Anda di halaman 1dari 20

MINIRISET

MK.PROFESI PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
AKUNTANSI

Skor Nilai :

MAKALAH MINIRISET
Peran Guru dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas Terhadap Proses Pembelajaran
Siswa

NAMA : henny novita yanti tampubolon

NIM : 7193342025

NO.ABSEN : 34

DOSEN PENGAMPU : Dr. dAITIN TARIGAN

MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
MEI 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkatNya penyusun
dapat menyelesaikan makalah Miniriset untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi
Pendidikan dan selesai tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan Miniriset ini, penyusun tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan Miniriset ini
dengan baik. Dan tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah Profesi Pendidikan Bapak Dr. Daitin Tarigan ,yang telah memberikan tugas ini,
sehingga dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi penyusun. Oleh karena itu,
penyusun berharap sekiranya Miniriset ini dapat diterima dan berkenan di hati pembaca.

Penyusun menyadari bahwa Miniriset ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penyusun berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan Miniriset ini. Dan
saya berharap semoga Miniriset bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Survey
1.4 Manfaat Survey

BAB II LANDASAN TEORI

A. TEORI MANAJEMEN PENDIDIKAN


2.1 Konsep Dasar Manajemen Pendidikan
2.2 Fungsi Manajemen Pendidikan
2.3 Bidang Tugas Manajemen Pendidikan

BAB III METODE SURVEY

3.1 Tempat dan Waktu Survey


3.2 Subject Survey
3.3 Teknik Pengambilan Data

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Hasil Survey


4.2 Pembahasan
4.3 Temuan Lapangan

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan sebagai suatu upaya yang dinamis harus senantiasa terwujud sejalan dengan
berbagai kondisi lingkungan dan tuntutan yang berkembang. Dalam hubungan ini, pendidikan
harus mampu memberikan pelayanan terhadap setiap warga negara untuk memperoleh hak-
haknya, yaitu pengembangan kepribadian dalam mempersiapkan diri memasuki masa depan
yang lebih baik. Proses dan hasil pendidikan hingga saat ini masih berada dalam posisi yang
belum memenuhi harapan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang 1945. Mutu
sumber daya manusia Indonesia sebagai produk pendidikan selalu menjadi sorotan berbagai
pihak dan diposisikan berada dalam kondisi yang tidak memuaskan.
Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam bidang pendidikan yaitu
Manajemen Kelas. Dimana dalam manajemen kelas (pengelolaan kelas) ini guru sebagai
faktor utama yang mempengaruhi siswa yang bertujuan agar terciptanya atau terlaksananya
kondisi kelas yang nyaman dan efisien.
Namun pada kenyataannya pelaksanaan manajemen kelas ini kebanyakan tidak terealisasi
dengan baik. Masih banyak beberapa masalah yang timbul dari tidak terlaksananya
manajemen kelas. Salah satu masalah yang timbul dari manajemen kelas ini yaitu timbul
suasana kelas yang tidak kondusif, guru yang bersikap acuhpun menjadi sumber masalah
serta fasilitas yang kurang mendukung untuk terlaksananya manajemen kelas.
Apabila masalah ini terus dibiarkan maka akan menimbulkan kerugian bagi siswa lain yang
ingin belajar dengan sungguh-sungguh demi tercapainya cita-cita di masa depan yang lebih
baik. Maka dari itu manajemen kelas sangat diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana peran guru dalam pelaksanaan manajemen kelas terhadap proses pembelajaran
siswa?
2. Fasilitas apa saja yang dapat mendukung terlaksananya manajemen kelas?
3. Apa saja faktor yang menghambat pelaksanaan manajemen kelas?

