Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERENCANAAN PENDIDIKAN

Tentang

KONSEP PERENCANAAN PENDIDIKAN (LANJUTAN)

Oleh:

Hazimah Dzikra Hayati (2014030042)

Hilma Reni (2014030044)

Dosen Pembimbing:

Dr. Awida, M.Pd

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM B

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL- PADANG

2021 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Konsep Perencanaan Pendidikan (Lanjutan)”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Padang, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

A. Karakteristik Perencanaan Pendidikan ........................................................................ 3

B. Prinsip Perencanaan Pendidikan .................................................................................. 8

C. Tahapan Penyusunan Perencanaan Pendidikan ........................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 16

B. Saran ........................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting bagi kehidupan manusia,

baik pendidikan dalam aspek kognitif, afektif (sikap), maupun psikomotorik. Oleh karena

itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk dapat merasakan proses tersebut.

Ia diakui sebagai kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai kemajuan

peradaban. Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong

hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi. Sedangkan, dalam menjalankan sebuah

aktivitas sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dengan adanya sebuah perencanaan.

Dengan adanya perencanaan yang bagus, maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan

dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena perencanaan merupakan

suatu rangkaian proses menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai

apa yang diharapkan dan apa yang akan dilakukan. Rangkaian proses kegiatan itu

dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi suatu kenyataan

Perencanaan pendidikan merupakan kunci efektivitas suatu kegiatan untuk

mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan direncanakan. Oleh karena itu, dalam

pembahasan makalah ini, kami akan membahas tentang bagaimana konep perencanaan

1
pendidikan itu sehingga perencanaan yang direncanakan dapat maksimal dan tujuan

utamanya dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik perencanaan pendidikan

2. Apa prinsip perencanaan pendidikan

3. Bagaimana tahapan penyusunan perencanaan pendidikan

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui karakteristik perencanaan pendidikan

2. Mengetahui prinsip perencanaan pendidikan

3. Mengetahui tahapan penyusunan perencanaan pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Perencanaan Pendidikan

Karakteristik perencanaan pendidikan ditentukan oleh konsep dan pemahaman

tentang pendidikan. Pendidikan memiliki ciri unik dalam kaitannya dengan pembangunan

nasional dan mempunyai ciri khas karena menjadi muara garapan adalah manusia.

Dengan mempertimbangkan ciri-ciri pendidikan dalam perannya dalam proses

pembangunan, maka perencanaan pendidikan memiliki ciri-ciri berikut ini:

1. Perencanaan pendidikan harus mengutamakan nilai-nilai manusiawi, karena

pendidikan itu membangun manusia yang harus mampu membagun dirinya dan

masyarakat.

2. Perencanaan pendidikan harus memberikan kesempatan untuk mengembangkan

segala potensi peserta didik seoptimal mungkin.

3. Perencanaan pendidikan harus memberikan kesempatan yang sama bagi setiap

peserta didik.

4. Perencanaan pendidikan harus komprehensif dan sistemis dalam arti tidak

praktikal dan segmentaris tetapi menyeluruh dan terpadu serta disusun secara

logis dan rasional serta mencakup berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan.

5. Perencanaan pendidikan harus diorientasikan pada pembangunan, dalam arti

bahwa program pendidikan harus ditujukan untuk membantu mempersiapkan

SDM yang dibutuhkan oleh berbagai sektor pembangunan.

3
6. Perencanaan pendidikan harus dikembangkan dengan memperhatikan

keterkaitannya dengan berbagai komponen pendidikan secara sistemis.

7. Perencanaan pendidikan harus menggunakan sumber daya secermat mungkin

karena sumber daya yang tersedia sangat terbatas.

8. Perencanaan pendidikan harus berorientasi kepada masa datang, karena

pendidikan adalah proses jangka panjang dan jauh ke masa depan.

9. Perencanaan pendidikan haruslah kenyal dan responsif terhadap kebutuhan yang

berkembang di masyarakat, dinamis dan tidak statis.

