Oleh:
Marwisni Hasan**
*Mahasiswa
**Dosen Pembimbing
ABSTRACT
This research is motivated by an example that is the case that researchers have found in school
when PPLBK school, a student conduct violation took place during school hours. The focus of this
research is a case conference deploy activities starting from planning, implementation, evaluation
and follow-up to overcome the problems of students in SMAN 11 Padang. This research was
conducted with a qualitative descriptive approach. The informants were: 3 BK teacher, vice
principal, homeroom parents and learners. The instrument used in this study were interviews and
documentation, data were subjected to triangulate and hold membercheck, as well as the
techniques used in the processing of data through data reduction, data presentation and conclusion.
Based on the results of the effectiveness of case conferences in solving student in SMAN 11
Padang, the result of planning, implementation, evaluation and follow-up were conducted BK
teachers have not done systematically.
1
2
karena itu kegiatan bimbingan dan konseling guru mengancam peserta didik dengan tidak
harus diselenggarakan dalam bentuk kerja sama boleh masuk kelas.
dengan sejumlah orang untuk mencapai suatu Fenomena lain yang peneliti temukan
tujuan. ketika peneliti melakukan PPLBK Sekolah
Menurut Prayitno (2004:315) pelaksanaan adalah adanya kasus peserta didik yang
berbagai jenis layanan bimbingan dan berkelahi dengan temannya dikarenakan
konseling memerlukan sejumlah kegiatan peserta didik tidak suka dengan temannya yang
penunjang. Agaknya memang benar apabila suka ikut campur dengan urusannya. Adapula
dikatakan bahwa alat dan kelengkapan yang peserta didik yang sudah tidak masuk selama
paling handal dimiliki oleh konselor untuk berminggu-minggu, dan peserta didik yang
menjalankan tugas-tugas pelayanannya adalah kedapatan sedang berbuat asusila di lingkungan
ialah mulut dan berbagai keterampilan sekolah. Serta ada kasus peserta didik yang
berkomunikasi baik verbal maupun non-verbal. mendokomentasikan kegiatan mereka merokok
Konferensi kasus merupakan kegiatan bareng di dalam wc dan dimuat dalam bentuk
pendukunng dalam bimbingan dan konseling video.
untuk membahas permasalahan yang dialami Jika masalah ini dibiarkan maka anak
oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum yang bermasalah tersebut akan ketinggalan
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak pelajaran karena skort yang mana anak tidak
yang diharapkan dapat memberikan bahan, dibolehkan mengikuti pelajaran selama dia
keterangan, kemudahan ,dan komitmen bagi menyelesaikan masalah. Setelah membuat
terentaskannya permasalahan tersebut. perjanjian, baru anak boleh kembali mengikuti
Menurut Prayitno (2006) konferensi kasus pelajaran seperti biasa. Dengan diadakanya
merupakan forum terbatas yang diupayakan konferensi kasus yang mana akan melibatkan
oleh konselor untuk membahas suatu kasus dan pihak-pihak yang diikut sertakan maka akan
arah-arah penanggulanganya. Penyelenggaraan menemukan jalan keluar dari masalah yang
Konferensi Kasus (KK) ad hoc non-formal dihadapi anak.
artinya khusus berkenaan dengan kasus tertentu Dengan demikian pentingya
saja. Memang tidak semua masalah yang permasalahan ini untuk diteliti adalah melihat
dihadapi peserta didik harus dilakukan sejauh mana pelaksanaan kegiatan konferensi
konferensi kasus. kasus dan keberhasilan konferensi kasus dalam
Tetapi untuk masalah-masalah yang mengatasi permasalahan peserta didik, dengan
tergolong pelik dan perlu keterlibatan pihak didukung oleh data dan keterangan yang
lain tampaknya konferensi kasus sangat penting diperoleh dari pihak-pihak yang diikut sertakan
untuk dilaksanakan. Melalui konferensi kasus, dalam konferensi kasus.
proses penyeleasain masalah peserta didik Berdasarkan latar belakang masalah yang
dilakukan tidak hanya mengandalkan pada guru telah dikemukakan dan fenomena yang tampak
BK di sekolah semata, tetapi bisa dilakukan selama peneliti melaksanakan PPLBK Sekolah
secara kolaboratif, dengan melibatkan berbagai terdahulu teridentifikasi masalahnya adalah
pihak yang dianggap kompeten dan sebagai berikut :
berkepentingan dengan permasalahan yang 1. Adanya peserta didik yang mengabaikan
dihadapi siswa. teguran dari guru atau peserta didik yang
Sebagai contoh yaitu adanya kasus yang melawan kepada guru.
