Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MUTASI PESERTA DIDIK

Diajukan untuk Tugas Mata Kuliah Manajemen Kesiswaan dan Alumni

Dosen Pengampu
Novi Maryani, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Asep Burhanudin ( F. 1610338)
Widya Musdalifah ( F.1610178)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya yang
telah dilimpahkan kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen kesiswaan dengan membahas
“Mutasi Peserta Didik”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah keharibaan
beliau Nabi Muhammad Saw. yang kita nantikan syafa’atnya di dunia sampai hari
kiamat, Amin.
Adapun terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari peran berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada kami. Semoga Allah SWT
memberikan balasan kepada semua pihak yang mendukung terselesaikannya
makalah ini. Amin.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, serta kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran
demi kebaikan dan penyempurnaan karya tulis ini, kami terima dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2

BAB 2 Pembahasan

A. Pengertian Mutasi Peserta Didik..................................................... 3

B. Jenis-Jenis Mutasi Peserta Didik..................................................... 3

C. Sebab-Sebab Mutasi Peserta Didik .................................................. 4

D. Prosedur Mutasi Peserta Didik ........................................................ 6

E. Pencegahan Mutasi Peserta Didik ................................................... 7

BAB 3 Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan ..................................................................................... 10

B. Saran................................................................................................ 10

Daftar Pustaka .................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta
menjadikan manusia memiliki karakter, kepribadian dan jiwa yang luhur,
sehingga proses tersebut dinamakan memanusiakan manusia. Dalam
prosesnya, tentu diperlukn keefektifan manajerial guna mencapai tujuan
pendidikan dengan cara mengatur peserta didik dengan baik dan terukur.
Namun, dalam istilah psikologi setiap manusia memiliki
kecenderungan psikis dan kebutuhan fisik yang berbeda, begitupun dengan
peserta didik. Sehingga tak jarang dalam satu sekolah terjadi sebuah mutasi
atau perpindahan guna memberikan layanan pendidikan yang sesuai kebutuhan
dengan peserta didik. Mutasi bukanlah istilah negasi, melainkan suatu proses
penyesuaian antara peserta didik, kebutuhannya dan tempat yang dapat
memenuhi kebutuhan pendidikannya.
Dalam perkembangannya, mutasi dilaksanakan melalui prosedur yang
diterbitkan oleh pemerintah, yang seiring waktu mengalami perubahan dan
perbaikan guna terciptanya pelaksanaan mutasi yang proporsional. Bahkan
dewasa ini, mutasi acap kali dijadikan sebagai sebuah cara dalam mengatasi
peserta didik yang bermasalah oleh lembaga pendidikan tertentu di Indonesia.
Hal tersebut perlu dicermati bersama, melihat mutasi bukanlah sebuah solusi
utama dalam menangani permasalahan peserta didik yang bermasalah.
Maka dari itu, pelaksanaan mutasi harus didasarkaan pada pedoman
atau regulasi yang mengatur, dengan melihat faktor kebutuhan dan kesesuaian
pada peserta didik yang diharapkan dapat menunjang proses berlangsungnya
pendidikan yang efektif dan realistis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertia mutasi peserta didik?
2. Apa saja jenis-jenis mutasi peserta didik?
3. Apa yang menjadi sebab terjadinya mutasi peserta didik?
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan dalam melakukan mutasi peserta didik?
5. Tindakan apa yang dilakukan dalam mencegah mutasi peserta didik?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian mutasi peserta didik.
2. Mengetahui jenis/macam mutasi peserta didik.
3. Mengetahui sebab-sebab terjadinya mutasi peserta didik.
4. Memahami secara teknis pelaksanaan mutasi peserta didik.
5. Memahami langkah apa saja yang dilakukan guna mencegah terjadinya
mutasi peserta didik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mutasi Peserta Didik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mutasi adalah
pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain.1 Sedangkan menurut
Imron (2012) menjelaskan bahwa mutasi peserta didik adalah perpindahan
peserta didik dari kelas yang satu ke kelas lain yang sejajar, dan atau dari
sekolah satu ke sekolah lain yang sejajar.2 Sejalan dengan Imron, menurut
Tim Dosen Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang (1989:118) mutasi
adalah perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lain dengan ketentuan
tertentu. Eka (2011) menuturkan, secara garis besar mutasi peserta didik
diartikan sebagai proses perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke
sekolah yang lain atau perpindahan peserta didik yang berada dalam sekolah,
contohnya kenaikan kelas.3
Perpindahan siswa mempunyai dua pengertian yaitu perpindahan siswa
dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis dan perpindahan siswa dari
suatu jenis program ke jenis program yang lain. Perpindahan jenis ini pada
hakikatnya ialah perpindahan wilayah atau tempat. Jenis sekolah,
tingkat/kelas dan jurusan atau program studi di sekolah baru sama dengan
jenis sekolah, kelas, dan jurusan pada sekolah asalnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutasi peserta didik adalah
perpindahan peserta didik baik antar sekolah yang sejajar maupun antar kelas
atau jurusan yang sejajar dengan sebab tertentu.
B. Jenis-Jenis Mutasi Peserta Didik
Menurut Imron (2012) Mutasi atau perpindahan peserta didik dapat
dibedakan menjadi dua macam4, yaitu:

1
Kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mutasi
2
Ali Imron. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara. Hal.152
3
Prihatin, Eka. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung : Alfabeta. Hal.44
4
Ali Imron. Op Cit,. Hal.153

3
1. Mutasi Internal
Mutasi Internal adalah mutasi yang dilakukan oleh peserta didik
dalam data sekolah. Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah
kelas yang tingkatannya sejajar. Mutasi internal ini dilakukan oleh peserta
didik yang sama jurusannya atau yang berbeda jurusannya.5
Contoh, di suatu Sekolah Menengah Atas (SMA) ada tiga tingkatan
yaitu tingkat satu, dua dan tiga. Pada tingkat dua dibagi lagi menjadi
tingkat 2A dan 2B. Tingkat 2A sendiri ada beberapa program yaitu A1,
A2, A3, dan A4. Jumlah A1 ada 3 kelas yaitu A1A, A1B, dan A1C. Jika
peserta didik mutasi dari satu tempat ke tempat lain dalam satu tingkatan
di wilayah sekolah ini disebut mutasi internal. Katakanlah, bahwa siswa
tersebut sebelumnya berada di program A1A ke A1B atau ke A1C.
Bahkan tidak jarang, peserta didik juga dapat mutasi (selama masih baru
pemilihan program) dari A1A ke A2A.
2. Mutasi Eksternal
Mutasi Eksternal adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke
sekolah lain dalam satu jenis dan satu tingkatan. Meskipun ada juga
peserta didik yang pindah ke sekolah lain dengan jenis sekolah yang
berlainan. Pada sekolah-sekolah negeri, hal demikian menjadi persoalan.
Namun tidak demikian pada sekolah swasta, terutama yang kekurangan
peserta didik.
C. Sebab-sebab Mutasi Peserta Didik
Eka Prihatin (2011) menyebutkan penyebab mutasi peserta didik
dapat bersumber dari peserta didik sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan teman sebaya.
1. Sebab yang berasal dari peserta didik sendiri, yaitu :
a. Peserta didik tidak kuat mengikuti pelajar di sekolah tersebut
b. Tidak suka dengan sekolah tersebut atau merasa tidak cocok
c. Malas
d. Ketinggalan dalam pelajaran