10. Perencanaan pendidikan haruslah merupakan sarana untuk mengembangkan

inovasi pendidikan hingga pembaharuan terus-menerus berlangsung.1

Ditilik dari sejarah perkembangan perencanaan, perencanaan pendidikan sebelum

Perang Dunia II di beberapa tempat memiliki ciri khas. Umumnya belum kompleks dan

belum melibatkan keseluruhan hidup suatu bangsa yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Mempunyai padangan jangka pendek yang berlaku hanya sampai pada anggaran

berikutnya (menggunakan sistem perencanaan tahunan).

2. Fragmentaris, yakni bagian-bagian direncanakan sendiri-sendiri atau terpisah-

pisah.

3. Tidak terintegrasi dalam arti bahwa lembaga pendidikan direncanakan tanpa

melibatkan kebutuhan dan keinginan masyarakat serta dunia ekonomi pada

umumnya.

1
Udin Sacfuddin Sa'ad dan Abin Syammuddin Makmun,2007, Perencanaan Pendidikan: Suans Pendekatan
Kompetensif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm 13

4
4. Tidak dinamis model perencanaan pendidikannya statis dan tidak berubah dari

tahun ke tahun.

Lebih kurang selama 25 tahun (1945-1970) sistem pendidikan di seluruh dunia

sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, sosial,

ekonomi, dan politik. Perkembangan itu memberikan tekanan dalam masalah pendidikan

yang jauh lebih berat dan semuanya itu harus dihadapi. Mereka telah berhasil mengatasi

masalah masalah tersebut, tetapi manajemen dan perencanaan sebagai alatnya telah

terbukti sangat kurang tepat untuk situasi baru ini.

Setelah berlalunya Perang Dunia II, terjadilah berbagai kekacauan dalam sistem

pendidikan di berbagai negara, terutama Inggris, Perancis, Rusia dan beberapa negara di

Eropa Barat. Kebanyakan negara menginginkan kembali kepada sistem pendidikan yang

normal seperti sebelum perang. Untuk mengatasi persoalan tersebut, dibutuhkan

perencanaan yang kompleks dan mempunyai pandangan jauh ke depan, dan diperlukan

pemeriksaan yang teliti pada kondisi dan akibat-akibat ekonominya dari suatu

masyarakat.

Pada perkembangan terkini, para ahli ekonomi Barat melihat pendidikan tidak

dipandang sebagai sektor yang bersifat konsumtif dan tidak produktif yang menyerap

penggunaan biaya (nilai ekonomis). Mereka sudah memandangnya sebagai suatu

investasi atau penanaman modal (investasi jangka panjang) yang dapat membantu

pertumbuhan ekonomi, sehingga dengan menggunakan lebel bunu ini sektor pendidikan

dapat menuntut anggaran nasional secara lebih efektif.

5
Sebagai dampaknya, para pendidik dan para perencana dituntut untuk memikirkan

tenaga kerja, merencanakan dan menguasai penerimaan murid kemudian output lulusan

atau hasilnya supaya sesuai dengan pola kemasyarakatan yang telah dibenarkan oleh para

ahli ekonomi dan pengambil keputusan (decision maker).

Karakteristik perencanaan pendidikan secara dinamis memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Suatu proses rasional dikarakteristikkan sebagai pengembangan yang

terorganisasi dari kegiatan pembelajaran masyarakat.

2. Menyangkut tujuan sosial, cara, dan tujuan, proses, dan kontrol.

3. Merupakan rancangan konseptual kebijakan dan tindakan dibuat oleh kelompok.

4. Konsep dinamis yang menjamin rencana dikonstruksi dengan lentur sehinga tidak

mungkin terjadi penyimpangan.

Lebih spesifik, Afifuddin menambahkan beberapa syarat perencanaan pendidikan

sebagai pelengkap karakteristiknya antara lain:

1. Rencana mempermudah tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya.

2. Rencana bersifat luwes dan fleksibel, dalam arti mengandung kemungkinan untuk

perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan dan situasi yang terjadi.

3. Pragmatis yang bersifat praktis disertai dengan perhitungan logis dan rasional,

disusun berdasarkan fakta dan data, bukan merupakan hayalan atau dugaan-

dugaan.

