MAKALAH
“PROBLEMA DAN TANTANGAN DALAM
PERENCANAAN PENDIDIKAN”
DISUSUN OLEH :
FIFI OKTAFIN DARWIS 2002060087
ARIEF BUDI SETIAWAN 2002060105
HASNI 2002060080
Dosen Pengampuh :
Firman Pattawari,S.Pd.,M.Pd.
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan
tugas ini tentang “PROBLEMA DAN TANTANGAN DALAM
PERENCANAAN PENDIDIKAN” dalam bentuk makalah.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Problema dalam Perencanaan Pendidikan 4
2.2 Tantangan dalam perencanaan pendidikan 7
2.3 Solusi menghadapi tantangan masa depan pendidikan di
Indonesia …….. 10
BAB III PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM bangsa tersebut.
Kualitas SDM tergantung pada tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk
bangsa. Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan out put yang
berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan.
1
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
2
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait manajemen pendidikan antara lain
Sasaran Pendidikan, Manajemen Guru, Peningkatan Pengawasan, Manajer Pendidikan,
Partisipasi Manajer Bisnis, Aliansi antar sekolah, dan Kebijakan Pemerintah.2[2]
Sasaran Pendidikan termasuk aspek afektif. Salah satu isu utama keberhasilan
pendidikan adalah sejauh mana tingkat afektifitas yang dimiliki oleh anak didik, apakah
menjadi lebih saleh, berbudi pekerti, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Inilah tantangan yang harus dijawab oleh pendidikan.
Aliansi antar institusi pendidikan bisa menjadi jalan memajukan institusi pendidikan,
sehingga dapat belajar dari good management practice lembaga pendidikan lain. Salah satu
2
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
3
faktor eksternal lainnya adalah kebijakan pemerintah yaitu berupa keterlibatan pemerintah
dalam pendidikan juga mempengaruhi manajemen pendidikan di negara tersebut.
Singkatnya, manajemen pendidikan sangat diperlukan oleh semua pihak yang terkait
dengan pendidikan. Meski demikian, penerapannya ternyata tidak sesederhana yang
dibayangkan. Ada banyak tantangan dan problematika yang harus dihadapi, Semua pihak
harus bekerja sama menyelesaikan problematika tersebut agar cita-cita pendidikan bisa
terealisasi. Dengan kata lain manajemen yang baik memerlukan perencanaan yang matang,
berikut dengan konsep dan pelaksanaan yang tepat.
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tugas merencanakan sesuatu sering kali tidak bisa dijalankan dengan baik sehingga
perencanaan itu tidak tepat, selain itu sering pula pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan
yang direncanakan. Keadaan yang demikian itu disebabkan3[3]
a. Para perencana tidak cakap untuk melihat kemuka dengan tepat
b. Kewenangan – kewenangan atau kekuasaan tidak jelas, samar-samar sehingga pelaksanaan
bertindak ragu-ragu dalam mengerjakan tugas.
c. Anggaran yang diberikan tidak cukup untuk melaksanakan pekerjaan, karena itu juga tidak
sesuai dengan rencana anggaran dalam perencanaan.
d. Tidak ada bantuan penduduk dan tidak ada “moral suport”, umpamanya suatu rencana yang
diterima dengan dingin oleh masyarakat ketika rencana itu akan dikerjakan.
Menurut Stoner James, A.F. (1988) ada dua jenis problema utama terhadap
pengembangan rencana yang efektif, yaitu;4[4]
1. Perlawanan internal para calon perencana terhadap penetapan sasaran dan penyusunan
rencana untuk mencapainnya. Dengan kata lain, adanya keengganan untuk menetapkan
sasaran.
2. Yang terdapat diluar perencana, yaitu keenggaan dan menolak rencana yang membawa
perubahan dalam organisasi.
Ada sejumlah alasan sehingga seorang perencana merasa enggan atau sama sekali
gagal menetapkan sasaran, yaitu :
4
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
5
Untuk mengantisipasi hal ini maka kita perlu untuk melakukan Forcasting. Forcasting
adalah membuat prakiraan dengan mengantisipasi ke depan. Prakiraan tersebut didasarkan
atas faktor-faktor organisasi pendidikan baik yang bersifat kondisional maupun situasional.