5
Prihati, Eka. Op. Cit. Hal.46

4
e. Bosan dengan sekolahnya
f. Faktor kebutuhan khusus
2. Sebab yang bersumber dari lingkungan keluarga, yaitu :
a. Mengikuti orang tua pindah kerja
b. Dititipkan oleh orang tuanya di tempat nenek atau kakeknya, karena
ditinggal tugas belajar ke luar negeri
c. Disuruh oleh orang tuanya pindah
d. Orang tua merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan
e. Mengikuti orang tua pindah rumah
f. Mengikuti orang tua transmigrasi
3. Sebab yang bersumber dari lingkungan sekolah, yaitu :
a. Lingkungan sekolah kurang menarik
b. Fasilitas sekolah kurang memadai
c. Absentisme guru di kelas sehingga sering kosong
d. Adanya kebijakan sekolah yang memberatkan peserta didik
e. Letak sekolah yang kurang terjangkau oleh transportasi
f. Sekolah tersebut dibubarkan karena faktor tertentu
g. Peseta didik merasa sekolah tersebut kurang bonafit, seperti faktor
minimnya lulusan pertahun.
4. Sebab yang bersumber dari lingkungan teman sebaya, yaitu :
a. Bertengkar dengan teman
b. Merasa diancam oleh teman
c. Tidak cocok dengan teman
d. Merasa terlalu tua sendiri dibandingkan dengan teman-temannya
e. Peserta didik merasa rendah diri
5. Imron (2012) menambahkan, sebab yang bersumber dari lain-lain, yaitu6 :
a. Sekolah sering dilanda banjir
b. Sekolah berada pada zona merah (tempat terjadinya peperangan)
c. Sekolah berada pada zona rawan bencana
d. Usia bangunan sekolah yang terlalu tua, sehingga ambruk.

6
Ali Imron. Op. Cit,. Hal.154

5
D. Prosedur Mutasi Peserta Didik
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(PERMENDIKBUD) nomor 14 tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB), dijelaskan pada BAB IV pasal 20 sampai pasal 22, mengenai
Perpindahan Peserta Didik adalah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.
1. Perpindahan peserta didik dilaksanakan harus dengan persetujuan kepala
sekolah asal dan kepala sekolah yang dituju.
2. Setelah dilakukan mutasi, sekolah berkewajiban mengubah data pokok
pendidikan (Dapodik)
3. Perpindahan peserta didik harus memenuhi persyaratan PPDB dan sistem
zonasi.
4. Peserta didik yang berasal dari luar negeri dengan sekolah setara SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA/SMK atau sekolah kesetaraan di Indonesia dapat
berpindah ke sekolah formal dengan persyaratan administrasi yang
ditentukan, melampirkan surat pernyataan dari kepala sekolah asal,
melampirkan surat keterangan dari Direktorat Jenderal yang menangani
bidang pendidikan dasar dan menengah, serta lulus tes kelayakan sesuai
kebijakan sekolah yang dituju.
Sedangkan menurut Tim Dosen Administrasi Perkantoran FIP IKIP
Malang (1989) mengenai perpindahan siswa (mutasi siswa) dari seolah
kesekolah lain ini biasanya ada pedoman-pedoman peraturan yang harus
diikuti pedoman-pedoman tersebut antara lain menyangkut:7
1. Pembatasan wilayah
Murid tidak diperkenankan pindah dari sekolah ke sekolah lain dalam satu
wilayah. Perpindahan antar wilayah bisa dibenarkan apabila didasarkan
pada alasan yang cukup mendasar misalnya orang tua pindah tempat kerja
dan anak ikut saudaranya dikota lain.
2. Status sekolah
Murid dari sekolah swasta walaupun memiliki mutu yang lebih baik dari
pada sekolah negeri, tidak diperkenankan untuk pindah ke sekolah negeri.

