Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI DENGAN PENDEKATAN PROBLEM

BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA


Lisa Mardian Nova1), Firman Firman 2), Indah Sukmawati3)
Email : firman@konselor.org

Abstrak: Dewasa ini ditemukan sebagian siswa memiliki kebiasaan belajar yang kurang mendukung,
yang ditunjukkan dengan perilaku siswa hanya belajar pada saat ada tugas dan ketika akan menghadapi ujian
saja. Ada siswa yang sudah tidak mau mencatat hal-hal penting yang dijelaskan guru, selain itu juga ada siswa
yang menunda tugas. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan: (1) Peningkatan kebiasaan belajar siswa
kelompok eksperimen sebelum (pretest) dan setelah (posttest) diberikan perlakuan layanan informasi dengan
pendekatan problem based learning; (2) Peningkatan kebiasaan belajar siswa kelompok kontrol pada sebelum
(pretest) dan setelah (posttest) tanpa diberi perlakuan layanan informasi dengan pendekatan problem based
learning; (3) Perbedaan peningkatan kebiasaan belajar siswa antara kelompok eksperimen yang diberikan
perlakuan layanan informasi dengan pendekatan problem based learning dengan siswa kelompok kontrol yang
tidak diberikan perlakuan layanan informasi dengan pendekatan problem based learning.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Quasy-Experiment.


Subjek penelitiannya siswa kelas VIII.E SMPN 2 Sawahlunto yang berjumlah 20 orang sebagai kelompok
eksperimen dan kelas VIII.G SMPN 2 Sawahlunto yang berjumlah 20 orang sebagai kelompok kontrol.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner (angket). Data kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus
Wilcoxon Signed Ranks test dan Kolmogorov-Smirnov Two Independent Sampel dengan bantuan program
Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.
Berdasarkan temuan penelitian ini yaitu: (1) terdapat peningkatan yang signifikan pada kebiasaan
belajar siswa dari efektivitas layanan informasi pada kelompok eksperimen melalui pendekatan problem based
learning, (2) tidak terdapat peningkatan yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa dari efektivitas layanan
informasi pada kelompok kontrol melalui pendekatan problem based learning, (3) terdapat perbedaan yang
signifikan peningkatan kebiasaan belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Berdasarkan temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar siswa dapat ditingkatkan melalui
layanan informasi dengan pendekatan problem based learning, Oleh karena itu guru BK disarankan dapat
mengembangkan layanan bimbingan dan konseling terutama layanan informasi untuk membantu
meningkatkan kebiasaan belajar siswa.

