Anda di halaman 1dari 15

KARYA TULIS ILMIAH

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


DI SDN 1 CIRAMAHILIR
Tugas ini dibuat dalam untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan
Konseling
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Teti Ratnasih, M.Ag.

Disusun Oleh:
Siti Eka Maemunah (1202080058)
5B

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
ABSTRAK
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar memiliki peran yang sangat
penting dalam dunia pendidikan yaitu mendukung perkembangan siswa yang mandiri,
produktif dan kreatif. Di sekolah dasar, layanan bimbingan dan konseling umumnya
dilaksanakan oleh wali kelas yaitu selama jam pelajaran, termasuk layanan dasar,
layanan responsif, perencanaan individu dan dukungan secara sistematis, dengan tujuan
membantu, mencegah dan mengatasi masalah siswa di sekolah. Namun kenyataannya,
sebagian besar peran wali kelas sebagai konselor cenderung tidak terlatih dan tidak
tersedia waktu untuk layanan bimbingan dan konseling secara khusus. Akibatnya,
pelaksanaan bimbingan terhadap siswa belum berjalan dengan maksimal. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
yang diberikan oleh wali kelas di SDN 1 Ciramahilir ditinjau dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
deskriptif kualitatif dimana data deskriptif dihasilkan dengan menggambarkan perilaku
objek yang diteliti. Sumber informasi penelitian ini diperoleh dari responden melalui
observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian yang diamati yaitu
kondisi geografis sekolah, kebersihan dan kerapihan lingkungan sekolah, proses belajar
mengajar siswa dengan guru didalam kelas, interaksi antar siswa, dan wawancara
dengan salah satu guru yang mengajar di SDN 1 Ciramahilir. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, hasil penelitian diuraikan dalam bentuk narasi yang menunjukkan
peran wali kelas dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi layanan konseling.
Diketahui layanan bimbingan dan konseling di SDN 1 Ciramahilir sudah dilaksanakan
dengan baik dan memberikan pengaruh yang positif terhadap peserta didik.

Kata Kunci: bimbingan dan konseling, sekolah dasar, wali kelas


PENDAHULUAN
Pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting bagi siswa sebagai
persiapan untuk memasuki kehidupan masyarakat. Anak usia sekolah dasar biasanya
berada pada rentang usia antara usia 6 hingga 13 tahun. Masa sekolah dasar dikatakan
sebagai masa yang sangat penting, sebab siswa di sekolah dasar sangat membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan untuk memenuhi tugas perkembangannya dan
mempersiapkan kehidupan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, pengembangan
karakter siswa sekolah dasar harus dioptimalkan dengan kolaborasi dari berbagai pihak
mulai dari orang tua, guru dan masyarakat (Sundari & Rikmasari, 2022)
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar masih belum
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Karena tidak ada guru bimbingan konseling yang
ditunjuk di jenjang sekolah dasar, terkecuali di beberapa sekolah tertentu. Karena masih
belum ada guru BK di sekolah dasar, maka belum ada layanan bimbingan dan konseling
(BK) yang dilakukan secara khusus. Adapun, apabila sekolah dasar memiliki program
bimbingan dan konseling (BK), pelaksanaannya hanya bertujuan untuk mendorong
pengembangan diri siswa dan belum memasuki ranah pertolongan untuk siswa dalam
mengahadapi berbagai masalah. Di sekolah dasar, wali kelas bertanggung jawab
langsung dalam menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling, tidak seperti di
sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas yang menunjuk guru khusus
sebagai pelaksana bimbingan dan konseling (Mendikbud, 2018).
Di sekolah dasar, peran seorang guru tidak hanya memenuhi tugas mengajar dan
menghasilkan perangkat administrasi, tetapi juga memberikan layanan bimbingan dan
konseling kepada siswa yang membutuhkan bantuan (Mustika, 2022). Atas dasar itulah
peneliti melakukan kajian lebih lanjut tentang implementasi layanan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah bahwa penelitian ini menggambarkan permasalahan umum yang sering dijumpai
di sekolah dasar, layanan bimbingan dan konseling yang biasa diberikan oleh guru, dan
upaya peningkatan pemahaman guru tentang layanan bimbingan dan konseling.
Kajian Telaumbanua (2016) menegemukakan, wali kelas sebagai pelaksana
bimbingan konseling di sekolah memiliki peran sebagai motivator, fasilitator dan
mediator. Kajian lain dari Lutfiyan dan Carakas (2017) menyatakan bahwa strategi
pengembangan pengetahuan diri di sekolah dasar meliputi konseling individu, konseling
kelompok, kolaborasi, konsultasi dan kunjungan rumah. Adapun berdasarkan hasil dari
wawancara dengan guru diketahui bahwa bimbingan di sekolah memegang peranan
penting, karena bimbingan dan konseling bagi siswa berperan dalam meningkatkan
karakter dan nilai-nilai yang dijunjungnya. Namun pada kenyataannya belum banyak
yang melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar
(Sukadari, 2021). Sehingga berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan,
peneliti tertarik untuk meneliti pelayanan guru dalam penyelenggaraan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar. Dengan judul “Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan
Konseling di di SDN 1 Ciramahilir”.

