Anda di halaman 1dari 13

AKSESIBILITAS PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN INKLUSIVITAS

PERANAN GURU BK DI SMPN 2 KOSAMBI

Siti Yulianti Nurandini1, Teti Ratnasih2


Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

2022

e-mail: nurandinisitiyulianti@gmail.com tetiratnasih@uinsgd.ac.id

Abstract

Humanitarian development completely provides an image of the demands of human life and
competence in humans. Just like in school, students do not only need study guidance but are
equipped with moral and career guidance. The role of counseling in schools is very important to
advance the achievement of educational goals. Besides that, services in schools regarding
counseling need to be improved. To develop the potential of students and help solve the problems
they face, there needs to be an organized, programmed and directed guidance and counseling
service activity. In addition, expertise is required from the supervisor, and the availability of
adequate funds and facilities. The main attention of schools, which is usually students with
problems, is now focused on students who are normal, have no problems, the largest number and
have the potential to be developed.

Keyword: Guidance, Service, Counselling

Abstrak

Pembangunan kemanusiaan sepenuhnya memberikan gambaran tentang tuntutan hidup


manusia dan kompetensi pada manusia. Sama seperti di sekolah, siswa tidak hanya
membutuhkan bimbingan belajar tetapi dilengkapi dengan tuntunan moral dan karir. Peran
konseling di sekolah sangat penting untuk memajukan pencapaian tujuan pendidikan. Selain itu,
pelayanan di sekolah mengenai penyuluhan perlu ditingkatkan. Untuk mengembangkan potensi
siswa dan membantu memecahkannya permasalahan yang mereka hadapi, perlu adanya suatu
pembinaan yang terorganisasi, terprogram dan terarah dan kegiatan layanan konseling. Selain
itu, keahlian diperlukan dari supervisor, dan ketersediaan dana dan fasilitas yang memadai.
Perhatian utama dari sekolah, yang biasanya siswa dengan masalah, adalah sekarang difokuskan
pada siswa yang normal, tidak punya masalah, jumlah terbesar dan berpotensi untuk
dikembangkan.

Kata kunci: Bimbingan , Pelayanan, Konseling


1. PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling dikenal sebagai suatu layanan untuk peserta didik di
sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bergerak dalam bidang human
services. Bantuan psikologis diberikan oleh konselor atau pembimbing dengan maksud
membentuk individu agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-
tugas perkem-bangan.Tujuan utama layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
memberikan dukungan pada pencapaian kematangan kepribadian, keterampilan sosial,
kemampuan akademik, dan bermuara pada terbentuknya kematangan karir individual
yang diharapkan dapat bermanfaat di masa yang akan datang (Fatur Rahman, 2009: 4).
Kemudian daripada itu bimbingan konseling juga lebih menuntut kepada ”pusat
perhatian” siswa dalam memasuki dunia pendidikan dan guna membantu siswa dalam
beradaptasi, dan sebagai fasilitas untuk kebutuhan siswa dalam menjalankan
pendidikannya. bimbingan konseling ini meliputi, sikap mental, kemandirian, pengarahan
dalam pendidikan. Untuk mengembangkan potensi siswa dan membantu pemecahan
masalah yang dihadapinya., perlu ada kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang
terorganisir, terprogram dan terarah. Disamping itu, dituntut keahlian dari guru
pembimbing ,dan tersediannya dana serta sarana yang memadai. Perhatian utama
sekolah yang biasanya kepada para siswa yang bermasalah, kini dipusatkan kepada siswa
yang normal, tidak bermasalah, jumlahnya terbanyak dan potensial untuk dikembangkan.
(Kurniawan, 2015)
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah memegang peranan
penting, ini didasarkan pada berbagai masalah yang dihadapi dan juga kebutuhan siswa
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Diharapkan pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling di sekolah betul-betul berdayaguna dan berhasil serta mengena pada
sasaran. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut berkenaan
dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kosambi.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan layanan
bimbingan & konseling di SMP Negeri 2 Kosambi. Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui penerapan program layanan BK yang tepat dan efektif untuk
meningkatkan pemahaman bimbingan konseling siswa di SMP Negeri 2 Kosambi.
Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah: (1) Memahami keefektifan layanan
bimbingan konseling untuk meningkatkan pemahaman siswa SMP Negeri 2 Kosambi (2)
Memahami keefektifan layanan bimbingan konseling dengan kajian literatur untuk
meningkatkan pemahaman siswa SMP Negeri 2 Kosambi (3) Memahami layanan
bimbingan konseling yang lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa SMP
Negeri 2 Kosambi (4) Mengetahui inklusivitas guru BK di SMP Negeri 2 Kosambi.