Keywords: Layanan Informasi, Problem Based Learning, dan Kebiasaan Belajar

PENDAHULUAN bantuan atau pertolongan yang diberikan


oleh seseorang kepada individu yang
Pelayanan bimbingan dan konseling membutuhkan, sedangkan konseling adalah
(BK) di sekolah mengoptimalkan bantuan yang diberikan oleh orang yang
terwujudnya tujuan pendidikan itu sendiri. ahli kepada individu dalam memecahkan
Bimbingan dan konseling (BK) permasalahan yang sedang dihadapi.
mengupayakan siswa dapat mandiri dalam
mengambil keputusan serta menyelesaikan Pernyataan tersebut diperkuat oleh
masalah yang dihadapi, pelaksanaan pendapat Prayitno dan Erman Amti
bimbingan dan konseling di sekolah (2009:130) yaitu:
diselenggarakan oleh guru BK/konselor.
Bimbingan adalah proses pemberian
Bimbingan dan konseling itu sendiri bantuan yang dilakukan oleh seorang
adalah upaya berupa layanan yang ahli kepada individu dengan
diberikan oleh guru BK untuk membantu menggunakan berbagai prosedur, cara
individu dalam menyelesaikan masalah dan bahan agar individu tersebut
sehingga dapat terciptanya kehidupan yang mampu mandiri dalam memecahkan
efektif sehari-hari. Bimbingan adalah masalah-masalah yang dihadapinya.
Sedangkan konseling merupakan 6. sistem penjurusan, kenaikan kelas,
proses pemberian bantuan yang dan syarat-syarat mengikuti ujian
didasarkan pada prosedur wawancara akhir.
konseling oleh seorang ahli (disebut 7. fasilitas penunjang/sumber belajar.
konselor) kepada individu (disebut 8. cara mempersiapkan diri dalam
klien) yang bermuara pada teratasinya belajar di sekolah.
masalah yang dihadapi klien. 9. syarat-syarat memasuki suatu
jabatan, kondisi jabatan/karir serta
Layanan informasi ialah layanan yang prospeknya.
dimaksudkan untuk memberikan 10. langkah-langkah yang perlu
pengetahuan baru kepada peserta didik ditempuh guna menentukan
sesuai dengan kebutuhan. Menurut Dewa jabatan/karir.
Ketut Sukardi (2008:61) layanan informasi 11. memasuki perguruan tinggi yang
adalah layanan bimbingan yang sejalan dengan cita-cita karir.
memungkinkan pihak-pihak tertentu seperti 12. pelaksanaan pelayanan bantuan
konselor dapat memberikan pengaruh yang untuk masalah pribadi, sosial,
besar kepada peserta didik dalam belajar, dan karir.
menerima informasi yang berguna dalam
menjalani kehidupan sebagai pelajar,
anggota keluarga dan masyarakat. Dari beragam materi yang diberikan,
seorang guru BK harus memiliki jiwa
Tujuan dari layanan informasi ini kreativitas yang tinggi, sehingga konselor
adalah dikuasainya informasi tertentu oleh dalam memberikan layanan informasi
peserta layanan yaitu siswa, hal ini dengan menyenangkan.Salah satu
dipertegas oleh pendapat Prayitno kelemahan layanan informasi ini ialah
(2012:50), “layanan informasi berusaha sasaran layanan atau siswa dengan mudah
memenuhi kekurangan individu akan merasa bosan apabila yang diterapkan
informasi yang mereka perlukan. Dalam hanya metode ceramah saja.Oleh karena itu
layanan ini, kepada peserta layanan guru BK harus menggunakan pendekatan-
disampaikan berbagai informasi”. pendekatan pembelajaran yang inovatif
agar tujuan dari pemberian layanan
Informasi yang diberikan beragam informasi dapat terwujud. Hal ini sejalan
misalnya informasi pendidikan, informasi dengan pendapat Wina Sanjaya (2012:127)
jabatan dan informasi sosial-budaya. Maka menjelaskan, ”pendekatan digunakan untuk
akan terciptalah dinamika perkembangan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan
individu yang berpotensi positif. Layanan dalam menciptakan strategi pembelajaran
informasi yang diberikan hendaklah harus sehingga tujuan pembelajaran dapat
jelas materinya. Menurut Dewa Ketut tercapai”. Salah satu pendekatan yang
Sukardi (2008:61) materi layanan dapat digunakan ialah pendekatan problem
informasi menyangkut: based learning (pembelajaran berbasis
masalah).
1. tugas-tugas perkembangan masa
remaja akhir, yaitu tentang Pendekatan problem based learning
kemampuan dan perkembangan atau pembelajaran berbasis masalah adalah
pribadi. suatu pendekatan pembelajaran yang
2. usaha yang dapat dilakukan dalam menggunakan masalah dunia nyata sebagai
mengenal bakat, minat, serta suatu konteks bagi siswa untuk belajar
bentuk-bentuk penyaluran dan tentang cara berfikir kritis dan
pengembangannya. keterampilan memecahkan masalah.
3. tata tertib sekolah, cara bertingkah Menurut Kunandar (2010:354) pendekatan
laku, tata karma, dan sopan problem based learning adalah suatu
santun. pendekatan pembelajaran yang
4. nilai-nilai sosial, adat-istiadat, dan menggunakan masalah dunia nyata sebagai
upaya yang berlaku dan suatu konteks bagi siswa untuk belajar
berkembang di masyarakat. tentang cara berfikir kritis dan
5. mata pelajaran dan keterampilan pemecahan masalah, serta
pembidangannya, seperti program untuk memperoleh pengetahuan dan
inti, program khusus, dan program konsep yang esensial dari materi pelajaran.
tambahan.
Pelaksanaan layanan informasi,
peneliti tertarik pada pendekatan problem