1.3 TUJUAN SURVEY


Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya pesan guru dalam manajmen kelas terhadap proses pembelajaran
siswa
2. Untuk mengetahui fasilitas apa saja yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya
manajemen kelas dengan baik
3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang menghambat pelaksanaan manajemen kelas
1.4 MANFAAT SURVEY
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah agar calon guru kedepannya dapat
mengetahui apa apa saja yang akan dihadapinya kelak dalam memanajemen kelas, sehingga
dapat mempersiapkan strategi yang akan digunakan agar dapat memaksimalkan manajemen
kelas dengan baik. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para guru
kelak dalam memanajemen kelas.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Manajemen Pendidikan


Pengertian Manajemen Pendidikan
a.       Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola. Penelolaan dilakukan
melalui proses dan dikelola berdasakan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri.
Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah atau
organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran
yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.

b.      Pengertian Manajamen Pendidikan


- Manajemen Pendidikan Menurut Para Ahli
Sutisna (1979:2-3)
Menurut Sutisna, Manajemen pendidikan adalah keseluruhan proses yang membuat sumber-
sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan
bersama. Ia mengerjakan fungsi-fungsi dengan jalan mempengaruhi perbuatan orang-orang.

Djam’an Satori (1980:4)


Menurut Djma’an Satori, Manajemen pendidikan adalah keseluruhan proses kerjasama
dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materiil yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Hadawi Nawawi (1981:11)


Menurut Hadawi Nawawi, Manajemen pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau
keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan
pendidikan, secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu,
terutama lembaga pendidikan formal.

Purwanto Dan Djojopranoto (1981:14)


Menurut Purwanto dan Djojopranoto, Manajemen pendidikan adalah suatu usaha bersama
yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya baik manusia, uang , bahan dan
peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Mulyani A. Nurhadi (1983:PP 2-3)


Menurut Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian manajemen
pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut diantaranya:

- Manajemen adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari, oleh dan bagi
manusia.
- Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu rangkaian kegiatan
pendidikan yang sifatnya komplek dan unik yang berbeda dengan tujuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, tujuan kegiatan pendidikan ini tidak terlepas
dari tujuan pendidikan secara umum dan tujuan pendidikan yang telah diterapkan oleh suatu
bangsa.
- Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam
suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar tercipta kondisi kerja yang harmonis
tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia yang terlihat dalam kegiatan pendidikan itu.
- Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum “skala tujuan umum” dan yang
diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan “skala tujuan khusus”.
- Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu lapangan dari studi dan praktik
yang terkait dengan organisasi pendidikan. Manajemen Pendidikan adalah proses manajemen
dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien
untuk mencapai tujuan secara efektif.
Pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sikap sosial, dan ketrampilan yang
diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Mengadaptasi pengertian manajemen dari para ahli dapat dikemukakan bahwa
manajemen pendidikan adalah proses perencanaa, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

c. Tujuan Manajemen Pendidikan


Tujuan utama manajemen pendidikan adalah untuk melaksanakan suatu pembentukan
kepribadian pelajar yang berdasarkan dengan tujuan dari pendidikan nasional dan tingkat
perkembangan atau perbaikan untuk usia pendidikan.

Tujuan lain dan manfaat pembentukan manajemen pendidikan, yaitu:

 Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan, dan bermakna.
 Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi diri untuk mempunyai
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
 Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan.
 Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
 Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan.
 Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu disebabkan oleh
manajemennya.
 Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel.
 Meningkatnya citra positif pendidikan.

d. Prinsip Manajemen Pendidikan


Prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut:

1. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme


kerja.
2. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
3. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-
sifat dan kemampuannya.
4. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia.
5. Relativitas nilai-nilai.

Prinsip di atas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus
memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai.

e. Manfaat Manajemen Pendidikan


Manajer sekolah perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang manajer pendidikan
sebagai bekal kerja. Dengan kata lain, ia memiliki filsafat manajemen yang akan bermamfaat
untuk:

1. Pegangan dalam melaksanakan manajemen pendidikan.


2. Melahirkan kepercayaan diri bagi kepala sekolah dalam proses manajemen guna
mencapai tujuan sekolah.
3. Memudahkan kepala sekolah dalam proses berpikir guna memecahkan permasalahan
manajemen sekolah secara sistem.
4. Memotivasi kepala sekolah untuk mendapatkan dukungan dari staf sekolah dan
menarik partisipasinya.
5. Selalu berpikir efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
6. Mengetahui batasan-batasan wewenang dalam manajemen dan memimpin sekolah.