2. KERANGKA TEORITIS
Pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling tidak sepeti pelaksanaan
program kegiatan guru mata pelajaran dan guru praktik yang seluruh kegiatan
mengajarnya terjadwal secara tepat didalam jam pelajaran sekolah sesuai dengan alokasi
jam pelajaran dalam kurikulum yang berlaku (KTSP) khususnya program kegiatan
bimbingan dan konseling, kegiatan ini dilakukan diluar jam sekolah siswa, hal ini
dilakukan supaya keegiatan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan guru tidak
merugikan waktu belajar disekolah khususnya pembelajaran siswa itu sendiri. Dalam
kaitanya dengan program bimbingan dan konseling, pengorganisasian bimbingan dan
konseling adalah usaha untuk mengintegrasikan sumber daya manusia (khususnya
warga sekolah) dan non Manusia (sarana pendukung) yang diperlukan dalam satu
kesatuan untuk melaksanakan sistem bimbingan dan konseling sebagaimana yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling sebagaimana yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Mutia, 2020)
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan karena setiap
siswa di sekolah dapat dipastikan memiliki masalah, baik masalah pribadi maupun
masalah dalam belajarnya, dan setiap masalah yangdihadapi masing-masing siswa sudah
pastilah berbeda. Bimbingan dan konseling sesuai dengan Undang-Undang “PP No. 28 dan
29 tahun 1990 dan PP No. 72 tahun 1991 pada dasarnya mengemukakan bahwa
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Secara lebih spesifik, Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 025/0/1995 mengemukakan: bahwa Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melaui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Ramlah, 2018)

3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kosambi, yang terletak di l. Perumahan
Duta Bandara Permai No.Desa, Jatimulya, Kec. Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten
15211. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dengan teknik Survey.
Dalam penelitian, peneliti menggunakan 2 subjek penelitian yaitu guru BK SMP Negeri 2
Kosambi, Koordinator BK SMP Negeri 2 Kosambi. Dalam penelitian ini akan menggunakan
teknik pengumpulan data non tes, yaitu: observasi, dokumentasi, dan wawancara. Alat
pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk observasi menggunakan lembar observasi atau pengamatan.
2. Untuk dokumentasi menggunakan lembar kerja untuk mencatat
dokumendokumen yang diperlukan peneliti, seperti daftar nama, catatan
kejadian sehari - hari siswa yang menjadi subyek penelitian sebelum pelaksanaan
tindakan.
3. Untuk wawancara menggunakan alat berupa pedoman wawancara Untuk
mendapatkan data secara valid, maka penelitian ini menggunakan metode
triangulasi yang dilakukan dengan menggunakan tehnik pengumpulan data yang
berbeda untuk mendapatkan yang sejenis,yaitu dengan wawancara dan observasi
mengenai layanan bimbingan konseling yang diterapkan oleh guru BK di SMP
Negeri 2 Kosambi untuk mengatasi permasalahan siswa-siswa yang dialami
disekolah.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
interpretasi. Teknik ini merupakan suatu kegiatan menafsirkan fakta fakta yang
diperoleh dari data yang telah diseleksi pada tahap sebelumnya untuk selanjutnya
dilakukan analisis data. Dalam tahapan ini langkah – langkah yang harus dilakukan yaitu
melakukan pengamatan atau observasi dalam pelaksanaan layanan konseling
perorangan, kemudian penulis membandingkan dengan sikap siswa selama tidak
dilakukan layanan bimbingan konseling sehingga peneliti dapat memilih fakta-fakta
yang relevan dan dapat menafsirkan semua hasil data yang telah dibuat untuk
dihubungkan antara data yang satu dengan yang lain sehingga menjadi suatu fakta.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


program layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Kosambi termasuk dalam
kategori baik dan program terlaksana dengan baik melihat setelah dilakukannya
wawancara dengan Ibu Sunarti selaku Koordinator BK SMP Negeri 2 Kosambi, yang
memaparkan bahwa dalam suatu sekolah perlu diadakannya program BK karena sekolah
sendiri merupakan tempat ditemukannya permasalahan. Dalam pelayanan BK di SMP
Negeri 2 Kosambi ini, dua guru BK bertugas dalam menenggarai BK di sekolah secara
umum tanpa mengampu mata pelajaran maupun memegang kelas, satu guru BK dapat
membimbing 150 siswa. Struktur organisasi BK dimulai dari Kepala Sekolah kemudian
kesiswaan setelahnya Guru BK dan diikuti dengan guru-guru kelas.

Jam operasional layanan bimbingan konseling diberikan selama satu jam setiap
minggunya bertujuan untuk mengkomunikasikan berbagai hal selama di sekolah maupun
kegiatan belajar dan pembelajara, layanan yang diberikan juga diklasifikasikan dalam dua
layanan yang berbeda, pertama layanan yang diberikan secara kelompok diberikan
kepada kelas-kelas dan kedua layanan yang diberikan secara pribadi yaitu layanan yang
dibiasanya diberikan kepada siswa yang mendatangi ruang BK secara mandiri.

Permasalahan siswa muncul bukan tidak adanya sebab, namun biasanya


permasalahan siswa datang dari factor internal keluarga yang kemudian terbawa ketika
proses belajar dan pembelajaran. Biasanya kasus orang tua siswa yang berpisah mampu
memicu kurang perhatiannya orang tua terhadap anak, kemudian mengingat banyak
sekali orang tua yang menganggap pendidikan di lingkungan keluarga yang kurang
penting menyebabkan terlimpahnya tanggung jawab kepada guru BK dan banyak juga
orang tua yang tidak mengedepankan Pendidikan bagi anaknya sehingga orang tua acuh
terhadap perkembangan anaknya di sekolah.

Dewasa ini banyak sekali anggapan yang diberikan kepada guru BK dengan
sebutan guru killer, karena banyak yang melihat bahwa guru BK hanya menangani siswa-
siswa bermasalah. Namun nyatanya peran guru BK tidak hanya menangani siswa yang
bermasalah lebih dari itu guru BK mengontrol setiap perkembangan siswa selama
kegiatan belajar dan pembelajaran, dan guru BK juga bisa menjadi kakak sekaligus teman
dengan melakukan pendekatan seperti curhat dengan cara tidak terlalu formal.

Pendekatan yang biasanya dilakukan bersifat procedural dimulai dari wali kelas,
jika tidak teratasi langsung diserahkan kepada guru BK karena disini wali kelas juga
memiliki peran dalam membimbing dan mengonseling siswa. Setelah itu identifikasi
masalah siswa secara face to face dan berbincang-bincang dengan bertujuan agar siswa
mampu terbuka terhadap masalah yang akan diidentifikasi. Jika tahapan ini masih belum
memberikan hasil yang signifikan bisa dilakukan tindakan bujukan dengan diberikan
sedikit ancaman tanpa merusak mental siswa, dengan cara memberikan suatu pandangan
tentang hukum contohnya seperti tawuran yang merupakan Tindakan criminal. Dengan
memberikan suatu pandangan tentang hukum seperti itu maka hal tersebut mampu
menambah wawasan siswa mengenai hal-hal yang tidak baik untuk dilakukan. Tidak
hanya Tindakan yang besar saja yang diusut dan ditindaklanjuti tetapi hal sepele juga
seperti mengambil pulpen tau penggaris pun harus diberikan edukasi lebih karena
pendidikan karakter sangat siswa butuhkan untuk bekal di kehidupan mendatang.

