Anda di halaman 1dari 19

MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM

PENGEMBANGAN KURIKULUM DIINDONESIA

DOSEN PENGAMPU:
Dra. EFFI ASWITA LUBIS, M.Pd, M.Si
CHOMS GARY GT SIBARANI, SE,M.Si,Ak.CA

Disusun sebagai salah satu tugas yang diwajibkan


Dalam mengikuti perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Akuntansi
OLEH:
KELOMPOK 8

CLARA ROOSE SITUMEANG (7193142003)


OCTAVIA SIREGAR (7192442012)
HENNY NOVITA TAMBOLON (7193342014)
NOVIA ELSA WINA SINAGA (7193342014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkah dan
karunianya saya mampu meneyelesaikan Makalah pada Mata Kuliah Telaah Pembelajaran
ini,, yang dimana tugas ini kami buat untuk memenuhi mata kuliah Telaah Pembelajaran
yang dibawakan oleh Ibu Dra. Effi Aswita Lubis,M.P,M.Si, dan Bapak Choms Gary GT
Sibarani, SE,M.Si,Ak.CA
Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
semua dalam hal mengenai tentang Landasan Filosofis, Landasan Psikologis, Landasan
Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Landasan Perkembangan Teknologi, Landasan Empiris
dan Landasan Yuridis. Dalam menyusun makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan kami dorongan,dukungan serta
bimbingan agar saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Dalam penulisan ini,kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan atau kekurangan
dalam penulisan.Karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan masukan dari
pembaca sekalian yang dapat meningkatkat mutu dan kualitas dari tugas ini. Akhir kata kami
mengucapkan sekian dan terimakasih.

Medan,12 Oktober2020

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2

A. Pengertian prinsip pembelajaran ................................................................................ 2


B. Prinsip-prinsip pembelajaran ..................................................................................... 2
C. Pengertian asas pembelajaran .................................................................................... 4
D. Asas pembelajaran ..................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai pedoman
untuk menyusun target dalam proses belajar mengajar. Karena dengan adanya kurikulum
maka akan memudahkan setiap pengajar dalam proses belajar mengajar. Selain itu kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, Untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional tersebut, Indonesia mengalami berbagai perkembangan dan perubahan kurikulum
dari masa ke masa guna tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut.
Perkembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan yang memberikan jawaban atas
sejumlah tuntutan kebutuhan yang berkembang pada pendidikan. Kurikulum dapat
meramalkan hasil pendidikan atau pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa
yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Hasil
pendidikan terkadang tidak dapat diketahui dengan segera atau setelah peserta didik
menyelesaikan suatu program pendidikan. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab
tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat
menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.
Perubahan kurikulum menyangkut berbagai faktor, baik orang-orang yang terlibat
dalam pendidikan dan faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan. Perkembangan
kurikulum dilakukan atas sejumlah komponen pada pendidikan, di antaranya pada
pembelajaran yang merupakan implementasi dari kurikulum. Hasil dari proses ini adalah
adanya perubahan pada guru dan siswa, serta komponen lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari kurikulum?
2. Apa fungsi dari kurikulum ?
3. Apa tujuan dari kurikulum?
4. Apa peranan dari kurikulum?
5. Apa konsep dari kurikulum?
6) Bagaimana perkembangan kurikulum di indonesia?
C. Tujuan
1) Mengetahui pengertian kurikulum
2) Menjelaskan fungsi kurikulum
3) Menjelaskan peranan kurikulum
4) Menjelaskan tujuan kurikulum
5) Menjelaskan konsep kurikulum
6) Menjelaskan perkembangan kurikulum di indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat
berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga.pada saat itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish
untuk memperoleh mendali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam
dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus di tempuh oleh
seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan
dalam bentuk ijazah.

