Anda di halaman 1dari 12

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL SERTA MEDIA YANG

DIGUNAKAN
Disusun untuk menyempurnakan materi kuliah “Media Bimbingan dan Konseling
Islam” guna menyelesaikan tugas-tugas kuliah
Dosen Pengempu: Heri Fadli Wahyudi, S.Sos., M.A

MAKALAH

Disusun Oleh:

Mudiuddin

PROGRAM STUDI BPI


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN PRENDUAN
SUMENEP MADURA JAWA TIMUR
2019
A. PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan membantu seorang
individu/peserta didik yang disebut konseli dalam meningkatkan potensi diri dan
mengatasi permasalahan yang dialami. Hal ini dikarenakan pembelajaran materi
sekolah hanya sebatas sebagai penambahan pengetahuan peserta didik dalam
bidang akademik dan tidak termasuk di dalamnya pengembangan potensi diri
serta pembentukan karakter peserta didik.
Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan salah satu kegiatan yang
sangat strategis dalam sekolah. Hal ini bertujuan mengarahkan peserta didik bisa
menentukan arah yang benar saat menghadapi persoalan yang harus mereka
hadapi.
Persoalan dalam kehidupan siswa tidak hanya berada di lingkungan sekolah,
akan tetapi lebih sering terjadi di lingkungan masyarakat. Mengingat jadwal
kegiatan peserta didik lebih sering berada di tengah masyarakat.
Hal yang demikian, tidak cukup rasanya apabila hanya sekedar kegiatan
bimbingan dan konseling yang lebih condong dilakukan pada anak didik yang
telah mendapatkan masalah dan hanya bisa dilakukan pada satu atau beberapa
orang saja. Maka dari itu perlu dilakukan kegiatan yang lebih bersifat preventif
dan terencana serta memiliki orientasi terhadap banyak peserta didik sekaligus.
Layanan klasikal merupakan kegiatan bimbingan yang bersifat preventif,
para konselor dituntut untuk melakukan kontak langsung dengan peserta didik
secara terencana dan terjadwal. Sehingga setiap peserta didik memiliki bekal
untuk menghadapi persoalan di luar sekolah. Hal ini merupakan salah satu solusi
dalam kegiatan bimbingan, mengingat layanan klasikal merupakan layanan
bimbingan yang diberikan dalam kelas dengan kesatuan siswa di dalamnya dan
sekaligus merupakan kegiatan pencegahan.
Oleh karena itu, dari penjelasan singkat tersebut pemakalah tertarik untuk
mengkaji sedikit lebih dalam lagi tentang layanan bimbingan klasikal sesuai
dengan materi yang diberikan dan terangkum dalam makalah ini dengan judul
“LAYANAN KLASIKAL BESERTA MEDIA YANG DIGUNAKAN”
Dalam makalah ini, pemakalah akan memetakan pembahasan dalam
beberapa bagian pokok pembahasan untuk mempermudah dalam memahami

2
tentang layanan klasikal dan media yang sangat memungkinkan dalam layanan
klasikal beserta penggunaannya.
Adapun pokok pembahasan tersebut antara lain:
1. Apa Pengertian Layanan Klasikal?
2. Apa Saja Media yang Digunakan dalam Layanan Klasikal?

Dari pokok pembahasan di atas, makalah ini memiliki beberapa tujuan


anatara lain:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Layanan Klasikal
2. Untuk mengetahua media apa saja yang mungkin digunakan dalam
Layanan Klasikal.
B. PEMBAHASAN
a. Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal
Istilah layanan bimbingan klasikal dikenal sejak disosialisasikan dan
diimplementasikannya pradigma bimbingan dan konseling perkembangan.
Menurut Prayitno dan Erman Amti, layanan adalah suatu kegiatan yang
diberikan kepada orang lain atau klien dan mengurusi apa saja yang diperlukan.
Bimbingan adaalah sebagai proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna
membantu pertumbuhan anak dalam menetukan dan mengarahkan hidupnya
sendiri.1 Klasikal adalah format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik dalam rombangan belajar suatu kelas.2
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional mengemukakan pendapat bahwa layanan
bimbingan klasikal adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang
dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para
peserta didik di kelas secara terjadwal yang berupa tanya jawab, diskusi dan
praktik langsung yang dapat membawa peserta didik aktif dan kreatif dalam
mengikuti kegiatan bimbingan yang diberikan.

