Oleh
PENDAHULUAN
Pada era Abad 21, pendidikan dituntut untuk bisa mencetak generasi Z yang
berkualitas. Terlebih lagi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran
Bahasa Indonesia dituntut untuk bisa menghasilkan siswa-siswa yang berkualitas,
baik dalam bidang kebahasaan maupun dalam bidang kesastraan. Pembelajaran
Bahasa Indonesia menjadi salah satu pionir pendidikan guna menjawab tantangan
Abad 21.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat keterampilan berbahasa
yang diajarkan. Empat keterampilan berbahasa tersebut ialah keterampilan menyimak,
keterampilan membaca, keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Empat
komponen keterampilan ini digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Pada tahap penyusunan IPK, empat keterampilan ini harus bisa terukur dan
terfokus sehingga bisa menjadikan siswa yang mampu dalam kebahasaan dan
kesastraan.
Salah satu keterampilan berbahasa yang bisa menjawab kebutuhan Abad 21
ialah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara mengisyaratkan siswa untuk
bisa menjadi public speaker. Keterampilan ini sangat bermanfaat bagi siswa, terlebih
lagi untuk memenuhi kebutuhan Abad 21. Menjadi public speaker sedang banyak
digemari kalangan remaja saat ini. Hal ini terlihat dari banyaknya figur, vloger,
youtuber dari kalangan remaja. Tidak hanya itu, banyak pula penceramah-penceramah
dari kalangan remaja.
Pada kurikulum K13, terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, arah
pembelajaran banyak yang ditujukan untuk menganalisis teks atau berbasis teks.
Banyak KD yang mengisyaratkan untuk menganalisis teks, baik secara struktur,
maupun kaidah kebahasaan. Bila hanya mengacu pada hal ini, berarti pembelajaran
Bahasa Indonesia dirasa masih kurang tepat sasaran. Hal ini dikarenakan keterampilan
berbahasa yang lain banyak diabaikan. Oleh karena itu, peran guru harus bisa
mengakomodasi keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berbicara siswa dalam berceramah menggunakan media pembelajaran berbasis
prompter. Propmter ialah alat yang biasanya digunakan news anchor atau pembaca
berita ketika sedang bertugas membaca berita. Alat ini berisi teks/tulisan yang
berjalan sehingga memudahkan pembaca berita dalam menyajikan berita. Penggunaan
alat ini bisa digunakan pula dalam membaca teks ceramah. Penceramah tidak perlu
lagi menggunakan teks atau catatan kecil ketika sedang berceramah. Selain itu,
penggunaan alat ini bisa pula dimodifikasi dari power point, sehingga bisa digunakan
secara efektif dan efisien.
1. Tugas pertama dan utama guru di sekolah adalah mengajar siswa sehingga
apapun metode penelitian tindakan kelas yang akan diterapkan tidak akan
mengganggu komitmen sebagai pengajar.
2. Metode pengumpulan data yang di gunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses
pembelajaran.
3. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga memungkinkan
guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara cukup
meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi
kelasnya dan memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab
hipotesis yang di kemukakannya.
4. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan
masalah yang merisaukannya. Bertolak dari tanggung jawab profesionalnya,
guru sendiri memiliki komitmen yang diperlukan sebagai motivator intrinsik
bagi guru untuk bertahan dalam pelaksanaan kegiatan yang jelas-jelas
menuntut lebih dari yang sebelumnya diperlukan dalam rangka pelaksanaan
tugas-tugas pengajarnya.
5. Dalam menyelenggarakan penelitian tindakan kelas, guru harus selalu
bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang
berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain
melibatkan anak-anak, penelitian tindakan kelas juga hadir dalam suatu
konteks organisasional sehingga penyelenggaraannya harus mengindahkan
tata krama kehidupan berorganisasi.
6. Kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas sejauh mungkin digunakan classroom
excedding perspektive, artinya permasalahan tidak dilihat terbatas dalam
konteks dalam kelas atau mata pelajaran tertentu,melainkan dalam
perspektif yang lebih luas ini akan berlebih-lebih lagi terasa urgensinya
apabila dalam suatu penelitian tindakan kelas terlibat dari seorang pelaku.
