Disusun Oleh :
Kelompok 8
Delvina Sari ( 2002263004)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayahNya, sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini. makalah
yang berjudul “JENIS – JENIS PERENCANAAN PEMBELAJARAN” dibuat guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah PERENCANAAN PEMBELAJARAN.
Pengkajian tiap materi bahasan didasarkan pada satu atau lebih indikator. Tiap materi
dalam makalah ini disusun secara sistematis dengan mengelompokkan menjadi beberapa
komponen yang saling berkaitan. Tujuannya adalah agar target untuk menambah
pengeetahun pembaca terpenuhidan target agar pembaca mudah mengerti isi makalah.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang ada relevansinya dengan makalah ini sangat penulis
harapkan. Kritik dan saran sekecil apapun akan penulis perhatikan dan pertimbangkan guna
penyempurnaan makalah berikutnya.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan memberikan nilai tambah kepada
para pembaca.
Daftar Isi
Halaman Judul.................................................................................................................... 1
Kata Pengantar.................................................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................................................. 3
Bab I PENDAULUAN
I. Latar Belakang................................................................................................... 4
II. Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
III. Manfaat............................................................................................................. 5
Bab II PEMBAHASAN
I. Jenis-jenis perencanaan pembelajaran................................................................ 6
Bab III PENUTUP
I. Kesimpulan.......................................................................................................... 13
II. Saran.................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka....................................................................................................................... 14
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Perencanaan adalah proses bantuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan
untuk mencapai menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu
seefektif mungkin. Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang
akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa yang
mengerjakannya. Sedangkan menurut pendapat lain, perencanaan adalah suatu proyeksi
tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Yang di
dalamnya mencakup elemen-elemen sebagai berikut:
1) Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
2) Menentukan kebutuhan yang perlu diperoleh.
3) Spesifikasi rinci hasil yang dicapai tiap kebutuhan yang diprioritaskan.
4) Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat untuk melengkapi setiap persyaratan
dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya berinci keuntungan dan kerugian tiap
strategi dan alat yang dipakai ke mana harus pergi dan mengindetifikasikan persyaratan yang
diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Sedangkan "pembelajaran" adalah suatu kombinasi yang meliputi unsur-unsur manusia,
material, fasilitas, kelengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran. Pengajaran terdiri dari siswa,
guru dan tenaga lainnya.
II. Rumusan masalah
1. Perencanaan menurut luas jangkauan
2. Perencaan menurut tingkatannya
3. Perencanaan menurut waktu
4. Perencanaan ditinjau dari segi sifatnya
5. Perencanaan ditinjau dari luas lingkup
6. Ditinjau dari segi pembuat rencananya
III. Manfaat
a. Bagi administrator atau pengelola program harus membuktikan bahwa program yang
dilaksanakan merupakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien dalam biaya yang
wajar dan dapat diterima.
b. Bagi perencanaan pembelajaran (guru atau dosen) harus membuktikan bahwa program yang
direncanakannya memuaskan. Indicator adalah mencapai semua tujuan program oleh dalam
batas waktu yang tepat.
c. Bagi siswa harus diyakinkan bahwa mereka akan mendapatkan pengamalan belajar yang
menyenangkan dan memuaskan.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Perencanaan makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang
akan ditempuh, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada
tingkat nasional. Rencana ini biasanya mengikuti rencana dalam bidang ekonomi dan sosial.
Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan yang harus dicapai negara khususnya
dalam bidang peningkatan SDM dalam pengembangan sistem pendidikan untuk
menghasilkan tenaga yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Sedangkan menurut
kualifikasi harus dapat menghasilkan tenaga yang kreatif dan terampil yang sesuai dengan
bidangnya dan berjiwa Pancasila.
Untuk melaksanakan fungsi perencanaan makro hendaknya strategi pendidikannya
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan dengan jelas tujuan ini dijabarkan agar lebih
spesifik.
b) Pemerintah mempunyai wewenang utama dalam pengambilan keputusan, dan menciptakan
mekanisme kerja yang efektif.
c) Sumber pembiayaan harus dimobilisasikan dari sektor yang ada.
d) Prioritas harus disusun, baik yang berkenaan dengan bentuk tingkatan dan jenis pendidikan.
e) Alokasi biaya harus disediakan menurut prioritas yang telah ditetapkan.
f) Penilaian yang berkesinambungan harus selalu dilaksanakan dan program direvisi
berdasarkan penilaian itu.
g) Pelaksanaan pendidikan mendapat latihan sesuai dengan tugas yang akan dikerjakannya.
2) Perencanaan Meso
Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro kemudian dijabarkan lebih rinci
ke dalam program-program dalam dimensi yang lebih kecil pada tingkat ini. Perencanaan
sudah lebih bersifat rasional disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit.