1
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,
2004), hal. 94
2
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Modul Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013, (Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, 2014), hal. 102

3
Pengertian tersebut dijelaskan ulang oleh Departemen Pendidikan
Nasional 2008 bahwa layanan klasikal merupakan program bimbingan yang di
rancang dengan mengadakan pertemuan secara tatap muka dengan konseli, dan
berbasis kelas.3
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat dipahami, layanan bimbingan
klasikal merupakan kegiatan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik
secara bersamaan dengan terjadwal dan sistematis dalam suatu ruangan kelas.
Layanan bimbingan klasikal dilakukan di dalam kelas secara teratur dan
terjadwal yang secara otomatis menuntut seorang konselor bertatap muka
secara langsung dengan peserta didik dan menyiapkan materi dengan baik
sebagai informasi yang akan disampaikan. Sehingga dapat membantu peserta
didik dalam pengambilan keputusan dalam hidup dan dapat merencanakan
dalam mengembangkan kemampuan secara optimal. Hal ini sebagai kegiatan
pencegahan terhadap masalah-masalah perkembangan, seperti pembelajaran,
personal, sosial, dan karir.
Meskipun layanan bimbingan klasikal dilaksanakan di dalam kelas dan
konselor harus menyiapkan materi, tidak menjadikan layanan bimbingan
klasikal seperti kegiatan mengajar atau menyampaikan materi pelajaran
sebagaimana telah dirancang dalam kurikulum sekolah. Karena lebih dari itu,
materi layanan bimbingan klasikal merupakan informasi yang erat kaitannya
dengan bimbingan belajar, pribadi, sosial, karir, serta peningkatan diri yang
dapat berpengaruh terhadap perkembangan diri peserta didik.
Layanan bimbingan klasikal merupakan salah satu kegiatan yang sangat
strategis dalam kegiatan bimbingan dan konseling sebuah sekolah. Oleh
karenanya layanan bimbingan klasikal lebih bersifat preventatif dan
berorientasi pada pengambangan diri peserta didik. Sehingga pelaksanaan
layanan bimbingan klasikal harus dilakukan secara sistematis dengan tujuan
menimbulkan pemahaman diri dan pemahaman tentang orang lain terhadap
peserta didik. Ini menggambarkan bahwa layanan bimbingan klasikal sangat
tepat diberikan kepada peserta didik karena konselor dituntut untuk

3
Kemendikbud Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 2017, Sumber Penunnjang
PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian Bimbingan dan Konseling BAB III Bimbingan
Klasikal dan Kelompok, hal. 3

4
melaksanakannya dengan sistematis dan terjadwal dengan persiapan materi
yang terencana sebagai informasi dalam rangka mencegah masalah-masalah
perkembangan diri. Sehingga peserta didik dapat dengan mudah untuk
menentukan keputusan hidup dan mengembangkan kemampuan secara optimal
sebagai upaya pencapaian hasil dari pembeajarannya.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukakn (Mukhtar, Yusuf dan Budiman)
menyatakan layanan bimbingan klasikal sangat efektif dilakukan untuk
meningkatkan daya kontrol diri peserta didik. Andriati berpendapat, model
bimbingan klasikal secara role playing efektif untuk meningkatkan
keparcayaan diri peserta didik. Maka ini merupakan bukti layanan bimbingan
klasikal merupakan kegiatan bimbingan yang tepat dilakukan dan diberikan
kepada peserta didik untuk mengubah sikap dan prilakunya.4
Sesuai dengan pelaksanaan yang dilakukan secara terencana, layanan
bimbingan klasikal dilakukan dengan menentukan langkah-langkah dalam
melakukan kegiatan bimbingan klasikal. Adapun langkah-langkah tersebut
sebagai berikut:
1. Melakukan Pemahaman Terhadap Peserta Didik
Hal ini meliputi bimbingan dan konseling pribadi, sosial, belajar dan
karir sesuai dengan analisis data yang telah dikumpulkan.
2. Memilih Metode dan Teknik yang Sesuai dengan Topik
Metode merupakan cara seorang guru dalam menjalankan fungsinya
dalam pencapaian tujuan pembelajaran.5 Hal ini juga berlaku dalam
pelaksanaan layanan bimbingan klasikal, adapun metode tersebut sebagai
berikut:
 Metode Ekspositori,
Yaitu cara yang dilakukan dengan cara menyampaikan informasi
atau penjelasan terhadap peserta didik. Penyampaian tersebut dapat
dilakukan secara tertulis (Ekspositori Tertulis) dan dapat pula
disampaikan secara lisan (Metode Ceramah).

