Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGELOLAAN PESERTA DIDIK


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang diampu
oleh Bapak Drs. Cici Nurulhaq, M.Pd.

Disusun oleh:
Tanti Amalia Sari 20511004
Chyntia 20516003
Mira Evita Alfian 20516011
Kelas 2A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua,
sehingga kita masih bisa melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Shalawat dan Salam kita junjungkan kepada Nabi besar, Muhammad Saw. beserta
keluarga, sahabatnya, tabiinnya, dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Orang
tua yang telah memberikan kasih sayang, do’a, semangat, dan dukungan yang tak ternilai
harganya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Cici Nurulhaq, M.Pd. selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengeolaan Pendidikan, dan teman-teman yang telah memberikan
motivasi serta dukungannya sehingga dapat terselesaikannya tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Sehingga segala kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi Mahasiswa Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut
pada khususnya, dan para pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Garut, 31 Mei 2022


Penulis,

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….……… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..……… ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...……… 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………….. 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan…………………………………...……………………………………………...……. 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………....…… 3

2.1 Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Peserta Didik………………………..………… 3


2.2 Tahapan dalam Pengelolaan Peserta Didik………………………………………………….. 4
2.3 Peran Guru dalam Pengelolaan Peserta Didik……………………………………….………. 5

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….…..…. 9

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...…..…..… 9
3.2 Saran……………………………………………………………………………..……..……. 9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…………...…………… iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam konteks pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang sangat penting. Hal
ini dapat dipahami karena guru merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan.
Guru merupakan pelaksana proses belajar-mengajar di sekolah, dan keberhasilan pengajarannya
sangat menentukan keberhasilan pendidikan pada umumnya. Oleh sebab itu, wajar kalau
pemerintah dan masyarakat (terutama orang tua anak didik) banyak berharap dari guru untuk
mencapai keberhasilan pendidikan di Indonesia.
Banyak usaha yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan pada umumnya dan lulusan sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Usaha tersebut
antara lain berupa pembangunan fisik, sarana dan prasarana, pembaharuan kurikulum, perbaikan
proses belajar mengajar dan peningkatan mutu ataupun jumlah guru. Dari beberapa usaha tersebut
tampaknya peningkatan mutu guru mendapatkan perhatian yang cukup besar. Hal ini disebabkan
guru di samping tugas pokoknya mengajar, juga merupakan pengelola yang bertanggung jawab
penuh dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar di kelas.
Mutu pendidikan sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, hal ini sejalan dengan
pendapat Amien (dalam Silalahi, 1994, p. 3) yang mengemukakan bahwa pendidikan sebenarnya
merupakan suatu proses kemanusiaan, suatu proses sosialisasi yang melibatkan berbagai faktor:
guru, siswa, biaya, fasilitas, situasi/lingkungan belajar, proses belajar-mengajar dan sebagainya.
Guru menempati tempat terpenting dalam rangka upaya pendidikan memenuhi kebutuhan
tenaga pembangunan nasional yang relevan. Guru harus mampu mengembangkan potensi anak
didik dan memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi anak didiknya. Oleh karena itu,
guru sebagai salah satu komponen yang besar pengaruhnya dalam proses belajar-mengajar,
dituntut memiliki berbagai kemampuan dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut Sanusi (1991) secara konseptual dan umum unjuk kerja guru itu mencakup aspek-
aspek kemampuan profesional, kemampuan sosial, kemampuan personal dan penampilan diri
sebagai panutan dan teladan. Kemudian hasil penelitian Haryoko (Silalahi, 1994) menunjukkan
sangat diperlukan kemampuan guru dalam mengelola strategi belajar-mengajar yang ternyata
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Ini berarti bahwa kualitas guru merupakan salah satu
penentu dalam pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum dan fasilitas
kalau kualitas guru tidak memadai maka hasil pendidikan tidak akan dapat diharapkan baik.
Namun perlu diingat bahwa untuk memperoleh kualitas pendidikan sesuai dengan yang
diharapkan, tidak semata-mata tergantung pada kemampuan guru mengajar (menyajikan materi)
saja. Tetapi tindakan atau perilaku guru dalam mempengaruhi siswa di kelas, juga sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dan hal ini sangat erat kaitannya dengan system
Pengelolaan Peserta Didik.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah;

1
1.2.1 Apa Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Peserta Didik?
1.2.2 Apa saja tahapan Pengelolaan Peserta Didik?
1.2.3 Bagaimana peran guru dalam Pengelolaan Peserta Didik ini?

