Anda di halaman 1dari 13

LAYANAN KONSELING KELOMPOK SEBAGAI PROSES PEMECAHAN

MASALAH SISWA KELAS XI SMKN I PACITAN


TAHUN PELAJARAN 2016/2017.
Oleh: Puguh Eksan

ABSTRACT

The objectives of research are : (1) to describe the consular service characteristics of
SMKN I Pacitan students. (2) To describe the characteristics of consular activities in group
consular service for students of SMKN I Pacitan. The type of the research is qualitative
research, by using ethnography approach. The limitaton of the research is group consular
service for grade eleven SMKN I Pacitan students academic year of 2016/2017. The primer
data are obtained from informan, such as, the head waster, teacher, students, and other
stakeholder.
Data collection method is by observing, interviewing, and making documentation.
Data analysis used in this research is interactive model of analysis. Data validation test used
in this research is credibility, transferability, dependability, and confirmability. The result of
this research are: (1) the characteristics of consular service in SMKN I Pacitan is that the
service is done by holding group dynamic in the consular room to solve the students
problems. (2) The counseling activity in SMKN I Pacitan is begun from identifying the
students problems, arranging the counseling service program structure, the use of an
appropriate service technique and giving feed back to the conseling service result done.

Keywords : Service, Group Consular, Process, Problem Solving.

A. PENDAHULUAN

Ketika anak telah memasuki usia sekolah terlebih usia SMK banyak maaslah yang
dihadapi, mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Salah satu karakteristik
yang penting pada usia SMK adalah bagaimana siswa mampu mengatasi masalahnya
sendiri sehingga dalam mengikuti proses belajar mengajar bisa berjalan efektif. Masalah
yang sering terjadi dan dialami oleh siswa SMK ialah ketika mereka masuk pada jam
pertama sering terlambat datang di sekolah Keterlambatan masuk di jam pertama .itu
sebenarnya telah melanggar tata tertib siswa di sekolah. Tata tertib siswa di sekolah
hendaknya dijunjung tinggi untuk dilaksanakan oleh semua masyarakat sekolah
diantaranya mereka harus memahami dan melaksanakan 7 K ( keamanan, ketertiban, dan
lain-lain ) yang sudah berlangsung selama mereka menjadi siswa. Namun berdasarkan
observasi langsung peneliti, ternyata masih ada sebagian siswa yang kurang memiliki
kesadaran memahami pentingnya pelaksanaan peraturan tata tertib sekolah akibatnya
mereka selalu terlambat datang di sekolah di saat jam pertama.

103
Beberapa pendapat sebagian siswa menunjukkan bahwa peraturan tata tertib
sekolah sulit dan susah unuk dilaksanakan secara konsisten. sering mereka mengatakan
alasan bangun kesiangan, rumahnya jauh dari sekolah dan alasan-alasan ain yang
sebenarnya dapat diatasi dan dipecahkan oleh siswa sendiri. Banyak juga siswa yang
telah memahami dan menyadari bahwa dengan adanya tata tertib siswa di sekolah
sebenarnya dapat melatih siswa untuk teratur dan disiplin. Kemampuan dalam meminit
permasalahan tersebut sebenarnya menunjukkan keinginannya untuk bisa keluar dari
semua permasalahan yang didalamnya.

Kehadiran guru bimbingan dan konseling atau konselor di sekolah dapat


membantu siswa dalam menanamkan kesadaran dan pemahaman pelaksanaan tata tertib
sekolah. Upaya yang dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling ialah dengan
melalui komnikasi efektif dengan memberikan layanan konseling kelompok, mengingat
permasalahan twersebut tidak hanya dilakukan seorang individu melainkan oleh
sekelompok siswa yang memiliki permasaahan yang sama Konselor hendaknya bekerja
dengan obyektif, ini berarti bahwa konselor harus mampu dan mau mengerti keadaan
subyek didiknya tanpa melihat dari perbedaan latar belakang siswa.

