2022
Abstract
Humanitarian development completely provides an image of the demands of human life and
competence in humans. Just like in school, students do not only need study guidance but are
equipped with moral and career guidance. The role of counseling in schools is very important to
advance the achievement of educational goals. Besides that, services in schools regarding
counseling need to be improved. To develop the potential of students and help solve the problems
they face, there needs to be an organized, programmed and directed guidance and counseling
service activity. In addition, expertise is required from the supervisor, and the availability of
adequate funds and facilities. The main attention of schools, which is usually students with
problems, is now focused on students who are normal, have no problems, the largest number and
have the potential to be developed.
Abstrak
2. KERANGKA TEORITIS
Pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling tidak sepeti pelaksanaan
program kegiatan guru mata pelajaran dan guru praktik yang seluruh kegiatan
mengajarnya terjadwal secara tepat didalam jam pelajaran sekolah sesuai dengan alokasi
jam pelajaran dalam kurikulum yang berlaku (KTSP) khususnya program kegiatan
bimbingan dan konseling, kegiatan ini dilakukan diluar jam sekolah siswa, hal ini
dilakukan supaya keegiatan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan guru tidak
merugikan waktu belajar disekolah khususnya pembelajaran siswa itu sendiri. Dalam
kaitanya dengan program bimbingan dan konseling, pengorganisasian bimbingan dan
konseling adalah usaha untuk mengintegrasikan sumber daya manusia (khususnya
warga sekolah) dan non Manusia (sarana pendukung) yang diperlukan dalam satu
kesatuan untuk melaksanakan sistem bimbingan dan konseling sebagaimana yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling sebagaimana yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Mutia, 2020)
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan karena setiap
siswa di sekolah dapat dipastikan memiliki masalah, baik masalah pribadi maupun
masalah dalam belajarnya, dan setiap masalah yangdihadapi masing-masing siswa sudah
pastilah berbeda. Bimbingan dan konseling sesuai dengan Undang-Undang “PP No. 28 dan
29 tahun 1990 dan PP No. 72 tahun 1991 pada dasarnya mengemukakan bahwa
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Secara lebih spesifik, Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 025/0/1995 mengemukakan: bahwa Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melaui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Ramlah, 2018)
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kosambi, yang terletak di l. Perumahan
Duta Bandara Permai No.Desa, Jatimulya, Kec. Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten
15211. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dengan teknik Survey.
Dalam penelitian, peneliti menggunakan 2 subjek penelitian yaitu guru BK SMP Negeri 2
Kosambi, Koordinator BK SMP Negeri 2 Kosambi. Dalam penelitian ini akan menggunakan
teknik pengumpulan data non tes, yaitu: observasi, dokumentasi, dan wawancara. Alat
pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk observasi menggunakan lembar observasi atau pengamatan.
2. Untuk dokumentasi menggunakan lembar kerja untuk mencatat
dokumendokumen yang diperlukan peneliti, seperti daftar nama, catatan
kejadian sehari - hari siswa yang menjadi subyek penelitian sebelum pelaksanaan
tindakan.
3. Untuk wawancara menggunakan alat berupa pedoman wawancara Untuk
mendapatkan data secara valid, maka penelitian ini menggunakan metode
triangulasi yang dilakukan dengan menggunakan tehnik pengumpulan data yang
berbeda untuk mendapatkan yang sejenis,yaitu dengan wawancara dan observasi
mengenai layanan bimbingan konseling yang diterapkan oleh guru BK di SMP
Negeri 2 Kosambi untuk mengatasi permasalahan siswa-siswa yang dialami
disekolah.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
interpretasi. Teknik ini merupakan suatu kegiatan menafsirkan fakta fakta yang
diperoleh dari data yang telah diseleksi pada tahap sebelumnya untuk selanjutnya
dilakukan analisis data. Dalam tahapan ini langkah – langkah yang harus dilakukan yaitu
melakukan pengamatan atau observasi dalam pelaksanaan layanan konseling
perorangan, kemudian penulis membandingkan dengan sikap siswa selama tidak
dilakukan layanan bimbingan konseling sehingga peneliti dapat memilih fakta-fakta
yang relevan dan dapat menafsirkan semua hasil data yang telah dibuat untuk
dihubungkan antara data yang satu dengan yang lain sehingga menjadi suatu fakta.