2.2 Fungsi Manajemen Pendidikan


Manajemen Pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan
khususnya dengan pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hubungan ini, terdapat beberapa
fungsi manajemen pendidikan, sebagai berikut:
a.       Fungsi perencanaan, mencakup berbagai kegiatan menentukan kebutuhan, penentuan
strategi pencapaian tujuan, menentukan isi program pendidikan, dll.
b.      Fungsi organisasi, meliputi peneglolaan ketenagaan, sarana dan prasarana, distribusi
tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan secara integral.
c.       Fungsi koordinasi, yang berupaya menstabilisasi antara berbagai tugas, tanggung jawab
dan kewenangan untuk menjamin pelaksanaan dan berhasil program pendidikan.
d.      Fungsi motifasi ( penggerakan ), yang dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi
proses dan keberhasilan program pelatihan.
e.       Fungsi control, yang berupaya melakukan pengawasan, penilaian, monitoring,
perbaiakn terhadap kelemahan-kelemahan dalam system manajemen pendidikan tersebut.
2.3 Bidang Tugas Manajemen Pendidikan

1.      Manajemen Kesiswaan

Ada tiga masalah utama yang perlu mendapat perhatian dalam bidang kesiswaan yaitu
masalah penerimaan  siswa baru, masalah kemajuan belajar dan evaluasi belajar, masalah
bimbingan. Untuk masalah yang pertama setiap tahun dibentuk panitia penerimaan siswa
baru. Panitia ini diserahi tugas untuk mengManajemenkan dan mengorganisasikan seluruh
kegiatan penerimaan siswa baru. Pimpinan sekolah harus mampu memberi pedoman yang
jelas kepada panitia agar penerimaan siswa baru ini berjalan dengan lancar. Di samping itu
sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap usaha mengembangkan kemajuan
belajar siswa-siswanya. Kemajuan belajar ini secara periodik harus dilaporkan terutama
kepada orang tua siswa. Ini semua merupakan tanggungjawab pimpinan sekolah. Oleh karena
itu pimpinan harus tahu benar-benar kemajuan belajar anak-anak di sekolahnya, ia harus
mengenal anak-anak beserta latar belakang masalahnya. Laporan hasil kemajuan belajar
hendaknya tidak dianggap sebagai kegiatan rutin saja, tetapi mempunyai maksud agar orang
tua siswa juga ikut berpartisipasi secara aktif dalam membina belajar anak-anaknya. Masalah
yang juga erat hubungannya dengan kemajuan belajar ini ialah masalah bimbingan. Tugas
sekolah bukan hanya sekedar memberi pengetahuan dan ketrampilan saja, tetapi sekolah
harus mendidik anak-anak menjadi manusia seutuhnya. Oleh karena itu tugas sekolah bukan
saja memberikan pelbagai ilmu pengetahuan tetapi juga membimbing anak-anak menuju ke
arah kedewasaan. Dalam rangka ini maka tugas pimpinan sekolah ialah menyelenggarakan
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan kegiatan bimbingan ini maka anak-
anak akan ditolong untuk mampu mengenal dirinya, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahannya. Anak-anak akan ditolong agar mampu mengatasi masalah-masalahnya yang
dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Dengan demikian diharapkan anak-anak akan dapat
bertumbuh secara sehat baik jasmani dan rohaninya serta dapat merealisasikan
kemampuannya secara maksimal.

2.      Manajemen Pengajaran/Kurikulum

         Pimpinan sekolah harus sadar bahwa kurikulum yang ada perlu dipahami benar-benar
oleh guru-guru, sehingga mereka dapat menjabarkannya secara lebih luas dan dapat
mengembangkan secara kreatif. Kurikulum ini kemudian perlu dijabarkan dalam kegiatan
pengajaran di sekolah seperti perencanaan kegiatan pengajaran/pembuatan kalender
pendidikan, penjadwalan, program pengajaran catur wulan/semester/tahunan hingga
persiapan mengajar serta evaluasinya.

Kegiatan dalam Manajemen pengajaran/kurikulum diantaranya meliputi :

- Pengadaan buku kurikulum termasuk pedoman-pedomannya.