Dalam konsep bimbingan disebutkan bahwa salah satu kebehasilan bimbingan


dan konseling adalah apabila siswa dengan suka rela dengan inisiatif sendiri
menghubungi guru pembimbing untuk mengikuti proses bimbingan ataupun konseling.
Layanan konseling kelompok merupakan layanan utama terhadap siswa yang mempunyai
masalah dalam suatu kelompok. Berbagai macam kendala dalam pelaksanaan konseling
kelompok diantaranya terkadang siswa tidak menyampaikan terus terang alasan-alasan
yang sebenarnya atas kesalahan yang dialaminya. Di lain pihak kadang kala masalah itu
telah diselesikan oleh team ketertiban sekolah yang penanganannya kurang sesuai dengan
alur penanganan masalah yang tepat dengan sangsi-sangsi yang dibeikan. Akibatnya
siswa hanya mampu menyelesaikan sangsi yang diberikan atas pelanggaran yang
dilakukan itu, tanpa merubah karakter dan atau perilaku yang lebih baik sehingga
kebiasaan yang buruk itu sulit untuk dirubah atau dibetulkan, oleh karena itu kiranya
mendesak untuk segera mengubah perilaku negatif itu.

Langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran


siswa ini adalah dengan memberikan layanan konseling secara utin bagi siswa yang
memiliki permasalahan atau siswa yang bermasalah dan atau yang sedang mengalami

104
masalah. Argumentai penting ini dikemukakan dalam kegiatan adalah bahwa semua
permasalahan sekecil apaun harus mendapatkan penanganan melalui proses konseling
yang benar, sehingga layanan konseling kelompok sedikit demi sedikit akan memberikan
kesadaran siswa dalam memahami permasalahannaya. Tugas konselor tidak hanya
sampai pada pencapaian penyelesaian atas masalah yang dialami siswa, namun yang lebih
penting adalah bagaimana siswa yang mengalami masalah itu dengan sendirinya mampu
keluar dari masalah dan pada akhirnya mampu mengatasinya apabila mereka
mendapatkan masalah baru.

Dalam kegiatan konseling kelompok di sekolah, kita dihadapkan dengan


sejumlah karakteristik siswa yang beraneka ragam ada siswa yang dapat segera mengatasi
permasalahannya, ada pula siswa yang beberapa kali tidak mampu mengatasinya. .
Kesulitan itu ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu , dan dapat bersifat
psikologis maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar
yang didapatnya berada di bawah yang akan berpengaruh pada nilai kepribadian.
Sekurang-kurangmya ada dua kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi
perubahan perilaku siswa yakni : melakukan observasi langsung dan melakukan
evaluasi dan tindak lanjut hasil konseling kelompok yang telah dilakukan. Berdasarkan
pada masalah itulah, peneliti tertarik untuk mengdakan penelitian dengan judul :
“Layanan Konseling Kelompok Sebagai Proses Pemecahan Masalah Siswa Kelas XI
SMKN I Pacitan Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. METODE PENELITIAN

Jenis peneltian ini termasuk penelitian kwalitatif, penelitian kwalitatif


menghasilkan diskripsi analitik, tentang fenomena-fenomina secara murni bersifat
imformatif dan berguna bagi masyarakat peneliti, pembaca dan juga partisipan
Sukmadinama. (2007:107). Penelitian kwalitatif juga disebut sebagai peneitian
naturalstik. Dalam penelitian ini diimplementasikan dalam bertuk paparan data yang
dsajikan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan oleh
peneliti. Sumber data utama dalam penelitian kwalitatif ini adalah kata-kata dan tindakan
selebihnya adalah tambahan seperti dokumen. Teknik yang digunakan untuk
pengumpulan data pada penelitian ini adalah :1) Wawancara Mendalam. Wawancara ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi mendalam tentang latar belakang dan substansi

