Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERENCANAAN PENDIDIKAN

Tentang

JENIS-JENIS PERENCANAAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL
PADANG

Oleh:

Silvi Jellianti (2014030035)

Aulia Rahman(2014030046)

Dosen Pembimbing:

Dr. Awida, M.Pd

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM B

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL- PADANG

2021 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti- natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Jenis-jenis Perencanaan Pendidikan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Padang, September 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................................................1

Daftar Isi...................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................3

A. Latar Belakang.............................................................................................................3

B. Rumusan Masalah......................................................................................................4

C. Tujuan Masalah..........................................................................................................4

BAB II PEMBHASAN...............................................................................................................5

A. Jenis-jenis Perencanaan Pendidikan Menurut Besarannya...................................5

B. Jenis-jenis Perencanaan Menurut Waktu................................................................6

C. Jenis-jenis Perencanaan Menurut Tingkatannya....................................................7

BAB III PENUTUP....................................................................................................................11

A. Kesimpulan................................................................................................................11

B. Saran...........................................................................................................................11

Daftar Pustaka........................................................................................................................12

Endnote....................................................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perencanaan adalah proses bantuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan untuk

mencapai menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif

mungkin. Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan

dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa yang

mengerjakannya. Sedangkan menurut pendapat lain, perencanaan adalah suatu proyeksi tentang

apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Yang di dalamnya

mencakup elemen-elemen sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.

2. Menentukan kebutuhan yang perlu diperoleh.

3. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai tiap kebutuhan yang diprioritaskan.

4. Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat untuk melengkapi setiap persyaratan

dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya berinci keuntungan dan kerugian tiap

strategi dan alat yang dipakai ke mana harus pergi dan mengindetifikasikan persyaratan yang

diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.

Sedangkan "pembelajaran" adalah suatu kombinasi yang meliputi unsur-unsur manusia, material,

fasilitas, kelengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

3
pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran. Pengajaran terdiri dari siswa, guru dan

tenaga lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Perencanaan menurut luas jangkauan

2. Perencaan menurut tingkatannya

3. Perencanaan menurut waktu

4. Perencanaan ditinjau dari segi sifatnya

5. Perencanaan ditinjau dari luas lingkup

6. Ditinjau dari segi pembuat rencananya

C. Tujuan Masalah

1. Bagi administrator atau pengelola program harus membuktikan bahwa program yang

dilaksanakan merupakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dalam biaya yang wajar

dan dapat diterima.

2. Bagi perencanaan pembelajaran (guru atau dosen) harus membuktikan bahwa program yang

direncanakannya memuaskan. Indicator adalah mencapai semua tujuan program oleh dalam batas

waktu yang tepat.

3. Bagi siswa harus diyakinkan bahwa mereka akan mendapatkan pengamalan belajar yang

menyenangkan dan memuaskan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Perencanaan Pendidikan Menurut Besarannya

1. Perencanaan makro

Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan

ditempuh, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat

nasional. Rencana ini biasanya mengikuti rencana dalam bidang ekonomi dan sosial. i

Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan yang harus dicapai negara khususnya dalam

bidang peningkatan SDM dalam pengembangan sistem pendidikan untuk menghasilkan tenaga

yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Sedangkan menurut kualifikasi harus dapat

menghasilkan tenaga yang kreatif dan terampil yang sesuai dengan bidangnya dan berjiwa

Pancasila.

Untuk melaksanakan fungsi perencanaan makro hendaknya strategi pendidikannya harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan dengan jelas tujuan ini dijabarkan agar

lebih spesifik.

b. Pemerintah mempunyai wewenang utama dalam pengambilan keputusan, dan

menciptakan mekanisme kerja yang efektif.

c. Sumber pembiayaan harus dimobilisasikan dari sektor yang ada.

d. Prioritas harus disusun, baik yang berkenaan dengan bentuk tingkatan dan jenis

pendidikan.

e. Alokasi biaya harus disediakan menurut prioritas yang telah ditetapkan.

5
f. Penilaian yang berkesinambungan harus selalu dilaksanakan dan program direvisi

berdasarkan penilaian itu.

g. Pelaksanaan pendidikan mendapat latihan sesuai dengan tugas yang akan

dikerjakannya.ii

2. Perencanaan Meso

Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro kemudian dijabarkan lebih rinci ke dalam

program-program dalam dimensi yang lebih kecil pada tingkat ini. Perencanaan sudah lebih

bersifat rasional disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit.

3. Perencanaan mikro

Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional dan merupakan penjabaran

dari perencanaan tingkat meso. Kekhususan-kekhususan dari lembaga mendapat perhatian.

Namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro

ataupun meso. Contoh perencana mikro, yaitu kegiatan belajar mengajar. iii

B. Jenis-jenis Perencanaan Menurut Waktu

Berdasarkan kriteria waktu, ada tiga macam perencanaan, yaitu: perencanaan jangka panjang,

perencanaan jangka menengah, dan perencanaan jangka pendek. Dalam menyusun sebuah

rencana perlu terlebih dahulu ditetapkan apakah yang disusun sehingga langkah-langkah kegiatan

dapat tersusun dan tujuan kegiatan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

1. jangka panjang

Perencanaan jangka panjang biasanya mempunyai jangka waktu 10 s/d 25 tahun. Karena begitu

panjangnya siklus perencanaan. Maka perencana yang panjang memuat rencana-rencana yang

bersifat umum, global, belum teliti.

Perencanaan jangka panjang bersifat perspektif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi

6
perencanaan yang berjangka waktu lebih pendek. Perencanaan jangka panjang masih perlu

dijabarkan lagi menjadi jangka menengah dan seterusnya dijabarkan menjadi perencanaan jangka

pendek.