peneliti temukan di sekolah ketika PPLBK 2. Adanya permasalah peserta didik dengan
sekolah, seorang peserta didik melakukan guru, dan guru tersebut sangat marah
pelanggaran pada saat jam pelajaran sehingga peserta didik tidak boleh masuk
berlangsung. Peserta didik tersebut menonton kelas.
vidio melalui ipad. Guru menegur dan 3. Adanya peserta didik yang melanggar
membawa ipad peserta didik tersebut ke peraturan sekolah.
kantor. Sesampainya di kantor peserta didik 4. Adanya peserta didik yang terjerumus
dengan lancang mengambil ipad yang ada di narkoba.
tas guru tersebut. Guru pun tidak menerima 5. Adanya peserta didik yang mengabaikan
perbutan yang tidak sopan tersebut. Serta tidak panggilan dari guru mengenai peserta
hanya pelanggaran itu saja yang dilakukan didik yang sering tidak hadir di sekolah.
peserta didik. Sebelumya peserta didik juga 6. Adanya peserta didik yang melakukan
bermasalah dengan guru lainya. Selanjutnya pemerasan terhadap temannya.
3
7. Adanya peserta didik yang membuat kegiatan konferensi kasus dilakukan dalam
video merokok bersama di dalam wc yang mengatasi permasalahan peserta didik.
tidak pantas. 6. Peneliti selanjutnya, bagi peneliti
8. Adanya peserta didik yang berdua-duan selanjutnya agar menjadi dasar atau
saat kegiatan ekstrakurikuler pedoman untuk meneliti lebih dalam
tentang efektifitas kegiatan konferensi
Dari identifikasi masalah yang ada maka kasus dalam penyelesaian masalah peserta
penelitian ini dibatasi pada upaya didik.
pengungkapan seberapa efektifnya kegiatan
konferensi kasus dalam menyelesaikan masalah Metodologi Penelitian
siswa yang menyangkut : kegiatan konferensi
kasus dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, Berdasarkan permasalahan dan tujuan
evaluasi dan tindak lanjutnya dalam mengatasi peneitian yang telah ditetapkan, maka dapat
permasalahan peserta didik di SMA N 11 ditentukan bahwa penelitian ini adalah
Padang. penelitian kualitatif yang menghasilkan data
Berdasarkan fokus penelitian yang telah deskriptif. Peneliti menggambarkan kegiatan
diuraikan di atas maka ditentukan perumusan pendukung konferensi kasus dalam
masalahnya yaitu: bagaimana kegiatan penyelesaian masalah peserta didik di SMA N
konferensi kasus dalam penyelesaian masalah 11 Padang.
siswa di SMA Negeri 11 Padang. Menurut Bungin (2011:76) informan
Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian adalah subjek yang memahami objek
tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah penelitian. Informan penelitian ini ditentukan
untuk mendeskripsikan: kegiatan konferensi setelah peneliti menentukan informan kunci
kasus dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, (key informants) dan selanjutnya dari informan
evaluasi dan tindak lanjutnya dalam mengatasi kunci ditetapkan informan berikutnya. yang
permasalahan peserta didik di SMA N 11 menjadi informan kunci dalam penelitian ini
Padang. ada tiga orang guru BK yang terlibat dalam
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai kegiatan knferensi kasus.
maka hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi Informan tambahan dalam penelitian ini
pihak-pihak yang terkait sebagai berikut: adalah: wakil kepala sekolah, wali kelas, dan
1. Guru BK, sebagai masukan bagi guru orang tua peserta didik. Informasi, keterangan
pembimbing dalam melaksanakan kegiatan dan data akan peneliti dapatkan dari informan
pendukung Bimbingan dan Konseling yang tambahan, sebagai pelengkap dari penelitian
mana kegiatan pendukung penting ini.