4. Rencana bersifat sederhana, sistematis, jelas, dan mudah dipahami oleh para

pelaksana.

6
5. Ada skala prioritas berdasarkan kondisi sarana dan prasarana (man, money,

machine, method, market).

6. Rencana mempunyai daya guna, dalam arti hasil suatu rencana benar-benar dapat

dirasakan manfaatnya, baik diri sendiri maupun bagi lembaga atau masyarakat

umumnya.2

Perencanaan yang baik harus dapat memberikan jawaban terhadap konsep

pertanyaan yang dirumuskan dalam enam pertanyaan, yaitu: what, why, where,

when,who, how, seperti berikut:

1. What, menanyakan tujuan, rencana dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Why, menanyakan sebab-sebab jenis kegiatan itu yang harus dilakukan. Jawaban

pertanyaan ini memberikan argumentasi, alasan-alasan pembuatan perencanaan

itu sehingga memperoleh pengertian yang lebih jelas dan terperinci tentang latar

belakang pemikiran perencanaan tersebut.

3. Where, menanyakan hal yang berhubungan dengan lokasi atau tempat rencana itu

akan dilaksanakan. Hal ini mencakup letak, tata ruang, tingkat pelaksanaan suatu

rencana, dan lainnya.

4. When, menanyakan hal yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan rencana itu.

Hal ini mencakup prioritas, fase pencapaian, bahkan jangka pencapaian tujuan

dari rencana tersebut.

5. Who, menanyakan orang yang akan bertanggungjawab, yang akan melaksanakan

dan mengawasi. Hal ini mencakup juga wewenang dan tanggungjawab, hierarki,

2
Siti Aisyah,Perencanaan Pendidikan,Adaara : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume. 7, No. 1 November
2018,P-ISSN: 2407-8107,hl 717-718

7
syarat-syarat personal, pembagian tugas, pengadaan tenaga, penempatan, dan

pembinaannya.

6. How, menanyakan cara melaksanakan kegiatan-kegiatan itu, mencakup sistem

dan tata kerja, standar yang harus dipenuhi, iklim sekitar lokasi, pembiayaan, dan

lain-lain.3

B. Prinsip Perencanaan Pendidikan

Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan adalah sejumlah aktivitas yang harus

dilakukan atau dipertimbangkan oleh para perencanaan ketika akan menyusun rencana

pendidikan.4 Adapun beberapa prinsip yang dikemukakan menurut para ahli diantaranya

sebagai berikut.

Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan yang dikemukakan oleh Djumberansyah

Indar dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pendidikan Strategi dan

Implementasinya cetakan tahun1990 adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan pendidikan harus bersifat komprehensif, yaitu melihat masalah

pendidikan sebagai keseluruhan, setiap aspek pendidikan harus mendapatkan

perhatian sewajarnya baik formal maupun non formal, pendidikan dasar sampai

pendidikan tinggi dalam arti yang seluas-luasnya.

2. Perencanaan pendidikan harus bersifat integral, yaitu perencanaan pendidikan

harus diintegrasikan ke dalam perencanaan yang menyeluruh. Sifat integral ini

harus sudah tampak di dalam sistem dan prosedur pengelolaan pendidikan.

3
Ibid,hl 719
4
Ibid,hl 720

8
3. Perencanaan pendidikan harus memerhatikan aspek-aspek kualitatif dan

kuantitatif, yaitu kemajuan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh jumlah anak

yang dapat ditampung di sekolah, tetapi juga apakah output pendidikan ia dapat

memenuhi kebutuhan pasaran kerja, atau apakah dapat membuat individu menjadi

sejahtera.

