Anda di halaman 1dari 10

PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM PELAYANAN

BIMBINGAN KONSELING

Oleh Kelompok 8 :
Meri Wiji Utami (5301419005)
Muhamad Akmal Dzakwan (5301419016)
Ilma Damayanti (5301419030)
Nur Iman Setiawan (5301419031)
Rizal Anas Khasbullah (5301419033)
Raafika Puteri Wulan Sari (5301419037)

Dosen Pengampu :
Kusnarto Kurniawan, S. Pd., M. Pd., Kons.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari


pelayanan pendidikan di sekolah, agar setiap peserta didik dapat berkembang ke
arah perkembangan yang optimal, baik sebagai makhluk individu maupun sosial.
Pengembangan kemampuan peserta didik secara optimal merupakan tanggung
jawab besar guru dalam kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu sangat penting untuk pengembangan peserta didik.

Menurut Mugiarso, dkk (2012:22), terdapat 3 bidang pelayanan pendidikan


yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, bidang administrasi dan supervisi, serta
bidang bimbingan dan konseling. Bidang kurikulum dan pengajaran merupakan
suatu bidang yang meliputi pengembangan kurikulum di sekolah dan pengajaran
dalam bentuk penyaluran pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan
berkomunikasi peserta didik. Bidang administrasi dan supervisi merupakan bidang
yang meliputi bentuk pengelolaan administrasi sekolah seperti perencanaan,
pembiayaan, pengadaan, serta pengembangan sarana dan prasarana fisik. Selain
itu, juga memuat supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Bidang bimbingan
dan konseling merupakan suatu bidang yang meliputi kegiatan pemberian layanan
bimbingan kepada peserta didik agar masalah yang dihadapi peserta didik dapat
terselesaikan dan dapat berkembang sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan
tahap-tahap perkembangannya. Meskipun ketiga bidang tersebut tampaknya
terpisah antara satu dengan yang lainnya, namun semuanya memiliki arah yang
sama yaitu memberikan kemudahan bagi pencapaian perkembangan yang optimal
bagi peserta didik. Antara bidang yang satu dan yang lain terdapat hubungan yang
saling mengisi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian


ini yaitu:

1. Bagaimana peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan layanan bimbingan


dan konseling?

2. Apa saja tugas dan tanggung jawab guru mata pelajaran dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling?

1.3 Tujuan

Sesuai dengan perumusan permasalahan tersebut, maka makalah ini bertujuan


untuk :

1. Mendeskripsikan peran guru mata pelajaran dalam membantu pelaksanaan


bimbingan dan konseling.
2. Mendeskripsikan apa saja tugas dan tanggung jawab guru mata pelajaran
dalam membantu pelaksanaan bimbingan konseling.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bimbingan dan Konseling

Definisi dari bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terus menerus
dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang
membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan
teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian
sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi
lingkungannya.

Menurut Prayitno dan Erman Amti, konseling adalah proses pemberian


bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli ( di sebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan membantu konseli agar


dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial
(afektif), belajar (akademik/kognitif), dan karier (psikomotorik).

2.2 Peran dan Kontribusi Guru Mapel Dalam Pelayanan BK

Di sekolah, memang tugas dan tanggung jawab utama guru adalah


melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Walaupun begitu, bukan berarti
seorang guru mata pelajaran lepas tangan dengan kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan
guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah. 

Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis


Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh
karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting
dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam


kegiatan BK, yaitu:

1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar


informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi
kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,
jadwal pelajaran dan lain-lain.
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan
serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas)
sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam
pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar-mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik
dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga
dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

Apabila dirinci ada beberapa peranan yang dapat dilakukan dilakukan oleh
seorang guru mata pelajaran ketika ia diminta mengambil bagian dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Menurut Mugiarso, dkk
(2012:112-3),peran guru dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Guru sebagai Informator.