KERANGKA TEORITIS
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan konselor kepada konseli yang sudah
memiliki masalah atau yang tidak memiliki masalah agar konseli dapat mengatasi atau
mengantisipasi masalah tersebut (Aqib, 2016). Konseling adalah hubungan antara
konselor dan konseli dimana konselor membantu untuk menemukan atau memecahkan
masalah yang dihadapi oleh konseli. Layanan konseling dirancang untuk membantu
konseli agar dapat menemukan solusi dari masalah yang sedang di hadapi dan mampu
membuat keputusan yang berarti untuk dirinya sendiri. Konseling dapat berbentuk
hubungan personal, yang dilakukan oleh konselor dengan keahlian tertentu yang
bertujuan untuk membantu konseli memahami diri mereka sendiri, memahami situasi
saat ini dan mempertimbangkan kemungkinan masa depan (Deliana, 2018).
Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari sistem dan penyelenggaraan
pendidikan nasional (Astuti, 2006). Tujuan dari diselenggarakannya bimbingan dan
konseling di tingkat sekolah dasar yaitu untuk membantu mengembangkan kematangan
kepribadian, keterampilan sosial, keterampilan akademik dan merencanakan karir
individu sedemikian rupa sehingga berguna dalam kehidupan di masa depan (Bhakti,
2015).
Wali Kelas mempunyai peran yang sangat penting bagi siswa sekolah dasar,
salah satunya yaitu sebagai pembimbing bagi siswa untuk terus mengembangkan
potensi diri dan membantu merancang peluang karir yang sukses. Dalam sistem
pendidikan saat ini belum ada guru Bimbingan dan Konseling di tingkat Sekolah Dasar,
sehingga wali kelas mengambil peran sebagai guru BK. ( Ditjen Guru Dan Tenaga
Pendidikan, 2016) mengemukakan beberapa peran Wali Kelas dalam penyelenggarakan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar, sebagai berikut :
a) Pada tahap perencanaan program bimbingan dan konseling
1. Melakukan analisis kebutuhan
Pada saat melakukan analisis kebutuhan peserta didik, Wali Kelas yang
juga merupakan guru mata pelajaran, melaksanakan kegiatan analisis kebutuhan
dengan meninjau hasil belajar siswa, hasil observasi kelas dan hasil wawancara
secara langsung dengan siswa.
2. Pembuatan rencana operasional yang termasuk dalam layanan dasar.
Setelah analisis kebutuhan telah dilakukan, selanjutnya wali kelas dapat
mengidentifikasi kelebihan serta kekurangan peserta didik yang juga berkaitan
dengan prestasi belajar dan kemandirian siswa.
3. Menyusun RPP yang membantu mengembangkan kemandirian siswa.
Dalam hal ini kelebihan kemandirian siswa dapat ditempatkan pada
pengembangan karakter .
b) Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling
Peran wali kelas dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di sekolah
yaitu : melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran dan melakukan kerja sama dengan pihak orang tua sebagai
langkah untuk mendorong keberhasilan belajar dan pendidikan siswa. Dalam
melaksanakan perannya ini wali kelas harus dibekali dengan pelatihan khusus
berkaitan dengan tata cara bimbingan dan konseling sehingga mampu menjalankan
tugasnya sebagai guru yang mengajar di kelas sekaligus sebagai konselor yang
memberikan bimbingan untuk siswa.
c) Evaluasi
Pada tahap ini, setelah bimbingan dilaksanakan wali kelas memiliki tugas
untuk melakukan evaluasi berdasarkan hasil bimbingan dan konseling terhadap
siswa serta merencanakan program tindak lanjut.
Program bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar dinilai baik apabila
program bimbingan yang dilaksanakan di sekolah optimal dari segi efektivitas dan
efisiensi. Program bimbingan dilaksanakan harus dikembangkan secara bertahap atau
bertahap dengan melibatkan seluruh staf sekolah dalam perencanaan. Perencanaan
konseling harus memiliki tujuan yang ideal dan realistis. Program konseling
mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan antara semua personel sekolah
yang relevan dan program konseling harus dapat memberikan layanan kepada semua
siswa (Adhiputa, 2013).