105
permasalahan siswa. 2). Observasi, ini dilakukan untuk memperoleh gambaran data
mengenai apa saja yang berkaitan dengan layanan konseling kelompok siswa SMKN I
Pacitan. 3). Dokumentasi. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data yang berupa
dokumen atau arsip tentang layanan konseling kelompok siwa SMKN 1 Pacitan. Teknik
Analisa Data. Dalam penelitian ini meggunakan analisis data dengan urutan kegiatan
yang meliputi pengaturan data, proses penganalisaan, model analisis, analisis dalam situs,
dan penyusunan kesimpulan. Keabsahan data, diperlukan teknik pemeriksaan yang
didasarkan 1) dengan kepercayaan (credibility) 2) ketergantungan (dependability), 3)
kepastian (confirmability).

C. PEMBAHASAN
Masalah konseling kelompok merupakan inti dari masalah penanganan kasus
secara kelompok dari berbagai macam permasalahan siswa. Pelaksanaan layanan
konseling kelompok siswa SMKN I Pacitan telah dilaksanakan dengan baik . Materi
konseing kelompok terdiri dari masalah pribadi, masalah sosial, masalah belajar dan
masalah karir. Perencanaan program layanan konseling kelompok dibuat oleh konselor.
Struktur program meliputi kegiatan layanan konseling kelompok, yaitu layanan
tentang pemecahan masalah kelompok siswa yang meliputi masalah pribadi, masalah
sosial, masalah belajar dan masalah karir. Dalam layanan konseling kelompok yang
penulis teliti adalah masalah belajar yang berkaitan dengan masalah pelanggaran tata tertb
isswa di sekolah, dimana adanya keterlambatan masuk sekolah di jam-jam pertama.
Alokasi waktu dalam konseling kelompok sudah diaur oleh konselor.
Peangkat yang digunakan untuk konseling telah disiapkan oleh konselor .
Perangkat tersebut meliputi dokumen pendukung juga telah disiapkan, seperti buku dan
alat tulis yang diperlukan. Konselor menghimpun dan menggali berbagai masukan dari
masyarakat sekolah dalam merumuskan struktur program BK. Penghimpunan berbagai
masukan dilakukan dengan menyelenggarakan rapat koordinasi dengan . Hasil darn
masukan itu dipergunakan sebagai pertimbangan bahan penyusunan struktur program
kerja BK. Informasi yang berhasil dihimpun dari penyelenggaraan koordinasi adalah
untuk bahan penyusunan program BK . Layanan konseling kelompok lebih
memperhatikan tugas perkembangan siswa. Tujuan dari adanya konseling kelompok
adalah untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah secara kelompok agar siswa

106
dapat memahami diri, sehingga akan berkembang bakat, minat, potensi yang dimiliki
siswa, kelebihan dan kekurangannya.
Dalam pelaksanaan konseling kelompok di SMKN I Pacitan disiapkan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan, yaitu ruang konseling yang nyaman dan damai, alat tulis
yang diperlukan, media konseling berupa : media untuk menyampaikan tnformasi, seperti
papan bimbingan, selebara, leaflet. Juga media pengumpul data, seperti : Angket,
pedoman wawancara, lembar pengamatan, serta media untuk menyimpan data, seperti :
kartu pribadi, buku pribadi, filing kabinet, dan almari.
Konseling kelompok berjalan lancar, tapi ada kalanya tidak selalu berjalan
lancar dan memberikan hasil yang diharapkan. Adakalanya mereka menghadapi berbagai
kesulitan atau hambatan. Kesulitan dan hambatan dalam layanan konseling kelompok
adalah adanya perbedaan latar belakang siswa dan berbeda pula dalam menanggapi dan
memecahkan masalah. Faktor pendukung konseling kelompok ini terpenuhinya fasilitas
yang digunakan.
Adanya evaluasi awal dilakukan oleh konselor, seperti wawancara mendalam,
pengamatan yang jeli oleh konselor. Evaluasi awal dilaksanakan pada awal tahun
pelajaran ketika siswa baru dinyatakan diterima sebagai siswa SMKN I Pacitan.
Layanan konseling kelompok merupakan agenda penting yang harus dilakukan
dan merupakan pogram kerja BK. Team BK SMKN I Pacitan menyusun struktur
program, Struktur program itu berisi tujuan yang ingin dicapai, dan program lain yang
akan dilaksanakan. Layanan yang berisi di struktur program BK SMKN I Pacitan
meliputi: Layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan, layanan penguasaan
materi, layanan konseling perorangan, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan
kelompok, layanan konsultasi, kunjungan rumah dan tampilan kepustakaan Pelaksanaan
layanan konseling kelompok dilakukan oleh konselor yang mengacu pada masalah
pribadi, masalah sosial, masalah belajar dan masalah karir. Evaluasi awal yang dilakukan
konselor mengambil data dari kesiswaan dan data dari BK yang ada dalam buku cacatan
pribadi dan buku catatan konseling. Konseling dilaksanakan oleh guru BK masing-
masing sesuai kelas yang diampu.
Studi penelitian telah menunjukkan bahwa konselor memiliki pengaruh besar
pada konseli dalam penyelesaian masalah, dalam beberapa kasus dari dalam kelompok
dimana siswa mangalami masalah tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa aanya
bimbingan dari konselor. Aktivitas knselor merupakan segala kegiatan yang dilaksanakan
oleh konselor baik jasmaniah maupun rokhani.

