrasi bisnis, administrasi pemerintah, ataupun administrasi
militer. Sebab administrasi pendidikan mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan ilmu administrasi lain. Menurut Sodiq A. Kuncoro, perbedaan administrasi
pendidikan terletak pada prinsip-prinsip operasionalnya dan bukan pada prinsip-prinsip
umumnya. Dikarenakan tujuan umum pendidikan itu sendiri adalah untuk membantu
peserta didik mencapai kedewasaannya masing- masing sehingga peserta didik dapat
berdiri sendiri di dala masyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan
masyarakat sekitarnya. Jadi untuk mencapai tujuan pendidikan, maka harus
diselenggarakan rangkaian kegiatan pendidikan secara terencana, terarah, dan
sistematis melalui lembaga pendidikan formal yang diatur dan diawasi oleh pemeintah
dengan tidak mengurangi arti usaha- usaha kependidikan yang lainnya. Itu semua
dapat dicapai degan usaha pengendalian atau yang disebut dengan kegiatan
administrasi pendidikan.

Menurut S. Nasution administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan, semua


kegiatan bersama dalam bidang pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas
yang tersedia baik personal, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (dalam
kurikulum Usaha-usaha Perbaikan dalam bidang Pendidikan dan Administrasi
Pendidikan), dinyatakan bahwa admisnistrasi pendidikan adalah suatu proses
keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, pengawasan, pembiayaan dan
pelaporan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik
personel, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien. Dengan demikian, administrasi pendidikan melibatkan pihak, antara lain
peserta didik, tenaga administrasi, guru, kepala sekolah, pengurus yayasan, dewan/
komite sekolah dan BP3, pengawas atau penilik pendidikan, para pejabat terkait di
kantor Departemen Pendidikan Nasional atau Departemen Agama dari tingkat
kecamatan hingga pusat.

Pembiayaan Pendidikan

Biaya pendidikan memegang peran penting dalam keberlangsungan hidup di dunia


pendidikan (David Wijaya, 2009: 91). Pentingnya biaya dalam suatu penganggaran
yaitu biaya memiliki pengaruh untuk tingkat efisiensi dan efektifitas kegiatan dalam
rangka pencapaian tujuan. Nanang Fattah (2000: 23) mengatakan bahwa anggaran
biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang saling berkaitan. Yaitu sisi anggaran
penerimaan dan sisi anggran pengeluaran. Anggaran penerimaan adalah pendapatan
yang diperoleh dari setiap tahun oleh sekolah, baik rutin msupun insidental yang
diterima dari berbagai sumber resmi. Sedangkan anggaran pengeluaran adalah jumlah
uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di
sekolah.

Biaya pendidikan digolongkan menjadi 3 jenis, (PP No 48 Tahun 2008 pasal 3), yaitu:

1) Biaya satuan pendidikan

2) Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan

3) Biaya pribadi peserta didik

Biaya satuan pendidikan (PP No 48 Tahun 2008) terdiri dari :

1) Biaya investasi yang terdiri dari :

1. Biaya investasi lahan pendidikan


2. Biaya investasi selain pendidikan
2) Biaya operasi yang terdiri dari :

1. Biaya personalia
2. Biaya non personalia
3) Bantuan biaya pendidikan yaitu dana pendidikan yang diberikan kepada peserta
didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikannya.

4) Beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik
yang berprestasi.

5) Biaya personalia dan nonpersonalia (Depdiknas 2010: 4) yaitu :

1. Biaya personalia adalah terdiri dari gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta tunjangan-
tunjangan yang melekat pada gaji.
2. Biaya nonpersonalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, biaya
tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll.

Pengelolaan Keuangan Sekolah

Setiap kegiatan perlu diatur agar kegiatan berjalan dengan tertib, lancar, efektif dan
efisien (Depdiknas 2007: 6). Keuangan sekolah merupakan bagian yang sangat penting
karena setiap kegiatan sekolah membutuhkan uang. Untuk itu, kegiatan pengelolaan
keuangan sekolah perlu dilakukan dengan baik. Mulyono (2010 : ) mengemukakan
bahwa keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas
juga tidak terlepas dari perencanaan anggaran pendidikan yang mantap serta
pengalokasian dana pendidikan yang tepat sasaran dan efektif.

