Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 7
B. Saran ................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang bermutu merupakan harapan dan dambaan bagi setiap warga
negara. Masyarakat, baik yang terorganisir dalam suatu lembaga pendidikan,
maupun orang tua/wali murid, sangat berharap agar murid dan anak-anak
mereka mendapatkan pendidikan yang bermutu agar kelak dapat bersaing
dalam menjalani kehidupan. Untuk menjawab harapan masyarakat tersebut,
Pemerintah Indonesia dan DPR pada tahun 2003 telah melakukan beberapa
perubahan dalam sistem pendidikan, melalui penetapan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003. Perubahan mendasar dalam Undang-Undang Sisdiknas
yang baru tersebut adalah demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, serta
pemberian porsi yang cukup besar bagi peran serta masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Pelembagaan Penjaminan Mutu Ditingkat Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Penyelenggara dan
Masyarakat ?
2. Bagimana Pelembagaan Penjaminan Mutu pada Tingkat Satuan
Pendidikan ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui bagaimana Pelembagaan Penjaminan Mutu Ditingkat
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Penyelenggara
dan Masyarakat.
2. Untuk mengetahui bagimana Pelembagaan Penjaminan Mutu pada Tingkat
Satuan Pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
UU No. 20 tahun 2003
2
pelaksanaan Akreditasi, perlu adanya sebuah prosedur yang jelas dengan
memperhatikan prinsip-prinsip akreditasi, sehingga kualitas pendidikan
khusunya pada lembaga pendidikan maupun sumber daya manusia yang ada
di dalamnya betul-betul bisa dipertanggung jawabkan.
3
Dengan adanya hasil akreditasi yang diperoleh, dinas pendidikan
kabupaten/kota bekerja sama dengan pihak terkait untuk terus berupaya
meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya.
4. Pelembagaan Penjaminan Mutu di Penyelenggara Pendidikan dan
Masyarakat
Masyarakat dan peningkatan mutu sekolah merupakan dua hal yang tak
dapat dipisahkan karena, salah satu prinsip yang ada dalam MBS yaitu
adanya Partisipasi/ peran serta masyarakat untuk meningkatkan mutu
sekolah/ pendidikan. Namun, selama ini peran serta masyarakat khususnya
orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan masih sangat minim.
Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada dukungan
dana, sementara dukungan lain seperti pemikiran, moral, dan barang/jasa
kurang diperhatikan oleh karena itu untuk memperbaikinya perlu dilakukan
suatu upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi
penyelenggaraan pendidikan dengan melibatkan peran serta masyarakat
melalui manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Masyarakat
memegang peran penting dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan
pendidikan terutama dalam mendidik moralitas/agama, menyekolahkan
anaknya, dan membiayai keperluan pendidikan anak-anaknya. Masyarakat
memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan mereka juga
mempunyai kewajiban untuk mengembangkan serta menjaga
keberlangsungan penyelenggaraan proses pendidikan, sebagaimana
diamanatkan oleh Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003 BAB IV yang didalamnya memuat bahwasannya pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan
keluarga. Masyarakat juga dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana,
pembuatan gedung, area pendidikan, teknis edukatif seperti proses belajar
mengajar, menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, mendiskusikan
pelaksanaan kurikulum, membicarakan kemajuan belajar dan lain-lain.
Banyak hal yang bisa disumbangkan dan dilakukan oleh masyarakat untuk
membantu terlaksananya pendidikan yang bermutu, mulai dari
4
menggunakan jasa pelayanan yang tersedia sampai keikutsertaannya dalam
pengambilan keputusan. Peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu
sekolah mencakup seluruh stake holder (orang tua, masyarakat dan komite
sekolah)
2
Sanaky, Hujaie A.H (2011) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). (online).
Tersedia:http://sanaky.staff.uii.ac.id/2011
5
penjaminan dan meningkatkan mutu untuk guru, kepala sekolah, sekolah, dan
tenaga inti lainnya di sekolah serta sistem yang mendukung pekerjaan mereka.
Pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
mengacu pada standar sesuai peraturan yang berlaku. Acuan utama sistem
penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). SNP adalah standar minimal yang ditetapkan
pemerintah dalam bidang pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan
pendidikan dan semua pemangku kepentingan dalam mengelola dan
menyelenggarakan pendidikan, yang terdiri atas standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana dan standar
pembiayaan.
Satuan pendidikan berperan dalam melaksanakan sistem yang terdiri atas
organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait dalam melaksanakan penjaminan
mutu pendidikan untuk menjamin terwujudnya pendidikan yang bermutu
dalam rangka memenuhi atau melampaui SNP. Sistem tersebut memiliki beberapa
prinsip yakni, mandiri dan partisipatif, terstandar, integritas, sistematis dan
berkelanjutan, holistik, transparan dan akuntabel. Seluruh langkah dalam siklus
penjaminan mutu dilaksanakan oleh satuan pendidikan dalam pengelolaan
pendidikan di satuan pendidikan dengan melibatkan pemangku kepentingan.
Seluruh langkah penjaminan mutu pada satuan pendidikan yang dilaksanakan
dalam satu atau lebih siklus akan menghasilkan rapor hasil implementasi sistem
penjaminan mutu.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan di Tingkat Pemerintah
Pusat berada dibawah naungan Kemendikbud, contoh Badan Akreditasi
Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M).sedangkan Pelembagaan
Penjaminan Mutu di Tingkat Provinsi berada dibawah naungan Dinas
Pendidikan Provinsi setempat, seperti contoh Badan Akreditasi Provinsi
Sekolah/Madrasah (BAP-S/M) serta Pelembagaan Penjaminan Mutu di
Tingkat Kabupaten adalah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
setempat, seperti contoh melalui akreditasi sekolah di masing – masing
wilayahnya namun pada kenyataannya banyak lembaga pendidikan
yang menyepelekan akreditasi sekolah dan lebih menekankan untuk
mendapatkan sertifikat tanpa memperhatikan kualitas selanjutnya. Dan
didalam penyelenggara satuan pendidikan penjaminan mutu seperti
sertifikasi guru guru, pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan,
dll, sehingga dengan adanya penjaminan mutu tersebut, penyelenggara
pendidikan bisa menilai apakah lembaga tersebut bermutu atau tidak.
Hal ini penting sebagai bahan evaluasi.
B. Saran
Kita sebagai golongan terpelajar jangan hanya menjadikan kitab- kitab
hadits sebagai buku hiasan saja atau buku pelengkap referensi, tetapi
hendaklah kita baca, maknai, dan ditafsiri dengan baikdan selanjutnya
di amalkan dengan segenap kemampuan. Dan kiranya makalah kami ini
sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami
tulis ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
Sanaky, Hujaie A.H (2011) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). (online).
Tersedia:http://sanaky.staff.uii.ac.id/2011
UU SIKDIKNAS Tahun 2003