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif kualitatif
dimana data deskriptif dihasilkan dengan menggambarkan perilaku objek yang diteliti.
Sumber informasi penelitian ini diperoleh dari responden melalui observasi dan
wawancara. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara
dan observasi secara langsung ke lokasi penelitian yaitu di SDN 1 Ciramahilir yang
terletak di jl. Pasir Bondol, Desa Ciramahilir, Kecamatan Maniis, Kabupaten
Purwakarta. Penelitian dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 16 Desember 2022.
Subjek penelitian yang diamati yaitu kondisi geografis sekolah, kebersihan dan
kerapihan lingkungan sekolah, proses belajar mengajar siswa dengan guru didalam
kelas, interaksi antar siswa, dan wawancara dengan tanya jawab bersama salah satu guru
yang mengajar di SDN 1 Ciramahilir yaitu Bapak Muhamad Saepul Kudus. Analisis
data penelitian ini kemudian menggunakan analisis data kualitatif yaitu upaya para
peneliti bekerja dengan data, menyusun data, memilih dan mengurutkan dalam unit-unit
yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan
dapat dipelajari lalu memutuskan apa yang dapat di katakan kepada orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi jalannya layanan
bimbingan dan konseling pada tingkat sekolah dasar di salah satu SD yang terletak di
Kecamatan Maniis. Bersadarkan letak geografisnya Kecamatan Maniis termasuk
kedalam daerah pedesaan yang jauh dari keramaian kota. Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SDN 1
Ciramahilir, serta bagaimana pengaruhnya terhadap semangat berlajar serta prestasi
siswa.,Penelitian dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama yaitu observasi secara
langsung dengan mendatangi sekolah yang di teliti. Kemudian dilanjutkan dengan tahap
kedua, yaitu tanya jawab secara daring bersama Bapak Kudus selaku guru yang
mengajar di SDN 1 Ciramahilir. Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan media
online google meet dan dilakuakan perekaman video selama 45 menit.
PEMBAHASAN
Setelah penelitian mendalam dan data yang diperoleh dari survei, wawancara
dan dokumentasi dengan responden di lapangan, hasil analisis yang di dapatkan
bertujuan untuk menunjukkan bagaimana pelaksanan layanan bimbingan dan koseling
di SDN 1 Ciramahilir. Wawancara digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data
dengan metode tanya jawab yang diperoleh dari narasumber di lapangan yaitu Bapak
Muhamad Saepul Kudus selaku guru yang mengajar di SDN 1 Ciramahilir. Tujuannya
adalah untuk memperoleh informasi yang benar, sehingga informasi tersebut diperoleh
tanpa unsur manipulasi dan sesuai dengan fakta di lapangan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanan layanan bimbingan dan koseling di
SDN 1 Ciramahilir serta bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan semangat
belajar dan prestasi siswa.
Berdasarkan hasil penelitian secara kualitatif dengan menggunakan metode
wawancara dengan Bapak Kudus selaku salah satu guru yang mengajar di SDN 1
Ciramahilir dapat diketahui bahwasanya di sekolah tersebut tidak terdapat seorang guru
BK yang secara khusus melaksanakan program Bimbingan dan Konseling. Akan tetapi
layanan bimbingan dilaksanakan oleh Guru yang bertugas sebagai Wali Kelas. Segala
bentuk konsultasi dan bimbingan yang dibutuhkan oleh siswa langsung ditangani oleh
wali kelas. Siswa yang membutuhkan bimbingan dapat langsung menemui dan
berkonsultasi dengan wali kelasnya.
Bapak Kudus menjelaskan bahwasanya pandemi Covid-19 banyak
mempengaruhi perilaku dan kondisi mental siswa. setelah 2 tahun lamanya
melaksanakan pembelajaran secara daring atau online, ketika melaksanakan
