Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN MANAJEMEN ATAU ADMINISTRASI PADA PENDIDIKAN

NON FORMAL

Administrasi dilihat dari etimologi adalah berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua
kata yaitu ad dan ministrare. Ad diartikan dalam bahasa latin sama dengan to dalam
bahasa Inggris sedangkan ministrare sama dengan serve atau counduc yang artinya
membantu, melayani, dan mengarahkan.

Dengan demikian Administrasi dapat diartikan sebagai usaha-usaha yang dilakukan


untuk membantu, melayani, ataupun mengarahkan kegiatan tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.

Definisi ini juga diperjelas oleh Fachruddin dalam sisi diskusi Ilmiah perkulihan
Pascasarjana IAIN Sumatera Utara Medan yang mengatakan bahwa Administasi adalah
semua kegiatan penyelenggaraan dan pengelolaan sistem kehidupan untuk mencapai
tujuan.

Melihat pengertian administrasi melalui bahasa Inggris, maka kata administration


adalah Management of public or business affairs atau part of government that manages
public affairs during the period of affece. Diartikan secara sederhana adalah pengelolaan
terhadap urusan publik atau bisnis atau bagian pemerintahan yang mengelola urusan
publik selama preode tertentu.

Berikut pengertian administrasi pendidikan yang dikutip melalui buku Bapak


Fakhruddin yang berjudul Administrasi pendidikan sebagai berikut:
Manyatakan Administrasi pendidikan adalah sejumlah proses yang melaluinya dapat
dipersiapkan tenaga, manusia, material serta memobilisasikannya dengan sempurna
untuk mencapai tujuan-tujuan aparat yang ada padanya.

Deminikian halnya dengan Hasan Mustafa, manyatakan Administrasi pendidikan


sebagai sejumlah proses yang dikerjakan oleh lebih dari seorang individu dengan jalan
partisipasi, kerjasama dan saling mengerti dimana setiap individu dalam batas
kemampuannya bekerja untuk memberikan pelayanan atau menolong memperbaiki
proses pendidikan dan pengejaranan dan mencapai tujuan-tujuan sosial umum
sebagaimana setiap pekerja dalam kawasannya.

Dengan semangat kerjasama dan musyawarah dan berdasarkan hubungan-hubungan


kemanusiaan yang benar.

Menyimpulkan pengertian administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau


keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai
tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis, yang diselanggarakan dalam
lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal, informal dan juga
nonformal.

Perjalanan administrasi pendidikan yang baik diharuskan memiliki beberapa prinsip dan
asas yang kuat diantaranya prinsip efisiensi, pengelolaan, pengutamaan tugas
pengelolaan, kepemimpinan yang efektif, dan kerjasama. Sisi lain asas yang diharuskan
berasaskan pada idiologi bangsa.

Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan
melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu
sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh
sekolah/organisasi yang diantaranya adalah menusia, uang, metode, material, dan
pemasaran dengan sistematis dalam suatu proses.

Manajemen pendidikan non formal pada hakekatnya mempunyai pengertian yang


hampir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan kajian manajemen
pendidikan nonformal juga merupakan ruang lingkup dan kajian bidang pendidikan.

Namun, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas. Sedikitnya


terdapat tujuh komponen dalam menejemen yang harus dikelola dengan baik dalam
rangka penyelenggaraan program pendidikan nonformal, yaitu kurikulum dan program
pembelajaran, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik(warga belajar),
pembiayaan, sarana-prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan satuan pendidikan
nonformal dan masyarakat serta manajemen pelayanan khusus.
Dalam manajemen program pendidikan non formal terdapat beberapa komponen. Yang
termasuk dalam komponen-komponen program pendidikan non formal adalah sebagai
berikut.

1. Peserta didik/warga belajar.


2. Kurikulum.
3. Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Sarana prasarana.
5. Pembiayaan / dana.
6. Lingkungan ( hubungan program pendidikan non formal dan masyarakat).
7. Layanan khusus.

Untuk memperlancar kegiatan belajar-mengajar, untuk mencapai tujuan program


pendidikan non formal, diperlukan manajemen dalam program pendidikan non formal.