Bila dibuat dalam peta konsep, langkah-langkah menyusun PTK sebagai berikut
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan di depan
umum, diantaranya adalah kualitas suara. Penceramah perlu memastikan bahwa
suara penceramah cukup keras dan jelas terdengar bahkan oleh hadirin yang duduk
paling jauh. Jika tersedia, penceramah bisa menggunakan pengeras suara.. Suara
merupakan aset yang paling berharga dalam berkomunikasi secara lisan. Oleh karena
itu memelihara kualitas suara dan berlatih secara berkesinambungan merupakan
keharusan bagi penceramah.
Bahasa dan kata-kata yang digunakan merupakan faktor yang tidak kalah penting
guna menentukan kemampuan komunikasi. Bahasa yang baik dan tepat dapat
membantu memperjelas dan meningkatkan kualitas berceramah. Oleh karena itu
perlu bagi penceramah untuk memperhatikan kata – kata dan bahasa yang dipilih.
Penampilan yang baik juga menjadi perhatian karena saat penceramah maju atau
berdiri untuk berbicara, hadirin akan memperoleh kesan yang baik terhadap
penceramah. Pastikan bahwa penampilan penceramah membawa pesan yang positif
dan penceramah kelihatan lebih baik dan merasa lebih baik. Penceramah bisa
menggunakan pakaian yang sesuai jenis pertemuan dan sesuai dengan jenis pakaian
yang digunakan oleh para hadirin lainnya
Berbicara pada hakikatnya tidak hanya dilakukan dengan bersuara semata tetapi
untuk didengar orang lain, oleh karena itu setiap ujaran yang disampaikan harus
dengan metode yang benar dan sistematis agar apa yang disampaikan tertuju maksud
maknanya. Metode dalam berceramah antara lain,
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data
yang dikumpulkan bisa saja kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam
bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data,
proses sama pentingnya dengan produk
2) Tindakan
a. Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi siswa.
Kemudian guru menyampaikan KD, IPK, dan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang materi mengontruksi teks ceramah
Guru menjelaskan bahwa mengontruksi bisa dengan lisan atau tulis
Guru mengarahkan siswa untuk mengontruksi teks ceramah secara lisan
Guru menjelaskan metode berceramah
Guru memberi tugas siswa untuk praktik berceramah berbasis video
Tugas siswa yang berupa video dikirimkan ke guru melalui link google
drive
c. Kegiatan Akhir
Guru menutup pembelajaran dengan melakukan refleksi bersama.
3) Pengamatan
Berdasarkan pengamatan dari lapangan dan observasi, dapat disimpulkan
bahwa keterampilan berbicara siswa kelas XI MIPA 4 masih tergolong rendah.
Dari sini dapat dibuktikan bahwa dari 32 siswa, hanya 8 siswa yang sudah
memiliki keterampilan siswa secara baik. Jadi, siswa yang sudah memiliki
keterampilan berbicara yang baik hanya 25% dari jumlah seluruh siswa kelas
XI MIPA 4
b. Siklus I
1) Perencanaan Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi:
a. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis prompter sebagai tindakan perbaikan pada
pembelajaran mengontruksi teks ceramah dengan keterampilan berbicara
yakni berceramah;
b. menyiapkan media pembelajaran berbasis prompter dengan power point
c. menyusun pedoman observasi
d. menyusun alat evaluasi siswa
2) Tindakan
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, guru menstimulasi siswa untuk menganalisis struktur
teks ceramah dan kaidah kebahasaan teks ceramah. Selanjutnya guru
mengajak siswa mencermati teks ceramah yang sudah dibuat siswa pada
pertemuan sebelumnya (kegiatan asinkron)
b. Kegiatan Inti
Hal-hal yang dilakukan guru pada kegiatan inti yaitu:
Guru menjelaskan metode dalam berceramah disertai dengan contoh-
contohnya.
Guru menunjukkan contoh video pembacaan ceramah di Youtube
sebagai contoh pelaksanaan kegiatan berceramah.