- Penjabaran tujuan-tujuan pendidikan, tujuan umum, tujuan instruksional, tujuan kurikuler dan
tujuan-tujuan khusus.
- Penyusunan program-program kurikuler dan kegiatan-kegiatan tambahannya, termasuk dalam
hal ini program tahunan.
- Pengembangan alat-alat pelajaran.
- Penyusunan jadwal dan pembagian tugas mengajar.
- Pengembangan sistem evaluasi belajar.
- Pengawasan terhadap proses belajar mengajar.
- Penyusunan norma kenaikan kelas.

         Masalah-masalah yang cukup sukar yang dihadapi Pimpinan sekolah dalam bidang
kurikuler ini antara lain : pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuan dan minat,
pengembangan/pembinaan kemampuan guru dalam mengajar serta meningkatkan mutu
pengajaran.

3.      Manajemen Personil

         Tugas utama pimpinan sekolah ialah membina dan mengembangkan sekolahnya agar
pendidikan dan pengajaran makin menjadi efektif dan efisien. Hal ini hanya dapat
dilaksanakan dengan baik dan lancar apabila ada kerja sama yang harmonis dengan seluruh
staf sekolah. Oleh karena itu yang harus dilakukan ialah membina kerja sama dengan seluruh
staf sehingga terjadi hubungan yang harmonis. Jadi inilah esensi dari tugas pimpinan sekolah
yang utama dalam bidang personalia.

         Dalam hubungannya dengan masalah Manajemen personalia ini, ada beberapa tugas
yang perlu dilaksanakan oleh pimpinan sekolah yaitu sebagai berikut :

a.      Perencanaan Kebutuhan

Pimpinan sekolah harus dapat merencanakan kebutuhan pegawainya, berapa jumlah guru
atau staf lain yang dibutuhkan untuk menutupi kebutuhan karena adanya pegawai yang
berhenti/pensiun atau karena adanya pengembangan/penambahan beban tugas.

b.      Penerimaan dan Penempatan Tenaga

         Pada sekolah-sekolah negeri biasanya pimpinan sekolah hanya menerima “droping”


penambahan staf dari atasan tanpa wewenang untuk ikut memilih dan menetapkan atau
mengambil keputusan. Tetapi pada sekolah swasta dimana organisasinya jauh lebih kecil
daripada pemerintah, pimpinan sekolah biasanya mendapat kesempatan untuk memilih
stafnya yang baru, hal ini tentu saja lebih baik.

         Pimpinan sekolah hendaknya memperoleh wewenang untuk memilih dan mengusulkan


pengangkatan stafnya yang baru, mengingat bahwa pimpinan sekolah tahu tentang staf yang
dibutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolahnya. Tentu dalam hal ini perlu ada
pedoman-pedoman tertentu yang harus digunakan agar tidak terjadi penyelewengan.

c.       Penyelenggaraan Program Orientasi.

                Anggota staf yang baru sebelum menunaikan tugasnya perlu mengenal dan
memahami baik-baik seluruh lingkungan dimana ia akan bekerja. Ia harus mengenal seluruh
anggota staf yang lama, mengenal keadaan siswa-siswa secara umum, lingkungan fisik
maupun lingkungan masyarakat sekitar. Untuk kegiatan semacam ini, Pimpinan sekolah
dapat menyelenggarakan suatu program orientasi. Gunanya agar anggota staf yang baru
merasa diterima dan krasan, serta tahu akan masalah-masalah yang mungkin dihadapi dalam
tugas-tugasnya.

d.      Pembinaan dan Pengembangan Staf

         Pembinaan terhadap staf tidak hanya pada anggota yang baru saja, tetapi juga kepada
seluruh staf. Pembinaan harus dilakukan secara terus menerus dan secara
sistematis/programatis. Pembinaan ini sangat penting karena perkembangan baik
perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi, maupun perkembangan
masyarakat dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang baru.