4. Perencanaan pendidikan harus merupakan rencana jangka panjang dan kontinu,

yaitu karena siklus pendidikan berlangsung antara 10 sampai 20 tahun dan sulit

dengan segera diketahui hasilnya dalam jangka waktu 1-2 tahun: Banyak

pelaksanaan kebijakan tidak berhasil karena rencana hanya berlangsung sepintas

saja, maka perencanaan pendidikan harus kontinu dan dirancang dalam jangka

waktu yang relatif lama

5. Perencanaan pendidikan harus didasarkan efisiensi, yaitu biaya yang terbatas

harus diusahakan seefisien mungkin dalam penggunaannya dan fokus dalam

pengelolaannya

6. Perencanaan pendidikan harus dibantu oleh organisasi administrasi yang efisien

dan data yang dapat diandalkan. yaitu banyak bukti betapa terhambatnya saluran-

saluran informasi dari daerah ke pusat, dan sebaliknya, bahkan antar unit-unit

kerja dalam suatu kantor sekalipun yang akibatnya perencanaan selanjutnya.

7. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan semua sumber yang ada atau

yang dapat diandalkan, maksudnya pelaksanaan pendidikan tidak semata-mata

tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara

9
keluarga, masyarakat dan pemerintah, oleh sebab itu asas integrasi mencakup juga

integrasi pendayagunaan semua sumber yang tersedia.5

Sementara itu, Udin Syaefudin Sa'ud dan Abin Syamsuddin Makmun (2005)

dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif

menjelaskan prinsip-prinsip perencanaan pendidikan seperti berikut ini:

1. Perencanaan itu interdisipliner, karena pendidikan itu sendiri sesungguhnya

interdisipliner terutama dalam kaitannya dengan pembangunan manusia

2. Perencanaan itu fleksibel, yaitu tidak kaku tetapi dinamis dan responsif terhadap

tuntutan masyarakat terhadap pendidikan.

3. Perencanaan itu objektif rasional, yaitu untuk kepentingan umum bukan untuk

kepentingan subjektif sekelompok masyarakat saja.

4. Perencanaan itu tidak dimulai dari nol tapi dari apa yang dimiliki, maksudnya

segala potensi yang tersedia merupakan aset yang perlu digunakan secara efisien

dan optimal.

5. Perencanaan itu wahana untuk menghimpun kekuatan-kekuatan secara

terkoordinir, maksudnya segala kekuatan dan modal dasar perlu dihimpun secara

terkoordinasikan untuk digunakan secermat mungkin untuk pembangunan

pendidikan.

6. Perencanaan itu disusun dengan data, maksudnya perencanaan yang tanpa data

tidak memiliki kekuatan yang dapat diandalkan.

7. Perencanaan itu mengendalikan kekuatan sendiri, maksudnya tidak bersandarkan

kepada kekuatan orang atau bangsa lain

5
Matain,2013,Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan,Jakarta : Rajawali Pers,hl 19-21

10
8. Perencanaan itu komprehensif dan ilmiah, maksudnya mencakup seluruh aspek

esensial pendidikan dan disusun secara sistematik dengan menggunakan prinsip

dan konsep keilmuan.6

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, yang dimaksud dengan

prinsip-prinsip perencanaan pendidikan adalah sejumlah aktivitas yang harus dilakukan

atau dipertimbangkan oleh para perencana ketika akan menyusun rencana pendidikan

yang apabila diabaikan maka perencanaan pendidikan yang dilakukan tidak akan

mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Dari sejumlah prinsip perencanaan

pendidikan di atas, di sini disarikan bahwa, perencanaan pendidikan itu harus

memperhitungkan prinsip-prinsip:

1. Komprehensif, yaitu melihat masalah pendidikan sebagai keseluruhan, setiap

aspek pendidikan harus mendapatkan perhatian sewajarnya baik formal maupun

non formal. pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dalam arti yang seluas-

luasnya.

2. Integral, yaitu perencanaan pendidikan harus diintegrasikan ke dalam

perencanaan yang menyeluruh. Sifat integral ini harus sudah tampak di dalam

sistem dan prosedur pengelolaan pendidikan.

3. Efisien, yaitu biaya yang terbatas harus diusahakan seefisien mungkin dalam

penggunaannya dan fokus dalam pengelolaannya.

4. Interdisipliner, yaitu harus mencakup berbagai bidang ilmu pengetahuan karena

pendidikan itu sendiri sesungguhnya interdisipliner terutama dalam kaitannya

dengan pem bangunan manusia.