4
Muhammad Ilham Bakhtiar, Ratna Wulandari, Erni Marlina, Konvensi Nasional XXI Asosiasi
Bimbingan dan Konseling Indonesia: Layanan Bimbingan Klasikal Menggunakan Media
Konseling Berbasis Teknologi Aplikasi Google Clasroom, (Bandung, 2019), hal. 78-79.
5
Opcit, hal. 5

5
 Metode Diskusi,
Layanan bimbingan klasikal yang berorientasi pada peserta didik
dalam satuan kelas, maka metode diskusi ini merupakan metode yang
tidak akan lepas untuk digunakan. Karena teknik ini dapat digunakan
untuk mencapai tujuan layanan yang bermaksud membantu peserta
didik dalam memperjelas serta memecahkan masalah. Di samping itu
dalam aspek pengembangan pribadi sosial, metode diskusi dapat
membantu konseli dalam memahami dan meningkatkan kesadaran diri
serta mengembangkan potensi peserta didik.
 Metode Bermain Peran (Roleplaying)
Metode bermain peran merupakan alat belajar yang dapat
digunakan dalam pengembangan keterampilan dan pengertian mengenai
hubungan antara manusia, di mana peserta didik akan memainkan peran
dalam suatu situasi imajinatif yang sesuai dengan situasi yang terjadi
dalam kehidupan nyata.6
Metode ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sosiodrama yang
lebih mengarah pada pengembangan sosial dan bersifat preventif dan
pengembangan, Psikodarama yang lebih mengarah pada pemecahan
masalah emosional dan bersifat kuratif atau penyembuhan.
3. Menetapkan dan Mempersiapkan Topik Layanan Bimbingan Klasikal
Topik kegiatan layanan bimbingan klasikal diambil dari hasil asesmen
kebutuhan dengan mempertimbangkan standar kompetensi kemandirian
peserta didik.7 Hasil asesmen kebutuhan dan Standar Kompetensi
Kemadirian Pesarta Didik merupakan dua sumber utama yang perlu
dipertimbangkan yang dibuat secara simultan dalam rangka menetapkan
topik layanan bimbingan klasikal.8 Hal ini berarti layanan bimbingan
klasikal merupakan jawaban dari kebutuhan peserta didik sekaligus
menjadi jembatan untuk memfasilitasi peserta didik dalam meningkatkan
perkembangan diri.

6
Ibid, hal. 8
7
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2007
8
Sunawan, Prosedur Perencanaan Kegiatan Bimbingan Klasikal

6
4. Menentukan Alat Bantu dalam Pelaksanaan Layanan Klasikal
Dasar dalam bimbingan adalah komunikasi dan interaksi dalam
penyampaian topik bimbingan yang tidak menutup kemungkinan akan
terjadi hambatan sehingga pesan informasi tidak tersampaikan dengan
baik. Alat bantu atau media merupakan hal yang penting untuk
mempermudah kegiatan bimbingan klasikal. Secara umum media dalam
layanan bimbingan klasika terdiri dari media cetak, media non cetak.
5. Melakukan Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan pengamatan dan penilaian untuk
mengukur dampak efektifitas pada suatu objek, program atau proses demi
mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam panduan operasional
penyelenggaraan konseling di sekolah, evaluasi dalam layanan bimbingan
klasikal mencakup dua hal, yakni proses dan hasil. Adapun evaluasi hasil
digunakan untuk menilai pemahaman diri, sikap dan prilaku peserta didik,
perasaan positif pasca mengikuti layanan bimbingan klasikal, rencana
tindakan pasca bimbingan klasikal, dan pencapaian standar kemandirian
peserta didik.
b. Media dalam Layanan Bimbingan Klasikal
Proses penting dalam kegiatan bimbingan klasikal pada dasarnya adalah
komunikasi dan interaksi antara konselor dengan peserta didik dalam rangka
membahas suatu materi tertentu guna mencapai tujuan bimbingan. 9
Tercapainya tujuan layanan bimbingan klasikal merupakan bentuk terpenuhnya
asesmen kebutuhan peserta didik dalam bimbingan. Dalam hal ini berarti
bahwa solusi dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik dalam
bimbingan terdapat dalam layanan bimbingan klasikal.