         Guru-guru dan seluruh staf akan bekerja dengan efektif dan penuh semangat apabila
merasa memperoleh kepuasan dalam memenuhi keinginan dan cita-cita hidupnya. Oleh
karena itu seorang pimpinan sekolah harus berusaha memahami keinginan atau cita-cita
hidup anggota stafnya serta berusaha memenuhinya.

e.       Pemberhentian dan pemensiunan

Pemberhentian seorang pegawai dapat karena pelanggaran disiplin, pengunduran diri,


pengurangan tenaga atau pensiun. Aturan tentang pemberhentian pegawai harus jelas karena
menyangkut nasib seseorang, terutama tentang pemberhentian karena pelanggaran disiplin
dan pengurangan tenaga karena dapat memicu ketidakpuasan seseorang yang dikenai
tindakan ini. Untuk pemberhentian karena pengunduran diri harus dilihat apakah pegawai
yang bersangkutan memiliki ikatan atau perjanjian tertentu dengan sekolah atau tidak.
Sedangkan pemberhentian karena memasuki usia pensiun sebaiknya didahului oleh program
persiapan pensiun.

4.      Manajemen Persuratan dan Kearsipan

         Kegiatan persuratan dan kearsipan merupakan salah satu aspek kegiatan Manajemen
yang berfungsi sebagia dokumentasi dan perwujudan dari berbagai kegiatan penyelenggaraan
sekolah yang menjadi tanggung jawab pimpinan sekolah. Karena terdapat berbagai macam
kegiatan sekolah maka banyak pula bentuk Manajemen persuratan dan kearsipan yang harus
dikerjakan sekolah.

Manajemen persuratan dan kearsipan antara lain :

- Korespondensi/surat-menyurat, dsb.
- Penyimpanan arsip/dokumentasi.
- Laporan bulanan/tahunan
- Daftar statistik, grafik dll.

5.      Manajemen Keuangan

         Masalah keuangan adalah masalah yang peka. Oleh karena itu dalam mengelola bidang
ini pimpinan sekolah harus berhati-hati, jujur dan terbuka agar tidak timbul kecurigaan baik
dari staf maupun dari masyarakat atau orang tua siswa. Banyak keperluan sekolah yang harus
dibiayai, dan semakin banyak program yang direncanakan maka semakin banyak pula biaya
yang diperlukan. Dalam hal ini pimpinan sekolah harus memiliki daya kreasi yang tinggi
untuk mampu menggali dana dari berbagai sumber.

         Ada beberapa sumber dana yang dapat diperoleh misalnya dari siswa/orang tua,
masyarakat, pemerintah/yayasan, para dermawan dsb. Sumber-sumber ini hanya bersedia
memberi sumbangan apabila nampak pada mereka adanya program-program yang jelas,
penggunaan yang efektif dan pertanggung jawaban yang baik. Orang tua dan masyarakat
adalah sumber dana yang sangat penting, oleh karena itu hendaknya sekolah terbuka bagi
kontrol masyarakat, agar masyarakat menaruh kepercayaan bahwa uang mereka benar-benar
digunakan secara baik sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

6.      Manajemen Perlengkapan

         Gedung sekolah dapat memberi gambaran yang jelas bagi masyarakat tentang baik
buruknya pelayanan pendidikan yang ada didalamnya. Gedung sekolah yang terawat dengan
baik akan memberi gambaran pada masyarakat tentang pelayanan pendidikan yang tertib dan
teratur. Sebaliknya gedung sekolah  yang tidak terawat, rusak, halaman penuh rumput yang
tidak teratur akanmemberi kesan bahwa mutu pendidikan yang ada di dalamnya tidak baik.

         Di samping itu pembinaan/perawatan gedung sekolah merupakan suatu hal yang sangat
penting mengingat bahwa hampur seluruh waktu belajar siswa berlangsung di sekolah.
Mereka hanya dapat belajar dengan baik apabila merasa krasan. Dan mereka hanya krasan
apabila kondisi tempat belajarnya menyenangkan. Dengan gedung sekolah yang terawat baik,
anak-anak akan merasa senang dan mempunyai kebanggaan terhadap sekolahnya.

         Perlengkapan dan peralatan sekolah juga merupakan faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan efisiensi belajar dan mengajar. Guru tidak mungkin dapat mengajar dengan
senang dan bersemangat dengan perlengkapan kuno dan rusak, peralatan yang kurang
lengkap dsb. Oleh karena itu Pimpinan sekolah harus menaruh perhatian yang serius terhadap
perlengkapan serta peralatan sekolah. Ia harus mampu mendorong guru-guru untuk bersama-
sama memperhatikan masalah ini.