7
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan IKIP Malang. 1989. Administrasi Pendidikan.
Malang : IKIP Malang Press. Hal. 89

6
Sekolah-sekolah negeri hanya diperkenankan siswa pindahan dari sekolah
negeri saja.
3. Jenis sekolah
Sekolah negeri atau sekolah menengah dapat dibedakan dalam dua jenis
sekolah, yaitu sekolah-sekolah umum dan sekolah-sekolah kejuruan.
Sekolah kejuruan ada beberapa jenis pula, misalnya Sekolah Teknologi
Menengah (STM), Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah
Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA), dll. Perpindahan siswa dari lain
jenis sekolah tidak diperbolehkan.
4. Pindah sekolah tidak naik kelas
Suatu sekolah tidak boleh menaikkan kelas seorang siswa yang telah
dinyatakan tidak naik kelas oleh sekolah lain, walaupun sama-sama
sebagai sekolah negeri. Menaikan kelas seorang murid yang telah
dinyatakan tidak naik kelas oleh suatu sekolah mungkin saja terjadi di
sekolah-sekolah swasta. Misalnya tidak naik kelas disekolah negeri
kemudian pindah di sekolah swasta sejenis dengan dinaikan kelasnya
E. Pencegahan Mutasi Peserta Didik
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
mutasi, jika seseorang mau melakukannya khususnya seorang guru dalam
pengaturan peserta didik. Cara-cara tersebut seperti:8
1. Melakukan tindakan preventif melalui jaminan
Jika sumber penyebab mutasi berasal dari diri peserta didik sendiri,
maka langkah preventif yang harus dilakukan adalah memberikan
semacam jaminan kepada peserta didik, bahwa kalau dapat menyelesaikan
studi di sekolah tersebut, peserta didik nantinya akan mempunyai prospek
tertentu sebagaimana lulusan-lulusan lain dari sekolah tersebut, agar
mereka yakin benar dengan kebaikan sekolahnya.
2. Memberikan bimbingan dan motivasi kepada peserta didik
Peserta didik juga perlu mendapatkan bimbingan yang baik di
sekolah tersebut, agar dapat menyesuaikan dirinya dengan baik, dan dapat

8
Aryani, Rika dan Replianis. 2015. Manajemen Peserta Didik. Salim Media Indonesia. Hal 156

7
mengikuti pelajaran dengan baik. Penyesuaian diri yang baik dan belajar
dengan baik, ia tidak ketinggalan dengan teman-temannya yang lain.
Selain itu, peserta didik perlu bimbingan dengan baik agar merencanakan
belajarnya, dan diupayakan konsisten dengan rencana tujuan belajar yang
sudah disusun sebelumnya oleh peserta didik tersebut. Oleh karena itu,
dorongan dan atau motivasi yang terus menerus dari sekolah, akan
membantu peserta didik untuk giat belajar dan tidak malas.
3. Memperbaiki kondisi sekolah
Jika sumber penyebab mutasi tersebut berasal dari sekolah, tak ada
alternatif lain kecuali memperbaiki kondisi sekolah. Tentu saja tidak saja
sarana dan prasarana fisik sekolah, melainkan sekaligus kondisi sekolah
secara keseluruhan. Disiplin guru perlu ditingkatkan, proses dan metode
belajar pembelajaran dibuat sevariatif mungkin, fasilitas dan sarana yang
ada difungsionalkan dengan baik. Demikian juga layanan-layanan yang
ada di sekolah, diupayakan dapat memuaskan peserta didiknya.
4. Menjalin hubungan baik dengan orang tua peserta didik
Jika sumber penyebab mutasi peserta didik tersebut berasal dari
lingkungan keluarga, maka kerja sama antara sekolah dengan keluarga
memang perlu ditingkatkan. Jangan sampai, hanya karena persoalan sepele
saja kemudian anak tidak sekolah atau mutasi ke sekolah lain. Perlu ada
komunikasi yang intens antara sekolah dan keluarga, sehingga kedua pihak
tidak mengalami miscommunication.
5. Memberikan alasan mengapa ingin melaksanakan mutasi
Adapun, jika peserta didik memilih alasan untuk mutasi maka
hendaknya mereka diberi keterangan sesuai dengan apa adanya. Tidak
boleh dibaik-baikkan atau dijelek-jelekkan. Sebab, bagaimanapun juga,
mutasi ke sekolah lain adalah hak peserta didik sendiri. Keterangan-
keterangan yang lazim diberikan berkaitan dengan peserta didik yang
mutasi misalnya identitas anak, asal sekolah, prestasi akademik di sekolah,
kelakuan dan kerajinan dan alasan-alasan yang bersangkutan mutasi.
Dengan demikian, sekolah yang dituju oleh peserta didik tersebut,
mendapatkan gambaran yang senyatanya mengenai anak tersebut.