107
Dalam aktivitasnya, konselor disamping membuat struktur program konselor
menyusun angaran yan dibutuhkan dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Aktivitas konselor dalam layanan konseling kelompok siswa adalah menghimpun
informasi mengenai diri siswa. Informasi tersebut akan dijadikan referensi untuk
melakukan layanan konseling kelompok. Penghimpunan informasi mengenai kodisi siswa
melalui wawancara mendalam dan pengamatan yang jeli. Dokumen sebagai alat bantu
penghimpun data berasal dari dokumen buku pribadi siswa dan catatan bimbingan. Dari
dokumen tersebut terlihat masalah yang dihadapi siswa yang perlu diadakan kegiatan
layanan konseling kelompok. Aktivitas yang dilakukan konselor tersebut di atas adalah
sangat tepat, dengan demikian konselor akan mudah membantu kesulitan yang dihadapi
siswa sehingga masalah siswa akan dapat diselesaikan dengan baik., Hal in sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Talib dan Aun (2006) dengan judul redictors of Carrer
Indecision Among Malaysian Undergraduate Students. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemahaman tentang faktor ketidak tegasan konseling di kalangan mahasiswa akan
memberikan wawasan bagi pendidik dan tenaga mahasiswa dalam meningkatkan proses
perkembangan siswa.
Konselor dalam meaksanakan aktivitasnya mengunakan barbagai macam tekni
yang tepat, teknik itu adalah teknik saling percaya dan saling menjaga kerahasiaan
masing-masing peserta konseling. Disamping konselor menggunakan teknik dalam
konseling kelompok, juga menggunakan metode layanan konseling kelompok. Metode
yang digunakan adalah meode Behavior modification techniques. Metode ini merupakan
metode yang digunakan konselor membantu siswa untuk mempelajari tingkah laku yang
diinginkan, misalnya teknik yang digunakan reinforcement, behavior contracts dan social
modeling. Sebagai contoh penerapan metode behavior modification techniques adalah
konselor memberi contoh ketika berkomonikasi dan juga menjawab prtanyaan seperti
social modeling.
Konselor bertindak sebagai penemu potensi dan sebagai pusat informasi.
Konselor sebagai penemu potensi siswa dilakukan ketika konselor mengadakan
wawancara mendalam dan observasi yang jeli. Koselor sebagai posat informasi dijadikan
rujukan siswa SMKN I Pacitan untuk bertanya dan berbagai pendapat tentang apa yang
dilakukannya di masa yang akan datang. Sebagai informan konselor dianggab orang yang
mampu dan memiliki wawasan yang luas dan dalam, maka konselor akan memberikan
informasi yang dibutuhkan siswa. Segala informasi yang dibuthkan siswa diberikan oleh

108
konselor terutama yang menyangkut masalah belajar efektif dan efisien serta karir dan
studi lanjut.