3) Perencanaan mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional dan merupakan
penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Kekhususan-kekhususan dari lembaga mendapat
perhatian. Namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam
perencanaan makro ataupun meso. Contoh perencana mikro, yaitu kegiatan belajar mengajar.
a) Ruang Lingkup
Ruang lingkup pendidikan menyangkut hasil-hasil pendidikan yang diharapkan,
pemakai hasil pendidikan, pasaran hasil pendidikan, kualitas hasil dan karakteristik yang
ditentukan untuk hasil pendidikan.
b) Hasil Persaingan
Kemampuan hasil pendidikan yang berkaitan dengan posisi suplai, pengelolaan yang
spesifik dan kapasitas merespons terhadap gerak perubahan.
c) Target
Spesifikasi target-target yang menegaskan pernyataan kuantitatif tujuan-tujuan yang
akan dicapai, profitabilitas dan investasi beserta perkiraan resiko atau faktor penunjang
lainnya.
d) Penataan Sumber-sumber
Penentuan sumber-sumber pendidikan menyangkut alokasi pengembangan sumber
daya kependidikan, faktor geografik dan kecenderungan perubahan dengan perubahan yang
berkenaan dengan sistem nilai.
2) Perencanaan Koordinatif
Perencanaan koordinatif adalah perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan
jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
Perencanaan ini mempunyai cakupan semua aspek operasi suatu sistem yang meminta
ditaatinya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pada tingkat perencanaan strategik.
3) Perencanaan manajerial
Perencanaan manajerial, yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses
pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Perencanaan lebih rinci dan
menggunakan data statistik. Meskipun dalam beberapa hal masih menggunakan
pertimbangan akal sehat.
4) Perencanaan operasional
Perencanaan ini lebih memusatkan pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat
pelaksanaan, dikerjakan pada tingkat perencanaan di lapangan dari rencana manajerial.
Perencanaan ini bersifat dan berfungsi memberi petunjuk konkrit tentang pelaksanaan suatu
proyek atau program. Baik tentang aturan, prosedur, dan ketentuan-ketentuan lain yang telah
ditetapkan.
Perencanaan ini tidak banyak membutuhkan pertimbangan-pertimbangan individual.
Karena sebagian besar didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur. Perencanaan ini
bersifat spesifik dan berfungsi untuk memberikan petunjuk konkret tentang bagaimana suatu
program atau proyek khusus dilaksanakan menurut aturan, prosedur, dan ketentuan lain yang
ditetapkan secara jelas sebelumnya. Perencanaan operasional biasanya tidak mempergunakan
pendekatan integratif, seperti halnya perencanaan strategik. Oleh karena itu, beberapa
kelemahan yang terjadi dari rencana ini, antara lain:
1) Satuan harga yang tidak pasti, karena sukar merancang harga yang pasti terutama hal-hal
yang spesifik
2) Alat ukur sering berbeda-beda
3) Pekerjaan adakalanya tertunda, staf yang berhenti
4) Peranan dan kontribusi pemimpin terhadap pencapaian tujuan jangka panjang tidak diukur
c. Regio Planning
Regio planning adalah perencanaan yang berlaku sekali saja dan tidak ada tindak
lanjutnya.
d. Flexible Planning
Flexible planning adalah perencanaan yang bersifat luas, yakni suatu perencanaan
yang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan kondisi dan situasi setempat.
e. Continue Planning
Continue planning adalah perencanaan yang berkelanjutan, sehingga nampak suatu
progress.
a. International Planning
International planning adalah suatu perencanaan yang mencakup kepentingan negara-
negara dunia. Perencanaan semacam ini biasanya dibuat oleh badan-badan internasional.
b. National Planning
National planning adalah perencanaan yang dibuat oleh suatu negara yang mencakup
kepentingan dari negara yang bersangkutan.
c. Regional Planning
Regional planning adalah perencanaan yang dibuat oleh pemerintahan wilayah dan
daerah.
d. City Planning
City planning adalah suatu perencanaan tingkat kota.
e. Village Planning
Village planning adalah perencanaan tingkat pedesaan.
a. Individual Planning
Individual planning adalah suatu rencana yang dibuat secara perorangan.
b. Staff Planning
Staff planning adalah suatu perencanaan yang dibuat untuk mengatur suatu staf.
d. Department Planning
Department planning adalah suatu perencanaan yang dibuat oleh suatu departemen.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Menurut Kaufman perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam
rangka mencapai tujuan abash dan bernilai
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk
menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan
dengan cara yang paling efektif dan efisien.
II. Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam melakukan kegitan belajar
mengajar menggunakan proses dasar yang tepat berupa perencanaan.
Dalam sebuah peencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://imanrasiman99.blogspot.co.id/2012/06/perencanaan-pembelajaran.html?m=1
https://afandimuhammad.wordpress.com/mata-kuliah/perencanaan-pembelajaran-sd/
http://adhekusumapertiwi.blogspot.co.id/2015/04/jenis-jenis-perencanaan-pendidikan.html
http://suhartama.blogspot.co.id/2013/01/jenis-jenis-perencanaan-pendidikan.html