Gambar 1.1 Dokumentasi Wawancara Bersama Bu Sunarti

Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Program Layanan
Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada lima jenis
program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, yaitu sebagai berikut:

a. Program Tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi


seluruh kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas rombongan
belajar pada satuan pendidikan.
b. Program Semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.

c. Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.

d. Program Mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi


seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.

e. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang


dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan
jabaran dari program mingguan dalam bentuk Satuan Layanan atau Rencana Program
Layanan dan/atau Satuan Kegiatan Pendukung atau Rencana Kegiatan Pendukung
pelayanan bimbingan dan konseling.

2. Penyelenggaraan Layanan

Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan layanan yang mengarah
pada:

a. Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa


yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan,
serta kebutuhan hubungan sosioemosional. Orang tua, guru dan orangorang yang dekat
(significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan
dasar siswa. Dalam hal ini, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada umumnya
berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant persons berperan
optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer siswa.

b. Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta


didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan
pengembangan yang cukup baik siswa akan dapat menjalani kehidupan dan
perkembangan dirinya dengan wajar tanpa beban yang memberatkan, memperoleh
penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap
masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan
pelayanan pengembangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para
pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan
pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor selalu diarahkan dan
mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.
c. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa, yaitu
pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman
minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah
peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang bimbingan
pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis
layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini terkait pula
dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.

d. Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan yang


diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan,
serta pelayanan pemi natan. Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya
menangani permasalahan peserta didik, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
memiliki peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor dapat menjangkau aspekaspek pelayanan dasar, pelayanan
pengembangan, dan pelayanan peminatan.

e. Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan
pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat
lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah
pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses
pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas
ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan
dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas.

3. Waktu dan Posisi Pelaksanaan

Layanan Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/atau pendukung bimbingan


dan konseling) diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran
berlangsung) dan/atau di luar kelas (di luar jam pembelajaran) Di dalam jam
pembelajaran:

a. Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar siswa
dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan
penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain
yang dapat dilakukan di dalam kelas.
b. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar
per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.

c. Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan konsultasi,


kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan,
dan alih tangan kasus.

Pelaksanaan Layanan bimbingan dan konseling

meliputi kegiatan:

1. Layanan Orientasi Pada awal ajaran baru, pada masa layanan orientasi kepada pserta
didik baru dengan tujuan memperkenalkan lingkungan sekolah beserta guru dan
pegawai tata usaha. Sejalan dengan kegiatan orientasi, guru bimbingan dan konseling
melaksanakan pembuatan catatan tentang data pribadi peserta didik dengan cara
penyebaran angket. Setelah informasi yang diperoleh dari siswa baru dirasa sudah
dianggap cukup memadai. Maka, langkah selanjutnya adalah data tersebut kemudian
dihimpun dalam satu folder/berkas untuk tiap peserta didik secara teratur dan
sistematis.