pembelajaran secara tatap muka kembali, siswa cenderung memiliki ketakutan tersendiri
ketika melaksanakan pembelajaran dikelas. Dalam kondisi tersebut, wali kelas berperan
untuk dapat mengembalikan kembali minat dan semangat belajar siswa serta
memberikan motivasi agar siswa tidak merasa takut untuk melaksanakan pembelajaran
di dalam kelas. Guru senantiasa mengarahkan siswa pada hal-hal yang menjadi minat
dan bakat mereka. Sebagai contohnya guru mengarahkan anak pada berbagai kegiatan
ekstrakulikuler seperti pramuka, paskibra, kewirausahaan, kegiatan keagamaan dan
banyak lainnya. Berdasarkan hasil evalusai diketahui siswa di SDN 1 Ciramahilir
mayoritas memiliki minat terhadap kegiatan pramuka. Dan segala bentuk motivasi yang
diberikan oleh wali kelas dapat menumbuhkan kembali semangat belajar siswa.
Adapun kendala yang sering kali dialami oleh wali kelas dalam melaksanakan
bimbingan diantaranya masih banyak siswa yang menutup diri dan merasa malu ketika
melaksanakan bimbingan dengan guru. Usia anak sekolah dasar juga sangat bervariasi
sehingga membutuhkan penanganan yang berbeda untuk setiap jenjang usia. Bapak
Kudus menjelaskan siswa yang masih duduk dikelas 1-3 masih bersikap tertutup,
sedangkan siswa kelas 4-6 mulai memiliki sikap terbuka dan sering menanyakan terkait
masalah-masalah yang dihadapinya kepada wali kelas sehingga memberikan
kesempatan kepada wali kelas untuk membantu.
Kurikulum yang diterapkan di SDN 1 Ciramahilir juga berpengaruh terhadap
jalannya proses pembelajaran siswa. Seperti yang kita ketahui bahwa Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi baru saja mengeluarkan sebuah
kebijakan terbaru yaitu dengan menerapkan kurikulum merdeka di berbagai jenjang
pendidikan di Indonesia. Begitu juga di SDN 1 Ciramahilir dengan menerapkan
kurikulum merdeka banyak inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan karena
pembelajaran pada kurikulum ini lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial dan
pengembangan karakter peserta didik. Pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas
dengan mengamati berbagai fenomena yang ada di alam. Bapak Kudus mengungkapkan
kurikulum baru ini disambut dengan baik oleh siswa karena memberikan pengalaman
baru pada proses belajar siswa dan dapat menumbuhkan semangat belajar siswa.
Pelayanan BK di SDN 1 Ciramahilir juga dilaksanakan secara kontinu oleh wali
kleas dengan cara memberikan banyak motivasi secara rutin pada setiap pembelajaran
siswa. Guru memebrikan banyak nasihat dan dorongan kepada siswa untuk terus
semangat menempuh pendidikan dan melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Hal tersebut terbukti efektif karena berdasarkan data siswa kelas 6 pada tahun
sebelumnya yaitu tahun 2021, dari 36 siswa hanya 1 orang saja yang tidak melanjutkan
sekolah ke jenjang SMP/sederajat. Hal itu juga membuktikan bahwa siswa menyadari
akan pentingnya pendidikan dalam kehidupan mereka. Bapak Kudus mengungkapkan
meskipun pendidikan tidak dapat menjamin kesuksesan, akan tetapi dengan pendidikan
dapat menjadi jalan bagi mereka dalam meraih kesuksesan itu sendiri. Motivasi dan
dorongan yang diberikan oleh wali kelas juga berdampak pada meningkatnya prestasi
siswa, karena dengan adanya motavasi tersebut siswa mnejadi lebih bersemangat untuk
terus mengasah kemampuannya dan terus mengembangkat bakat yang dimiliki.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia juga dikenal konsep sekolah ramah anak.
Sekolah ramah anak adalah sekolah yang melakukan upaya sadar untuk menjamin dan
melaksanakan hak-hak anak dalam segala bidang kehidupan secara sistematis dan
bertanggung jawab. Berdasarkan hasil observasi secara langsung, SDN 1 Ciramahilir