Berdasarkan pengertian diatas, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu: (1)
adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk
memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasinya terhadap praktik pengajaran, yaitu setiap
siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan biasanya disimbolkan
dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau ujian, (Ruhimat, 2011)

Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Lebih lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan:

a. Peningkatan iman dan takwa;

b. Peningkatan akhlak mulia;

c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;

d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan;

e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

f. Tuntutan dunia kerja;


g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

h. Agama;

i. Dinamika perkembangan global;

j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek Perkembangan kepribadian peserta didik
yang menyeluruh dan Perkembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan
agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum
haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini
dengan menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap
jenjang pendidikan.

2.2 Fungsi Kurikulum

Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses


pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai
pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum
berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselengaranya proses
pendidikan di sekolah.Sedangkan bagi siswa, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.
Berkaitan dengam fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi
kurikulum, yaitu:

a. Fungsi penyesuaian

Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

b. Fungsi integrasi

Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.

c. Fungsi diferensiasi
Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikann pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.

d. Fungsi persiapan

Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebaga alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi kejenjang pendidikan berikutnya.

e. Fungsi pemilihan

Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

f. Fungsi diagnostik

Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan
(potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.

2.3 Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum di bagi menjadi empat yaitu:

1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)

TPN adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofis.TPN merupakan sasaran
akhir yang harus di jadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan artinya setiap lembaga dan
penyelenggaraan itu,baik pendidikan yang di selenggarakan oleh lembaga pendidikan
formal,informal maupun non formal.Tujuan pendidikan umum biasanya di rumuskan dalam
bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang di
rumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang.TPN merupakan sumber dan
pedoman dalam usaha penyelenggaraan pendidikan.

Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem nilai pancasila di
rumuskan dalam undang-undang No.20 tahun 2003, pasal 3, yang merumuskan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Tujuan Institusional (TI)

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap lembaga
pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat di definisikan sebagai kualifikasi yang harus
dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di
suatu lembaga pendidikan tertentu.Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan umum yang di rumuskan dalam bentuk kompetisi lulusan setiap jenjang
pendidikan. Seperti

Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk


mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia,memiliki
pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan,
serta menerapkan ilmu, teknologi dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

3. Tujuan Kurikuler (TK)

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran.Tujuan kurikuler dapat di definisikan sebagai kualifikasi yang harus di miliki anak
didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan.Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan untuk mencapai tujuan
lembaga pendidikan. Dengan demikan, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan di
arahkan untuk mencapai tujuan konstisional.

4. Tujuan Pembelajaran atau Instruksional (TP)

Tujuan pembelajaran adalah kemampuan atau keterampilan yang di harapkan dapat di


miliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses merupakan syarat mutlak bagi guru.
2.4 Peranan Kurikulum

a. Peranan konservatif

Peranan ini menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana


untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih
relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa. Dengan
demikian, peranan konservatif ini pada hakikatnya menempatkan kurikulum, yang
berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat men-dasar,
disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya me-rupakan proses
sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan membina perilaku siswa
sesuai dengan nilai-nilai sosial yang hidup di ling-kungan masyarakatnya.

b. Peranan kreatif

Peranan ini menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembang sesuatu


yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan kebutuhan
masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.

c. Peranan kritis dan evaluatif

Peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada atau
menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan
untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan
diwariskan tersebut. Dalam hal ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam
kontrol atau filter sosial.

2.5 Konsep Kurikulum

Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan
sebagai bidang studi, berikut ini pembahasannya:

A.Kurikulum sebagai suatu substansi

Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-
murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum
juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar,
kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan
sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum
dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat
mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.

B. Kurikulum sebagai suatu sistem

Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan,


bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan
prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan
menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum,
dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap
dinamis.

C.Kurikulum sebagai suatu bidang studi

Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan
sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep
dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan
percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat
bidang studi kurikulum.

2.6 Perkembangan Kurikulum

1. Kurikulum 1947

Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah dalam bahasa
Belanda leer plan artinya rencana pelajaran, istilah ini lebih popular dibanding istilah
curriculum (bahasa Inggris).Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi
pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan
Pancasila. Kurikulum yang berjalan saat itu dikenal dengan sebutan Rentjana Pelajaran 1947,
yang baru dilaksanakan pada tahun 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah
perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok:

a. Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya,

b. Garis-garis besar pengajaran.


Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan
kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan
sebelumnya.

Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial
Belanda.Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut
kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia
Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa laindi muka bumi ini.
Orientasi Rentjana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Yang
diutamakan adalah: pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani.

2. Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952

Pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini


lebih merinci setiap mata pelajaran yang kemudian diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai
1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran
Terurai 1952.Pada masa itu juga dibentuk kelas Masyarakat.Yaitu sekolah khusus bagi
lulusan Sekolah Rendah 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP.Kelas masyarakat
mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan tujuannya agar

anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja.

3. Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964

Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah
bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana (Hamalik, 2004) yaitu Perkembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keterampilan, dan jasmani. Ada yang menyebut Panca wardhana berfokus pada
Perkembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Pendidikan dasar lebih menekankan
pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
4. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan kurikulum 1964, yakni dilakukan


perubahan struktur kurikulum pendidikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.Kurikulum ini merupakan perwujudan
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.Kelahiran
Kurikulum 1968 bersifat politis yaitu mengganti Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan
sebagai produk Orde Lama.Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati.
Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Muatan materi pelajaran bersifat
teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi
apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

5. Kurikulum Periode 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan
efektif.Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Perkembangan Sistem
Instruksional (PPSI).Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran
setiap satuan bahasan.Setiap satuan pelajaran dirinci lagi dalam bentuk Tujuan Instruksional
Umum (TIU), Tujuan Instruksional Khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, dan evaluasi. Guru harus terampil menulis rincian apa yang akan dicapai
dari setiap kegiatan pembelajaran.

6. Kurikulum 1984, Kurikulum 1975 yang Disempurnakan

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan


pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut
Kurikulum 1975 yang disempurnakan.Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan.Model ini disebut
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).Tokoh penting dibalik
lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum
Depdiknas periode 1980-1986.

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan


sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu
tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat
menerima materi pelajaran cukup banyak.Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman
konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.Kurikulum 1994
bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya.

Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan proses belum berhasil karena beban
belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal.Materi muatan lokal
disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain.Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat
juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum.Walhasil, Kurikulum 1994
menjelma menjadi kurikulum super padat. Kehadiran Suplemen Kurikulum 1999 lebih pada
menambal sejumlah materi.

8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

Kurikulum 2004, disebut juga Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu


program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu:
pemilihan kompetensi yang sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan
keberhasilan pencapaian kompetensi; dan Perkembangan pembelajaran. Ciri-ciri KBK
sebagai berikut:

1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual


maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.

2. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang


bervariasi,

3. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.

4. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya


penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

5. Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam komponen aspek, kelas
dan semester.
6. Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan
dibagi menurut aspek dari mata pelajaran tersebut.

7. Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun pelajaran


pada setiap level.

8. Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan.

9. Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indikator


adalah untuk menjawab pertanyaan, Bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah
mencapai hasil belajar yang diharapkan?

Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada Perkembangan kemampuan


untuk melakukan kompetensi tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang
telah ditetapkan.Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan
individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan.Implikasinya
adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman
pembelajaran.

Kurikulum 2004 lebih keren dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Setiap mata pelajaran dirinci berdasarkan kompetensi apa yang mesti di capai siswa.
Kerancuan muncul pada alat ukur pencapaian kompetensi siswa yang berupa Ujian Akhir
Sekolah dan Ujian Nasional yang masih berupa soal pilihan ganda.Bila tujuannya pada
pencapaian kompetensi yang diinginkan pada siswa, tentu alat ukurnya lebih banyak pada
praktik atau soal uraian yang mampu mengukur sejauh mana pemahaman dan kompetensi
siswa. Walhasil, hasil KBK tidak memuaskan dan guru-guru pun tak paham betul apa
sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.

9. Kurikulum Periode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006

Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP.Disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) yang selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22, 23, dan 24 tahun
2006. Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayat 15, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. Jadi, penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Disamping itu, Perkembangan KTSP harus disesuaikan dengan kondisi satuan


pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta peserta didik.Tujuan KTSP ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah,
satuan pendidikan dan peserta didik.Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam
penyusunan dan Perkembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan
pendidikan yang bersangkutan.

