DOSEN PENGAMPU:
Dra. EFFI ASWITA LUBIS, M.Pd, M.Si
CHOMS GARY GT SIBARANI, SE,M.Si,Ak.CA
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkah dan
karunianya saya mampu meneyelesaikan Makalah pada Mata Kuliah Telaah Pembelajaran
ini,, yang dimana tugas ini kami buat untuk memenuhi mata kuliah Telaah Pembelajaran
yang dibawakan oleh Ibu Dra. Effi Aswita Lubis,M.P,M.Si, dan Bapak Choms Gary GT
Sibarani, SE,M.Si,Ak.CA
Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
semua dalam hal mengenai tentang Landasan Filosofis, Landasan Psikologis, Landasan
Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Landasan Perkembangan Teknologi, Landasan Empiris
dan Landasan Yuridis. Dalam menyusun makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan kami dorongan,dukungan serta
bimbingan agar saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Dalam penulisan ini,kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan atau kekurangan
dalam penulisan.Karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan masukan dari
pembaca sekalian yang dapat meningkatkat mutu dan kualitas dari tugas ini. Akhir kata kami
mengucapkan sekian dan terimakasih.
Medan,12 Oktober2020
penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................................ 10
PEMBAHASAN
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat
berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga.pada saat itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish
untuk memperoleh mendali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam
dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus di tempuh oleh
seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan
dalam bentuk ijazah.
Berdasarkan pengertian diatas, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu: (1)
adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk
memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasinya terhadap praktik pengajaran, yaitu setiap
siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan biasanya disimbolkan
dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau ujian, (Ruhimat, 2011)
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Lebih lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan:
h. Agama;
Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek Perkembangan kepribadian peserta didik
yang menyeluruh dan Perkembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan
agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum
haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini
dengan menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap
jenjang pendidikan.
a. Fungsi penyesuaian
Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
b. Fungsi integrasi
Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
c. Fungsi diferensiasi
Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikann pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.
d. Fungsi persiapan
Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebaga alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi kejenjang pendidikan berikutnya.
e. Fungsi pemilihan
Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
f. Fungsi diagnostik
Fungsi ini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan
(potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
TPN adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofis.TPN merupakan sasaran
akhir yang harus di jadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan artinya setiap lembaga dan
penyelenggaraan itu,baik pendidikan yang di selenggarakan oleh lembaga pendidikan
formal,informal maupun non formal.Tujuan pendidikan umum biasanya di rumuskan dalam
bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang di
rumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang.TPN merupakan sumber dan
pedoman dalam usaha penyelenggaraan pendidikan.
Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem nilai pancasila di
rumuskan dalam undang-undang No.20 tahun 2003, pasal 3, yang merumuskan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap lembaga
pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat di definisikan sebagai kualifikasi yang harus
dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di
suatu lembaga pendidikan tertentu.Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan umum yang di rumuskan dalam bentuk kompetisi lulusan setiap jenjang
pendidikan. Seperti
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran.Tujuan kurikuler dapat di definisikan sebagai kualifikasi yang harus di miliki anak
didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan.Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan untuk mencapai tujuan
lembaga pendidikan. Dengan demikan, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan di
arahkan untuk mencapai tujuan konstisional.
a. Peranan konservatif
b. Peranan kreatif
Peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada atau
menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan
untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan
diwariskan tersebut. Dalam hal ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam
kontrol atau filter sosial.
Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan
sebagai bidang studi, berikut ini pembahasannya:
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-
murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum
juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar,
kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan
sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum
dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat
mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan
sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep
dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan
percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat
bidang studi kurikulum.
1. Kurikulum 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah dalam bahasa
Belanda leer plan artinya rencana pelajaran, istilah ini lebih popular dibanding istilah
curriculum (bahasa Inggris).Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi
pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Sedangkan asas pendidikan ditetapkan
Pancasila. Kurikulum yang berjalan saat itu dikenal dengan sebutan Rentjana Pelajaran 1947,
yang baru dilaksanakan pada tahun 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah
perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok:
Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial
Belanda.Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut
kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia
Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa laindi muka bumi ini.
Orientasi Rentjana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Yang
diutamakan adalah: pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran
Terurai 1952.Pada masa itu juga dibentuk kelas Masyarakat.Yaitu sekolah khusus bagi
lulusan Sekolah Rendah 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP.Kelas masyarakat
mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan tujuannya agar
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah
bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana (Hamalik, 2004) yaitu Perkembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keterampilan, dan jasmani. Ada yang menyebut Panca wardhana berfokus pada
Perkembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Pendidikan dasar lebih menekankan
pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan
efektif.Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Perkembangan Sistem
Instruksional (PPSI).Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran
setiap satuan bahasan.Setiap satuan pelajaran dirinci lagi dalam bentuk Tujuan Instruksional
Umum (TIU), Tujuan Instruksional Khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, dan evaluasi. Guru harus terampil menulis rincian apa yang akan dicapai
dari setiap kegiatan pembelajaran.
Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan proses belum berhasil karena beban
belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal.Materi muatan lokal
disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain.Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat
juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum.Walhasil, Kurikulum 1994
menjelma menjadi kurikulum super padat. Kehadiran Suplemen Kurikulum 1999 lebih pada
menambal sejumlah materi.
3. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
5. Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam komponen aspek, kelas
dan semester.
6. Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan
dibagi menurut aspek dari mata pelajaran tersebut.
Kurikulum 2004 lebih keren dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Setiap mata pelajaran dirinci berdasarkan kompetensi apa yang mesti di capai siswa.
Kerancuan muncul pada alat ukur pencapaian kompetensi siswa yang berupa Ujian Akhir
Sekolah dan Ujian Nasional yang masih berupa soal pilihan ganda.Bila tujuannya pada
pencapaian kompetensi yang diinginkan pada siswa, tentu alat ukurnya lebih banyak pada
praktik atau soal uraian yang mampu mengukur sejauh mana pemahaman dan kompetensi
siswa. Walhasil, hasil KBK tidak memuaskan dan guru-guru pun tak paham betul apa
sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP.Disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) yang selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22, 23, dan 24 tahun
2006. Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayat 15, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. Jadi, penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Dengan terbitnya permen nomor 24 tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan permen
nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi kurikulum dan permen nomor 23 tahun 2006 tentang
standar kelulusan, lahirlah kurikulum 2006 yang pada dasarnya sama dengan kurikulum
2004. Perbedaan yang menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu
mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan.
Pada akhir tahun 2012 KTSP dianggap kurang berhasil, karena pihak sekolah dan
para guru belum memahami seutuhnya mengenai KTSP dan munculnya beragam kurikulum
yang sulit mencapai tujuan pendidikan nasional. Maka mulai awal tahun 2013 KTSP
dihentikan pada beberapa sekolah dan digantikan dengan kurikulum yang baru.
Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku.
Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang
dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi
Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi
Matematika.
A.Kelebihan:
a. Memiliki konsep yang jelas terhadap lulusan yang ingin dicapai.
b. mengemas mata pelajaran menjadi lebih maknawi dalam kehidupan sehari-hari dengan
model pembelajaran tematik integratif dan pendekatan saintifik.
B.Kekurangan
a. Adanya kontradiksi, karena mau melahirkan manusia yang kreatif, kritis, inovatif, tapi
penuh materi yang normatif karena ada penambahan jam belajar agama
b. Kedua, berharap proses pembelajaran lebih leluasa tapi ada penambahan jam pelajaran.
c. Ketiga, kurikulum 2013 cocok untuk sekolah yang sudah maju dan gurunya punya
semangat belajar tinggi, masyarakat yang sudah terdidik, muridnya memiliki kemampuan dan
fasilitas setara, serta infrastruktur telekomunikasi dan transportasi sudah merata sehingga
tidak menghambat proses
d. Kekurangan lainnya terletak pada penggunaan Ujian Nasional (UN) sebagai evaluasi
standar proses pembelajaran siswa aktif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum adalah bagian penting pendidikan dimana kualitas suatu negara ditentukan
oleh kualitas pendidikan. Dalam hal ini, pendidik adalah suatu media penting untuk mengatur
dan mengembangkan potensi siswa di dalam sekolah untuk lebih aktif dan kreatif dalam
menumbuhkan bakat dan minat peserta didik didalam perkembangan kurikulum. Sehingga
peserta didik mampu menjadi warga negara yang produktif yang ikut berpartisipasi dalam
perkembangan dan kemajuan negaranya, khususnya didalam dunia pendidikan. Karena
generasi muda adalah aset bangsa yang tak ternilai. Namun, didalamnya juga butuh
kerjasama dalam penerapan pola kurikulum yang juga tak terlepas dari memanajemen
pendidikan itu sendiri untuk memperoleh hasil yang optimal.
3.2 Saran
Penulis berharap kita sebagai seorang calon pendidik dapat menerapkan prinsip dan
asas pokok pendidikan yang berlaku di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, H. I. (2016, Maret 2). Perkembangan kurikulum. Retrieved Maret 7, 2017, from
guru ngapak: http://www.gurungapak.com/2016/03/perkembangan-kurikulum-1947-
sampai.html
https://www.kompasiana.com/muhamadimamwahyudi/5de3c59a097f366256005864/perkemb
angan-kurikulum-indonesia?page=2