Guru menunjukkan media pembelajaran berbasis prompter dengan
menggunakan power point
Guru mempraktikan menggunakan media pembelajaran ketika
berceramah dan cara mengunggah video praktik di Youtube.
Siswa mempraktikan menggunakan media pembelajaran berbasis
prompter untuk membaca teks ceramah
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menyimpulkan hasil
pembelajaran dan menjelaskan menggunakan media prompter
sebagai metode berceramah
Guru menjelaskan manfaat berceramah dalam kehidupan di masa
depan.
3) Pengamatan (Observasi)
Pelaksanaan pengamatan melibatkan beberapa pihak diantaranya guru,
peneliti, dan teman sejawat. Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada lembar observasi yang
telah dibuat oleh peneliti. Hal yang harus diamati oleh observer adalah
aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran, dan proses
pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Selanjutnya dilakukan analisis hasil observasi untuk
mengetahui keaktifan siswa, guru dan jalannya pembelajaran.
4) Refleksi
Seluruh hasil observasi, evaluasi siswa, dan catatan lapangan dianalisis,
dijelaskan, dan disimpulkan pada tahap refleksi. Tujuan dari refleksi adalah
untuk mengetahui keberhasilan dari proses pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan media gambar. Peneliti bersama observer menganalisis hasil
tindakan pada siklus I dan II untuk mempertimbangkan apakah perlu
dilakukan siklus lanjutan.
c. Siklus II
Siklus II merupakan tindakan perbaikan dari siklus I yang masih belum berhasil.
Secara umum, penerapan pembelajaran pada siklus II sama dengan penerapan
pembelajaran pada siklus I, hanya saja dilakukan lebih cermat dan memperhatikan
hal-hal yang masih belum tercapai pada saat siklus I. Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, siklus pengamatan II bertujuan
untuk menguji efektivitas media pembelajaran, dan menganalisis keterampilan
berbicara siswa dalam berceramah
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bagian ini, akan dibahas mengenai proses dan analisis hasil penelitian
tindakan kelas yang telah dilakukan oleh guru peneliti pada siswa kelas XI Mipa 4
SMAN 7 Kota Kediri. Adapun pembahasan dilakukan dengan menggunakan analisis data
hasil penilaian dan juga lembar observasi.
Penelitian yang dilakukan oleh guru peneliti diawali dengan kegiatan pra siklus
dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran awal terkait penilaian siswa. Selanjutnya,
guru peneliti melakukan siklus 1 sebagai upaya perbaikan pada pra siklus. Hasil
pengamatan dan penilaian kegiatan siklus 1, selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan
acuan pelaksanaan siklus 2. Untuk kegiatan siklus 2, dilaksanakan sebagai upaya
perbaikan pada siklus 1. Hasil dari pengamatan dan penilian siklus 2 kemudian dianalisis
dan ditarik kesimpulan, apakah penelitian sudah mendapatkan hasil maksimal.
Sebagai gambaran proses penelitian tindakan kelas, pada tahap pra siklus guru
peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk membuat video praktik berceramah.
Selanjutnya hasil video siswa dianalisis untuk mengetahui tingkat ketercapaian KD. Hasil
penilaian kegiatan pra siklus menjadi acuan pelaksanaan kegiatan siklus 1. Pada tahap
siklus 1, guru peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk membuat video praktik
berceramah dengan menggunakan media pembelajaran prompter berbasis power point.
Hasil kegiatan siklus 1 dianalisis dan dijadikan acuan pada kegiatan siklus 2. Sebagai
bentuk kegiatan perbaikan, pada siklus 1 diketahui kekurangan ada pada aspek intonasi,
gesture, dan ekspresi siswa. Maka pada kegiatan siklus 2, guru peneliti memberikan
penguatan pada ketiga aspek tersebut dan memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat video praktik berceramah.
