PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya
adalah sebagai berikut bagaimana konsep analisis dan diagnosis dalam
perencanaan pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
Disusunnya makalah ini bertujuan Untuk mengetahui konsep analisis dan
diagnosis dalam perencanaan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Analisis Biaya
Pentingnya menganalisis biaya bagi perencana pendidikan adalah terutama
untuk hal yang mendesak saat ini ketika perencana melihat suatu negara telah
menghabiskan 25%, 30%, 40%, dan lebih banyak lagi jumlah anggaran negaranya
untuk pembangunan sistem pendidikan. Sering ditemukan bahwa pembiayaan
pendidikan dilakukan tidak merata di mana wilayah perkotaan memperoleh biaya
lebih banyak dari wilayah pedesaan, dan pendidikan tinggi memperoleh
pembiayaan lebih banyak dari pendidikan dasar(per siswanya). Pada kasus ini,
kecenderungan pembiayaan pada pendidikan sesungguhnya mungkin diciptakan
perbedaan yang tidak fair antara bagian penduduk. Pada banyak kasus, perhatian
utama biaya pendidikan bagi perencana yaitu perlu mengetahui dari mana sumber
pembiayaan itu dan bagaimana penggunaannya atau penyalurannya. Ini berarti
perencana harus melakukan analisis terhadap pembiayaan pendidikan dengan
tujuan:
1. Untuk memenuhi kemungkinan ketidakseimbangan dalam pengalokasian
sumber daya pendidikan pada berbagai jenis sistem pendidikan atau pada
berbagai wilayah yang ada di suatu negara.
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dan bertanggung
jawab terhadap meningkatnya pembiayaan pendidikan.
3. Untuk melihat sumber daya potensial yang dapat digunakan bagi pembiayaan
pendidikan.
a. Sumber Pembiayaan Pendidikan
Untuk mengetahui dari mana biaya pendidikan diperoleh di masa depan adalah
penting untuk diketahui dari mana biaya pendidikan di masa lalu berasal.
Perencana perlu mengetahui siapa penanggung jawab utama pada pembiayaan
pendidikan. Dan apa saja sumber daya potensial yang masih relatif belum
dimanfaatkan. Perencana akan melihat bahwa tidak semua pembiayaan
pendidikan berasal dari anggaran pemerintah, dan perencana ketahui bahwa
sumber pembiayaan pendidikan adalah banyak. Ada lima jenis sumber
pembiayaan pendidikan yang tidak saling terbuka, dan nyatanya dapat
memberikan kontribusi bersama-sama pada pembiayaan sistem pendidikan.
1. Sumber Pemerintah.
Ini menunjuk pada pembiayaan yang berasal dari pajak, pinjaman pemerintah
seperti isu obligasi dan pinjaman, simpanan, dan lain-lain, dan dari bantuan asing.
Pendidikan biasanya dibiayai dari pendapat umum, tetapi banyak negara melihat
pembiayaan pendidikan mereka dialokasikan melalui peningkatan pajak
pendidikan. Bantuan negara asing mungkin berupa dukungan umum pada
program pemerintah, atau mungkin berupa proyek khusus tidak secara langsung
berupa anggaran pendidikan.
2. Sumber Swasta.
Ini menunjuk pada lembaga keagamaan dan lembaga lainnya yang mendukung
sekolah-sekolah swasta. Sangat sering ini diperoleh dalam bentuk sekolah yang
dilaksanakan oleh pihak swasta, keagamaan atau yayasan kebangsaan dan
beroperasi di luar pengawasan langsung pemerintah. Tentu saja ini termasuk
sumber pembiayaan yang paling utama.
3. Klien dan Sistem Pendidikan.
Ini menunjuk kepada siswa itu sendiri dan orang tuanya yang dapat membantu
mendukung biaya pendidikannya sendiri dengan membayar iuran pendidikan
(SPP) dan yang lainnya. Ini bagaimanapun di luar skop pembicaraan saat ini dan
hal itu terefleksi pada filsafat sosial politik yang terkait dengan pendidikan umum
di beberapa negara.
4. Penghasilan Sekolah dan Masyarakat.
Ini meliputi semua jenis aktivitas yang dilakukan sekolah seperti menjual hasil
pertanian dan hasil kerajinan yang merupakan bagian dari program sekolah. Ini
juga dapat meliputi performance budaya, berperan di pasar kerja, atau kesempatan
untuk membangun gedung atau melengkapi perabotan sekolah, misalnya ini dapat
termasuk bekerja dengan masyarakat membangun sekolahnya atau masyarakat
malahan diatur oleh sekolah untuk meningkatkan uang. Ada juga kasus lembaga
pendidikan memiliki penghasilan sendiri dari hasil menyewakan property dan dari
aset keuangan lainnya.
5. Subsidi Melalui Institusi.
Ini akan menggunakan kasus di mana kegiatan pendidikan seperti latihan
keterampilan dibiayai olehperusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui pajak. Meskipun pembiayaan pelatihan disediakan oleh instansi
pemerintah mungkin dapat diidentifikasi dalam anggaran pemerintah, pelatihan
yang dilakukan oleh suatu organisasi atau oleh industri swasta mungkin sama atau
bahkan lebih penting dalam mengembangkan keterampilan vokasional.
b. Biaya Pendidikan
1. Biaya Pembangunan.
Biaya pembangunan meliputi biaya untuk pengadaan dan pembelian tanah,
membangun gedung sekolah, menyediakan perabotan sekolah, dan lain-lain.
