Anda di halaman 1dari 10

Ragam Hubungan

Bisnis dan Relevansi


dengan Aspek
Hukum

Anggita Febri Lumban Gao ( 7203342016)Henny


Novita Yanti Tampubolon (7193342025)Nadya
Nur Azlina ( 7203142008)
Topik Pembahasan
• Latar Belakang Dilakukannya Hubungan
Bisnis dan Tujuan Hubungan Bisnis
• Ragam –ragam hubungan bisnis
• Studi kasus
• Kesimpulan

2
Latar Belakang Dilakukannya Hubungan Bisnis dan Tujuan Hubungan Bisnis

LATAR BELAKANG TUJUAN DARI HUBUNGAN


DILAKUKANNYA HUBUNGAN BISNIS
BISNIS
• Mencari keuntungan satu
• Kedua pihak yang terkait
mempunyai kepentingan dan sama lain
tujuan untuk saling mencari • Mempercepat proses
keuntungan satu sama lain. pemasaran produk
• Untuk mempercepat proses
pemasaran produk ke masyarakat • Membantu dalam perizinan
luas. karena pihak lain tidak dapat
• Membantu pihak lain karena tidak memasarkan produknya di
diizinkannya pihak lain suatu negara
memasarkan produknya di suatu • Membantu dalam hal
negara
permodalan.
• Karena ketidakmampuan satu
pihak untuk berbisnis, ataupun
masalah permodalan

https://www.coursehero.com/file/20794918/08-HUBUNGAN-BISNIS-baru/
3
RAGAM- RAGAM HUBUNGAN BISNIS
1. Keagenan
Agen atau agent (bahasa inggris) adalah perusahaan nasional yang menjalankan keagenan, sedangkan keagenan
adalah hubungan hukum antara pemegang merk (principal) dan suatu perusahaan dalam penunjukan untuk
melakukan perakitan/pembuatan/manufaktur serta penjualan/distribusi barang modal atau produk industri
tertentu. Jasa keagenan adalah usaha jasa perantara untuk melakukan suatu transaksi bisnis tertentu yang
menghubungkan produsen di satu pihak dan konsumen di lain pihak.
Hubungan Hukum Keagenan. Hubungan hukum antara agen dengan principal merupakan hubungan yang di
bangun melalui mekanisme layanan lepas jual, disini hak milik atas produk yang dijual oleh agen tidak lagi berada
pada principal melainkan sudah berpindah kepada agen, karena pada prinsipnya agen telah memberi produk dari
principal.
Dalam perjalanannya, keagenan/ distributor dapat menemui suatu jalan sengketa, karena hal itu sangatlah lazim
sekali apalagi menyangkut masalah bisnis. Sengketa atau perselisihan ini biasa disebut events of defaults, yang
kemudian menjadi dasar bagi masing-masing pihak untuk memutus perjanjian keagenan/ distributor diantara
mereka. Biasanya yang dikategorikan sebagai events of defaults antara lain adalah:
1. Apabila agen/ distributor lalai melaksanakan kewajibannya.
2. Apabila agen/ distributor melaksanakan apa yang sebenarnya tidak boleh dilakukan.
3. Apabila para pihak jatuh pailit.
4. Keadaan-keadaan lain yang menyebabkan para pihak tidak dapat melaksanakan apa yang menjadi kewajiban-
kewajibannya.
Dinamika Hukum Keagenan
Surat Keputusan Menteri Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Keputusan Menteri Perindustrian
Perdagangan Nomor 77/Kp/III/78, No.92/M/SK/3/1983 Tentang
No 295/M/SK/7/1982
tanggal 9 Maret 1978 Prosedur  Permohonan dan Pengakuan
Keangenan Tunggal (Bab 3 Pasal 3,5 s/d
pasal 8 dan Bab 4 Pasal 9 s/d 10)

Keputusan Menteri Perindustrian dan


Perdagangan Keputusan Meteri
No.159/MPP/Kep/4/1998 Kep.Men  No 23 / 1998
No.23/MPP/KEP/1/1998

Keputusan Menteri
No.159/MPP/Kep/4/1998 tentang Perubahan
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
No.23/MPP/Kep/1/1998 tentang Lembaga-Lembaga http://inopmanik.blogspot.com/2017/08/hubungan-
Perdagangan hubungan-bisnis.html
DINAMIKA HUKUM FRANCHISING
2. Franchising (Hak Monopoli)
Kata Franchise berasal dari bahasa Perancis yang berarti PP No 16 Tahun Keputusan menteri
bebas. Franchise merupakan sebuah metode untuk melakukan 1997 perindustrian dan
bisnis, yaitu suatu metode untuk memasarkan produk atau jasa perdagangan  RI
ke masyarakat. Secara franchise diartikan sebagai suatu sistem No.259/MPP/KEP/7/1997
pemasaran atau sistem usaha untuk memasarkan produk atau
jasa tertentu.
Secara lebih lengkap franchise adalah hubungan
berdasarkan kontrak lisensi yang menimbulkan cara
memasarkan barang atau jasa dengan memberi unsur kontrol PP No 42 Tahun UU No.30  tahun
tertentu kepada pemasok (franchisor), sebagai imbalan bagi 2007 2000
yang diperoleh oleh pihak yang mendapat hak (franchisee)
untuk menggunakan merek dan nama franchisor. Konsep 4P
merupakan 4 hal yang menonjol dalam hal pemasaran konsep
franchise yaitu product, price, place/distribution dan promotion.

http://inopmanik.blogspot.com/2017/08/hubungan-hubungan-bisnis.html
http://inopmanik.blogspot.com/2017/08/hubungan-hubungan-bisnis.html 6
DINAMIKA HUKUM JOINT
3. Penggabungan Perseroan Terbatas (Joint
VENTURE
Venture)
Merupakan usaha bersama yang mencakup semua Pasal 23 UU No 1 PP No 17 Tahun 1992
jenis kerja sama. Istilah joint venture juga sering Tahun 1967  jo
dinyatakan dengan istilah lain seperti foreign collaboration,
International Enterprise, dsb. Dan ada dua jenis Joint
Venture yaitu:
1. Joint venture yang tidak melaksanakan penggabungan PP No 20 Tahun 1994 PP No.7 Tahun 1993
modal, sehingga kerja sama tersebut hanya terbatas pada
know-how yang dibawa kedalam joint venture.
2. Jenis kedua adalah joint venture yang ditandai oleh
partisipasi modal.Secara teoretis joint venture terbagi SK Menteri Negara
menjadi konsolidasi, merger dan akuisisi penggerak dana investasi
Konsolidasi adalah bergabungnya dua atau lebih suatu UU No 25 Tahun 2007
badan usaha menjadi suatu badan usaha baru. Merger /ketuabadan
berarti penggabungan beberapa badan usaha, dimana kordinasi  penanaman
sampai saat ini peraturan mengenai merger hanya ada untuk modal No 15/SK/1994
usaha di bidang perbankan saja. Dan akuisisi adalah
pengambilalihan suatu badan usaha oleh badan usaha lain
dengan tetap menggunakan nama badan usaha lama. Dari Peraturan kepala BKPM Peraturan Presiden  No
keempat model penggabungan usaha tersebut tentu saja No13 Tahun 2009 90 Tahun 2007
akan mempunyai akibat aspek hukum yang berbeda yang
dapat dilihat dalam pasal 102-109 UU No. 1 tahun 1995
tentang perseroan terbatas.
http://inopmanik.blogspot.com/2017/08/hubungan
-hubungan-bisnis.html
7
DINAMIKA HUKUM
BOT
4. BOT (BUILD OPERATE TRANSFER (BANGUN
Keputusan Presiden
GUNA SERAH) Republik Indonesia No. 39
UU Republik Indonesia
No. 28 Tahun 2002
Tahun 1991
Yang dimaksud dengan Bentuk Pola Bangun Guna Serah (Built,
Operate and Transfer/BOT ) adalah pemanfaatan barang
milik/kekayaan Negara/Daerah yang dilimpahkan pengelolaannya UU Republik Indonesia
kepada Perum atau Perusahaan daerah berupa tanah oleh pihak lain, PP RI No. 32 Tahun 2005
No. 32 Tahun 2004
dengan cara pihak lain tersebut membangun bangunan dan atau sarana
lain berikut fasilitasnya di atas tanah tersebut, serta mendayagunakan
dalam jangka waktu 20-30 tahun sesuai diatur didalam Keputusan
Peraturan Presiden Republik Peraturan Presiden
Menteri Keuangan No. 470/KMK.01/1994 tanggal 20 September
Indonesia Nomor 36 Tahun Republik Indonesia
1994, untuk kemudian menyerahkan kembali tanah, bangunan dan
2005 Nomor 67 Tahun 2005
atau sarana lain berikut fasilitasnya tersebut beserta
pendayagunaannya kepada Pemilik atau pihak pertama setelah
berakhirnya jangka waktu yang disepakati. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah
Perjanjian meliputi transaksi pembangunanBangunan diatas Republik Indonesia No 38 Republik Indonesia
Tanah oleh dan sepenuhnya atas biaya Pihak Kedua sesuai dengan Tahun 2007 Nomor 6 Tahun 2006
ketentuan-ketentuan dalam perjanjian, untuk mana Pihak Kedua diberi
imbalan dalam bentuk hak pengoperasian Bangunan Supermarket dan
menarik hasil dari pengoperasian tersebut selama jangka waktu Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah
pengoperasian, serta menyerahkan kembali Bangunan serta hak Republik Indonesia No 38 Republik Indonesia No 13
pengopersiaannya kepada Pihak Pertama setelah jangka waktu Tahun 2008 Tahun 2010
pengoperasian berakhir.
http://inopmanik.blogspot.com/2017/08/hubungan-hubungan
bisnis.html
STUDI KASUS
Tiongkok Bangun Pembangkit Listrik di Sumut
                        Krisis listrik di wilayah Sumatera Utara (Sumut) mendorong pihak Suntech Holding Power, salah satu
perusahaan raksasa di Tiongkok dan perwakilan dari Provinsi Jiang Su, Tiongkok, menawarkan kerjasama investasi dalam
bentuk pembangunan pembangkit. Menurut perwakilan Suntech Holding Power, John Lin, pihaknya telah meninjau sejumlah
lokasi di Sumut untuk membangun pembangkit listrik. “Kami sangat tertarik berinvestasi di Sumut, terutama bidang
pembangkit listrik. Kami melihat pasokan listrik di Sumut sedikit terkendala karena suplay tidak memcukupi,” ujarnya yang
saat itu didampingi Qing Sheng Jimmy Cui dan perwakilan Provinsi Jiang Su, Wang Ying dan Bogan Moe, di hadapan Wakil
Gubernur Sumut (Wagubsu), Ir HT Erry Nuradi, di ruang kerja lantai 9 kantor Gubernur kawasan Jalan Diponegoro Medan,
Kamis (17/10).
                        Secara rinci Erry mengemukakan, BOT merupakan perjanjian untuk suatu proyek yang dibangun oleh
pemerintah dan membutuhkan dana yang besar, yang biasanya pembiayaannya dari pihak swasta, pemerintah dalam hal ini
menyediakan lahan yang akan digunakan oleh swasta guna membangun proyek. Pihak pemerintah akan memberikan ijin
untuk membangun, mengopersikan fasilitas dalam jangka waktu tertentu dan menyerahkan pengelolaannya kepada
pembangunan proyek (swasta). Setelah melewati jangka waktu tertentu, proyek atau fasilitas tersebut akan menjadi milik
pemerintah selaku milik proyek. “Keterbatasan dana APBD untuk membangun infrastruktur mendorong pemerintah berupaya
mencari investor sebagai alternatif pendanaan,” tuturnya. Pada kesempatan itu, Erry juga mengajak investor Tiongkok
berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, pembangunan jalan tol, perkebunan, pertanian, perkebunan,
kelautan dan industri pariwisata yang dilakukan dalam sistem dan pola BOT. “Saat ini perusahaan asal China juga tengah
mengerjakan pembangunan jalan tol dari Tanjungmorawa menuju Bandara Kualanamu. Selanjutnya akan membangun jalan tol
dari Medan menuju Tebingtinggi sebagai jalan pendukung yang dapat mengurangi kemacetan,” sebutnya. (Baringin)