Dimensi waktu yang harus dilibatkan ialah dimensi kelampauan, dimensi kekinian dan
dimensi keakanan5[5]
Berarti, masa lampau dan masa kini organisasi pendidikan, dengan segala faktor
kondisional dan situasionalnya, dikaji terlebih dahulu sebelum hal-hal yang akan dilakukan
tersebut dirumuskan. Dengan demikian, apa yang pada masa lampau dan masa kini berhasil
dapat diulangi dan bahkan ditingkatkan, sedangkan yang gagal dapat dijadikan sebagai
pelajaran. Dengan mengkaji masa lampau dan masa kini organisasi pendidikan, hal-hal yang
akan dilakukan tersebut dapat dirumuskan secermat mungkin, dan ada kesinambungannya
dengan apa yang dilakukan pada masa lampau.
Namun jika permasalahan tersebut sudah ada di hadapan kita pada saat proses
pelaksanaan perencanaan, maka langlah yang harus kita ambil adalah mengidentifikasi
masalah. Ini dilakukan dengan cara mengeksplorasi dan mengkonfirmasikan permasalahan
yang dihadapi oleh sekolah kepada: pengurus yayasan, kepala sekolah, tenaga kependidikan
(guru dan staf), anak didik, orang tua, masyarakat, dewan sekolah, kepala sekolah yang
menjadi kelanjutan sekolah tersebut, dan sebagainya.
5
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
6
1. Melibatkan para pegawai, terutama mereka yang terkena pengaruh dalam proses
perencanaan.
2. Memberikan banyak informasi kepada para pegawai tentang rencana dan kemungkinan
akibat-akibatnya sehingga mereka memahami perlunya perubahan, manfaat yang diharapkan
dan apa yang diperlukan untuk pelaksanaan yang efektif.
3. Mengembangkan suatu pola perencanaan dan penerapan yang efektif, suatu “track record”
yang berhasil mendorong kepercayaan kepada para pembuat rencana serta menyebabkan
rencana baru tersebut diterima
4. Menyadari dampak dari perubahan-perubahan yang diusulkan oleh para anggota organisasi
dan memperkecil gangguan yang tidak perlu.
Jika ditelaah dari segi fungsi, maka istilah pendidikan menurut UU Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 adalah untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
6
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
7
2. Kesulitan Mengilmiahkan Ilmu dalam kegiatan sehari-hari. Sudah bukan rahasia lagi,
negara kita ini lebih terkenal dengan sistem ilmu teori-nya daripada praktek nyata.
Padahal, kebutuhan sejati dari ilmu pengetahuan yang dituntut dalam sekolah adalah
bagaimana cara mendidik tunas bangsa agar ketika mereka nanti ketika sudah lulus
dari sekolah bisa mengembangkan keterampilan sekaligus pengetahuan yang mereka
dapatkan di sekolah agar bisa tampil handal dalam masyarakat umum.
3. Memberi kepastian. Karena perubahan yang terjadi, maka manusia ingin adanya
kepastian pada segala sesuatu, termasuk kebutuhan kognitifnya. Ini berarti, adanya
kemampuan dari dunia pendidikan untuk menyingkirkan, atau paling sedikit mulai
mengurangi ketidakpastian yang mendalam [yang ada dalam diri peserta didik] untuk
mencapai suatu kepastian.
7
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
8
6. Pendidikan harus selaras dan mampu mengembangkan iptek; dan iptek menghasilkan
aneka barang atau benda serta jasa untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan
manusia dan masyarakat.