D. TEMUAN PENELITIAN

Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling untuk membantu


para siswa yang mempunyai permasalahan dalam dinamika kelompok. Progam layanan
konseling kelompok terlihat dalam program bimbingan konseling. Dokumen yang
digunakan dalam melakukan layanan konseling kelompok adalah berasal dari dokumen
kesiswaan, dan dokumen dari BK. Dokumen tersebut diantaranya berisi : program kerja
BK, jadwal kegiatan layanan konseling individu dan konseling kelompok. Konselor
dalam membuat program kegiatan selalu berkoordinasi dengan kepala sekolah, hal itu
dimaksudkan agar kegiatan BK ini sesuai dengan harapan sekolah, permasalahan siswa
dapat diatasi dengan maksimal.

Konselor dalam menyusun program kegiatan BK yang didalamnya terdpat


program layanan konseling kelompok. Aktivitas konselor menghimpun beragai masukan
dan informasi dari berbagai pihak mayarakat sekolah. Masukan dan informasi trsebut
sebagai bahan pertimbangan dam penyusunan program BK agar program tersebut realistis
dan dapat dilaksanakan dengan baik. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
layanan konseling kelompok ini telah tersedia. Sarana tersebut misalnya ruang konseling
yang nyaman dan dapat menampung siswa secara kelompok.
Hasil observasi kami di ruang konseling, selain ruang yang nyaman juga
dilengkapi dengan papan bimbingan, leaflet, media pengumpul data serta media
penyimpan ddata Faktor-faktor penghambat dan pendukung kami diidentifikasi agar
layanan konseling kelompok itu dapat berjalan dengan baik dan tujuannya dapat
tercapai. Faktor penghambat dalam hal ini adalah kemampuan dan latar belakang siswa
dalam menanaggapi dan mengambil keputusan pemecahan maalah yang tidak sama antar
siswa satu dengan siswa yang lain. Sedang faktor pendukungnya adalah terpenuhinya
fasilitas yang digunakan dalam konseling kelompok. Faktor penghambat dan faktor
pendukung dalam pelaksanaan konseling kelompok di SMKN I Pacitan telah
diidentifikasi. Faktor pendukung kegiatan BK di SMKN I pacitan adalah ruang konseling
yang nyaman, lengkapnya fasilitas konseling dan dukungan konselor yang memiliki