based learning ini karena banyak sekali dalam pemanfaatan waktu belajar di luar
keunggulan yang dapat diperoleh oleh jadwal belajar sekolah.
siswa nantinya, seperti: (1) peserta didik
yang belajar memecahkan suatu masalah Siswa memiliki kebiasaan belajar
maka mereka akan menerapkan yang berbeda-beda, ada siswa yang
pengetahuan yang dimilikinya atau menunjukkan tingkat kebiasaan belajar
berusaha mengetahui pengetahuan yang yang tinggi dan ada pula yang
diperlukan, (2) peserta didik dapat menunjukkan kebiasaan belajar yang
meningkatkan kemampuan berpikir kritis rendah, hal ini disebabkan karena siswa
dan menumbuhkan inisiatif, (3) peserta memiliki potensi yang berbeda-beda pula.
didik dilatih untuk mengembangkan cara– Siswa dikatakan telah memiliki kebiasaan
cara menemukan, bertanya, belajar yang baik apabila siswa telah
mengungkapkan, dan menjelaskan. Maka mampu melakukan tugas belajar tanpa
dari pendekatan yang dilakukan tersebut, ketergantungan terhadap orang lain.
akan terjadi pembelajaran yang bermakna. Pendapat ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sherly Yosevia
Setiap hari, bahkan setiap saat (2013:44) mengungkapkan kesadaran
manusia selalu dihadapkan dengan masalah siswa dalam menyelesaikan tugas
yang menuntut penyelesaiannya, begitu terstruktur berada dalam kategori cukup
pula halnya peserta didik. Hakikatnya dengan persentase sebanyak 44,35% siswa.
seorang siswa memiliki kebiasaan belajar
yang baik seperti kebiasaan pembuatan Kebiasaan belajar siswa yang tinggi
jadwal pelajaran, membaca, mengulangi juga didukung dengan adanya sarana dan
bahan pelajaran, konsentrasi dalam belajar prasarana belajar yang memadai. Dari
dan mengerjakan tugas. Kebiasaan belajar adanya sarana dan prasarana belajar yang
itu sendiri menurut Aunurrahman lengkap siswa akan lebih termotivasi dalam
(2012:123) adalah salah satu bentuk upaya belajar seperti melengkapi catatan.
untuk mengkondisikan atau membiasakan Berdasarkan hasil penelitian yang
suatu perilaku, yaitu perilaku belajar. dilakukan oleh Wulandari Cristal (2013:51)
terungkap keterampilan mencatat siswa
Pendapat tersebut diperkuat oleh masih berada dalam kategori kurang baik
Djaali (2012:12), “kebiasaan belajar dimana 41,9% siswa belum mencatat
sebagai cara atau teknik yang menetap dengan cepat, dan 51,4% siswa belum
pada diri siswa pada waktu menerima memeriksa ketepatan dan kelengkapan isi
pelajaran, membaca buku, mengerjakan catatan.
tugas dan pengaturan waktu untuk
menyelesaikan kegiatan”. Dari pendapat Layanan informasi yang dilaksanakan
para ahli dapat disimpulkan bahwa oleh guru pembimbing selama ini belum
kebiasaan belajar adalah perilaku yang efektif dalam meningkatkan kebiasaan
tertanam pada diri seseorang yang belajar siswa, karena itulah dalam layanan
dibuktikan dari aktivitas belajar. informasi perlu digunakan pendekatan
pembelajaran problem based learning agar
Sikap dan kebiasaan belajar permasalahan yang dialami siswa dalam
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai, kebiasaan belajar dapat diatasi.
karena dengan membiasakan diri belajar
dengan baik akan diperoleh hasil belajar Peneliti tertarik melakukan penelitian
yang memuaskan. di SMP N 2 Sawahlunto karena sekolah ini
termasuk sekolah yang favorit di kota
Kenyataannya pada saat sekarang ini Sawahlunto, serta peneliti juga menemukan
banyak ditemukan kebiasaan belajar siswa adanya fenomena tentang kebiasaan belajar
yang masih rendah, siswa hanya belajar yang masih rendah seperti tidak adanya
pada saat ada tugas dan ketikaakan pembiasaan belajar yang teratur dari siswa,
menghadapi ujian saja. Ada siswa sudah dan kurangnya konsentrasi dalam kelas
tidak mau mencatat hal-hal penting yang pada saat proses belajar mengajar
dijelaskan guru, selain itu juga ada siswa berlangsung.
yang menunda tugas. Pernyataan ini
diperkuat oleh hasil penelitian yang METODE PENELITIAN
dilakukan oleh Frisa Indriyani (2011:41)
menyatakan sebesar 43,42% siswa Penelitian ini merupakan penelitian
termasuk ke dalam kategori kurang baik eksperimen yang menguji hipotesis yang
menguji hubungan sebab akibat diantara variabel
yang diteliti. Subjek penelitian meliputi siswa Rendah ≥Mean-1,5 SD
kelas VIII SMPN 2 Sawahlunto yang terdiri dari s/d < Mean-0,5 SD
20 orang siswa yang akan dijadikan sebagai Sangat Rendah <Mean-1,5 SD
subyek penelitian pada kelompok eksperimen
dan 20 orang siswa pada kelompok kontrol. Untuk melihat perbedaan pemahaman siswa
Instrumen yang digunakan adalah angket antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan
dengan lima alternatif jawaban yaitu Selalu,, dengan layanan informasi dengan pendekatan
Sering, Kadang-kadang, Jarang dan Tidak problem based learning, dilakukanlah analisis
pernah. Teknik analisis data menggunakan data dengan menggunakan metode teknik
presentase (Anas Sudjono, 2009: 318) dengan statistik non parametrik yaitu: Wilcoxon Signed
rumus sebagai berikut: Ranks Test, menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Wahid Sulaiman (2003 : 79)