8
6. Meneliti peserta didik yang akan masuk ke sekolah
Bagi sekolah yang akan menerima peserta didik yang akan mutasi,
hendaknya juga meneliti lebih lanjut terhadap mereka, sebelum
menyatakan menerima. Untuk itulah, sekolah harus meneliti mengenai
identitas, kelakuan/kerajinan, prestasi akademiknya, jurusan atau program
asalnya, dan alasan-alasan yang berangkutan mutasi. Peserta didik dapat
diterima tidaknya sekolah tersebut, juga harus didasarkan atas ketersediaan
fasilitas dan kesejajaran sekolah tersebut. Ini sangat penting, karena tidak
mungkin sekolah dapat menerima peserta didik tanpa fasilitas dan
menerima peserta didik yang kemampuannya tidak sejajar dengan teman-
teman yang ada di sekolah tersebut. Sebab kalau ini terjadi, akan
memberatkan peserta didik itu sendiri.
7. Mencatat mutasi
Dibuat buku mutasi yaitu buku yang dipergunakan untuk mencatat
siswa yang masuk, pindah dan keluar pada tiap-tiap bulan. Buku ini juga
merupakan alat bantu untuk mengisi data mutasi pada buku induk dan data
statistik tentang keadaan siswa di sekolah.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mutasi peserta didik adalah perpindahan peserta didik baik antar sekolah
yang sejajar maupun antar kelas atau jurusan yang sejajar dengan sebab
tertentu. Jenis-jenis mutasi peserta didik terbagi atas dua macam, mutasi intern
dan ekstern.
Sebab-sebab mutasi terbagi atas beberapa faktor, seperti fsktor yang
berasal dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
pergaulan. Adapun prosedur mutasi terbagi atas beberapa tahap diantaranya
pembatasan wilayah, menentukan status dan jenis sekolah, serta menetapkan
kriteria kenaikan bersyarat.
Terakhir, teknik pencegahan mutasi dapat dilakukan melalui beberapa
cara, diantaranya pencegahan dan jaminan, memberikan motivasi dan
bimbingan, berkoordinasi dengan orangtua murid, melakukan penelitian
terhadap sebab keinginan mutasi, melakukan seleksi pada siswa saat
penerimaan siswa dan melakukan pencatatan guna menertibkan administrasi.
B. Saran
Sebaiknya, mutasi ini tidak hanya ditangani oleh pihak sekolah, namun
juga perlu adanya persetujuan serta pertimbangan dari pihak keluarga. Hal
tersebut mampu mengoptimalkan peran serta orang tua murid, sehingga
nantinya terdapat suatu kerjasama yang saling menguntungkan dalam
menunjang daya kembang kepada para peserta didik. Dan diharapkan kepada
kita sebagai mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam atau generasi penerus
eskalasi dalam pengelolaan pendidikan, agar bisa nantinya mengatur siswa-
siswa dan memahami setiap masalah siswa agar tidak terjadi mutasi yang
periodik.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta : Bumi
Aksara.

Aryani, Rika dan Replianis. 2015. Manajemen Peserta Didik. Salim Media
Indonesia.

Kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mutasi

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Nomor 14


Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)

Prihatin, Eka. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung : Alfabeta.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan IKIP Malang. 1989. Administrasi


Pendidikan. Malang : IKIP Malang Press.

11

Anda mungkin juga menyukai