dilakukan dalam penyelesaian masalah Teknik pengumpulan data juga dapat
siswa sesuai kebutuhan peserta didik. dilakukan dengan cara wawancara agar
2. Koordinator BK, sebagai acuan bagi memperoleh informasi secara langsung demi
koordinator BK dalam menjalankan kelengkapan data dalam penelitian. Menurut
program bimbingan dan konseling serta Yusuf (2005: 278) bahwa wawancara
aplikasinya terhadap peserta didik. (interviuw) adalah suatu kejadian atau proses
3. Personil sekolah, sebagai informasi bahwa interaksi antara pewawancara (intervieweer)
adanya kegiatan konferensi kasus yang bisa dengan responden atau orang yang
dilaksanakan dalam penyelesaian masalah diwawancarai (interviewee) melalui
peserta didik. Dan bagaimana pula peran komunikasi langsung.
personil sekolah yang terkait dalam Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan
kegiatan konferensi kasus ini dalam supaya pengumpulan data ini dapat berjalan
penyelesaian masalah peserta didik. denagan baik, maka hal yang perlu
4. Pengelola program studi, bagi program diperhatikan dalam wawancara yaitu:
studi bisa menjadi acuan dan pedoman a. Peneliti harus mengetahui apa-apa saja
dalam pelaksanaan pengajaran terutama objek yang akan diukur.
dalam mata kuliah dasar-dasar Bimbingn b. Membuat pertanyaan yang akan ditanyakan
dan Konseling. pada guru BK dan peserta didik yang
5. Peneliti, untuk menambah wawasan dan melaksanakan konferensi kasus.
pengetahuan peneliti tentang pentingnya
4
Prayitno (2006:14) yang harus dilakukan oleh komitmen peserta yang terlibata dalam
guru BK adalah sebagai berikut: konferensi kasus.
a. Mengkomunikasikan rencana kegiatan
konferensi kasus kapada berbagai pihak Dalam evaluasi konferensi kasus, guru
yang terkait. BK telah melakukan evaluasi dengan baik,
b. Melakukan kegiatan konferensi kasus namun evaluasi hanya dilakukan pengamatan
dengan melakukan kegiatan : (1) kepada peserta didik dilihat dari perubahan
membuka petemuan, (2) yang dialami oleh peserta didik setelah
menyelenggarakan penstrukturan (3) pelaksanaan konferensi kasus, penilaian
meminta komitmen peserta konferensi dilakukan Penilaian Jangka Pendek (Laijapen)
kasus, (4) membahas permasalahan maupun Penilaian Jangka Panjang (Laijapan).
peserta didik (5) menegaskan peran
masing-masing peserta dalam penangan 4. Bentuk Tindak Lanjut yang Dilakukan
kasus, (6) memantapkan komitmen Guru BK dalam Melakukan Kegiatan
peserta dan menyimpulkan hasil Konferensi Kasus
pembahasan.
Dalam pelaksanaan konferensi kasus guru Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
BK telah dapat mengkomunikasikan kepada hasil dari tindak lanjut yang dilakukan guru BK
pihak yang terkait seperti kepada kepala setelah konferensi kasus yakni melakukan
sekolahwakil kesiswaan, wali kelas maupun melakukan konseling perorangan dan jika
guru mata pelajaran tentang pelaksanaan diperlukan akan dilakukan konferensi kasus
konferensi kasus. Kemudian dalam pertemuan ulangan bila masalah peserta didik masih
dengan orang tua peserta didik guru BK telah belum terentaskan. Kemudian memberikan
dapat menjalin komunikasi dengan baik dalam layanan bimbingan konseling yakni layanan
membahas masalah peserta, membicarakan informasi ataupun layanan konseling
tentang penyelesaian masalah sampai perorangan sesuai kebutuhan pserta didik.
membentuk komitmen dari orang tua tentang Pada tahap ini menurut Prayino (2006:15)
penyelesaian masalah peserta didik. Namun tindak lanjut yang harus dilakukan guru BK
sewajarnya dalam melakukan konferensi kasus adalah sebagai berikut:
guru BK tidak menghadirkan peserta didik. a. Menggunakan hasil untuk melengkapi
data dan memperkuat komitmen
3. Bentuk Evaluasi yang Dilakukan Guru penanganan kasus.
BK dalam Melakukan Kegiatan b. Mempertimbangkan apa diperlukan
Konferensi Kasus. konferensi kasus lanjutan.