A. Manajemen Peserta Didik/Warga Belajar

Manajemen peserta didik/warga belajar bertujuan untuk mengatur berbagai


kegiatan peserta didik/warga belajar agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan yang diinginkan.Manajemen peserta
didik/warga belajar adalah sebagai berikut:

a. Penerimaan peserta didik/warga belajar.


b. Program bimbingan dan penyuluhan.
c. Pengelompokan belajar peserta didik/warga belajar.
d. Kehadiran peserta didik/warga belajar.
e. Mutasi peserta didik/warga belajar.
f. Papan statistik peserta didik/warga belajar.
g. Buku induk peserta didik/warga belajar.

B. Manajemen Kurikulum Pendidikan Non Formal


Kurikulum mencangkup kurikulum nasional dan kurikulum muatan lokal.
Kurikulum nasional merupakan standar nasional yang dikembangkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Sedangkan kurikulum muatan lokal
merupakan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan,
yang disusun oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kurikulum yang
digunakan dalam proses pembelajaran disesuaikan (dimodifikasi) sesuai dengan
kebutuhan belajar. Modifikasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Modifikasi alokasi waktu.
b. Modifikasi isi/materi.
c. Modifikasi proses belajar mengajar .
d. Modifikasi sarana prasarana.
e. Modifikasi lingkungan belajar.
f. Modifikasi pengelolaan kelompok belajar.

Manajemen Kurikulum (program pengajaran) adalah sebagai berikut:


a. Modifikasi kurikulum nasional sesuai dengan kemampuan awal dan karakteristik
peserta didik/waega belajar.
b. Menjabarkan kalender program pendidikan non formal.
c. Menyusun jadwal program pendidikan non formal dan pembagian tugas
mengajar.
d. Mengatur pelaksanaan penyusunan prograsm pengajaran persemester dan
persiapan materi pengajaran.
e. Mengatur pelaksanaan program kulikuler dan ekstrakulikuler.
f. Mengatur pelaksanaan penilaian.
g. Mengatur pelaksanaan kenaokan kelompok belajar.
h. Membuat laporan kemajuan belajar peserta didik/warga belajar.
i. Mengatur usaha perbaikan dan pengayaan pengajaran.

C. Manajemen Sarana dan Prasarana


Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengakapan yang secara langsung
diperlukan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar,
seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran. Seperti
halaman sekolah, taman sekolah, kebun sekolah, dan lapangan olah raga.

Manajemen sarana dan prasarana sarana-prasarana program pendidikan non formal


bertugas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan,
mengawasi, dan mengevaluasi kebutuhan dan penggunaan sarana-prasarana agar
dapat memberikan sumbangan secara optimal pada kegiatan belajar-mengajar.

Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan,


penyimpanan, investasi, dan penghapusan serta penataan melalui tenderan. Sarana
dan prasarana pendidikan sebaiknya dikelola dengan sebaik mungkin sesuai dengan
ketentaun-ketentuan sebagai berikut:
a. Lengkap, siap pakai setiap saat, kuat, dan awet
b. Rapi, indah, bersih, anggun, dan asri sehingga menyejukkan pandangan dan
perasaan siapapun yang memasukinya
c. Kreatif, inovatif, responsive, dan variatif sehingga dapat merangsang timbulnya
imajinasi peserta didik
d. Memiliki jangkauan waktu penggunaan yang panjang atau lama, melalui
perencanaan yang matang untuk menghindari kecenderungan bongkar pasang
bangunan.
e. Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-
religius seperti mushalla atau masjid.

Kekurangan yang sering terjadi pada manajemen sarana dan prasarana disaat
semuanya telah terpenuhi yaitu perawatan. Perawatan merupakan program
manajemen yang harus diperhatikan, program perawatan ini dapat ditempun melalui
langkah-langkah berikut:
a. Membentuk tim pelaksana perawatan preventif di sekolah
b. Membuat daftar sarana dan prasarana, termasuk seluruh perawatan yang ada di
sekolah.
c. Meyiapkan jadwal tahunan, bulanan bahkan mingguan perawatan untuk setiap
perawatan dan fasilitas sekolah.
d. Menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-
masing bagian di sekolah
e. Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kenerja
peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana
dan parasana.