Dalam proses interaksi dan komunikasi dalam bimbingan klasikal tidak


menutup kemungkinan akan terjadi hambatan yang akan berdampak pada
pesan/nformasi tidak akan tersampaikan secara sempurna. Untuk mengatasi hal
serupa, dibutuhkan alat bantu/media yang dapat menyalurkan informasi secara
baik dan diterima secara baik pula oleh peserta didik selama proses bimbingan
berlangsung.
9
Sumawan, Konsep Dasar Media dalam Bimbingan Klasikal

7
Media bimbingan merupakan alat bantu yang digunakan untuk membantu
konselor dalam menyampaikan pesan/informasi kepada peserta didik secara
baik selama layanan bimbingan klasikal berlangsung. Sehingga peserta didik
dapat terangsang baik pikiran, perasaan, perhatian serta kemauan untuk
menerima secara baik pesan yang disampaikan oleh koselor. Dengan demikian
tujuan dari layanan bimbingan klasikal akan tercapai dengan sempurna.

Arsyad mengemukakan ciri-ciri umum yang terkandung dalam pengertian


media, di antaranya adalah:

1. Media memiliki pengertian fisik (hardware), yaitu suatu benda yang dapat
dilihat, diraba oleh panca indera.
2. Media memeliki pengertian non fisik (shoftware), yaitu kandungan pesan
yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang akan
disampaikan.
3. Penekanan media terdapat pada visual dan audio.
4. Media merupakan alat bantu pada proses belajar baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
5. Digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi pembimbing dan
peserta didik dalam proses layanan.
6. Dapat digunakan secara massal.10

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, dapat kita simpulkan tentang jenis-jenis


media yang memungkinkan akan digunakan dan dapat membantu proses
layanan bimbingan klasikal. Berikut adalah jenis media layanan klasikal:

1. Media Cetak, media visual yang disajikan dalam bentuk kertas dan
pembuatannya melalui proses percetakan/printing. Media bahan cetak ini
menyajikan pesannya melalui huruf dan gambar yang diiliustrasikan untuk
lebih memperjelas informasi atau materi layanan bimbingan klasikal.

10
Hardi Prasetiawan, Media dalam Layanan Bimbingan Konseling, UAD Yogyakarta, 2017.

8
Adapun jenisnya sebagai berikut:
a. Buku Teks, yaitu buku yang membahas tentang memecahkan
masalah atau cara menggambarkan diri untuk lebih mengenal diri
dan dapat mengembangkan diri.
b. Modul, yaitu paket program yang disusun dalam bentuk satuan
tertentu dan didesain sedemikian rupa untuk memperlancar layanan
bimbingan konseling.
c. Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket program pembelajaran
individu yang disusun dalam topik-topik kecil setiap halamannya.
2. Media non Cetak, sejumlah media yang tidak disajikan dalam bentuk
kertas dan tidak melalui proses percetakan/printing sebagai sarana dalam
proses layanan bimbingan klasikal. Contoh media non cetak antara lain:
a. Media yang bersifat suara atau bunyi (audio), yaitu media yang hanya
dapat ditangkap oleh indera pendengaran. Penyampaian informasi
layanan disajikan dalam bnetuk auditif yang berupa kata-kata, musik,
dan sound effect. Adapun contoh dari media audio adalah: radio dan
alat rekam pita magnetik.
b. Media yang bersifat film (Motion Pictures), yaitu media yang
menyajikan pesan audio visual dan gerak. Oleh karenanya, film dapat
memberikan kesan yang impresif terhadap pemirsanya.
c. Slide, yaitu media visual yang dapat diproyeksikan dengan alat yang
dikenal proyektor slide.