Dengan terbitnya permen nomor 24 tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan permen
nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi kurikulum dan permen nomor 23 tahun 2006 tentang
standar kelulusan, lahirlah kurikulum 2006 yang pada dasarnya sama dengan kurikulum
2004. Perbedaan yang menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu
mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan.

Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan


kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu
mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan
daerahnya. Hasil Perkembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun menjadi sebuah
perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan
KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di bawah binaan dan pemantauan dinas pendidikan
daerah dan wilayah setempat.

Pada akhir tahun 2012 KTSP dianggap kurang berhasil, karena pihak sekolah dan
para guru belum memahami seutuhnya mengenai KTSP dan munculnya beragam kurikulum
yang sulit mencapai tujuan pendidikan nasional. Maka mulai awal tahun 2013 KTSP
dihentikan pada beberapa sekolah dan digantikan dengan kurikulum yang baru.

10. Kurikulum Periode 2013

Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku.
Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang
dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi
Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi
Matematika.

Kelebihan dan Kekurangan 2013

(Menurut Pengamat Pendidikan, Dharmaningtyas)

Pengamat Pendidikan, Dharmaningtyas, mencoba memaparkan secara rinci kelebihan dan


kekurangan kurikulum 2013 dalam diskusi bertajuk Akses Pendidikan Berkualitas untuk
Semua besutan Network for Education Watch (NEW) atau Jaringan Pemantau Pendidikan
Indonesia (JPPI):

A.Kelebihan:
a. Memiliki konsep yang jelas terhadap lulusan yang ingin dicapai.

b. mengemas mata pelajaran menjadi lebih maknawi dalam kehidupan sehari-hari dengan
model pembelajaran tematik integratif dan pendekatan saintifik.

B.Kekurangan
a. Adanya kontradiksi, karena mau melahirkan manusia yang kreatif, kritis, inovatif, tapi
penuh materi yang normatif karena ada penambahan jam belajar agama
b. Kedua, berharap proses pembelajaran lebih leluasa tapi ada penambahan jam pelajaran.
c. Ketiga, kurikulum 2013 cocok untuk sekolah yang sudah maju dan gurunya punya
semangat belajar tinggi, masyarakat yang sudah terdidik, muridnya memiliki kemampuan dan
fasilitas setara, serta infrastruktur telekomunikasi dan transportasi sudah merata sehingga
tidak menghambat proses
d. Kekurangan lainnya terletak pada penggunaan Ujian Nasional (UN) sebagai evaluasi
standar proses pembelajaran siswa aktif.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kurikulum adalah bagian penting pendidikan dimana kualitas suatu negara ditentukan
oleh kualitas pendidikan. Dalam hal ini, pendidik adalah suatu media penting untuk mengatur
dan mengembangkan potensi siswa di dalam sekolah untuk lebih aktif dan kreatif dalam
menumbuhkan bakat dan minat peserta didik didalam perkembangan kurikulum. Sehingga
peserta didik mampu menjadi warga negara yang produktif yang ikut berpartisipasi dalam
perkembangan dan kemajuan negaranya, khususnya didalam dunia pendidikan. Karena
generasi muda adalah aset bangsa yang tak ternilai. Namun, didalamnya juga butuh
kerjasama dalam penerapan pola kurikulum yang juga tak terlepas dari memanajemen
pendidikan itu sendiri untuk memperoleh hasil yang optimal.

3.2 Saran

Penulis berharap kita sebagai seorang calon pendidik dapat menerapkan prinsip dan
asas pokok pendidikan yang berlaku di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, H. I. (2016, Maret 2). Perkembangan kurikulum. Retrieved Maret 7, 2017, from
guru ngapak: http://www.gurungapak.com/2016/03/perkembangan-kurikulum-1947-
sampai.html

https://www.kompasiana.com/muhamadimamwahyudi/5de3c59a097f366256005864/perkemb
angan-kurikulum-indonesia?page=2

Anda mungkin juga menyukai