Pembiayaan pendidikan tidak hanya menyakut analisis sumber- sumber pendapat


pendidikan saja, namun lebih pada penggunaan dana secara efektif dan efisien.
Semakin efisien dana yang digunakan dalam proses pendidikan, maka berkurang pula
dana yang diperlukan untuk mencapai tujuan- tujuannya. Dengan pencapain efisiensi
dana pendidikan, maka tercapai pula efektifitas kegiatan dalam pencapaian tujuan
pendidikan.

Tujuan Pengelolaan Biaya Pendidikan

Melalui kegiatan pengelolaan/ administrasi/ manajemen keuangan maka kebutuhan


pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya,
dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program
sekolah secara efektif dan efisien.

Tujuan pengelolaan biaya pendidikan :


1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah.
2. Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk harian sekolah dan menggunakan
kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali.
3. Meningkatkan akuntanbilitas dan transparasi keuangan sekolah.
4. Memelihara barang- barang (aset) sekolah.
5. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
6. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan, dan pengeluaran
uang yang diketahui dan dilaksanakan.
Tujuan pendidikan pada dasarnya bermaksud mengembangkan kepribadian dan
mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi warga negara yang memiliki
kualitas dengan cita- cita bangsa berdasarkan falsafah dan dasar negara Pancasila.
Tujuan administrasi pendidikan berkaitan dengan tujuan pendidikan secara umum.
Sebab administrasi pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan
secara optimal. Ada empat tujuan administrasi menurut Sergiovanni dan Carver (1975),
yaitu efektifitas produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri ( adaptiveness ), dan
kepuasan kerja. Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk
menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan sekolah.

Fungsi Administrasi Pendidikan

Administrasi pendidikan mempunyai fungsi yang integral dalam proses pendidikan,


terutama dalam pengelolaan pelaksanaan proses belajar- megajar di sekolah. Fungsi-
fungsi pengelolaan proses belajar- mengajar ini adalah sebagai berikut :

1. Fungsi perencanaan, mencakup berbagai kegiatan seperti menentukan kebutuhan, yang diikuti
oleh penentuan strategi pencapaian tujuan dan penentuan program guna melaksnakan strategi
pencapaian tersebut. Dalam bidang pengelolaan ada berbagai langkah atau kegiatan dalam
rangka menyusun suatu rencana, antara lain :
a) Menjangkau ke depan untuk memperkirakan keadaan dan kebutuhan di kemudian
hari.

b) Menentukan tujuan yang hendak dicapai.

c) Menentukan kebijaksanaan yang ditempuh sehubungan dengan tujuan yang telah


ditetapkan sebelumnya.

d) Menyusun program, yang mencakup pendekatan yang ditempuh, jenis dan urutan
kegiatan.

e) Menentukan biaya, merupakan pikiran jumlah biaya yang diperlukan.

f) Menentukan jadwal dan prosedur kerja yang ditempuh.


1. Fungsi organisasi, meliputi personel, sarana dan prasarana, distribusi pengelolaan personel,
distribusi tugas dan tanggung jawab, yang terwujud sebagai suatu badan pengelolaan yang
integral. Fungsi tersebut antara lain :
a) Mengidentifikasi serta menggolongkan jenis- jenis tugas dan tanggung jawab.

b) Menentukan dan mendistribusikan tugas serta tanggung jawab dan kewenangan.

c) Merumuskan aturan- aturan dan hubungan kerja.