Keberadan media memberikan kontibusi dalam pelaksanaan layanan


bimbingan klasikal, di antaranya:

1. Informasi/materi layanan bimbingan klasikal yang disampaikan lebih


terorganisir dan sistematis
2. Penyampaian materi bimbingan klasikal akan lebih terstandarisasi, karena
dengan keberadaan media memungkinkan suatu materi yang sama akan
tetap berada dalam lingkup yang sama meskipun disampaikan oleh
konselor yang berbeda.

9
3. Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal akan lebih terasa lebih menarik
dengan adanya media, karena materi yang dibahas bukan lagi sesuatu yang
bersifat abstrak.
4. Meningkatkan kualitas layanan bimbingan klasikal, materi pembahasan
tidak lagi bersifat abstrak sehingga konselor dan peserta didik dapat
mengamati, mengevaluasi dan mengkritisi suatu permasalahan.

Berdasarkan pemaparan dan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa


penggunaan media dalam layanan bimbingan klasikal membantu efektifitas
penyampaian layanan. Sehingga dapat membantu dalam pencaian layanan
klasikal.

C. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas bisa ditarik beberapa kesimpulan sebagai


berikut:

1. Layanan bimbingan klasikal merupakan program bimbingan yang


dilakukan di dalam kelas dengan jangkauan peserta didik sejumlah satuan
kelas. Dalam hal ini seorang konselor dituntut untuk melakukan kontak
secara langsung dengan peserta didik secara terjadwal dan dilakukan
secara sistematis serta persiapan dalam materi yang akan disampaikan.
Layanan ini sebagai bentuk upaya pencegahan terhadapan hambatan yang
akan dihadapi oleh peserta didik delam mengembangkan potensi diri.
2. Berikut adalah jenis media layanan klasikal:
a. Media Cetak, media visual yang disajikan dalam bentuk kertas dan
pembuatannya melalui proses percetakan/printing. Media bahan cetak
ini menyajikan pesannya melalui huruf dan gambar yang diiliustrasikan
untuk lebih memperjelas informasi atau materi layanan bimbingan
klasikal. Adapun jenisnya sebagai berikut:
 Buku Teks, yaitu buku yang membahas tentang memecahkan
masalah atau cara menggambarkan diri untuk lebih mengenal diri
dan dapat mengembangkan diri.

10
 Modul, yaitu paket program yang disusun dalam bentuk satuan
tertentu dan didesain sedemikian rupa untuk memperlancar layanan
bimbingan konseling.
 Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket program pembelajaran
individu yang disusun dalam topik-topik kecil setiap halamannya.
b. Media non Cetak, sejumlah media yang tidak disajikan dalam bentuk
kertas dan tidak melalui proses percetakan/printing sebagai sarana
dalam proses layanan bimbingan klasikal. Contoh media non cetak
antara lain:
 Media yang bersifat suara atau bunyi (audio), yaitu media yang
hanya dapat ditangkap oleh indera pendengaran. Penyampaian
informasi layanan disajikan dalam bnetuk auditif yang berupa kata-
kata, musik, dan sound effect. Adapun contoh dari media audio
adalah: radio dan alat rekam pita magnetik.
 Media yang bersifat film (Motion Pictures), yaitu media yang
menyajikan pesan audio visual dan gerak. Oleh karenanya, film
dapat memberikan kesan yang impresif terhadap pemirsanya.
 Slide, yaitu media visual yang dapat diproyeksikan dengan alat yang
dikenal proyektor slide.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Muhammad Ilham Ratna Wulandari. Erni Marlina. 2019. Konvensi


Nasional XXI Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia: Layanan
Bimbingan Klasikal Menggunakan Media Konseling Berbasis Teknologi
Aplikasi Google Clasroom. Bandung.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2007
Prasetiawan, Hardi. 2017. Media dalam Layanan Bimbingan Konseling, UAD
Yogyakarta.
Prayitno. Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
Rineka Cipta
Kemendikbud Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. 2017. Sumber
Penunnjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian Bimbingan dan
Konseling BAB III Bimbingan Klasikal dan Kelompok.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Modul
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan
Sunawan. Prosedur Perencanaan Kegiatan Bimbingan Klasikal
Sunawan. Konsep Dasar Media dalam Bimbingan Klasikal

12

Anda mungkin juga menyukai