6
Ibid,hl 21-22

11
5. Fleksibel, yaitu tidak kaku tetapi dinamis dan responsiterhadap tuntutan

masyarakat terhadap pendidikan

6. Objektif rasional, yaitu untuk kepentingan umum bukan untuk kepentingan

subjektif sekelompok masyarakat saja.

7. Kelengkapan dan keakuratan data, yaitu perencanaan harus disusun berdasarkan

data dan informasi yang lengkap dan akurat, karena jika tidak, maka perencanaan

pendidikan yang telah disusun tidak akan memiliki kekuatan yang dapat

diandalkan.

8. Kontinu, yaitu perencanaan pendidikan itu harus memer hatikan aspek

keberlangsungan strategi yang dipilih untuk menyelesaikan persoalan

pendidikan.7

C. Tahapan Penyusunan Perencanaan Pendidikan

Setelah mengetahui prinsip perencanaan pendidikan yang tersebut di atas, maka

proses atau tahapan penyusunan perencanaan pendidikan dapat dijalankan. Menurut

Banghart and Trull dalam Sa’ud (2007) ada beberapa tahapan yang semestinya dilalui

dalam penyusunan perencanaan pendidikan, antara lain:

1. Tahap need assessment, yaitu melakukan kajian terhadap beragam kebutuhan atau

taksiran yang diperlukan dalam proses pembangunan atau pelayanan

pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Kajian awal ini harus cermat, karena

fungsi kajian akan memberikan masukan tentang: (a) pencapaian program

7
Ibid,hl 22-23

12
sebelumnya; (b) sumber daya apa yang tersedia, dan (c) apa yang akan dilakukan

dan bagaimana tantangan ke depan yang akan dihadapi.

2. Tahap formulation of goals and objective, yaitu perumusan tujuan dan sasaran

perencanaan yang hendak dicapai. Perumusan tujuan perencanaan pendidikan

harus berdasarkan pada visi, misi dan hasil kajian awal tentang beragam

kebutuhan atau taksiran (assessment) layanan pendidikan yang diperlukan.

3. Tahap policy and priority setting, yaitu merancang tentang rumusan prioritas

kebijakan apa yang akan dilaksanakan dalam layanan pendidikan. Rumusan

prioritas kebijakan ini harus dijabarkan kedalam strategi dasar layanan pendidikan

yang jelas, agar memudahkan dalam pencapaian tujuan.

4. Tahap program and project formulation, yaitu rumusan program dan proyek

pelaksanaan kegiatan operasional perencanaan pendidikan, menyangkut layanan

pedidikan pada aspek akademik dan non akademik.

5. Tahap feasibility testing, yaitu dilakukan uji kelayakan tentang beragam sumber

daya (sumber daya internal/ eksternal; atau sumber daya manusia/ material).

Apabila perencanaan disusun berdasarkan sumber daya yang tersedia secara

cermat dan akurat, akan menghasilkan tingkat kelayakan rencana pendidikan yang

baik.

6. Tahap plan implementation, yaitu tahap pelaksanaan perencanaan pendidikan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Keberhasilan tahap ini sangat ditentukan

oleh: (a) kualitas sumber daya manusianya (kepala sekolah, guru, komite sekolah,

karyawan, dan siswa); (b) iklim atau pola kerjasama antar unsur dalam satuan

pendidikan sebagai suatu tim kerja (team work) yang handal; dan (c) kontrol atau

13
pengawasan dan pengendalian kegiatan selama proses pelaksanaan atau

implementasi program layanan pendidikan.

7. Tahap evaluation and revision for future plan, yaitu kegiatan untuk menilai

(mengevaluasi) tingkat keberhasilan pelaksanaan program atau perencanaan

pendidikan, sebagai feedback (masukan atau umpan balik), selanjutnya dilakukan

revisi program untuk rencana layanan pendidikan berikutnya yang lebih baik.8

Perencanaaan tidak akan berjalan sebagimana mestinya, kecuali diketahui pula cara

atau memulai sebuah perencanaan. Tanpa adanya proses,mustahil sebuah perencanaan akan

tercapai. Secara spesifik Bintoro Tjokroaminodjojo mengemukakan tahap-tahap proses

perencanaan, termasuk dalam perencanaan pendidikan dalam pembangunan, yaitu sebagai

berikut:

1. Penyusunan rencana

a) Tinjauan keadaan.

b) Perkiraan keadaan masa yang akan dilalui rencana (forecasting).

c) Penetapan tujuan rencana (plan objectives) dan pemilihan cara-cara

pencapaian tujuan rencana tersebut.

d) Identifikasi kebijaksanaan dan/atau kegiatan usaha yang perlu dilakukan

dalam rencana.

e) Persetujuan rencana.