belum termasuk sekolah ramah anak jika ditinjau berdasarkan letak geografisnya.
Karena bangunan sekolah ini terletak di jl. Pasir Bondol, Desa Ciramahilir, Kecamatan
Maniis, dimana lokasi tersebut berupa perbukitan dan tebing yang curam dan rawan
terjadi kecelakaan. Sekolah ini juga terletak di lokasi yang cukup tinggi dan terjal.
Sehingga lokasi tersebut dapat membahayakan siswa apabila tidak berhati-hati. Kendati
demikian, meskipun lokasi bangunan sekolah yang terjal, sekolah tersebut telah
dilengkapi dengan pagar pembatas yang dipasang mengelilingi sekolah. Sehingga
menjadi pengaman bagi siswa agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Di sekolah
tersebut juga terdapat menjaga sekolah yang senantiasa menjaga keamanan dari para
siswa. Adapun dari segi keadaan kelas, sekolah ini sudah memenuhi kriteria sekolah
ramah anak dengan kebersihan yang terjaga, bebas dari sampah, tidak ada bau yang
dapat mengganggu konsentrasi belajar dan suasana alam yang sejuk dan menyenangkan
bagi siswa.
Kriteria sekolah raman anak yang selanjutnya yaitu peduli keadaan anak
sebelum dan sesudah belajar. Dimana pihak sekolah maupun guru selalu menjaga anak
dari berbagai tindak kejahatan, kekerasan, kenakalan remaja dan kasus perundungan.
Wali kelas secara berkala melakukan analisis terhadap perilaku dan sikap peserta didik.
Ketika teridentifikasi adanya kemungkinan kejahatan siswa pihak sekolah dapat
mengambil langkah cepat dalam mengatasi hal tersebut. Sebagai contohnya, pernah
terjadi kasus seperti indikasi perundungan dan kekerasan antar siswa. pihak sekolah
langsung mengadakan mediasi bersama siswa yang terlibat juga dengan mengikut
sertakan kehadiran orang tua. Sehingga kasus tersebut tidak dibiarkan memburuk dan
segera ditemukan titik terang dan solusinya. Para orang tua dari anak yang bersekolah di
SDN 1 Ciramahilir juga dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dan guru dalam
menyelesaikan berbagai masalah secara kekeluargaan. Selain itu, agar kerja sama dan
silaturahmi antara pihak sekolah, guru dan orang tua siswa dapat terus terjalin, rutin
diadakan pertemuan setiap tahunnya guna membahas berbagai kebijakan sekolah
maupun pemerintah dan kesepakatan bersama orang tua.
Usia sekolah dasar tentunya tidak terlepas dari berbagai kenakalan remaja.
Begitu juga di SDN 1 Ciramahilir, beberapa kenakalan remaja yang terjadi yaitu
membolos dari kelas, perkelahian antar siswa, merokok dan sebagainya. Dalam
menangani hal tersebut pihak sekolah memberikan beberapa hukuman ringan bagi siswa
yang melanggar peraturan sekolah seperti berdiri menghormat ke bendera dan lari
mengelilingi lapangan. Hukuman yang diberikan tidak berdampak buruk bagi siswa
karena tidak terdapat unsur kekerasan fisik justru sebaliknya dapat membuat siswa
melakukan aktivitas fisik yang menyehatkan. Hukuman yang diberikan juga dinilai
efektif dalam memberikan efek jera pada siswa sehingga siswa tidak berani untuk
mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.
Dari segi ekonomi siswa yang kurang mampu, pihak sekolah juga banyak
memberikan keringanan kepada siswa agar siswa dapat terus melanjutkan pendidikan.
Pihak sekolah juga aktif dalam memfasilitasi siswa untuk medapatkan program Pelajar
Indonesia Pintar (PIP) dari pemerintah untuk membantu perekonomian keluarga yang
kekurangan. Program Indonesia Pintar atau disingkat PIP adalah bantuan berupa uang
tunai, perluasan akses, dan kesempatan belajar dari pemerintah yang diberikan kepada
peserta didik dan mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin untuk
membiayai pendidikan. Adapun pada jenjang sekolah dasar tidak dikenakan uang
bulanan sehingga tidak memberatkan siswa. Pihak sekolah juga sering kali memberikan