4.2 Analisis Hasil Penelitian
7 ASHFIDA ROSYADA 75
14 DICKY SETIAWAN 74
19 KINAYUNG 76
25 RIZQON MAKFIYA 72
29 SULISETIANING AMANAH 74
31 TANTRI SEKARWANGI 76
Nilai rata-rata 72
Berdasarkan analisis KKM, untuk siswa kelas XI ditetapkan bahwa nilai KKM
kelas XI yakni 75. Hal ini menjadi dasar guru untuk menilai ketercapaian KD pada
kompetensi keterampilan yakni keterampilan berceramah. Pada pelaksanaan praktik
berceramah, jumlah siswa yang mengikuti praktik berceramah sebanyak 31 siswa, karena
sebanyak 3 siswa telah bergabung pada kelas percepatan (dua tahun)
Berdasarkan rubrik penilaian pra siklus, dapat dianalisis bahwa sebanyak 31 siswa
yang mengikuti praktik berceramah, hanya ada 10 siswa yang berhasil mendapatkan nilai
sama bahkan di atas KKM. Sedangkan nilai rerata kelas XI Mipa 4 SMAN dalam praktik
berceramah yakni 72. Nilai tertinggi yang bisa diraih sebesar 79 dan nilai terendah
sebesar 70. Persentase pencapain KD pada tahap pra siklus sebesar 32%.
Pada lembar rubrik penilaian pra siklus, dapat diidentifikasi bahwa nilai terendah
ada pada nilai praktik berceramah. Artinya, siswa mengalami kesulitan dalam hal
intonasi, gesture, dan ekspresi. Berdasarkan pengamatan, kesulitan siswa didasari dari
penggunaan metode yang masih konvensional dan juga kurangnya siswa dalam berlatih
berceramah. Oleh karena itu, hal tersebut yang menjadikan dasar dalam melakukan
perbaikan dalam siklus 1. Guru peneliti berusaha melakukan perbaikan dengan
menerapkan penggunaan media prompter berbasis power point.
7 ASHFIDA ROSYADA 82
14 DICKY SETIAWAN 81
19 KINAYUNG 83
25 RIZQON MAKFIYA 74
26 SADDAM BINTANG HERMAWAN 74
29 SULISETIANING AMANAH 81
31 TANTRI SEKARWANGI 84
Nilai rata-rata 80
Berdasarkan penilaian dari guru, nilai tertinggi yang bisa diraih siswa ialah 86 dan
nilai terendah siswa yang dapat diraih ialah 73. Setelah dirata-rata, maka nilai rata-rata
siswa dalam praktik berceramah ialah 80. Mengacu pada nilai KKM, maka sebagian
besar siswa kelas XI Mipa 4 sudah memenuhi nilai KKM, meskipun ada 3 siswa yang
belum memenuhi KKM. Bila dipindah dalam persentase, maka hanya kurang dari 1%
siswa yang belum memenuhi KKM
Rata-rata nilai kelas XI Mipa 4 ialah 80. Hal ini bisa disimpulkan bahwa kelas XI
Mipa 4 sudah tuntas dalam praktik berceramah. Meskipun demikian, nilai yang diraih ini
masih bisa dikatakan belum maksimal. Target dalam penelitian ini, nilai yang bisa diraih
siswa mencapai 82. Berikut merupakan tabel perbandingan dan analisis kegiatan pra
siklus dengan siklus 1, yakni
Berdasarkan analisis dalam tabel, diketahui bahwa dari tahap pra siklus dan siklus
1 mengalami kenaikan nilai rerata yakni sebesar 11%. Selain itu, untuk jumlah siswa
yang memenuhi KKM juga mengalami kenaikan sebesar 62%. Meskipun demikian,
untuk bahan pertimbangan guru juga melakukan survey dalam kuesioner sebagai bahan
evaluasi pelaksanaan penelitian dalam siklus 1.
Berdasarkan formulir yang dibagikan kepada siswa, dapat diketahui juga bahwa
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam praktik berceramah yang disebabkan
terlalu panjangnya naskah teks ceramah. Hal ini mempersulit siswa karena teks yang
terlalu panjang menjadikan fokus dan perhatian siswa menjadi kurang. Hal ini akan
menjadi masukan yang berarti pada pelaksanaan siklus 2.