2. Perencanaan jangka menengah

Perencanaan jangka menengah yaitu rencana yang mencakup antara 4-10 tahun. Perencanaan

jangka menengah disusun berdasarkan perencanaan pendek. Repelita tergolong jenis perencanaan

jangka menengah yang kemudian dijabarkan ke dalam perencanaan tahunan yaitu perencanaan

jangka pendek yang bersifat operasional.iv

3. Perencanaan jangka pendek

Perencanaan jangka pendek yaitu yang mencakup kurun waktu antara 1-3 tahun dan merupakan

jabaran dari rencana jangka panjang dan jangka pendek. Salah satu perencanaan jangka pendek

yang sering kita temui adalah perencanaan tahunan. Perencanaan tahunan atau juga disebut

perencanaan operasional di negara kita ini pada prakteknya merupakan siklus yang selalu

berulang setiap tahun.

Sedangkan menurut Rahman (1989: 48) jenis-jenis perencanaan pendidikan dapat ditinjau dari

segi sifatnya, luas lingkupnya, dan dari segi pembuat rencananya. v

C. Jenis-jenis Perencanaan Menurut Tingkatannya

Jenis perencanaan menurut tingkatannya dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Perencanaan strategik atau renstra

Perencanaan strategis yaitu perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan. Pengalokasian

sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman.

Perencanaan jenis ini sering juga disebut perencanaan tingkat normatif, karena keputusan yang

dibuat tidak didasarkan pada data-data statistik, melainkan juga pertimbangan para perencana.

7
Perencanaan strategik disebut juga perencanaan jangka panjang. Strategi itu menurut R.G.

Murdick J.E. Ross (dalam Fattah 2009: 55) diartikan sebagai konfigurasi tentang hasil yang

diharapkan tercapai pada masa depan. Bentuk konfigurasi tersebut berdasarkan ruang lingkup,

hasil persaingan, target, dan penataan sumber-sumber.

1) Ruang Lingkup

Ruang lingkup pendidikan menyangkut hasil-hasil pendidikan yang diharapkan,

pemakai hasil pendidikan, pasaran hasil pendidikan, kualitas hasil dan karakteristik

yang ditentukan untuk hasil pendidikan.

2) Hasil Persaingan

Kemampuan hasil pendidikan yang berkaitan dengan posisi suplai, pengelolaan yang

spesifik dan kapasitas merespons terhadap gerak perubahan.

3) Target

Spesifikasi target-target yang menegaskan pernyataan kuantitatif tujuan-tujuan yang

akan dicapai, profitabilitas dan investasi beserta perkiraan resiko atau faktor penunjang

lainnya.

4) Penataan Sumber-sumber

Penentuan sumber-sumber pendidikan menyangkut alokasi pengembangan sumber daya

kependidikan, faktor geografik dan kecenderungan perubahan dengan perubahan yang

berkenaan dengan sistem nilai.

b. Perencanaan Koordinatif

Perencanaan koordinatif adalah perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya

pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Perencanaan ini mempunyai cakupan semua aspek operasi suatu sistem yang meminta ditaatinya

kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pada tingkat perencanaan strategik. vi

8
c. Perencanaan operasional

Perencanaan ini lebih memusatkan pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan,

dikerjakan pada tingkat perencanaan di lapangan dari rencana manajerial. Perencanaan ini bersifat

dan berfungsi memberi petunjuk konkrit tentang pelaksanaan suatu proyek atau program. Baik

tentang aturan, prosedur, dan ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan.

Perencanaan ini tidak banyak membutuhkan pertimbangan-pertimbangan individual. Karena

sebagian besar didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur. Perencanaan ini bersifat

spesifik dan berfungsi untuk memberikan petunjuk konkret tentang bagaimana suatu program atau

proyek khusus dilaksanakan menurut aturan, prosedur, dan ketentuan lain yang ditetapkan secara

jelas sebelumnya. Perencanaan operasional biasanya tidak mempergunakan pendekatan integratif,

seperti halnya perencanaan strategik. Oleh karena itu, beberapa kelemahan yang terjadi dari

rencana ini, antara lain:

a) Satuan harga yang tidak pasti, karena sukar merancang harga yang pasti terutama hal-

hal yang spesifik

b) Alat ukur sering berbeda-beda

c) Pekerjaan adakalanya tertunda, staf yang berhenti

d) Peranan dan kontribusi pemimpin terhadap pencapaian tujuan jangka panjang tidak

diukur.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Kaufman perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka

mencapai tujuan abash dan bernilai

Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan.

Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk

menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan

cara yang paling efektif dan efisien

B. Saran

Kami sebagai penulis berharap agar makalah ini mempunyai manfaat kepada pembaca.Dan

melalui makalah ini juga diharapkan pembaca dapat mempelajarinya serta dapat menerapkannya

1
0
dengan baik dan benar.

1
1
DAFTAR PUSTAKA

Harjanto, 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Makmun, Abin Syamsuddin. 2005. Perencanaan Pendidikan. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Sagala, Syaiful. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Starategi

Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta : Nimas Multina

Yusuf, Musfirotun. 2008. Manajemen Pendidikan. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press

Endnote

1
2
i
Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT remaja
Rosdakarya, 2005), hlm.4

ii
Harjanto, perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hal 20

iii
Musfirotun Yusuf, Manajemen Pendidikan, (Pekalongan, STAIN Pekalongan
Press, 2008), hlm 29.

iv
Ibid., hlm. 31

v
Harjanto, Op. Cit., hlm. 22.

vi
Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Starategi
Memenangkan Persaingan Mutu, (Jakarta: Nimas Multina, 2004), hlm. 21

Anda mungkin juga menyukai