bantuan berupa seragam sekolah dan peralatan belajar bagi siswa yang kesulitan dalam
ekonomi.
Berdasarkan berbagai aspek yang telah disebutkan, Bapak Kudus selaku tenaga
pengajar di SDN 1 Ciramahilir menyimpulkan, bahawasanya meskipun di SD tersebut
tidak terdapat guru BK namun layanan bimbingan dan konseling tetap dapat berjalan
dengan baik dan efektif karena diambil alih oleh wali kelas yang mampu menjalankan
tugasnya sebagai guru sekaligus konselor dengan baik. Kebutuhan dan bimbingan siswa
dapat terpenuhi. Kerjasama antara sekolah, guru dan orang tua dapat berjalan dengan
baik, siswa terhindar dari berbagai kenakalan remaja dan semangat belajar serta prestasi
siswa terus mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan temuan penelitian Supriyanto
yang menyatakan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling harus dilakukan
dengan kerjasama penuh dari guru dan orang tua untuk mengembangkan keterampilan
anak (Supriyanto, 2016).
Akan tetapi layanan bimbingan dan konseling di SDN 1 Ciramahilir belum
dilaksanakan secara sistematis dengan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi layanan konseling. Pada tahap perencanaan, layanan bimbingan dan konseling
cenderung tidak disusun dengan terperinci dan terencana sehingga dilaksanakan secara
sepontan bersamaan dengan kegiatan belajar dan mengajar. Pada tahap pelaksanaan,
tidak tersedia waktu khusus yang diberikan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling sehingga belum dapat berjalan secara maksimal. Tahap evaluasi yang
seharusnya menjadi acuan dalam meninjau pengaruh bimbingan dan konseling terhadap
siswa juga belum dilaksanakan secara rutin dan hanya dilaksanakan pada waktu tertentu
saja. Sehingga pengaruh dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di SDN 1
Ciramahilir belum dapat disimpulkan secara signifikan dan hanya dapat diketahui secara
umum saja.
Kendati demikian, penulis secara pribadi memiliki pendapat bahwasanya guru
Bimbingan Konseling diluar guru yang bertugas sebagai wali kelas tetap diperlukan.
Karena pelayanan bimbingan dan konseling yang hanya dilakukan oleh wali kelas
masih belum optimal, karena tugas guru kelas untuk mengajar, sehingga kurang dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling. Pada jenjang sekolah dasar umumnya
wali kelas hanya memperhatikan kemampuan akademik siswa tanpa memperhatikan
latar belakang siswa. Akan tetapi layanan bimbingan dan konseling di SDN 1
Ciramahilir sudah berjalan dengan baik dan efektif dalam menolong dan memenuhi dan
melindungi hak-hak siswa.
Adapun faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling antara lain : kurangnya sarana dan prasarana seperti ruang bimbingan dan
konseling khusus, tidak ada jam pelajaran khusu untuk guru yang memberikan
bimbingan dan konseling. Sehingga faktor penghambat pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling adalah kurangnya sarana dan prasarana layanan bimbingan dan konseling
(Amalianingsih, 2021).
KESIMPULAN
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan
konseling di SDN 1 Ciramahilir dilaksanakan oleh wali kelas dan telah berlangsung
dengan baik sehingga dapat memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan
semangat belajar siswa. Bimbingan yang diberikan juga membantu siswa dalam
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapinya.
Akan tetapi layanan bimbingan dan konseling di SDN 1 Ciramahilir belum
dilaksanakan secara sistematis dengan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi layanan konseling. Sehingga pengaruh dari pelaksanaan bimbingan dan
konseling di SDN 1 Ciramahilir belum dapat disimpulkan secara signifikan dan hanya
dapat diketahui secara umum saja.