2. Layanan Informasi Layanan informasi diberikan untuk semua peserta didik pada saat
guru BK masuk kedalam kelas atau pada saat peserta didik berdiskusi langsung dengan
guru BK. Layanan informasi ini jika membahas informasi pribadi siswa, maka yang
dibahas pada umumnya adalah:

a. Pemahaman peserta didik dalam mengenali bakat dan minat yang dimiliki oleh
peserta idik tersebut.

b. Upaya yang dapat dilakukan melalui Bimbingan dan Konseling guna membantu siswa
dalam mengatasi masa transisi yang menantang semenjak mereka beradap pada masa
remaja awal.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah menengah dirancang untuk memfasilitasi


perkembangan siswa sehingga mereka dapat mencapai perkembangan yang optimal.
Pendampingan merupakan upaya untuk memperlancar perkembangan siswa,karena
pada kodratnya setiap manusia memiliki potensi untuktumbuh dan berkembang untuk
mencapai kemandirian yang optimal. Kegiatan pengabdian dilakukan oleh para
pengajar dan konsultan di perguruan tinggi secara sistematis, logis, objektif,
berkelanjutan dan terprogram. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memfasilitasi
perkembangan siswa pada siklus SMP dalam melaksanakan tugas secara optimal bagi
perkembangan pengendalian diri. Kegiatan yang dilakukan dalam layanan bimbingan
dan konseling mengacu pada hasil layanan bimbingan dan konseling.

4. Layanan Konten
Layanan ini membantu peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang disebabkan
kurang keinginan untuk belajar, sulit dalam memahami pelajaran dan tidak mampu
mengatur jadwal belajar yang baik dan kurang semangat dalam belajar, sehingga hal ini
akan menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi yang mengalami penurunan nilai.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru BK Negeri 2 Kosambi maka layanan
konten yang selama ini diberikan pada umumnya dapat mengembangkan kebiasaan
belajar yang baik dan mengatasi masalah belajar peserta didik.
5. Layanan Konseling Perorangan
Guru BK memberikan layanan ini dengan tujuan membantu peserta didik dalam
mengatqasi permasalahan. layanan konseling perorangan adalah guru mata pelajaran
juga membantu melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2
Kosambi dengan cara membuat catatan kejadian peserta didik tentang tingkah laku
peserta didik dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung dan
menyampaikannya kepada guru wali kelasnya. Catatan tersebut kemudian dihimpun
selama satu minggu. Kemudian diserahkan kepada guru BK yang masuk dikelas tersebut.
Catatan ini kemudian dipelajari oleh guru BK. Apabila masalah dirasa cukup serius dan
mendesak, maka peserta didik tersebut dipanggil oleh guru BK secara perorangan. Jika
proses bimbngan dan konseling belum bisa memecahkan/menyelesaikan masalah, maka akan
dilibatkan wakil kepala sekolah urusan siswa dan kepala sekolah untuk bersama-sama
menyelesaikan masalah tersebut.
6. Layanan Kelompok

Layanan ini diberikan oleh guru BK kepada peserta didik dengan tujuan membiasakan peserta
didik agar berani bicara dihadapan kawan-kawannya, memberikan kesadaran kepada peserta
didik agar dapat bertoleransi dengan kawannya, menggalibakat dan minat masing-masing
peserta didik terbiasa untuk berani melakukan diskusi dalam kelompok belajar.

7. Layanan konsultasi

Konseling dapat dilakukan diluar kelas dan di dalam kelas. Bimbingan dan nasehatdi luar kelas
diberikan oleh guru BK secara individu. Dapat dilakukandi ruang BK, perpustakaan, kantin,
ruang rapat guru, kerja lapangan dan kunjungan rumah. Kinerja teknis layanan ini bersifat
individual dan dilakukan padawaktu tertentu atau sesuai jadwal.

8. Layanan Mediasi
Layanan ini diberikan dalam menghadapi permasalahan perkelahian antar peserta didik.
Maka, guru BK akan membimbing, mengarahkan, memberikanteguran dan peringatan kepada
mereka agar tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi dilain waktu baik di lingkungan
sekolah atau pun diluar lingkungan sekolah. Jik mereka masih mengulangi kesalahan yang
sama guru pun memberikan sangsi sesuai dengan kesalahan yang dilakukannya. Sanksi bisa
berupa memanggil orang tua/wali siswa, di skors ataupun bisa dikeluarkan dari sekolah. Guru
BK juga mengadakan kunjungan kerumah siswa dengan tujuan pertama memperoleh berbagai
keterangan atau data yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan pemahaman siswa,
kedua untuk pembahasan dan pemecahan permasalahan siswa (Musruroh, 2012).