Mutu = 100% :

Z
Selanjutnya untuk melihat deskripsi data !
hasil pretest dan posttest digunakan teknik
statistik yaitu dengan mencari skor mean (rata- Keterangan :
T = jumlah responden
μT
rata), standar deviasi, range, skor minimum dan
= mean
σT
skor maksimum. Menurut Tulus Winarsunu
(2002: 59) rumus- rumus tersebut adalah: = deviasi standar

∑ Sedangkan untuk melihat perbedaan


1. Mean, yaitu M = kebiasaan belajar siswa antara kelompok
2. Standar Deviasi, yaitu SD = eksperimen yang diberi perlakuan (layanan
informasi dengan pendekatan problem based
∑ ∑
learning) dengan kelompok kontrol yang tidak
di beri perlakuan. dilakukanlah analisis data
3. Range, yaitu Range = (Xt-Xr) + 1 dengan menggunakan metode teknik statistik
non parametrik yaitu: Test Kolmogorov-
Smirnov dua sampel, yaitu dengan
menggunakan program SPSS versi 20 .

Keterangan:
HASIL
∑ fX = Jumlah responden yang memilih
(frekuensi) x nilai tengah setiap interval. Berdasarkan hasil pengolahan data yang
N = Jumlah responden sesuai tujuan penelitian yaitu untuk: 1) Menguji
M = Mean perbedaan peningkatan kebisaan belajar siswa
SD = Standar Deviasi pada kelompok eksperimen sebelum dan setelah
Range = Rentangan dari skor diberikan perlakuan layanan informasi dengan
Xt = Skor Tertinggi pendekatan problem based learning. 2) Menguji
Xr = Skor Terendah perbedaan peningkatan kebiasaan belajar siswa
kelompok kontrol tanpa perlakuan layanan
Setelah data diolah menggunakan rumus informasi dengan pendekatan problem based
statistik kemudian ditetapkan kriteria penilaian learning. 3) Menguji perbedaan peningkatan
masing-masing data yang diperoleh yang kebiasaan belajar siswa kelompok eksperimen
mengacu kepada batasan yang dikemukakan yang diberikan perlakuan layanan informasi
oleh Anas Sudijono (2009: 329): dengan pendekatan problem based learning
dengan siswa kelompok kontrol yang tidak
Tabel diberikan perlakuan. Maka dapat diuraikan hasil
Kriteria Pengolahan Data Deskriptif penelitian sebagai berikut:
Hasil Penelitian

Kriteria Skor
Sangat Baik ≥Mean+1,5 SD
Baik ≥Mean+0,5 SD
s/d < Mean+1,5 SD
Sedang ≥Mean-0,5 SD
s/d < Mean + 0,5 SD
Hasil Pretest dan Posttest Kebiasaan Belajar
Siswa Kelompok Eksperimen

1. Perbedaan Kebiasaan Belajar Siswa


Kelompok Eksperimen Berdasarkan data pretest dan posttest
yang dapat dilihat pada tabel 1 diketahui
Respon Pretest Postest
N den bahwa terjadi peningkatan kebiasaan
O belajar pada keseluruhan siswa dari
Kate Kate
(Inisial) kelompok eksperimen, ini berarti dari data
Skor % Skor %
gori gori pretest dan posttest yang diperoleh
diketahui bahwa terjadi peningkatan
1 AB 151 75.5 S 156 78 B kebiasaan belajar siswa pada kelompok
eksperimen setelah diberikan layanan
2 AY 155 77.5 B 169 84.5 SB informasi dengan pendekatan problem
3 BO 126 63 SR 155 77.5 B
based learning. Perbedaan hasil pretest dan
posttest kebiasaan belajar siswa juga dapat
4 CF 139 69.5 R 144 72 S dilihat pada grafik dibawah ini:

5 DR 142 71 S 161 80.5 B Grafik 1


Perbedaan Hasil Pretest dan
6 DHR 151 75.5 S 159 79.5 B Posttest Kebiasaan Belajar Siswa
7 DO 146 73 S 164 82 B
Kelompok Eksperimen
200
8 FMN 165 82.5 B 182 91 SB
180
9 GR 138 69 R 161 80.5 B
160
10 IY 144 72 S 159 79.5 B
140
11 MP 159 79.5 B 167 83.5 SB
120
12 MS 151 75.5 S 158 79 B

13 NA 157 78.5 B 173 86.5 SB 100

14 PP 142 71 S 176 88 SB 80

15 RLH 153 76.5 S 155 77.5 B 60

16 SS 140 70 R 165 82.5 B 40


Pretest

17 S 134 67 R 142 71 S 20
Postest
18 TF 129 64.5 R 147 73.5 S 0
FMN
BO

DR
DHR
DO

WD
MP

PP
AY

CF

MS
NA

SS
S
TF
RLH
AB

GR

YO
IY

19 WD 137 68.5 R 159 79.5 B


.
20 YO 145 72.5 S 155 77.5 B
Berdasarkan grafik di atas, dapat
145 160 dilihat terdapat peningkatan secara
Jumlah 2904 3207
2 4
keseluruhan hasil pretest dan posttest siswa
80.1 pada kelompok eksperimen yang
Mean 145 72.6 S 160 B
8 dilaksanakan layanan informasi dengan
pendekatan problem based learning.
Sebelum dan Setelah Diberikan Layanan
Informasi dengan Pendekatan Problem Based
Learning Pada Kelompok Eksperimen
2. Perbedaan Kebiasaan Belajar Siswa
Tabel 1 Kelompok Kontrol Pada Pretset dan Posttest
Tanpa Dilaksanakan Layanan Informasi
dengan Pendekatan Problem Based Learning

Kelompok Kontrol
Respon
Pretest Postest
N den
O
Kate Kate Berdasarkan data pretest dan posttest yang
(Inisial)
Skor % Skor % terlihat pada tabel 2 diketahui bahwa terjadi
gori gori peningkatan Kebiasaan belajar siswa pada
1 AT 145 72.5 S 145 72.5 S
sebelas orang dari dua puluh siswa dalam
kebiasaan belajar pada kelompok kontrol, lima
2 AD 155 77.5 B 148 74 S orang tidak mengalami peningkatan pada
kebiasaan belajarnya, sedangkan pada empat
3 BDP 126 63 SR 129 64.5 R orang siswa lainnya mengalami penurunan
tingkat kebiasaan belajarnya, itu berarti dari data
4 CO 136 68 R 141 70.5 S
tersebut dapat diketahui bahwa tidak semua
5 CA 142 71 S 149 74.5 B siswa anggota kelompok kontrol mengalami
peningkatan pada kebiasaan belajar . perbedaan
6 FR 148 74 S 149 74.5 B hasil pretest dan posttest kebiasaan belajar siswa
pada kelompok kontrol juga dapat dilihat pada
7 IK 146 73 S 146 73 S grafik dibawah ini:
8 JAK 158 79 B 158 79 B
Grafik 2
9 MAP 138 69 R 139 69.5 S Perbedaan Hasil Pretest dan Posttest
Kebiasaan Belajar Siswa Kelompok Kontrol
10 MM 141 70.5 S 149 74.5 B