Dengan kata lain, biaya pembangunan meliputi semua biaya yang dibutuhkan
untuk melengkapi barang-barang yang diperlukan guna memberikan pelayanan
pendidikan dalam periode waktu yang relatif lama.
2. Biaya Rutin.
Biaya rutin meliputi semua bentuk biaya yang harus dikeluarkan secara teratur
berulang-ulang setiap bulan, setiap semester, atau setiap tahun. Biaya rutin
meliputi: gaji guru, gaji staf administrasi dan pegawai lainnya, biaya operasional
dan pemeliharaan gedung dan perabot sekolah termasuk air dan listrik, bahan
pelajaran yang habis pakai seperti alat tulis kantor, biaya buku teks, transport
sekolah, pemeliharaan kesehatan, dan perbaikan gizi warga sekolah. Pada
perhatian perencana pendidikan sangat dibutuhkan. Dengan jelas bahwa di sini
ada kaitan antara biaya pembangunan dan biaya rutin.
c. Biaya Menurut Jenjang dan Jenis Pendidikan
Merinci pembiayaan pendidikan berdasarkan jenjang dan jenisnya akan
membantu perencana untuk melihat bagian mana dari sistem itu yang kurang
dibiayai dibanding dengan jumlah siswa yang dilayani. Perencana harus mencoba
untuk memperoleh data tentang pembiayaan pendidikan menurut jenjang dan jenis
pendidikan untuk beberapa tahun secara berturut-turut. Ini adalah bentuk lain dari
pengelompokkan: bahkan mengumpulkan data biaya keseluruhan sistem
pendidikan, perencana mendorong untuk mengumpulkannya berdasarkan jenjang
dan jenis sekolah. Dengan membandingkan trend ini, perencana dapat melihat
sekolah mana dari pembangunan sistem pendidikan yang tercepat dan
mengonsumsi paling banyak uang. Ini juga akan membantu untuk
membandingkan pembiayaan nyata pada orientasi kebijakan resmi dan pernyataan
pemerintah.
d. Biaya Satuan
Biaya satuan adalah paling menarik dan teknik yang paling bermanfaat dalam
masalah analisis biaya. Biaya satuan juga paling sulit untuk dikerjakan karena
data yang dibutuhkan sangat banyak. Konsep biaya satuan adalah menunjuk
kepada jumlah biaya rutin yang dihabiskan setiap siswa selama satu tahun ajaran.
Biaya satuan biasanya dihitung untuk suatu sistem pendidikan secara keseluruhan,
atau dilakukan hanya untuk satu jenjang pendidikan terntentu. Atau bahkan untuk
satu sekolah tertentu saja. Dengan kata lain biaya satuan dapat disebut biaya
pendidikan untuk satu siswa dalam satu tahun pada jenjang pendidikan tertentu.
Biaya satuan adalah apa yang perencana sebut sebagai ringkasan data statistik,
yang mencantumkan semuanya. Itulah sebabnya kenapa perencana harus sangat
hati-hati dalam menghitungnya. Juga ketika perencana menggunakan biaya satuan
pertama kali untuk diperbandingkan, ini adalah sangat penting yang dapat
dihitung dengan cara yang sama untuk setiap jenjang dan jenis sekolah. Bahkan
biaya satuan itu sendiri mengatakan kepada perencana sangat sedikit tentang
keuntungan, biaya satuan hanya berguna ketika perencana membandingkan biaya
satuan untuk perencanaan dan untuk mereka yang perhatian terhadap pembuatan
kebijakan.
3. Analisis Personil dan Fasilitas
Setiap negara mempunyai sejumlah personil pendidikan (guru, staf nonguru,
dan tenaga administrasi) dan fasilitas fisik sekolah, gedung sekolah dan segala
perabotannya. Yang menjadi pusat perhatian perencana adalah kesesuaian jumlah
dan kualitas dari personil dan fasilitas itu. Perencana memerlukan pengetahuan
tentang kesesuaian jumlah dan mutunya sesuai dengan yang dibutuhkan yang
terdapat dalam rencana pendidikan secara nasional. Dengan kata lain, untuk
menyusun rencana, perencana perlu mengetahui apa yang perencana miliki
sekarang, dan apa yang akan perencana bangun dan kembangkan di kemudian
hari.
a. Personil
1. Guru
Perhatian perencana adalah kepada rencana kebutuhan guru di masa depan.
Tentu saja ini dilakukan sebagai fungsi pertumbuhan jumlah siswa pada setiap
jenjang dan jenis sekolah. Cara yang paling cepat untuk pemborosan uang dan
usaha dalam pembangunan pendidikan adalah membangun sekolah yang mewah
dan mahal tapi kemudian tidak didukung oleh guru-guru dan stafnya yang
berkualitas.
Jenis guru bermacam-macam, dan dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
(a) Jenjang dan jenis pendidikan (guru SD, SMP, SMA atau Universitas)
(b) Kualifikasinya (Diploma, Sarjana, Magister, Doktor)
(c) Spesialisasinya (Matematika, Bahasa, IPA, IPS, dan lain-lain)
(d) Lokasi tempat bertugas (desa, kota)
(e) Jenis kelamin (laki-laki, perempuan)