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
9
9. Adanya upaya mencari keuntungan melalui pendidikan. Pada masa kini [dan mungkin
akan terus berlangsung] setiap manusia menginginkan apapun yang dilakukannya
menghasilkan keuntungan secara ekonomi. Hal itu pun terjadi pada pendidikan;
sehingga menjadi industri pendidikan. Ini berarti, penyelenggara pendidikan [yang
berinvestasi pada insitusi pendidikan] berusaha mendapat keuntungan dari institusi
yang dikelolanya. Dan upaya untuk mendapat keuntungan tersebut, menjadikan
peserta didik akan membayar mahal kepada penyelengara pendidikan. Jika itu terjadi,
maka pendidikan yang telah menjadi industri pendidikan tersebut, akan menghasilkan
atau menjadikan orang-orang yang berusaha agar mendapatkan
kembali kerugian karena membayar mahal selama pendidikan. Akibat dari upaya
mendapatkan kembali tersebut, akan menghasilkan manusia serakah yang hanya
berorientasi keuntungan ekonomi, egois, materialistik, korupsi, kolusi, nepotisme,
manipulasi sekaligus merugikan dan mengkesampingkan kepentingan umum, serta
mengacaukan hidup dan kehidupan masyarakat.
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
10
Pengadaan Buku Paket, Proyek Peningkatan Mutu Guru, Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan Bantuan Khusus Murid/BSM dll. Selain itu juga memberikan penghargaan kepada
insan pendidikan, meningkatkan profesionlisme guru dan pendidik, sebisa mungkin kurangi
dan berantas korupsi karena sangat merugikan negara.
Dalam konteks pembangunan sektor pendidikan, pendidik merupakan pemegang
peran yang amat sentral. Guru adalah jantungnya pendidikan. Tanpa denyut dan peran aktif
guru, kebijakan pembaruan pendidikan secanggih apa pun tetap akan sia-sia. Sebagus apa pun
dan semodern apa pun sebuah kurikulum dan perencanaan strategis pendidikan dirancang,
jika tanpa guru yang berkualitas, tidak akan membuahkan hasil optimal. Artinya, pendidikan
yang baik dan unggul tetap akan tergantung pada kondisi mutu guru.
8
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
11
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
12
mencapai kualifikasi standar guru yang disyaratkan (S1/D4) dan sertifikasi profesi sebagai
guru. Dalam KKG/MGMP para guru dapat saling belajar dan saling memberikan semangat
untuk maju bersama meningkatkan kualifikasi dan profesionalitasnya secara terus menerus.
b. KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) dan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala
Sekolah)
Kepala sekolah dapat beperan positif terhadap perkembangan para guru, yaitu para
kepala sekolah mampu meningkatkan potensi guru-guru sekaligus memberikan ruang gerak
dan kebebasan untuk maju bagi para guru guna meningkatkan komitmen tanggung jawab
tugasnya.
Para guru perlu mendapatkan dorongan kuat dari para kepala sekolah untuk berani
keluar dari dunia rutinitas hariannya masuk kedalam dunia dinamis yang merupakan syarat
dari sutau perkembangan profesionalisme para guru itu sendiri dalam rangka meningkatkan
kompetensi untuk mendukung tugas luhurnya sebagai guru yang profesional.
Sebaliknya kepala sekolah dapat menjadi penghambat perkembangan para guru, jika
para guru tidak mendapat dukungan untuk secara dinamis mengembangkan potensinya
dengan berinteraksi dengan jaringan guru-guru dari satuan pendidikan lainnya dan lembaga-
lembaga lainnya. Dengan interaksi keluar yang terarah maka para guru akan mendapatkan
berbagai best practices dari jaringannya sehingga individualnya akan terbangkitkan untuk
maju bersama rekan guru lainnya.
c. LPMP dan P4TK
Dalam upaya menumbuhkembangkan KKG dan MGMP, perlu mendapatkan pasokan
informasi, material dan juga finansial secara sistematis sampai mereka menjadi grup-grup
dinamis yang dapat mengembangkan dan membiayai kelompoknya sendiri. Lembaga yang
dapat memberikan masukan diantaranya Lembaga Penjaminan Mutu Pendidik (LPMP) dan
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK). Fungsi
LPMP dan P4TK terkait dengan pengembangan profesionalisme guru berkelanjutan adalah
antara lain:
a. LPMP dan P4TK dapat berperan dalam mengembangkan profesionalisme guru melalui
berbagai kegaiatan dengan bekerjasama dengan KKG/MGMP.
b. LPMP dan P4TK dapat membuat jaringan kerja dinamis dengan seluruh KKG/MGMP di
daerahnya masing-masing.