D. Manajemen Keuangan/Dana
Komponen keuangan dalam program pendidikan non formal merupakan komponen
produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama
komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan
program pendidikan non formal memerlukan biaya. Dalam rangka penyelenggaraan
program pendidikan non formal, perlu dialokasikan dana khusus, yang antara lain
untuk keperluan:
a. Kegiatan identifikasi input peserta didik/warga belajar.
b. Modifikasi kurikulum.
c. Insentif bagi tenaga kependidikan yang terlibat.
d. Pengadaan sarana-prasarana.
e. Pemberdayaan peran serta masyarakat.
f. Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas pemisahan tugas
antara fungsi:
a. Otorisator
Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan
yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran.
b. Ordonator
Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan
memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan
otorisasi yang telah ditetapkan.
c. Bendaharawan
Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan,
penyimpanan, dan pengeluaran uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban.Kepala program pendidikan non formal, sebagai manajer,
berfungsi sebagai otorisator dan dilimpahi fungsi ordonator untuk
memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi
bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam.
Sedangkan bendaharawan, di samping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan,
juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.

E. Manajemen tenaga pendidik


Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan non formal bertugas
menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
mengelola, dan atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang program
pendidikan non formal.Tenaga kependidikan non formal di program pendidikan non
formal meliputi tenaga pendidik/sumber belajar, pengelola program pendidikan non
formal, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.
Manajemen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan non formal antara lain sebagai
berikut:
a. Inventarisasi pegawai.
b. Pengusulan formasi pegawai.
c. Pengusulan pengangkatan, kenaikan tingkat, kenaikan berkala, dan mutasi.
d. Mengatur usaha kesejahteraan.
e. Mengatur pembagian tugas

F. Manajemen Lingkungan (Hubungan Program Pendidikan non formal dengan


masyarakat)
Program pendidikn nonformal sebagai suatu sistem sosial merupakan bagian
internal dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat . majumundurny
sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah , tidak hanya bergantung pada
upaya-upaya yang dilakukan program pendidikan non formal, namun sangat
bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap program pendidikan non
formal.
Oleh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan
program pendidikan non formal di daerah. Maasyarakat hendaknya ditumbuhkan
rasa ikut memiliki program pendidikan non formal di daerah sekitar.
Maju-mundurnya program pendidikan non formal dilingkungannya juga merupakan
tanggung jawab bersama masyarakat setempat. Sehingga bukn hanya kepala
program pendidikan non formal dan tenaga kependidikan yang memikirkan maju
mundurnya pendidikan nonformal, tetapi masyarakat setempat terlibat pula
memikirkannya.
Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi memajukan
program pendidikan nonformal, perlu di lakukan berbagai hal, antara lain dengan
cara memberitahu masyarakat mengenai program-program pendidikan non formal,
baik program yang elah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan sehingga
masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang program pendidikan non formal
yang bersangkutan.

G. Manajemen Layanan Khusus


Manjemen layanan khusus ini mencakup manajemen peserta didik/warga belajar,
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, keuangan atau dana, dan
lingkungan.Pada program pendidikan non formal khusus, misalnya pendidikan anak
usia dini (PAUD). Diperlukan adanya layanan khusus, misalnya kepala program
pendidikan non formal mendatangan ahli ke-PAUD-an untuk ikut serta dalam prses
belajar mengajar.Paa program pendidikan non formal umum, tidak menutup
kemungkinanjuga untuk diadaka layanan semacam ini untuk melayani peserta
didik/warga belajarnya.
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah
sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan
proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangakan ilmu pengetahuan, dan
sikap saja, akan tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani peserta didik. Untuk kepentingan tersebut, di sekolah-sekolah dikembangkan
program pendidiakn jasmani dan kesehatan.
Menyediakan layanan kesehatan sekolah melalui usaha kesehatan sekolah (UKS),
dan berusaha meningkatkan program pelayanan melalui kerjasama dengan unit-unit
dinas kesehatan setempat.
Demikain halnya dengan keamanan sekolah juga memberikan pelayanan keamanan
kepada peserya didik dan para pegawainya yang ada di sekolah agar mereka dapat
belajar dan melaksanakan tugas dengan tenang dan nayaman.
SUMBER

http://plsbersinergi.blogspot.com/2014/05/bidang-garapan-manajemen-pendidikan.html

http://zulfikar-ali-buto.com/pengembangan-sistem-administrasi-manajemen-pada-
pendidikan-formal-nonformal-dan-informal/

Anda mungkin juga menyukai