DAFTAR PUSTAKA
Adhiputa, A. A. N. (2013). Bimbingan Dan Konseling, Aplikasi Di Sekolah Dasar Dan
Taman Kanak-Kanak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Amalianingsih. (2021). Studi Literatur: Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam
Penyelenggaraan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah
Kejuruan. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Terapan, 5(1), 50.
https://doi.org/Https://Doi.Org/10.30598/Jbkt.V5i1.1071
Aqib, Z. (2016). Ikhtisar Bimbingan Dan Konseling. Yrama Widya.
Astuti, A. (2006). Layanan Bk. Digilib.Uinsby.Ac.Id, 25–88.
Bhakti, C. P. (2015). Bimbingan Dan Konseling Komprehensif: Dari Paradigma
Menuju Aksi. Jurnal Fokus Konseling, 1(2), 93–.
Deliana. (2018). Konsepsi (Kesalahpahaman) Bimbingan dan Konseling Dalam
Pendidikan. Al-Irsyad, Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 111–126.
Mendikbud. (2018). Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban
Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
Mustika, D., Anggarda, P. M., & Iswari, M. (2022). Pelaksanaan Layanan Bimbingan
dan Konseling di SD/MI. ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(6), 1481–
1487.
Pendidikan, D. G. D. T. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Dan
Konseling Sekolah Menengah Atas (Sma). Ditjen Guru DanTenaga Kependidikan
Kemendikbud, 1– 144.
Sukadari, S. (2021). Guru Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar Sangat
Dibutuhkan. Elementary School: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Ke-SD-An,
8(1), 67–74. https://doi.org/10.31316/esjurnal.v8i1.1204
Sundari, K., & Rikmasari, R. (2022). LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI
SEKOLAH DASAR. Jurnal PAJAR (Pendidikan Dan Pengajaran), 6(September),
1613–1621.
Supriyanto. (2016). Kolaborasi Konselor, Guru, Dan Orang Tua Untuk
Mengembangkan Kompetensi Anak Usia Din Melalui Bimbingan Komprehensif.
Jurnal Care (Children Advisory Research And Education), 4(1), 42–4.
LAMPIRAN

Figure 1 Kegiatan Muhadoroh di SDN 1 Ciramahilir

Figure 2 Kegiatan Upacara Bendera di SDN 1 Ciramahilir

Figure 3 Suasana Kelas SDN 1 Ciramahilir


Figure 4 Observasi Kelas SDN 1 Ciramahilir

Figure 5 Wawancara secara Online dengan Bapak Kudus

Anda mungkin juga menyukai