PERENCANAAN PENDIDIKAN
Tentang
IMAM BONJOL
PADANG
Oleh:
Aulia Rahman(2014030046)
Dosen Pembimbing:
2021 M/1443 H
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti- natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Jenis-jenis Perencanaan Pendidikan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................4
BAB II PEMBHASAN...............................................................................................................5
A. Kesimpulan................................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................................11
Daftar Pustaka........................................................................................................................12
Endnote....................................................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
Perencanaan adalah proses bantuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan untuk
mencapai menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif
mungkin. Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan
dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa yang
mengerjakannya. Sedangkan menurut pendapat lain, perencanaan adalah suatu proyeksi tentang
apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Yang di dalamnya
4. Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat untuk melengkapi setiap persyaratan
dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya berinci keuntungan dan kerugian tiap
strategi dan alat yang dipakai ke mana harus pergi dan mengindetifikasikan persyaratan yang
Sedangkan "pembelajaran" adalah suatu kombinasi yang meliputi unsur-unsur manusia, material,
fasilitas, kelengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
3
pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran. Pengajaran terdiri dari siswa, guru dan
tenaga lainnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Bagi administrator atau pengelola program harus membuktikan bahwa program yang
dilaksanakan merupakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dalam biaya yang wajar
2. Bagi perencanaan pembelajaran (guru atau dosen) harus membuktikan bahwa program yang
direncanakannya memuaskan. Indicator adalah mencapai semua tujuan program oleh dalam batas
3. Bagi siswa harus diyakinkan bahwa mereka akan mendapatkan pengamalan belajar yang
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perencanaan makro
ditempuh, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat
nasional. Rencana ini biasanya mengikuti rencana dalam bidang ekonomi dan sosial. i
Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan yang harus dicapai negara khususnya dalam
bidang peningkatan SDM dalam pengembangan sistem pendidikan untuk menghasilkan tenaga
yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Sedangkan menurut kualifikasi harus dapat
menghasilkan tenaga yang kreatif dan terampil yang sesuai dengan bidangnya dan berjiwa
Pancasila.
a. Tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan dengan jelas tujuan ini dijabarkan agar
lebih spesifik.
d. Prioritas harus disusun, baik yang berkenaan dengan bentuk tingkatan dan jenis
pendidikan.
5
f. Penilaian yang berkesinambungan harus selalu dilaksanakan dan program direvisi
dikerjakannya.ii
2. Perencanaan Meso
Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro kemudian dijabarkan lebih rinci ke dalam
program-program dalam dimensi yang lebih kecil pada tingkat ini. Perencanaan sudah lebih
3. Perencanaan mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional dan merupakan penjabaran
Namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro
ataupun meso. Contoh perencana mikro, yaitu kegiatan belajar mengajar. iii
Berdasarkan kriteria waktu, ada tiga macam perencanaan, yaitu: perencanaan jangka panjang,
perencanaan jangka menengah, dan perencanaan jangka pendek. Dalam menyusun sebuah
rencana perlu terlebih dahulu ditetapkan apakah yang disusun sehingga langkah-langkah kegiatan
dapat tersusun dan tujuan kegiatan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
1. jangka panjang
Perencanaan jangka panjang biasanya mempunyai jangka waktu 10 s/d 25 tahun. Karena begitu
panjangnya siklus perencanaan. Maka perencana yang panjang memuat rencana-rencana yang
Perencanaan jangka panjang bersifat perspektif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi
6
perencanaan yang berjangka waktu lebih pendek. Perencanaan jangka panjang masih perlu
dijabarkan lagi menjadi jangka menengah dan seterusnya dijabarkan menjadi perencanaan jangka
pendek.
Perencanaan jangka menengah yaitu rencana yang mencakup antara 4-10 tahun. Perencanaan
jangka menengah disusun berdasarkan perencanaan pendek. Repelita tergolong jenis perencanaan
jangka menengah yang kemudian dijabarkan ke dalam perencanaan tahunan yaitu perencanaan
Perencanaan jangka pendek yaitu yang mencakup kurun waktu antara 1-3 tahun dan merupakan
jabaran dari rencana jangka panjang dan jangka pendek. Salah satu perencanaan jangka pendek
yang sering kita temui adalah perencanaan tahunan. Perencanaan tahunan atau juga disebut
perencanaan operasional di negara kita ini pada prakteknya merupakan siklus yang selalu
Sedangkan menurut Rahman (1989: 48) jenis-jenis perencanaan pendidikan dapat ditinjau dari
Perencanaan strategis yaitu perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan. Pengalokasian
sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman.
Perencanaan jenis ini sering juga disebut perencanaan tingkat normatif, karena keputusan yang
dibuat tidak didasarkan pada data-data statistik, melainkan juga pertimbangan para perencana.
7
Perencanaan strategik disebut juga perencanaan jangka panjang. Strategi itu menurut R.G.
Murdick J.E. Ross (dalam Fattah 2009: 55) diartikan sebagai konfigurasi tentang hasil yang
diharapkan tercapai pada masa depan. Bentuk konfigurasi tersebut berdasarkan ruang lingkup,
1) Ruang Lingkup
pemakai hasil pendidikan, pasaran hasil pendidikan, kualitas hasil dan karakteristik
2) Hasil Persaingan
Kemampuan hasil pendidikan yang berkaitan dengan posisi suplai, pengelolaan yang
3) Target
akan dicapai, profitabilitas dan investasi beserta perkiraan resiko atau faktor penunjang
lainnya.
4) Penataan Sumber-sumber
b. Perencanaan Koordinatif
pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini mempunyai cakupan semua aspek operasi suatu sistem yang meminta ditaatinya
8
c. Perencanaan operasional
Perencanaan ini lebih memusatkan pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan,
dikerjakan pada tingkat perencanaan di lapangan dari rencana manajerial. Perencanaan ini bersifat
dan berfungsi memberi petunjuk konkrit tentang pelaksanaan suatu proyek atau program. Baik
sebagian besar didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur. Perencanaan ini bersifat
spesifik dan berfungsi untuk memberikan petunjuk konkret tentang bagaimana suatu program atau
proyek khusus dilaksanakan menurut aturan, prosedur, dan ketentuan lain yang ditetapkan secara
seperti halnya perencanaan strategik. Oleh karena itu, beberapa kelemahan yang terjadi dari
a) Satuan harga yang tidak pasti, karena sukar merancang harga yang pasti terutama hal-
d) Peranan dan kontribusi pemimpin terhadap pencapaian tujuan jangka panjang tidak
diukur.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Kaufman perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan.
menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan
B. Saran
Kami sebagai penulis berharap agar makalah ini mempunyai manfaat kepada pembaca.Dan
melalui makalah ini juga diharapkan pembaca dapat mempelajarinya serta dapat menerapkannya
1
0
dengan baik dan benar.
1
1
DAFTAR PUSTAKA
Rosdakarya
Endnote
1
2
i
Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT remaja
Rosdakarya, 2005), hlm.4
ii
Harjanto, perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hal 20
iii
Musfirotun Yusuf, Manajemen Pendidikan, (Pekalongan, STAIN Pekalongan
Press, 2008), hlm 29.
iv
Ibid., hlm. 31
v
Harjanto, Op. Cit., hlm. 22.
vi
Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Starategi
Memenangkan Persaingan Mutu, (Jakarta: Nimas Multina, 2004), hlm. 21