Jam operasional layanan bimbingan konseling diberikan selama satu jam setiap
minggunya bertujuan untuk mengkomunikasikan berbagai hal selama di sekolah maupun
kegiatan belajar dan pembelajara, layanan yang diberikan juga diklasifikasikan dalam dua
layanan yang berbeda, pertama layanan yang diberikan secara kelompok diberikan
kepada kelas-kelas dan kedua layanan yang diberikan secara pribadi yaitu layanan yang
dibiasanya diberikan kepada siswa yang mendatangi ruang BK secara mandiri.
Dewasa ini banyak sekali anggapan yang diberikan kepada guru BK dengan
sebutan guru killer, karena banyak yang melihat bahwa guru BK hanya menangani siswa-
siswa bermasalah. Namun nyatanya peran guru BK tidak hanya menangani siswa yang
bermasalah lebih dari itu guru BK mengontrol setiap perkembangan siswa selama
kegiatan belajar dan pembelajaran, dan guru BK juga bisa menjadi kakak sekaligus teman
dengan melakukan pendekatan seperti curhat dengan cara tidak terlalu formal.
Pendekatan yang biasanya dilakukan bersifat procedural dimulai dari wali kelas,
jika tidak teratasi langsung diserahkan kepada guru BK karena disini wali kelas juga
memiliki peran dalam membimbing dan mengonseling siswa. Setelah itu identifikasi
masalah siswa secara face to face dan berbincang-bincang dengan bertujuan agar siswa
mampu terbuka terhadap masalah yang akan diidentifikasi. Jika tahapan ini masih belum
memberikan hasil yang signifikan bisa dilakukan tindakan bujukan dengan diberikan
sedikit ancaman tanpa merusak mental siswa, dengan cara memberikan suatu pandangan
tentang hukum contohnya seperti tawuran yang merupakan Tindakan criminal. Dengan
memberikan suatu pandangan tentang hukum seperti itu maka hal tersebut mampu
menambah wawasan siswa mengenai hal-hal yang tidak baik untuk dilakukan. Tidak
hanya Tindakan yang besar saja yang diusut dan ditindaklanjuti tetapi hal sepele juga
seperti mengambil pulpen tau penggaris pun harus diberikan edukasi lebih karena
pendidikan karakter sangat siswa butuhkan untuk bekal di kehidupan mendatang.
1. Program Layanan
Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada lima jenis
program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, yaitu sebagai berikut:
c. Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
2. Penyelenggaraan Layanan
Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan layanan yang mengarah
pada:
e. Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan
pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat
lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah
pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses
pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas
ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan
dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas.
a. Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar siswa
dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan
penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain
yang dapat dilakukan di dalam kelas.
b. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar
per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
meliputi kegiatan:
1. Layanan Orientasi Pada awal ajaran baru, pada masa layanan orientasi kepada pserta
didik baru dengan tujuan memperkenalkan lingkungan sekolah beserta guru dan
pegawai tata usaha. Sejalan dengan kegiatan orientasi, guru bimbingan dan konseling
melaksanakan pembuatan catatan tentang data pribadi peserta didik dengan cara
penyebaran angket. Setelah informasi yang diperoleh dari siswa baru dirasa sudah
dianggap cukup memadai. Maka, langkah selanjutnya adalah data tersebut kemudian
dihimpun dalam satu folder/berkas untuk tiap peserta didik secara teratur dan
sistematis.
2. Layanan Informasi Layanan informasi diberikan untuk semua peserta didik pada saat
guru BK masuk kedalam kelas atau pada saat peserta didik berdiskusi langsung dengan
guru BK. Layanan informasi ini jika membahas informasi pribadi siswa, maka yang
dibahas pada umumnya adalah:
a. Pemahaman peserta didik dalam mengenali bakat dan minat yang dimiliki oleh
peserta idik tersebut.
b. Upaya yang dapat dilakukan melalui Bimbingan dan Konseling guna membantu siswa
dalam mengatasi masa transisi yang menantang semenjak mereka beradap pada masa
remaja awal.
4. Layanan Konten
Layanan ini membantu peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang disebabkan
kurang keinginan untuk belajar, sulit dalam memahami pelajaran dan tidak mampu
mengatur jadwal belajar yang baik dan kurang semangat dalam belajar, sehingga hal ini
akan menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi yang mengalami penurunan nilai.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru BK Negeri 2 Kosambi maka layanan
konten yang selama ini diberikan pada umumnya dapat mengembangkan kebiasaan
belajar yang baik dan mengatasi masalah belajar peserta didik.