109
kompetensi yang memadai. Faktor penghambat dalam konseling kelompok ini adalah
adanya perbedaan karakter siswa dan latar belakang yang berbeda.
Program layanan konseling kelompok merupakan agenda untuk mencapai
tujuan dan program BK. Struktur program bimbingan dan konseling berorientasi pada
tujuan, berorientasi pada manajemen, berorientasi pada kebutuhan siswa, serta
berorientasi pada paket keahlian masing-maing. Kegiatannya berisi layanan kegiatan,
informasi dan orientasi, bimbingan, konseling individu dan kelompok, konsultasi,
evaluasi dan tindak lanjut. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentai yang peneliti
temukan, dapat diketahui bahwa pelaksanaan layanan konseling kelompok dilakukan
berdasarkan struktur program yang telah dibuat oleh konselor. Struktur program itu berisi
beberapa kreteria komponen layanan konseling kelompok, yaitu layanan masalah pribadi,
layanan masalah ssial, layanan masalah belajar dan layanan masalah karir. Pelaksanaan
layanan konseling kelompok tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi masalah siswa.
Identifikasi data itu dilakukan agar konselor mengetahui karakteristik masing-masing
siswa. Data siswa yang sudah masuk akan diidentifikasi kedalam berbagai aspek seperti
aspek kematangan intelektual, emosioal, kesadaran gender, pengembangan pribadi, serta
perilaku kemandirian, misalnya ketika siswa ditanya tentang mengatasi maalah, siswa
akan menjawab setiap peranyaan menjadi poin penting penilaian konselor dalam aspek
pribadi dan emosional. Pelaksanaan konseling kelompok telah diatur sedemikian rupa
sesuai dengan program yang telah disusun, sehinga dengan demikian konseling kelompok
dapat terlaksana oleh masing-maing guru pembimbing. Kegiatan layanan konseling
kelompok dilaksanakan di ruang konseling. Konseling kelompok tidak terpancang di jam
pelajaran, tetapi apabila siswa menghendaki perlu konseling dapat juga dilaksanakna di
luar jam pelajaran.
Materi layanan konseling kelompok disesuaikan dengan masalah yang dihadapi
atau dialami oleh siswa. Materi dalam layanan konseling kelompok meliputi materi yang
berkaitan dengan masala pribadi, masalah sosial, maalah belajar dan maalah karir. Untuk
siswa elas XI umumnya masalah belajar, misalnya masalah ketertiban masuk jam petama
terlambat sehingga mereka sering ketinggalan di jam pertama. Setiap permasalahan siswa
bersama-sama dapat diatasi oleh siswa sendiri karena permasalahan tersebut didiskusikan
atau saling memberikan masukan diantara siswa dalam kelompok memberi jalan keluar
dari maalah itu.
Tugas konselor di sekolah adalah berperan sebagai pelayan siswa membantu
dalam menumbuh kembangkan potensinya. Salah satu potensi pada diri siswa adalah

110
kemandirian, seperti kemandirian dalam mengambil keputusan penting dalam perjalanan
hidupnya.yang berkaitan dengan pendidikan, kemandirian dalam mengatasi masalah
yang dihadapi agar dapat dicapai kebahagiaan dalam hidupnya. Setiap siswa memiliki
watak yang berbeda-beda, ada yang membutuhkan orang lain dalam mengambil
keputusan dan ada yang mengambil keputusan sendiri. Sifat adalah sistem neoropsikis
yang digeneralisasikan dan diarahkan dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-
macam perangsang secara asa, membantu dan membimbing tingkah laku adaptif dan
ekspresif secara sama Sryabrata, (2005: 208 ).
Disinilah pentingnya aktivitas konselor dalam layanan konseling kelompok.
Aktivitas konselor adalah merupakan segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara
jasmani dan rokhani. Struktur program yang dibuat konselor mengacu pada kebutuhan
siswa, misalnya materi tentang knseling kelompok kami fokuskan pada empat masalah,
yaitu masalah pribadi, masalah sosial, masalah belajar dan masalah karir. Ummnya
masalah yang sering terjadi di kelas XI ini adalah masalah belajar yag terkait dengan
pelanggaran tata tertib, misalnya siswa sering datang terlambat pada jam-jam pelajaran.
Tugas konselor adalah mebuat program BK yang berisi tentag program kerja dan
didalamnya memuat materi bimbingan, layanan konseling individu dan kelompk,
anggaran yang dibutukan, dan kegiatan BK lainnya yang mengacu pada struktur program
BK (Tri Ratna Kurniawati, koselor) Konselor telah membuat struktur program yang
bersi kegiatan-kegiatan bimbingan dan layanan konseling baik konseling indiidu maupun
konseling kelompok, termauk pembagian alokasi waktu, penganggaran serta kegiatan lain
yang tercantum dalam struktur program BK.
Hasil wawancara dapat dketahui bahwa konselor telah menyusun struktur
program. Penyusunan struktur program BK tersebut dibuat oleh team BK SMKN I
Pacitan sejumlah delapan orang guru BK dan ini sebagai bentuk aktivitas konselor.
Tugas knselor dalam layanan konseling kelompok berhubungan erat dengan masalah
yang dialami oleh siswa (Retno Wijayanti, koordinator BK). Sebagai kegiatan awal yang
dilakukan konselor adalah menghimpun informasi mengenai diri siswa dan selanjutnya
penghimpunan informasi tersebut sebagai data sebagai bahan layanan konseling
kelompok. Penghimpunan informasi tersebut diambil dari buku catatan kesiswaan yang
tela dihimpun oeh sekolah pada awal tahun pelajaran baru. Ada wawancara awal yang
kami lakukan sehinga kami tahu akan karakteristik siswa. Selain dengan wawancara awal,
kami juga mengidentifikasi karakteristik siswa melalui dokumen buku catatan kesiswaan
ketika masuk di tahun pelajaran baru.