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan disusunnya makalah ini adalah;

1.3.1 Mengetahui Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Pengelolaan Peserta Didik


1.3.2 Mengetahui Tahapan dalam Pengelolaan Peserta Didik
1.3.3 Mengetahui Peran guru dalam Pengelolaan Peserta Didik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Peserta Didik

2.1.1 Pengertian Pengelolaan Peserta Didik

Dalam pengertian umum, peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan, sedangkan dalam arti
sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung
jawab pendidik.
Dari segi bahasa, kata peserta didik memiliki sinonim (persamaan) lain diantaranya dengan
kata siswa, murid, anak didik, dan pelajar, yang seluruhnya memiliki makna yang sama, yaitu anak
yang sedang memperoleh pendidikan dari suatu lembaga. Peserta didik adalah subjek utama dalam
pendidikan.
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah “anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu”.
Peserta didik dalam kegiatan pendidikan merupakan obyek utama (central object), yang
kepadanya lah segala yang berhubungan dengan aktivitas pendidikan ditujukan.
Pengelolaan peserta didik merupakan penataan atau pengaturan segala aktivitas yang
berkaitan dengan peserta didik dari sejak masuknya peserta didik sampai keluarnya dari seatu
lembaga atau sekolah.
Kegiatan-kegiatan pengelolaan pendidikan diarahkan agar peserta didik mendapatkan
layanan yang optimal, oleh karena itu, pengelolaan peserta didik memiliki kedudukan paling
pnting yang merupakan sentral layanan di sekolah. Pengelolaan peserat didik menitik beratkan
pada pelayanan siswa secara individual dengan harapan agar para siswa dapat berkembang sesuai
dengan bakat, dan kemampuan individu masing-masing, sehingga dengan adanya pengeloalan
peserta didik ini dapat membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
tersebut melalui proses pendidikan di sekolah.
Dengan demikian pengelolaan peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan/
pengelolaan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara
operasional dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
2.1.2 Tujuan Pengelolaan Peserta Didik

3
Secara umum, pengelolaan peserta didik bertujuan untuk mengatur kegiatan peserta didik
supaya menunjang proses belajar mengajar di sekolah, lebih lanjut proses belajar mengajar di
sekolah akan berjalan lancar, tertib, dan teratur, sehingga dapat memberikan kontribusi untuk
tercapainya tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan khusus Manajemen Peserta Didik adalah sebagai berikut;

1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta psikomotorik peserta didik.


2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat, danminat peserta
didik.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan, dan mmenuhi kebutuhan peserta didik.
4. Dengan tercapainya hal tersebut, diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dan dan dapat belajar dengan baik sehingga tercapai apa
yang di cita-cita kan.

2.1.3 Fungsi Pengelolaan Peserta Didik

Fungsi dari Pengelolaan Peserta Didik ini adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin baik berkenaan dengan individual, sosial, aspirasi,
maupun kebutuhan dan potensi peserta didik.
Fungsi Pengelolaan Peserta Didik secara khusus adalah;

1. Fungsi pengembangan individualitas peserta didik.


2. Fungsi pengembangan social peserta didik.
3. Fungsi penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik.
4. Fungsi pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik.

2.2 Tahapan dalam Pengelolaan Peserta Didik

Tahapan dalam Pengelolaan Peserta Didik diantaranya:

1. Analisis kebutuhan peserta didik. Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik
adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga
pendidikan (sekolah).
2. Rekruitmen peserta didik. Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah)
pada hakekatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang
mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.
3. Seleksi peserta didik. Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk
menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah)
tersebut berdsarkan ketentuan yang berlaku.
4. Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan
mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu
menempuh pendidikan.

4
5. Penempatan peserta didik (pembagian kelas). Sebelum peserta didik yang diterima pada sebuah
lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu
ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokkan peserta didik
yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas.
6. Pembinaan dan pengembangan peserta didik. Langkah berikutnya dalam manajemen peserta
didik adalah melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik.
7. Pencatatan dan pelaporan. Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di sebuah lembaga
pendidikan (sekolah) sangat di perlukan.
8. Kelulusan dan alumni. Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta
didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah di
selesaikannya program pendidikan yang harus di ikuti oleh peserta didik.