         Dalam hal ini yang tidak boleh dilupakan oleh pimpinan sekolah ialah usaha-usaha
pengadaan dana antara lain untuk keperluan :

- Penambahan ruang kelas atau ruang yang lain


- Rehabilitasi bagian-bagian yang rusak
- Perbaikan perlengkapan dan peralatan
- Penambahan perlengkapan dan peralatan
- Memodernisasikan perlengkapan dan peralatan , dll. 

7.      Manajemen Hubungan Masyarakat

         Sekolah adalah didalam, oleh dan untuk masyarakat. Program sekolah hanya dapat
berjalan lancar apabila mendapat dukungan masyarakat. Oleh karena itu Pimpinan sekolah
perlu terus menerus membina hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat.Sekolah
perlu banyak memberi informasi kepada masyarakat tentang program-prgoram dan problem-
problem yang dihadapi, agar masyarkat mengetahui dan memahami masalah-masalah yang
dihadapi sekolah. Dari pemahaman dan pengertian ini dapat dihadapkan adanya umpan balik
yang sangat berguna bagi pengembangan program sekolah lebih lanjut. Tambahan lagi
diharapkan pula tumbuhnya rasa simpati masyarakat terhadap program-program sekolah,
yang dapat mengundang partisipasi yang aktif masyarkat.

         Untuk membina komunikasi sekolah dan masyarakat pimpinan sekolah dapat


menggunakan media rapat-rapat, surat, buletin, radio dsb. Ada beberapa hal yang dapat
merusak hubungan sekolah dan masyarakat itu antara lain sikap guru maupun  pimpinan
sekolah yang kurang baik di dalam masyarakat serta mutu sekolah yang rendah.

Manajemen yang berhubungan dengan humas antara lain :

–          Buku catatan kunjungan orang tua siswa/buku tamu

–          Buku agenda

–          Buku ekspedisi

–          Daftar orang tua siswa

–          Daftar perusahaan/industri terkait, dsb.


BAB III

METODE SURVEY

3.1 Tempat Survey


1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di SMk NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR, Jl. Parsoburan No.24
Pematangsiantar.
2. Waktu

Penelitian ini dilakukan sebanyak satu kali pertemuan, yakni pada hari Selasa, 19 Mei 2020

3. Alat dan Bahan

Adapun perlengkapan pada mini riset kali ini adalah alat tulis (Buku, Kertas HVS, Pulpen),
kamera, serta bahan yang saya olah yaitu catatan panduan penelitian.

3.2 Subject Survey


Subjek dari penelitian ini adalah seluruh tenaga pendidik yang ada di SMk NEGERI
1 PEMATANGSIANTAR dengan mengambil sampel yaitu kelas XI IPS 1 pada saat mata
pelajaran Ekonomi dengan guru yang bernama Ibu Esnida Saragih dan kelas XI IPS 2 pada
saat mata pelajaran Fisika Peminatan dengan guru yang bernama Ibu Timoria Pangaribuan.

3.3 Teknik Pengambilan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipasif, karena peneliti datang
hanya sebagai pengamat untuk mencatat dan menuliskan semua yang terjadi dalam proses
memanajamen kelas dikawasan sekolah untuk dianalisis dalam membuat kesimpulannya
tanpa melakukan suatu tindakan apapun dan tidak ikut serta dalam pelaksanaannya. Serta
melakukan tanya jawab terhadap guru mata pelajaran yang mengajar di kelas tersebut. Jenis
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur.
Wawancara semi terstruktur pelaksanaannya lebih bebas. Tujuan dari wawancara jenis ini
adalah untuk menemukan jenis permasalahan secara lebih terbuka.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran hasil Survei


Berdasarkan hasil survey di SMk NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR ditemukan
bahwa guru sangat memiliki peranan penting dalam manajemen kelas. Dalam proses
pembelajaran guru sudah mempraktekkan manajemen kelas dengan baik, seperti
mengadakan pendekatan secara pribadi terhadap siswa, membimbing dan memudahkan
belajar siswa, serta memonitor kegiatan pembelajaran. Guru selalu memotivasi siswa
untuk belajar seperti sebelum memulai pembelajaran guru bidang studi menceritakan
bagaimana kesuksesan kakak kelasnya dan prestasi yang diraihnya ketika melakukan
proses pembelajaran dengan baik, waktu yang digunakan dalam penyampaian pun hanya
10 menit. Dan pada saat proses pembelajaran keduanya (guru dan siswa) memberikan
respon yang baik satu sama lain dan menghasilkan suasana kelas yang aktif dan
menyenangkan.