11 NY 157 78.5 B 147 73.5 S 180

12 NF 147 73.5 S 151 75.5 B 160

13 OR 154 77 B 146 73 S
140

14 PR 142 71 S 150 75 B
120

15 Q 145 72.5 S 136 68 R


100
16 QA 140 70 S 140 70 S
80
17 RM 131 65.5 R 140 70 S

18 SA 132 66 R 140 70 S 60

19 VM 131 65.5 R 140 70 S 40


Pretest
20 YW 142 71 S 142 71 S
20
Postest
142 144
Jumlah
2856 8 2885 2.5 0
MM

RM

VM
OR
PR
MAP

NY
CA

YW
NF

Q
QA

SA
AD

CO

FR
IK
JAK
BDP
AT

144.2 72.1
Mean S S
142.8 71.4 5 25
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat
bahwa tidak terdapat peningkatan secara
keseluruhan pada siswa kelompok kontrol pada
hasil pretest dan posttest tanpa dilaksanakan
layanan informasi dengan pendekatan problem
based learning.
Tabel 2
Hasil Pretest dan Posttest Kebiasaan Belajar
Siswa Kelompok Kontrol
Hasil Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen dengan Kelompok Kontrol

NO Kode Eksperimen Kode Kontrol


Respon Pretest Posttest Respon Pretest Postest
den den

1 AB 151 156 AT 145 145


Berdasarkan data pretest dan posttest yang
dapat dilihat pada tabel 3 diketahui bahwa
2 AY 155 169 AD 155 148 terjadi peningkatan Kebiasaan belajar siswa
setelah diberikan layanan informasi dengan
3 BO 126 155 BDP 126 129 pendekatan problem based learning pada
kelompok eksperimen, namun perbedaan
4 CF 139 144 CO 136 141
peningkatan kebiasaan belajar pada kelompok
5 DR 142 161 CA 142 149 eksperimen lebih besar dibandingkan perbedaan
peningkatan pada kelompok kontrol. Selain itu
6 DHR 151 159 FR 148 149 dari tabel dapat dilihat bahwa hampir
keseluruhan siswa pada kelompok eksperimen
7 DO 146 164 IK 146 146 mengalami peningkatan setelah diberikan
8 FMN 165 182 JAK 158 158
layanan infromasi dengan pendekatan problem
based learning, sedangkan pada kelompok
9 GR 138 161 MAP 138 139 kontrol masih terdapat beberapa siswa yang
tidak mengalami peningkatan pada kebiasaan
10 IY 144 159 MM 141 149 belajar. Itu berarti bahwa pemberian layanan
informasi dengan pendekatan problem based
11 MP 159 167 NY 157 147
learning lebih efektif dalam meningkatkan
12 MS 151 158 NF 147 151 kebiasaan belajar siswa.

13 NA 157 173 OR 154 146 PEMBAHASAN

14 PP 142 176 PR 142 150 Pada bagian ini akan dikemukakan


pembahasan hasil temuan penelitian mengenai
15 RLH 153 155 Q 145 136
peningkatan kebiasaan belajar siswa.
16 SS 140 165 QA 140 140
1. Perbedaan Kebiasaan Belajar Siswa
17 S 134 142 RM 131 140 Kelompok Eksperimen Pada Pretest dan
Posttest Setelah Dilaksanakan Layanan
18 TF 129 147 SA 132 140
Informasi dengan Pendekatan Problem
19 WD 137 159 VM 131 140 Based Learning