2.3 Peran Guru dalam Pengelolaan Peserta Didik

Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap
usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum,
pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha
pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan (penting) profesi
guru dalam dunia pendidikan.
Signifikansi peran guru dalam pendidikan persekolahan ini menjadi sangat relevan
dihubungkan dengan kedudukan guru sebagai pengelola pembelajaran yang berada di garda
terdepan. Gurulah yang berhadapan langsung dengan masalah kegiatan belajar mengajar di kelas.
Sedemikian besarnya tanggung jawab dan kompleksitas tugas guru dalam proses
pembelajaran sehingga profesi guru tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang. Seorang guru
mestilah menguasai dasar pengetahuan tentang kependidikan. Hal ini antara lain disebabkan oleh
karena guru sebagaimana dikemukakan Usman (2001, pp. 6–7) merupakan suatu profesi yang
meliputi pekerjaan mendidik, mengajar, dan melatih.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat,
bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting
dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor
condisio sine quanon yang tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan
bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era kontemporer ini. Oleh karena itu, sejak dulu guru
menjadi anutan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang-ruang kelas,
tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam
permasalahan yang dihadapi masyarakat. Sejalan dengan pandangan di atas, Syah (2002, p. 250)
menjelaskan bahwa pada dasarnya, fungsi atau peranan penting guru dalam PBM ialah sebagai
director of learning (direktur belajar). Artinya, setiap guru dituntut keahliannya untuk
mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar sebagaimana yang
ditetapkan dalam sasaran kegiatan PBM. Kedudukan peranan penting guru dalam proses
pembelajaran itu berhubungan erat dengan tugasnya baik dipandang dari segi tugas keprofesien,
tugas kemanusiaan maupun tugas kemasyarakatan.
5
Tugas guru meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Namun tidak hanya semata
berperan dalam ketiga hal itu tetapi juga memiliki tanggung jawab kemanusiaan dan
kemasyarakatan.
Berkaitan dengan tugas yang diemban guru sebagaimana telah diuaraikan sebelumnya,
Watten B. (dalam Sahertian, 1994, p. 14) mengemukakan empat belas tugas guru, yaitu;
1. sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat sebab ia tampak sebagai seorang yang
berwibawa,
2. sebagai penilai ia memberi pemikiran,
3. sebagai seorang sumber, karena ia memberi ilmu pengetahuan,
4. sebagai pembantu,
5. sebagai wasit,
6. sebagai detektif,
7. sebagai objek identifikasi,
8. sebagai penyangga rasa takut,
9. sebagai orang yang menolong memahami diri,
10. sebagai pemimpin kelompok,
11. sebagai orang tua/wali,
12. sebagai orang yang membina dan memberi layanan,
13. sebagai kawan sekerja, dan
14. sebagai pembawa rasa kasih sayang.
Sedangkan, Oliva (Sahertian, 1994) mengemukakan sepuluh peran yang dimiliki oleh
seorang guru, yaitu;
1. Guru sebagai penceramah,
2. guru sebagai fasilitator,
3. guru sebagai konselor,
4. guru sebagai nara sumber,
5. guru sebagai pemimpin kelompok,
6. guru sebagai tutor,
7. guru sebagai manajer,
6
8. guru sebagai kepala laboratorium,
9. guru sebagai perancang program, dan
10. guru sebagai manipulator, yang dapat mengubah situasi belajar.
Dalam hal mendidik, guru memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan nilai.
Dalam hal mengajar, guru bertanggung jawab mengembangkan ilmu pengetahuan anak didiknya.
Dan, dalam hal melatih guru bertanggung jawab untuk mengembangkan keterampilan dan
kecapakan hidup bagi anak didiknya. Sedangkan sebagai manajer pembelajaran meliputi
perencanaan pembelajaran, mengorganisasi belajar siswa secara klasikal dan secara kelompok,
mengaktulisasi dan memotivasi belajar, mengawasi/supervisi, dan evaluasi sumatif dan formatif.
Selain tugas keprofesionalan, guru juga mengembang tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Tugas kemanusiaan yang diemban guru yakni menjadi orang tua kedua anak didik, guru secara
manusia bertangung jawab memberikan dasardasar pemahaman diri anak didik sebagai makhluk
alamiah, sebagai makhluk yang senantiasa bekerja atau berusaha, dan sebagai makhluk berpikir.
Guru juga bertanggung jawab mengantarkan anak didik menjadi manusia yang mampu melakukan
transformasi diri dan mengidentifikasikan dirinya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dari
segi kemasyarakatan, guru bertanggung jawab memberikan pendidikan terhadap masyarakat untuk
menjadi warga negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral khususnya dan
mencerdaskan kehidupan bangsa pada umumnya. Dengan kompleksitas tugas yang harus diemban
oleh guru itu maka wajarlah kiranya apabila profesi guru ditempatkan sebagai profesi yang amat
mulia.
Membicarakan peranan guru dengan demikian haruslah didasarkan pada tugas yang harus
diemban oleh guru. Akan tetapi pembahasan mengenai peranan guru di sini lebih difokuskan pada
tugas guru sebagai suatu profesi khususnya berkaitan dengan tugasnya sebagai pengajar. Adams
& Decey (Usman, 2001) menjelaskan bahwa peranan guru dalam proses belajar-mengajar meliputi
banyak hal, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,
partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Sebagai demonstrator,
lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang
akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya
dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai
oleh siswa.
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning management), lanjut dikemukakan
Adams & Decey (Usman, 2001) bahwa guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai
lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan dan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar-
mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. Dalam proses
belajar-mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat peran yang paling
pokok dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1. guru sebagai demonstrator,
7
2. guru sebagai pengelola kelas,
3. guru sebagai mediator dan fasilitator, dan
4. guru sebagai evaluator.
Keempat peran guru inilah yang harus dijalankan secara maksimal dan konsisten agar
tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan berkualitas. Kajian yang dilakukan ini berkaitan
dengan peran guru yang kedua yaitu sebagai pengelola pembelajaran (learning management).