Guru dalam perannya sebagai informator artinya guru harus bisa
memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik,
seperti pengetahuan mengenai layanan bimbingan dan konseling dan
berbagai hal yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling,
sehingga pada suatu saat jika peserta didik mengalami masalah, dapat
mencari solusi atas permasalahan yang dialami peserta didik.
2. Guru sebagai Fasilitator.
Guru dalam perannya sebagai fasilitator adalah guru harus bisa
memfasilitasi kebutuhan peserta didik. Guru lebih memahami tentang
keterampilan belajar yang perlu dikuasai peserta didik, sehingga guru lebih
bisa memberikan tindakan atau perlakuan kepada peserta didik.
3. Guru sebagai Mediator.
Guru dalam perannya sebagai mediator berarti guru bisa menjadi orang
ketiga antara peserta didik dan guru pembimbing, karena posisi guru dekat
dengan peserta didik dan memiliki banyak informasi tentang peserta
didik.Guru kelas memiliki intensitas pertemuan yang lebih banyak dengan
peserta didik sehingga lebih memahami karakteristik peserta didik.
4. Guru sebagai Motivator.
Guru dalam perannya sebagai motivator berperan sebagai pemberi
motivasi kepada peserta didik dalam pelayanan bimbingan dan konseling
sekaligus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memeroleh
layanan bimbingan dan konseling.
5. Guru sebagai Kolaborator.Peran guru sebagai kolaborator artinya guru
dapat berperan sebagai kolaborator konselor di sekolah, misalnyadalam
penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan
pembelajaran atau dalam pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.

Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah dapat


dibedakan menjadi dua:

1. Tugas guru mata pelajaran dalam layanan bimbingan di dalam kelas .


Guru dapat melakukan tugas-tugas bimbingan dalam proses pembelajaran
seperti berikut:
a) Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar. Tugas guru dalam
layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas terdiri dari 5 sitem
yang meliputi: melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar,
menandai siswa yang diperkirakan mengalami masalah,
mengidentifikasi mata pelajaran dimana siswa mendapat nilai rendah,
menelusuri penyebab nilai siswa rendah, dan melaksanakan tindak
lanjut, apakah perlu pelajaran tambahan atau tindakan-tindakan
lainnya. Dalam hal ini guru mencari atau mengidentifikasi sumber-
sumber kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, dengan cara:
1. Menandai siswa yang diperkirakan mengalami masalah,
dengan jalan melihat prestasi belajarnya yang paling rendah
atau berada di bawah nilai rata-rata kelasnya.
2. Mengidentifikasikan mata pelajaran di mana siswa mendapat
nilai rendah (di bawah rata-rata kelas).
3. Menelusuri bidang/bagian di mana siswa mengalami kesulitan
yang menyebabkan bimbingan dan konselingan nilainya
rendah.
4. Melaksanakan tindak lanjut, apakah perlu pelajaran tambahan,
atau bimbingan dari guru secara khusus, atau tindakan –
tindakan lainnya.

b) Guru dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan


kewenangannya kepada murid dalam memecahkan masalah pribadi.
Masalah-masalah yang belum terpecahkan dan berada di luar batas
kewenangan guru dapat dialihtangankan (referal) kepada konselor
yang ada di sekolah itu atau kepada ahli lain yang dipandangnya tepat
untuk menangani masalah tersebut.

2. Tugas guru mata pelajaran dalam operasional bimbingan di luar kelas.


Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan proses
belajar-mengajar atau dalam kelas saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan
bimbingan di luar kelas. Tugas-tugas bimbingan itu antara lain:
a. Memberikan pengajaran perbaikan (remidial teaching).
b. Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa.
c. Melakukan kunjungan rumah (home visit).
d. Menyelenggarakan kelompok belajar.
e.

2.3 Tugas dan Tanggung jawab Guru Mapel dalam Layanan BK

Berkenaan peran guru kelas dan guru mata pelajaran dalam bimbingan dan
konseling, Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam
melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat,
ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa
syarat. Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru kelas
dan guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:

1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada


siswa
2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data
tentang siswa-siswa tersebut.
3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing/konselor
4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa
yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan
pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program
pengayaan).
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan
pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani
layanan/kegiatan yang dimaksudkan.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti
konferensi kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak
lanjutnya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu peran guru mata pelajaran dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan salah satu alasan yang
mendasar bahwa guru mata pelajaran adalah unsur bimbingan dan konseling. Hal
tersebut dikarenakan di dalam proses belajar mengajar di sekolah hanya guru
mata pelajaran yang memiliki peran paling strategis.

Ketika peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
dapat terlaksana dengan baik, maka prestasi peserta didik pasti akan meningkat
dan menunjukkan kemajuan yang baik bagi sekolah. Selain mengajar, guru juga
memiliki suatu tuntutan dalam membentuk dan membimbing peserta didik untuk
menjadi cikal bakal generasi penerus bangsa. Tidak hanya guru pembimbing yang
harus melakukan kegiatan pelaksanaan bimbingan dan konseling, melainkan guru
mata pelajaran memiliki beberapa tugas dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
DAFTAR PUSTAKA

Hallen A, Bimbingan dan konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005).

Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010).

Mugiarso, H dkk. 2012. Bimbingan dan Konseling.Semarang: Universitas Negeri Semarang


Press.

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta,2008).

Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).

Anda mungkin juga menyukai