111
Kegiatan layanan konseling kelompok di SMKN I Pacitan dilakukan didalam
ruang konseling, sehingga aktivitas konselor dalam memberikan layanan konseling
kepada siswa dilakukan secara kelompok, mengingat kegiatannya adalah kegiatan
konseling kelompok. Konseling itu dilakukan dengan baik permasalahan-
permasalahannya dapat terungkap dan jawaban dari permasaahan itu dideskusikan oleh
semua anggota kelompok yang mengikuti kegiatan konseling.
Aktivitas konselor dalam memberikan layanan konseling kelompok kepada
siswa dengan menggunaan teknik yang tepat. Dalam layanan konseling kelompok
konselor juga mendata kemampuan siswa dan karakteristik siswa. Tugas konselor dalam
konseling kelompok disamping membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa
dalam kelompok, juga berugas utuk mengidentifikasi potensi siswa, tjuannya adalah agar
memudahkan sekolah dalam mengarahkan siswa. Adapun cara yang dilakukan konselor
dalam menggali potensi siswa ini adalah dengan wawancara mendalam dan observasi.
melakukan wawancara mendalam dan observasi dalam mengungkap permasalahan
masing-masing siswa, kemudian saya menyampaikan aturan main dalam kegiatan layanan
konseling kelompok ini. Masing-masing siswa sepakat menyampaikan permasalahannya
secara jujur dan jelas, dan masing masing siswa juga memberikan pandangan cara
mengatasi masalah yang dikemukakan selanjutnya siswa sepakat salng percaya dan
saling menjaga kerahasiaan masing-masing peserta. Kemudian dimulailah diskusi
kelompok itu. Konselor bertugas memberkan layanan konseling kelompok dengan teknik
yang tepat baik untuk mengungkap permaslahan siswa maupun untuk mengetahui potensi
dan karakteristik siswa. Konselor memiliki informasi mengenai diri siswa terutama yang
berhubungan dengan karakteristik siswa dan permasalahan siswa. Sebagai pu sat
informasi, konselor dijadikan rujukan siswa SMKN I Pacitan untuk bertanya dari segala
macam permasalahan. Temuan Penelitian itu adalah :
a. Konselor menyusun program BK yang mengacu pada kebutuhan siswa.
b. Konselor melakukan identifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat
pelaksanaan layanan konseling kelompok.
c. Konselor menyusun struktur program dalam pelaksanaan layanan konseling
kelompok yang berorientasi dengan tujuan, manajemen, kebutuhan siswa sesuai
paket keahlian masing-masing.
d. Materi layanan konseling kelompok adalah masalah pribadi, maalah sosial,
masalah belajar dan masalah karir.

112
e. Konselor menghimpun informasi mengenai diri siswa diambil dari cacatan
kesiswaan di awal tahun pelajaran baru dan dengan mengadakan wawancara
mendalam.
f. Kegiatan konseling kelompok dilaksanakan di ruang konseling.
g. Pelaksanaan konseling kelompok menggunakan teknik yang tepat yaitu teknik
saling percaya dan saling menjaga kerahasiaan masing-masing peserta.
h. Kegiatan konseling kelompok disamping memecahkan masalah siswa, juga
membantu mengidentifikasi potensi siswa.
i. Konselor sebagai pusat informasi dan dijadikan rujukan siswa untuk bertanya.
j. Konselor bertindak sebagai informan dalam kegiatan konseling kelompok