4.2 Pembahasan

a. Pembelajaran Siswa
Manajemen pembelajaran (pengelolaan kelas) tidak hanya pengaturan dalam belajar,
fasilitas fisik dan rutinitas, tetapi menyiapkan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar
terciptanya kenyamanan dan suasana belajar yang efektif.
Peran seorang guru pada manajemen kelas khususnya pengelolaan kelas dalam proses
pembelajaran sangatlah penting dalam menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman demi
tercapainya keberhasilan pendidikan yang baik bagi siswa. Peran guru disini yaitu guru
mempunyai dokumen silabus, disertai dengan berita acara kegiatan pengembangan silabus,
menyusun dan mengembangkan RPP, membiasakan siswa menggunakan buku-buku dan
sumber belajar lain yang ada di perpustakaan atau madrasah, melaksanakan pengelolaan
sesuai dengan kaidah, mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata
pelajaran, menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa,
menciptakan kenyamanan, ketertiban, kedisiplinan, keselamatan dan kepatuhan pada
peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, memberikan penguatan dan umpan
balik terhadap respons dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung,
menghargai siswa tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status
sosial ekonomi, menghargai pendapat siswa, memahami dan memiliki keterampilan dalam
pengelolaan kelas sehingga tujuan dari pengelolaan itu sendiri tercapai misalnya seorang guru
harus kreatif menciptakan media pembelajaran agar terkesan menarik dan menyenangkan
sehingga memicu motivasi siswa untuk semangat dalam belajar, mampu mengatur siswa dan
sarana pengajaran serta mengendalikan dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Selain itu peran dari seorang guru harus terampil didalam memilih bermacam-macam
pendekatan didalam pemecahan masalah manajemen kelas, sehingga pendekatan apa yang
cocok digunakan seorang guru dalam pemecahan masalah tersebut. Menurut Syaiful Bahri
Djamarah (2006:33) adapun pendekatan dalam manajemen kelas:
1. Pendekatan Otoriter, Pendekatan otoriter memandang bahwa manajemen kelas sebagai suatu
pendekatan pengendalian peserta didik oleh seorang guru.
2. Pendekatan Intimidasi, Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang
manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik.
3. Pendekatan Permisif, Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekan perlunya
memaksimalkan kebebasan peserta didik.
4. Pendekatan Buku Masak, Pendekatan buku masak adalah pendekatan yang berbentuk
rekomendasi berisi daftar hal-hal yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh
seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas.
5. Pendekatan Intruksional, Pendekatan intruksional adalah pendekatan yang mendasarkan pada
pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksankan dengan cermat akan mencegah
timbulnya sebagian besar masalah manajemen kelas.
6. Pendekatan Pengubahan Perilaku, Didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme.
7. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional, Pendekatan iklim sosio-emosional dalam manajemen
kelas berakar pada psikologi penyuluhan klinik, karena itu memberi arti yang sangat penting
pada hubungan antar pribadi.

b. Fasilitas yang Mendukung Terlaksananya Manajemen Kelas


1. Ruangan Tempat Berlangsungnya Proses Belajar Mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak
berdesak-desakan dan tidak mengganggu antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya
pada saat melakukan aktivitas belajar.
2. Pengaturan Tempat Duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap
muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk
akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
3. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan adalah asset penting untuk terciptanya suasana belajar
yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
4. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau
segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan
belajar, sehingga para siswa dapat dengan mudah untuk menjangkaunya.