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
13
c. Pembuatan jaringan dapat dimulai dengan pendataan profil dan pemetaan KKG/MGMP,
membuat perencanaan pengembangan jaringan kerja yang menghubungakan antara
KKG/MGMP dan LPMP dan P4TK.
d. Selanjutnya LPMP/P4TK dapat mendorong para vocal point (wakil aktif) tiap-tiap
KKG/MGMP untuk selalu saling berinteraksi melalui berbagai media baik Email, SMS,
telepon, pertemuan langsung dan lain-lain. Semakin intensif interaksi antar mereka semakin
cepat perkembangan KKG/MGMP dan juga perkembangan LPTK dan P4TK.
d. Perguruan Tinggi (PT/LPTK)
Lembaga Perguruan Tinggi baik LPTK maupun Perguruan Tinggi umum lainnya
mempunyai peranan signifikan dalam peningkatan profesionalisme guru:
a) Perguruan Tinggi dapat menyumbangkan andilnya dalam menjalin kerjasama dan akses
networking dengan para guru atau KKG/MGMP.
b) Perguruan Tinggi dapat menjadi acuan kemajuan dalam bidang Ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diperlukan para guru dalam mengaktualisasikan pengetahuannya.
c) Perguruan Tinggi dapat melakukan kegiatan-kegiatan di satuan-satuan pendidikan guna
ikut mengaktifkan guru-guru dan menjalin hubungan kerjasama pengembangan pedidikan.
Dengan semakin banyak persinggungan antara para guru dalam KKG/MGMP maka semangat
peningkatan kualifikasi guru akan semakin meningkat.
d) Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Perguruan Tinggi dapat diarahkan guna ikut membina
satuan-satuan pendidikan beserta tenaga gurunya, sehingga secara reguler mendapatkan
suntikan motivasi, tenaga dan informasi dari mahasiswa dan dosen-dosen perguruan tinggi.
e) Perguruan tinggi dapat melakukan networking ke satuan-satuan pendidikan dan
KKG/MGMP atau sebaliknya guna saling memahami permasalahan yang ada dan selanjutnya
mejalin kerjasama.
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
14
b. Assosiasi dapat bekerjasama dalam menggerakkan dinamika guru dengan berbagai macam
kegaiatan yang mengarah pada pemberdayaan individu dan kelompok guru. Bagi assosiasi
hal ini sangat penting karena asosiasi akan semakin mendapat legitimasi luas sebagai
organisisi yang benar-benar memperjuangkan kemajuan guru.
c. Asosiasi dapat mengembangkan hubungan kerja LPMP/P4TK, KKG/MGMP dan guru
secara networking, dimana ”saling tergantung” diubah menjadi ”saling mendukung”, dari
”saling berebut” menjadi ”saling berbagi” dan dari ”saling berusaha merugikan” menjadi
”saling berusaha menguntungkan”, dari “saling menyembunyikan informasi” menjadi “saling
sharing informasi”, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
15
problema – problema yag dihadapi, sehingga dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang
maksimal.
Dua jenis problema utama terhadap pengembangan rencana yang efektif, yaitu
2. Memberikan banyak informasi kepada para pegawai tentang rencana dan kemungkinan
akibat-akibatnya sehingga mereka memahami perlunya perubahan, manfaat yang diharapkan
dan apa yang diperlukan untuk pelaksanaan yang efektif.
4. Menyadari dampak dari perubahan-perubahan yang diusulkan oleh para anggota organisasi
dan memperkecil gangguan yang tidak perlu.
c. Guru
Beberapa upaya untuk meningkatkan mutu atau kualitas guru adalah sebagai berikut:
B. Saran
Semua elemen sekolah dan juga pemerintah harus bersinergi secara positif untuk
mewujudkan masa depan pendidikan yang berkualitas.
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
16
Demikian yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca khususnya dan pelajaran bagi penulis sendiri.
Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga bermanfa’at.
DAFTAR PUSTAKA
indrajayaadriand.wordpress.com, 2008
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).
17
Ibid, hal. 98
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/tantangan-masa-depan-pendidikan-di.html
http://www.smanraja.blogspot.com/2007/08/model-model-perencanaan-pendidikan Yayat M.
Herujito, dasar-dasar manajemen, (PT Grasindo, jakarta :2001).