E. KESIMPULAN
Karakteristik layanan konseling kelompok Siswa Kelas XI SMK Negeri 1
Pacitan Tahun Pelajaran 2016/2017, ditujukan pada usaha konselor untuk membantu para
siswa mengatasi yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-
tugas perkembangannya. Melalui konseling ini para siswa, dibantu untuk
mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah,
dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Dalam konseling kelompok ini
dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalahnya melalui kelompok.
Maing-masing kelompok mengemukakan masalah yang dialaminya, kemudian satu sama
ain memberikan masukan atau pendapat untuk memecahkan masalah tersebut. Layanan
konseling kelompok dilaksanakan di ruang konseling, dan konseling kelompok dilakukan
konselor untuk memecahkan permasalahan siswa dalam dinamika kelompok, serta. untuk
meningkatkan prestasi siswa. Materi layanan konseling kelompok adalah masalah pribadi,
masalah sosial, masalah belajar, dan masalah karir. Masalah yang sedang dilakukan
konselor dalam konseling kelompok adalah masalah belajar yang terkait dengan
pelanggaran tata tertib sekolah, yakni masalah keterlambatan datang sekolah di jam-jam
pertama. Teknik yang digunakan dalam konseling kelompok adalah teknik saling percaya
dan saling menjaga rahasia peserta konseling kelompok.
Aktivitas konselor dalam konseling kelompok adalah merupakan
kegiatan konselor dalam memberikan layanan konseling. Aktivitas konselor dalam
konseling kelompok ini adalah mempersiapkan siswa sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi dalam dinamika kelompok. Materi dalam layanan konseling kelompok ini

113
meliputi masalah pribadi, masalah sosial, masalah belajar dan masalah karir. Konselor
menyusun alokasi waktu dalam pelaksanaan konseling dan anggaran yang dibutuhkan
dalam kegiatan BK. Konselor bertindak sebagai penemu potensi siswa dan sebagai pusat
informasi dan dijadikan rujukan siswa untuk bertanya. Sebagai informan konselor SMKN
I Pacitan memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan siswa seperti studi
lanjut, usaha mandiri dan motivasi karir.
Jika ingin masalah siswa dapat diatasi dengan baik, maka layanan konseling
kelompok dilaksanakan secara kontinyu dan terjadwal. Jika ingin masalah yang
dihadapi siswa dapat tuntas, maka konselor harus mampu membantu menggali
permasalahan siswa mulai dari mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan
alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2009,
Pedoman Pendidikan Akhlak Mulia Siswa, Jakarta,

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah


Kejuruan 1993, Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2013, Pelayanan Bimbingan dan Konseling,
Jakarta.

Mantja, W. 2008, Etnografi: Desain Penelitian Kwalitatif Pendidikan dan Manajemen


Pendidikan, Malang: Elang Mas.

Martono Harlina Lydia, dkk, 2009, Menangkal Narkoba dan Kekerasan, Jakarta, Balai
Pustaka.

Miles, Mattew B dan Amishel Huberman, 2007, Analisis Data Kwalitatif Buku Sumber
tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohisi, Jakarta:
Universitas Indonesia.

Moleong, 2997, Metode Penelitian Kwalitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muawanah Elfi dkk, 2009, Bimbingan Konseling Islami, Ponorogo, Bumi Aksara

Spradley, 2007, Metode Etnografi, Yogyakarta: Tiara Wacana, Edisi II.

114
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Sukamadinata, Nana Syaodih, 2007, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda
Karya.

Sukitman, 2014, Bimbingan Konseling Sumenep, Diva Press.

Sutama, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Surakarta, Fairuz.

Sutama, 2011, Penelitian Tindakan, Surakarta, Surya Offset.

Triyono dkk, 2009, Bimbingan Konseling, Malang, Universitas Negeri Malang.

Walgito Bimo, 2004, Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta, Andi Yogyakarta.

115

Anda mungkin juga menyukai