20 YO 145 155 YW 142 142 Berdasarkan hasil penelitian yang


dilakukan melalui eksperimen dengan materi
Jumlah 2904 3207 2856 2885 tentang masalah yang berkaitan dengan
kebiasaan belajar, ternyata peningkatan
Mean 145 160 142,8 144,25
kebiasaan belajar siswa dalam mengikuti
Kategori S B S S layanan informasi dengan pendekatan problem
based learning kelompok eksperimen hampir
secara keseluruhan menunjukkan adanya
perbedaan secara signifikan antara sebelum dan
sesudah mengikuti layanan informasi dengan
pendekatan problem based learning. Hal
3. Perbedaan Peningkatan Kebiasaan tersebut berarti adanya pengaruh dari kegiatan
Belajar Siswa Pada Kelompok layanan informasi dengan pendekatan problem
Eksperimen dengan Kelompok Kontrol based learning. Sejalan dengan hal itu Kunandar
(2010:354) keunggulan pendekatan problem
Tabel 3 based learning yaitu dapat melatih siswa untuk
belajar tentang cara berfikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah serta untuk yang mengikuti layanan informasi dengan
memperoleh pengetahuan yang baru. Dengan pendekatan problem based learning dengan
demikian pendekatan pembelajaran ini akan kebiasaan belajar siswa kelompok kontrol yang
melibatkan siswa menjadi aktif untuk tidak diberikan perlakuan layanan informasi
memecahkan masalah sehingga siswa dapat dengan pendekatan problem based learning..
mempelajari pengetahuan yang berhubungan Hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan
dengan masalah tersebut. Two Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Menurut Prayitno (2012:50) tujuan menggunakan program SPSS versi 20. Hasil dari
umum layanan informasi (INFO) adalah pengujian tersebut diperoleh bahwa memang
dikuasainya informasi tertentu oleh peserta terdapat perbedaan skor peningkatan kebiasaan
layanan. Informasi tersebut selanjutnya belajar siswa antara kelompok eksperimen dan
digunakan oleh peserta untuk keperluan kelompok kontrol.
hidupnya sehari-hari (dalam rangka kehidupan Terdapatnya perbedaan dari hasil-hasil
efektif sehari-hari---KES) dan perkembangan posttest kedua kelompok ini salah satunya
dirinya. Dengan diadakannya layanan informasi disebabkan oleh perlakuan yang diberikan pada
dengan pendekatan problem based learning masing-masing kelompok. Layanan informasi
dengan materi yang berkenaan dengan dengan pendekatan problem based learning
permasalahan yang berkaitan dengan kebiasaan merupakan layanan yang lebih efektif dalam
belajar siswa agar dapat siswa dapat meningkatkan kebiasaan belajar siswa. Layanan
membiasakan dirinya untuk terus belajar, serta informasi dengan pendekatan problem based
mandiri untuk memecahkan permasalahan yang learning membantu siswa untuk berpikir dalam
dihadapinya. memecahkan suatu masalah yang dijadikan
Sejalan dengan hal diatas, Prayitno materi dalam layanan informasi. Sebagaimana
(2004:6) menjelaskan bahwa layanan informasi dikemukakan oleh Tohirin (2007:147) layanan
adalah bagian dari salah satu layanan dalam informasi bertujuan agar individu memahami
bimbingan dan konseling yang diberikan kepada berbagai informasi untuk mencegah timbulnya
siswa untuk menambah wawasan siswa terhadap suatu masalah, pemecahan suatu masalah, dan
suatu hal yang bermanfaat untuk mengenali diri untuk memelihara serta mengembangkan potensi
seperti pertumbuhan tubuh, mengembangkan individu agar dapat mengaktualisasikan hak-
sikap dan kebiasaan belajar. haknya sehingga tercipta kemandirian.
Layanan informasi adalah bagian dari
2. Perbedaan Kebiasaan Belajar Siswa salah satu layanan dalam bimbingan dan
Kelompok Kontrol Pada Pretest dan konseling yang diberikan kepada siswa untuk
Posttest Tanpa Dilaksanakan Layanan menambah wawasan siswa terhadap suatu hal
Informasi dengan Pendekatan Problem yang bermanfaat untuk mengenali diri seperti
Based Learning pertumbuhan tubuh, mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar (Prayitno, 2004:6).
Berdasarkan data hasil penelitian Dengan demikian, layanan informasi
perbedaan dari pretest dan posttest dari dengan pendekatan problem based learning
kelompok kontrol yang berjumlah 20 orang membantu peserta didik dalam pengembangan
siswa terdapat 11 orang yang mengalami pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan
peningkatan kebiasaan belajar. Sedangkan yang belajar, karir/jabatan, dan pengambilan
mengalami penurunan terdapat 4 orang siswa keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
dan yang tidak terdapat perubahan yaitu 5 orang melalui kegiatan kelas yang beranggotakan
siswa. Perubahan yang terjadi pada kelas kontrol sekitar 20 orang. Dan dengan kegiatan ini
dikarenakan siswa tidak mendapatkan perlakuan diharapkan dapat meningkatkan kebiasaan
khusus yaitu layanan informasi dengan belajar siswa.
pendekatan problem based learning melainkan
hanya mendapatkan layanan dari guru
bimbingan dan konseling di sekolah saja. KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan demikian terlihat bahwa 1. Kesimpulan
kebiasaan belajar siswa kelompok kontrol secara Berdasarkan temuan dari penelitian ini
keseluruhan tidak mengalami perubahan. yaitu: (1) terdapat perbedaan yang signifikan
pada kebiasaan belajar siswa yang mengikuti
3. Perbedaan Peningkatan Kebiasaan layanan informasi pada kelompok eksperimen
Belajar Siswa Pada Kelompok sebelum dan setelah diberikan perlakuan
Eksperimen dengan Kelompok Kontrol layanan informasi dengan pendekatan problem
based learning. (2) Tidak terdapat perbedaan
Hipotesis ketiga yang berbunyi yang signifikan pada kebiasaan belajar siswa
“Terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan
kebiasaan belajar siswa kelompok eksperimen perlakuan layanan informasi dengan pendekatan
problem based learning. Kebiasaan belajar f. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
siswa dalam mengikuti layanan informasi pada melanjutkan penelitian dengan jenis layanan
kelas kontrol secara keseluruhan tidak bimbingan dan konseling yang lainnya.
mengalami peningkatan, adapun beberapa orang
siswa yang mengalami peningkatan pada hasil KEPUSTAKAAN
posttest tetapi tidak memberikan perbedaan yang
signifikan. (3) Terdapat perbedaan yang Anas Sudijono.2009. Pengantar Evaluasi
signifikan pada peningkatan kebiasaan belajar Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo
siswa dalam mengikuti layanan informasi Persada
dengan pendekatan problem based learning pada
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan Aunurrahman. 2012. Belajar Dan
yaitu layanan informasi dengan pendekatan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.
problem based learning dengan kelompok
kontrol yang tidak diberi perlakuan layanan Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar
informasi dengan pendekatan problem based Pelaksanaan Program Bimbingan Dan
learning. Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.

Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta:


2. Saran Bumi Aksara.

a. Guru Bimbingan dan Konseling, untuk terus Frisa Indriyani. 2011. Hubungan Pemanfaatan
meningkatkan dan mengembangkan layanan Waktu Belajar Diluar Jadwal Belajar
bimbingan dan konseling terutama layanan Sekolah Dengan Hasil Belajar Siswa
informasi dengan pendekatan problem Kelas VIII Dan IX SMP Pertiwi 1
based learning untuk meningkatkan Padang. Skripsi. Padang: FIP UNP.
kebiasaan belajar siswa.
b. Kepala sekolah SMPN 2 Sawahlunto, untuk Kunandar. 2010. Guru Profesional
lebih memperhatikan layanan bimbingan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
dan konseling terutama dalam penyediaan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam
dan pengadaan sarana belajar umumnya Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Grafindo
seperti alat-alat yang dibutuhkan guru Persada.
bimbingan dan konseling dalam membantu
mengembangkan kompetensi siswa dan Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar –dasar
mendorong guru bimbingan dan konseling Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:
untuk melaksanakan layanan informasi. Rineka Cipta.
c. Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat,
Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar –dasar
untuk meningkatkan kinerja guru
Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:
pembimbing dengan memberikan pelatihan-
Rineka Cipta.
pelatihan yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru _______. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan
pembimbing. Pendukung Konseling. Padang:
d. Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling Program PPK BK FIP UNP.
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Padang, sebagai bahan evaluasi serta Sherly Yosevia. 2013. Kesadaran Siswa Dalam
mempersiapkan bahan dalam rancangan Menyelesaikan Tugas Terstruktur (PR)
program bimbingan dan konseling. Serta (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP
untuk lebih meningkatkan kualitas N 28 Padang). Skripsi.Padang:FIP
mahasiswa sebagai calon guru bimbingan UNP.
dan konseling agar dapat memberikan
pelayanan terbaik kepada peserta didik, Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di
khususnya dalam memberikan layanan Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali
informasi.
e. Bagi peserta didik yang telah mengikuti Tulus Winarsunu. 2002. Statistik dalam
layanan informasi dengan pendekatan Penelitian Psikologi & Pendidikan.
problem based learning diharapkan dapat Malang: UMM Press.
meningkatkan kebiasaan belajarnya dan
agar tidak bosan untuk mengikuti kegiatan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
kegiatan yang dilakukan oleh guru Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
bimbingan dan konseling. Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Wahid Sulaiman. 2003. Teori dan Pratik Belajar Siswa SMP Negeri 4 Padang
Bimbingan Kelompok. Jakarta: Panjang. Skripsi. Padang: FIP UNP.
Depdibud.
Yulianti. 2013. Pembelajaran Problem Based
Wina Sanjaya. 2012. Strategi Pembelajaran Learning. Online.
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. http://www.scribd.com/doc/77893287/Me
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. tode-Pembelajaran-Problem-Solving-
Dan-Learning.
Wulandari Cristal. 2013. Hubungan
Keterampilan Mencatat Dengan Hasil

Anda mungkin juga menyukai