5. KESIMPULAN
1. Konseling yaitu upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat
pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan
lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif
perilakunya.
2. Peran layanan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada
bagaimana bimbingan dan konseling itu membangun manusia yang seutuhnya
dari berbagai aspek yang ada di dalam diri peserta didik. Pendidikan bermutu
bukanlah pendidikan yang hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan dan
teknologi saja tetapi juga harus menyangkut aspek akademik tetapi juga aspek
pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Peran BK dalam keempat
inilah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam peningkatan
mutu pendidikan.
3. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Kosambi
berjalan dengan baik dan tetap dalam proses perbaikan ke yang lebih baik lagi.
Faktor yang mendukung dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling
yaitu adanya kerja sama antar guru BK, guru wali kelas, wakil kepala sekolah
bagian kesiswaan, kepala sekolah dan guru bidang studi.
4. Guru BK merupakan sosok yang membantu siswa dalam mengembangkan
potensi, baik dari segi emosional, intelegensi, moral spiritual, maupun social.
Peran guru BK sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter yang menjadi
sebab langsung dan tidak langsung akan capaian hasil belajar siswa. Inklusivitas
guru BK dalam pembelajaran menjadikan terkontrolnya perkembangan siswa
dalam kegiatan belajar dan pembelajaran khususnya umumnya bagi kegiatan lain
siswa di sekolah.

6. DAFTAR PUSTAKA

Mutia, S. (2020). Pelaksanaanprogram Layanan Bimbingan Dan Konseling Disekolah.


Laboratorium Penelitian Dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi
Universitas Mualawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, April, 5–24.

Kurniawan, L. (2015). Pengembangan Program Layanan Bimbingan Dan Konseling


Komprehensif Di Sma. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling: Jurnal Kajian
Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 1(1), 1.
https://doi.org/10.26858/jpkk.v1i1.1351

Putra, A. R. B. (2015). Peran Guru Bimbingan dan Konseling Mengatasi masalah Kenakalan
Remaja di Sekolah. Koseling Gusjigang, 10, 32–39.

Ramlah. (2018). Pentingnya layanan bimbingan konseling bagi peserta didik. Bk Peserta
Didik, 1(September), 70–76.
https://jurnal.umpar.ac.id/index.php/mauizhah/article/download/8/6/

Riyanto, W., Yusmansyah, & Utaminingsih, D. (2020). Meningkatkan Kemampuan Manajemen


Waktu Belajar Menggunakan Bimbingan Kelompok Pada Siswa SMA. Jurnal Bimbingan
Konseling, 8(2), 301–316.

Septiani, M. N. (2019). Pengaruh Bimbingan dan Konseling Individu Terhadap Perilaku


Konsumtif Remaja. Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, Dan Psikoterapi
Islam, 7(2), 167–190.
UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


karena berkat, rahmat dan karunia
mukzizat- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
dengan judul “Aksesibilitas Program Layanan Bimbingan Konseling Dan Inklusivitas
Peranan Guru BK DI SMP Negeri 2 Kosambi”. Penyusunan karya tulis ilmiah ini ditujukan
untuk memenuhisalah satu tugas akhir mata kuliah Bimbingan dan Konseling.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari karya ini masih jauh dari
kata sempurna, karena didalamnya masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agardalam penyusunan karya tulis
selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan
Konseling Dr. Hj. Teti Ratnasih, M. Ag., CIPS, Cht serta bimbingan yang sangat
luar biasa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dalam waktu yang tepat. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat
ganda atas ilmunya. Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaatkhususnya
bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Bandung, Desember 2022

Siti Yulianti Nurandini

Anda mungkin juga menyukai