Mengacu pada hal tersebut, maka guru peneliti perlu untuk melaksanakan
pembelajaran siklus 2. Pembelajaran pada siklus 2 ini merupakan bentuk perbaikan pada
pembelajaran pada siklus 1. Seluruh hasil pembelajaran pada siklus 1 akan dievaluasi dan
diperbaiki pada pembelajaran siklus 2. Harapannya, pada pembelajaran siklus 2, target
pembelajaran bisa dicapai.
Pada tahap siklus 2 ini, guru peneliti lebih menekankan untuk meningkatkan pada
aspek intonasi, gesture, dan ekspresi dalam berceramah. Guru peneliti juga membuat
media pembelajaran guna memberi stimulus siswa terhadap materi. Selanjutnya, guru
peneliti membuat naskah teks ceramah, dan siswa berupaya untuk mengontruksi naskah
ceramah tersebut dengan kegiatan praktik berceramah. Adapun hasil penilian siswa pada
siklus 2 ini yakni,
No Nama Skor Total
7 ASHFIDA ROSYADA 84
14 DICKY SETIAWAN 83
25 RIZQON MAKFIYA 77
29 SULISETIANING AMANAH 85
31 TANTRI SEKARWANGI 85
Nilai rata-rata 84
Berdasarkan rubrik penilaian siklus 2, bila mengacu pada nilai KKM nasional,
maka seluruh siswa kelas XI Mipa 4 SMAN 7 Kota Kediri telah memenuhi nilai KKM
yakni 75. Nilai tertinggi yang berhasil diraih siswa ialah 88, sedangkan nilai terendah
siswa ialah 77. Nilai rata-rata dari seluruh siswa ialah 84. Berarti, dapat disimpulkan
bahwa seluruh siswa kelas XI Mupa 4 SMAN 7 Kota Kediri telah tuntas dalam praktik
berceramah karena telah memenuhi nilai KKM nasional.
Seperti yang telah disebutkan pada analsisi siklus 1, pada penelitian ini, atas
saran wakil kepala sekolah urusan kurikulum, maka guru peneliti juga menetapkan pula
strandar nilai praktik bercermah yakni sebesar 82. Penentuan standar nilai oleh guru
peneliti ini berdasarkan asumsi bahwa dengan menggunakan media prompter ini bisa
meningkatkan nilai secara maksimal. Selain itu, guru peneliti juga menentukan naskah
ceramah berdasarkan kondisi saat ini. Harapannya, bisa mempermudah siswa dalam
berceramah.
Berdasarkan analisis rubrik penilaian yang mengacu pada standar nilai oleh guru
peneliti yakni sebesar 82, maka terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai dibawah 82.
Berarti, secara keseluruhan sebanyak 29 siswa sudah memenuhi standar nilai dari guru
peneliti. Bila diubah pada persentase, berarti tingkat ketuntasan berdasarkan standar nilai
guru peneliti sebanyak 93%.
Berdasarkan analisis rubrik penilaian dari tahap pra siklus, siklus 1, dan siklus 2,
siswa kelas XI Mipa 4 SMAN 7 Kota Kediri mengalami kenaikan nilai secara signifikan.
Berikut merupakan tabel perbandingan dari analisis kegiatan pra siklus, siklus 1, dan
siklus 2.
Tahap Jumlah Nilai Nilai Rerata Jumlah Jumlah Jumlah siswa
Penelitian Siswa Tertinggi Terendah siswa siswa tidak memenuhi
memenuhi memenuhi standar nilai
KKM KKM peneliti (82)
30
25
Jumlah Siswa Memenuhi
KKM
20 Column1
15
10
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
84
82
80
78
Rerata Nilai
76
74
72
70
68
66
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
BAB V
Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru peneliti, menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan disebabkan penggunaan media belajar
prompter berbasis power point. Media belajar prompter digunakan sebagai upaya untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam berceramah. Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan secara signifikan dengan menggunakan media tersebut.
5.2. Saran
Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, diharapkan peneliti lain untuk bisa
menggembangkan penelitian lanjutan berdasarkan penelitan ini. Penggunaan media
prompter membuktikan bisa membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan
berceramah. Adanya penelitian ini, diharapkan bisa memotivasi munculnya penelitian-
penelitian lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara
Sukajati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika
Tarigan, Henry Guntur. 1981 Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung
: Angkasa