5. Layanan Konseling Perorangan
Guru BK memberikan layanan ini dengan tujuan membantu peserta didik dalam
mengatqasi permasalahan. layanan konseling perorangan adalah guru mata pelajaran
juga membantu melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2
Kosambi dengan cara membuat catatan kejadian peserta didik tentang tingkah laku
peserta didik dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung dan
menyampaikannya kepada guru wali kelasnya. Catatan tersebut kemudian dihimpun
selama satu minggu. Kemudian diserahkan kepada guru BK yang masuk dikelas tersebut.
Catatan ini kemudian dipelajari oleh guru BK. Apabila masalah dirasa cukup serius dan
mendesak, maka peserta didik tersebut dipanggil oleh guru BK secara perorangan. Jika
proses bimbngan dan konseling belum bisa memecahkan/menyelesaikan masalah, maka akan
dilibatkan wakil kepala sekolah urusan siswa dan kepala sekolah untuk bersama-sama
menyelesaikan masalah tersebut.
6. Layanan Kelompok
Layanan ini diberikan oleh guru BK kepada peserta didik dengan tujuan membiasakan peserta
didik agar berani bicara dihadapan kawan-kawannya, memberikan kesadaran kepada peserta
didik agar dapat bertoleransi dengan kawannya, menggalibakat dan minat masing-masing
peserta didik terbiasa untuk berani melakukan diskusi dalam kelompok belajar.
7. Layanan konsultasi
Konseling dapat dilakukan diluar kelas dan di dalam kelas. Bimbingan dan nasehatdi luar kelas
diberikan oleh guru BK secara individu. Dapat dilakukandi ruang BK, perpustakaan, kantin,
ruang rapat guru, kerja lapangan dan kunjungan rumah. Kinerja teknis layanan ini bersifat
individual dan dilakukan padawaktu tertentu atau sesuai jadwal.
8. Layanan Mediasi
Layanan ini diberikan dalam menghadapi permasalahan perkelahian antar peserta didik.
Maka, guru BK akan membimbing, mengarahkan, memberikanteguran dan peringatan kepada
mereka agar tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi dilain waktu baik di lingkungan
sekolah atau pun diluar lingkungan sekolah. Jik mereka masih mengulangi kesalahan yang
sama guru pun memberikan sangsi sesuai dengan kesalahan yang dilakukannya. Sanksi bisa
berupa memanggil orang tua/wali siswa, di skors ataupun bisa dikeluarkan dari sekolah. Guru
BK juga mengadakan kunjungan kerumah siswa dengan tujuan pertama memperoleh berbagai
keterangan atau data yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan pemahaman siswa,
kedua untuk pembahasan dan pemecahan permasalahan siswa (Musruroh, 2012).
5. KESIMPULAN
1. Konseling yaitu upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat
pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan
lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif
perilakunya.
2. Peran layanan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada
bagaimana bimbingan dan konseling itu membangun manusia yang seutuhnya
dari berbagai aspek yang ada di dalam diri peserta didik. Pendidikan bermutu
bukanlah pendidikan yang hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan dan
teknologi saja tetapi juga harus menyangkut aspek akademik tetapi juga aspek
pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Peran BK dalam keempat
inilah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam peningkatan
mutu pendidikan.
3. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Kosambi
berjalan dengan baik dan tetap dalam proses perbaikan ke yang lebih baik lagi.
Faktor yang mendukung dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling
yaitu adanya kerja sama antar guru BK, guru wali kelas, wakil kepala sekolah
bagian kesiswaan, kepala sekolah dan guru bidang studi.
4. Guru BK merupakan sosok yang membantu siswa dalam mengembangkan
potensi, baik dari segi emosional, intelegensi, moral spiritual, maupun social.
Peran guru BK sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter yang menjadi
sebab langsung dan tidak langsung akan capaian hasil belajar siswa. Inklusivitas
guru BK dalam pembelajaran menjadikan terkontrolnya perkembangan siswa
dalam kegiatan belajar dan pembelajaran khususnya umumnya bagi kegiatan lain
siswa di sekolah.
6. DAFTAR PUSTAKA
Putra, A. R. B. (2015). Peran Guru Bimbingan dan Konseling Mengatasi masalah Kenakalan
Remaja di Sekolah. Koseling Gusjigang, 10, 32–39.
Ramlah. (2018). Pentingnya layanan bimbingan konseling bagi peserta didik. Bk Peserta
Didik, 1(September), 70–76.
https://jurnal.umpar.ac.id/index.php/mauizhah/article/download/8/6/
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari karya ini masih jauh dari
kata sempurna, karena didalamnya masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agardalam penyusunan karya tulis
selanjutnya dapat menjadi lebih baik.