1. Fungsi koordinasi, merupakan stabilisator antar berbagai tugas tanggung jawab dan
wewenang untuk menjamin tercapainya relevansi dan efektivitas program kerja yang
dilaksanakan.
2. Fungsi motivasi, terutama meningkatkan efisiensi proses dan efektifitas hasil kerja. Fungsi
tersebut timbul antara lain karena adanya penentuan dan distribusi tugas, tanggung jawab dan
kewenangan yang sesungguhnya bermuara pada relevansi efektivitas dan efisiensi hasil kerja
yang di capai.
3. Fungsi pengawasan, meliputi pengamatan proses pengelolaan secara menyeluruh, sehingga
tercapai hasil sesuai dengan program kerja. Fungsi tersebut mencakup antara lain :
a) Mencegah terjadinya penyimpangan- penyimpangan dari program kerja yang
telah ditetapkan, dan meluruskan kembali penyimpangan- penyimpangan tersebut.

b) Membimbing dalam rangka peningkatan kemampuan kerja.

c) Memperoleh umpan balik tentang hasil pelaksanaan program kerja.

d) Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

e) Pelaksanaan pengawasan seharusnya efisien untuk menjamin tercapainya


relevansi dan efektivitas program.

f) Fungsi penilaian yang bertujuan untuk mengukur sampai berapa jauh tujuan telah
tercapai sebagai umpan balik bagi perbaikan- perbaikan bagi program kegiatan
selanjutnya.

Prinsip Dasar Pengelolaan Keuangan Sekolah

Dalam pengelolaan dana pendidikan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatiakan
(PP. No 48 Tahun 2008 pasal 59 dan Undang- undang No 20 Tahun 2003 pasal 48)
antara lain :
a) Prinsip keadilan, prinsip ini dilakukan dengan memberikan akses pelayanan
pendidikan yang seluas- luasnya dan merata kepada peserta didik, tanpa membedakan
latar belakang suku, ras, agama, jenis kelamin, dan kemampuan atau status sosial
ekonomi.

b) Prinsip efisiensi, prinsip ekonomi dilakukan dengan mengoptimalkan akses,


mutu, relevansi, dan daya saing pelayanan pendidikan.

c) Prinsip transparasi, prinsip ini dilakukan dengan memenuhi asas kepatutan dan
tata kelola yang baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggaraan pendidikan
yang didirikan masyarakat, dan satuan pendidikan sehingga sebagai berikut :

1. Dapat diaudit atas dasar standar audit yang berlaku, dan menghasilakan opini audit yang
wajar tanpa perkecualian.
2. Dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku kepentingan pendidikan.
d) Prinsip akuntabilitas publik, prinsip ini dilakukan dengan pertanggungjawaban atas
kegiatan yang dijalankan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan kepada
pemangku kepentingan pendidikan, orang tua, dan pemerintah. Ada tiga pilar utama
yang menjadi syarat terbangunnya akuntabilitas yaitu,

1. Adanya transparasi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan


mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah.
2. Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fugsi,
dan wewenagnya.
3. Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan
masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat.
e) Prinsip efektivitas, prinsip ini seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Garner (2004) mendefinisikan lebih dalam lagi, karena sebenarnya
efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kulitataif hasil yang
dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness “ characterized by qualitative
outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat
mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga
yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

Proses Pengelolaan Keuagan sekolah

Suharsini Arikunto (2003 : 1) menyatakan bahwa dalam pengertian umum keuangan,


kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu :

1) Penyusunan anggaran (budgeting)


2) Pembukuan (accounting)

3) Pemeriksaan (auditing)

Tugas menejemen keuangan menurut Mulyono (2010: 146) dapat dibagi menjadi tiga
fase, yaitu :

1) Perencanaan finasial (budgeting) yaitu kegiatan mengkoordinasi semua sumber


daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa
menyebabkan efek samping yang merugikan

2) Pelaksanaan anggaran (implementation invalues accounting), yaitu kegiatan


berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika
diperlukan.

3) Evaluasi (evaluation involues), yaitu merupakan proses evaluasi terhadap


pencapaian sasaran.

Sumber keuangan menurut PP. No 48 tahun 2008 pasal 51 ayat 4 tentang dana
pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dapat bersumber
dari :

a) Anggaran Pemerintah

b) Bantuan Pemerintah Daerah

c) Pungutan dari peserta didik, melalui orang tua/ walinya.

d) Bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan diluar peserta didik atau
orang tua/ walinya.

e) Bantuan dari pihak asing yang tidak mengikat, dan

f) Sumber lain yang sah.