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengelolaan peserta didik merupakan penataan atau pengaturan segala aktivitas yang
berkaitan dengan peserta didik dari sejak masuknya peserta didik sampai keluarnya dari seatu
lembaga atau sekolah.
Secara umum, pengelolaan peserta didik bertujuan untuk mengatur kegiatan peserta didik
supaya menunjang proses belajar mengajar di sekolah, lebih lanjut proses belajar mengajar di
sekolah akan berjalan lancar, tertib, dan teratur, sehingga dapat memberikan kontribusi untuk
tercapainya tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Fungsi dari Pengelolaan Peserta Didik ini adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin baik berkenaan dengan individual, sosial, aspirasi,
maupun kebutuhan dan potensi peserta didik.
Tahapan dalam Pengelolaan Peserta Didik diantaranya:
• Analisis kebutuhan peserta didik
• Rekruitmen peserta didik
• Seleksi peserta didik
• Orientasi peserta didik (siswa baru)
• Penempatan peserta didik (pembagian kelas)
• Pembinaan dan pengembangan peserta didik
• Pencatatan dan pelaporan
• Kelulusan dan alumni

3.2 Saran

Pengelolaan pembelajaran akan terlaksana secara efektif dan efisien apabila guru mampu
melakukan perannya baik sebagai manajer of instruction dalam menciptakan kondisi dan situasi
belajar dengan memanfaatkan berbagai fasilitas belajar-mengajar dan memainkan peranan
masing-masing secara integral dalam konteks komunikasi instruksional yang kondusif, untuk
mencapai tujuan pendidikan khususnya mengembangkan pembelajaran. Dalam kondisi dan situasi
pembelajaran tercipta proses komunikasi baik dua arah maupun multiarah antara guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar dapat berjalan secara demokratis, di samping itu adanya kerja sama
dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran. Maka saat
pengelolaan peserta didik sudah mumpuni dan baik, maka output pemberlajaranpun bisa
memberikan hasil yang baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://jauharundinda.wordpress.com/2016/11/16/pengelolaan-peserta-didik/

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2016/08/05/tahapan-dalam-pengelolaan-peserta-
didik/#:~:text=Tahapan%20dalam%20Pengelolaan%20Peserta%20Didik%20diantaranya%3A%
20Analisis%20kebutuhan,penetapan%20siswa%20yang%20dibutuhkan%20oleh%20lembaga%2
0pendidikan%20%28sekolah%29.

iii

Anda mungkin juga menyukai