http://inopmanik.blogspot.com/2017/08/hubungan-hubungan-bisnis.html
Kesimpulan
Hubungan-hubungan bisnis dilakukan antara dua pihak terkait yang
mempunyai kepentingan dan tujuan untuk saling mencari keuntungan satu
sama lain. Ragam-ragam hubungan bisnis yaitu : keagenan, franchising(hak
monopoli), penggabungan perseroan terbatas (joint venture ) dan bangun
guna serah build ,operate and  transfer (bot).
1. Secara bebas dan sederhana, waralaba didefinisikan sebagai hak
istimewa (privilege) yang terjalin dan atau diberikan oleh pemberi waralaba
(franchisor) kepada penerima waralaba (franchisee) dengan sejumlah
kewajiban atau pembayaran. Dalam format bisnis, pengertian waralaba
adalah pengaturan bisnis dengan sistem pemberian hak pemakaian nama
dagang oleh franchisor kepda pihak independen atau franchisee untuk
menjual produk atau jasa sessuai dengan kesepakatan.
2.      Joint venture adalah penggabungan beberapa badan usaha untuk
mendirikan satu bentuk usaha bersama dengan modal bersama pula, dengan
tujuan untuk menggali kekayaan alam dan mendidik tenaga ahli untuk
menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
3.      Perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perusahaan atau lebih
untuk menggabungkan diri dengan perusahaan lain yang telah ada, dan
mengakibatkan aktiva dan pasiva perusahaan yang menggabungkan diri
beralih kepada perusahaan yang menerima penggabungan diri, sehingga
perusahaan yang menggabungkan diri menjadi berakhir/hilang.
4.      Perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perusahaan atau lebih
untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perusahaan baru.
Dengan demikian, aktiva dan pasiva perusahaan yang meleburkan diri
menjadi milik perusahaan baru, dan beberapa perusahaan yang meleburkan
diri menjadi berkahir/hilang.

Anda mungkin juga menyukai