Pengalokasian adalah suatu rencana penetapan jumlah dan prioritas uang yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pendidikan disekolah (Depdiknas:2009). Alokasi
keuangan sekolah Negeri atau Swasta terdiri dari :

1. Alokasi pembangunan fisik dan non fisik


2. Alokasi kegiatan rutin, seperti belanja pegawai, kegiatan belajar mengajar, pembinaan
kesiswaan, dan kebutuhan rumah tangga.

Menurut Muhaimin juga mengungkapkan bahwa dalam menyusun Rencana Anggaran


Sekolah, ada empat langkah yang harus dilakukan, antara lain : Menyusun rencana
biaya, menyusun rencana biaya dan pendapatan, menyesuaikan rencana dengan
sumber pendanaan, menyusun rencana anggaran sekolah.

Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

Bidang yang secara umum menjadi ruang lingkup administrasi berlaku juga di dalam
administrasi pendidikan. Ruang linkup tersebut meliputi dua bidang kegiatan, yaitu :

1. Manajemen administratif, yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi/
kelompok kerjasama mengerjakan hal- hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
2. Manajemen operatif, yang bertujuan mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan
pekerjaan yang menjadi beban tugas masing- masing, setiap orang melaksanakannya dengan
tepat dan benar.
Secara umum, ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi :

1. Administrasi kurikulum, meliputi pembukuan / pendataan : jumlah mata pelajaran/ mata


kuliah yang diajarkan, waktu jam yang tersedia, jumlah guru beserta pembagian jam
pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan, buku- buku yang dibutuhkan, program semester,
evaluasi, program tahunan dan kalender pendidikan.
2. Administrasi ketenagaan pendidikan ( kepegawaian ), meliputi: pembukuan/ pendataan,
kumpulan- kumpulan surat ( lamaran, mutasi, keputusan, penerimaan pegawai, berkas- berkas
pendidikan, daftar umum kepegawaian, dan sebagainya.
3. Administrasi kesiswaan, meliputi brosur, pendataan siswa, dan formulir pendaftaran siswa
baru.
4. Administrasi sarana dan prasarana pendidikan, meliputi buku perencanaan.
5. Administrasi keuangan/ pembiayaan pendidikan, meliputi keuangan pendaftaran siswa baru,
uang gedung/ sumbangan pengembangan pendidikan, uang seragam, uang peralatan sekolah,
uang SPP, dll.
6. Administrasi unit- unit penunjang pendidikan, meliputi pembukuan : kegiatan BP,
perpustakaan, UKS, pramuka, olahraga, kesenian, dan sebagainya.
7. Administrasi tata lingkungan dan keamanan sekolah, meliputi pembukuan : perencanaan tata
ruang dan pertamanan sekolah, jadwal kebersihan, tata tertib sekolah, jadwal penjaga sekolah,
dan sebagainya.
PENUTUP

Menurut S. Nasution administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan, semua


kegiatan bersama dalam bidang pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas
yang tersedia baik personal, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan
pendidikan. Pembiayaan pendidikan tidak hanya menyakut analisis sumber- sumber
pendapat pendidikan saja, namun lebih pada penggunaan dana secara efektif dan
efisien. Administrasi keuangan/ pembiayaan pendidikan, meliputi keuangan pendaftaran
siswa baru, uang gedung/ sumbangan pengembangan pendidikan, uang seragam,
uang peralatan sekolah, uang SPP, dll.

DAFTAR PUSTAKA

MULYONO, MA. 2009. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta:


Ar- Ruzz Media,

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/18/konsep-dasar-manajemen-keuangan-sekolah/

Disusun oleh :

Nama : Septiani Wahyu Permatasari

Nim : 11.88203.108

Kelas : III/ C/ V

Study : Pendidikan Bahasa Inggris ( PBI )


Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Pendidikan yang
Diampu Oleh Bpk. Afid Burhanuddin, M.Pd

STKIP PGRI PACITAN

2013

Anda mungkin juga menyukai