2. Penyusunan program rencana

Dalam tahap ini, dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan atau

sasaran dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal kegiatan, jumlah

8
Fatkhul Mubin,Pengertian,Unsur,Prinsip,Dan Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan, Andralogi Jurnal Pendidkan
Islam 2 (1),174-189,hl 6-7.

14
pembiayaan. Pengesahan rencana juga diperlukan agar mempunyai kedudukan

legal untuk pelaksanaannya. Tahap ini perlu dibantu dengan penyusunan suatu

flow chart atau network planning.

3. Pelaksanaan rencana

Dalam perencanaan operasi perlu dipertimbangkan kegiatan-kegiatan

pemeliharaan. kebijaksanaan pun perlu diikuti implikasi pelaksanaannya, bahkan

secara terus menerus memerlukan penyesuaian

4. Tahap berikutnya adalah melakukan pengawasan atas pelaksanaan rencana.

Tujuan pengawasan adalah :

a) Mengusahakan supaya pelaksanaan rencana sesuai dengan rencananya.

b) Apabila terdapat penyimpangan, perlu diketahui seberapa jauh

penyimpangan tersebut dan apa sebabnya.

c) Dilakukanya tindakan korektif terhadap penyimpangan penyimpangan.

Untuk ini, diperlukan suatu sistem monitoring dengan mengusahakan

pelaporan dan feedback yang baik dari pelaksanaan rencana.

5. Dalam proses perencanaan perlu dilakukan pula evaluasi. Evaluasi ini membantu

kegiatan pengawasan. dalam ha ini dilakukan suatu evaluasi atau suatu tinjau

yang berjalan secara terus menerus. Dari hasil evaluasi ini dapat dilakukan

perbaikan terhadap perencanaan selanjutnya atau sesuai yang diperlukan dalam

pelaksanaan perencanaan.9

9
Siti Aisyah,Perencanaan Pendidikan,Adaara : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume. 7, No. 1 November
2018,P-ISSN: 2407-8107,hl 726-728

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karakteristik perencanaan pendidikan ditentukan oleh konsep dan pemahaman

tentang pendidikan. Pendidikan memiliki ciri unik dalam kaitannya dengan pembangunan

nasional dan mempunyai ciri khas karena menjadi muara garapan adalah manusia.

Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan adalah sejumlah aktivitas yang harus dilakukan

atau dipertimbangkan oleh para perencanaan ketika akan menyusun rencana pendidikan .

Perencanaaan tidak akan berjalan sebagimana mestinya, kecuali diketahui pula cara atau

memulai sebuah perencanaan. Tanpa adanya proses,mustahil sebuah perencanaan akan

tercapai.

B. Saran

Kami sebagai penulis berharap agar makalah ini mempunyai manfaat kepada

pembaca.Dan melalui makalah ini juga diharapkan pembaca dapat mempelajarinya serta

dapat menerapkannya dengan baik dan benar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah,Siti.2018. Perencanaan Pendidikan. Adaara : Jurnal Manajemen Pendidikan

Islam.Volume. 7, No. 1 November 2018,P-ISSN: 2407-8107.

Matin.2013. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers

Mubin,Fatkhul. 2020. Pengertian,Unsur,Prinsip,Dan Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan.

Andralogi Jurnal Pendidkan Islam 2 (1),174-189.

Sa'ad, Udin Sacfuddin dan Abin Syammuddin Makmun. 2007. Perencanaan Pendidikan: Suans

Pendekatan Kompetensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

17

Anda mungkin juga menyukai