c. Faktor-faktor Penghambat Manajemen Kelas


Rohani dan Ahmadi, (1992: 152-154) yang menjadi faktor penghambat manajemen kelas
sebagai berikut:
1. Tipe Kepemimpinan Guru, Tipe kepemimpinan guru berdampak pada proses pembelajaran.
Guru yang otoriter dapat berdampak negatif terhadap psikologis peserta didik.
2. Gaya yang Monoton, Guru mengajar monoton lebih banyak menjelaskan materi terpaku pada
buku pelajaran.
3. Kepribadian Guru, Kepribadian guru dapat berdampak pada hasil belajar yang diperoleh
peserta didik, karena pribadi guru merupakan cerminan diri untuk dijadikan contoh.
4. Pengetahuan Guru, Pengetahuan guru juga berdampak pada hasil belajar peserta didik.
Semakin banyak ilmu pengetahuan yang guru miliki, maka semakin banyak bahan
pembelajaran yang diajarkan.
5. Pemahaman Guru tentang Peserta Didik, Pemahaman guru atau pengenalan guru terhadap
karakteristik peserta didik dapat menangani permasalahan belajar peserta didik.
6. Peserta Didik, Peserta didik merupakan objek yang belajar untuk diberikan ilmu
pengetahuan.
7. Fasilitas, Fasilitas yang ada merupakan faktor penting upaya guru
memaksimalkan programnya, fasilitas yang kurang lengkap akan menjadi kendala yang
berarti bagi seorang guru dalam beraktivitas. Kendala tersebut adalah:
- Jumlah peserta didik di dalam kelas yang relatif banyak.
- Keterbatasan alat penunjang mata pelajaran

4.3 Temuan di Lapangan


Berdasarkan Hasil survey dapat diketahui bahwa :
1. Setiap guru bidang studi melakukan perencanaan manajemen kelas dengan baik
yaitu dengan membuat silabus dan rpp disetiap awal memasuki semester baru
2. Dalam pelaksanaan manajemen kelas guru di SMk NEGERI 1
PEMATANGSIANTAR banyak menggunakan metode yang berbeda, namun
selalu berhasil dalam manajemen kelas. Contoh pelaksanaan manajemen kelas
yang dilakukan oleh guru bidang studi Ekonomi Akuntansi kelas XI adalah
dengan membuat metode belajar yang menarik sehingga ketika pembelajaran
Ekonomi Akuntansi menjadi lebih menarik dikarenakan dalam pemaparan topik
guru tersebut memaparkan dengan rinci, memberikan contoh yang mudah untuk
dimengerti sehingga menjadikannya mudah untuk diingat dan seringkali guru
tersebut memberikan kuis dadakan agar siswa selalu belajar ketika di rumah.
Begitu juga pada saat mata pelajaran Biologi Peminatan, dimana pada saat
pembelajaran guru mata pelajaran memberikan praktek yang menyenangkan,
menjelaskan secara rinci dan bertahap apa apa saja topik pembahasan yang akan
dibahas dalam proses belajar mengajar di kelas pada saat itu dan 15 menit
sebelum mata pelajaran berakhir guru matapelajaran selalu memberikan ice
breaking kepada siswa.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Peran guru dalam pelaksanaan manajemen kelas (pengelolaan kelas) terhadap proses
pembelajaran siswa sangat penting untuk diterapakan, karena apabila manajemen kelas
terlaksana dengan baik dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu untuk tercapainya
tujuan manajemen kelas yaitu menciptakan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar
terciptanya kenyamanan dan suasana belajar yang efektif, dapat didukung oleh fasilitas yang
memadai dalam manajemen kelas.

5.2 Saran

Dalam manajemen kelas ini tentunya ada faktor penghambat dalam pelaksanaannya salah
satunya dari guru yang memiliki pengetahuan kurang luas dan kurangnya pemahaman guru
tentang peserta didik. Maka dari itu dengan adanya peran guru dalam pelaksanaan
manajemen kelas ini guru diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalam mengelola
kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien terlaksana dengan baik.
Setidaknya dengan berhasilnya manajemen kelas ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan
menjadi lebih baik sehingga peserta didik mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan apa
yang diharapakan demi mewujudkan citacitanya dimasa depan.
DAFTAR PUSTAKA

https://karyailmu99.blogspot.com/2015/12/konsep-dasar-manajemen-pendidikan.html

https://nawaaufateknodikunnes.wordpress.com/2012/06/05/bidang-garapan-manjemen-
penididikan-makalah/

https://www.gurupendidikan.co.id/manajemen-pendidikan/

https://www.pelajaran.co.id/2019/22/manajemen-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai