Anda di halaman 1dari 8

MENYUSUN BEST PRACTICE

Nama Mahasiswa : Eulis Wulansari, S.Pd


Nomor Peserta : 201502964619
Bidang Studi : BAHASA INGGRIS
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 6 KOTA CIREBON
Kabupaten/ Prov : Cirebon Jawa Barat

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2022

PPG Daljab 2022` Universitas PGRI Semarang Eulis Wulansari, S.Pd.


LK 3.1 Menyusun Best Practices

MENYUSUN CERITA PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE) MENGGUNAKAN


METODE STAR (SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL DAN
DAMPAK) TERKAIT PENGALAMAN MENGATASI PERMASALAHAN SISWA
DALAM PEMBELAJARAN
Lokasi Kota Ciebon Jawa Barat
Lingkup Pendidikan SMA Negeri 6 Kota Cirebon - Kelas XI Mipa – 32 Siswa – Tahun Ajaran
2022-2023
Tujuan yang ingin Meningkatkan kemampuan menulis Bahasa Inggris dalam teks Hortatory
dicapai exposition menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
Penulisan Eulis Wulansari, S.Pd
Tanggal Rabu, 15 Desember 2022
SITUASI:  Latar Belakang Masalah
Kondisi yang menjadi Kondisi yang menjadi latar belakang masalah yang saya angkat adalah
latar belakang masalah, lemahnya kemampuan peserta didik fase F (kelas XI) menulis bahasa Inggris
mengapa praktik ini terutama pada Hortatory Exposition Text, dikarenakan pemahaman konsep
penting untuk dibagikan, pada materi pembelajaran yang masih rendah, peserta didik tidak menguasai
apa yang menjadi peran kosa kata yang digunakan dalam penulisan hortatory exposition text dan
dan tanggung jawab peserta didik menganggap argumen yang dilandasi oleh data valid dalam
anda dalam praktik ini generic structure di hortatory exposisiton text tidak penting serta peserta didik
belum mampu memotivasi dirinya sendiri. Selain itu teknik mengajar guru
yang masih monoton dengan tipe teacher center dan tidak membiasakan
peserta didik untuk menulis hortatory exposition text juga menjadi hal utama
dalam penyusunan best practice ini.
Hal tersebut sangatlah penting untuk diperhatikan karena pada dasarnya
hortatory exposition text umumnya menyampaikan argumen untuk
memperkuat pendapat mereka dalam membuat topik, para peserta didik
dituntut untuk memiliki pengetahuan dan informasi yang cukup untuk
meningkatkan ide mereka, peserta didik didorong untuk dapat
mengembangkan atau menguraikan argumen mereka.
Dari permasalahan yang ditemukan diatas, salah satu alternatif solusi
yang ditawarkan adalah model pembelajaran Problem Based Learning.
Karena berdasarkan sintaks PBL memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk aktif dalam proses pembelajaran mengingat model PBL ini
pembelajaranya mengacu pada peserta didik ( student center )

 Praktek pembelajaran ini penting untuk dibagikan


Pendidik sebagai fasilitator memiliki peran dalam memberikan
pelayanan termasuk ketersediaan fasilitas guna memberi kemudahan dalam
kegiatan belajar bagi peserta didik. Lingkungan belajar yang tidak
menyenangkan, suasana ruang kelas yang kurang kondusif dan mendukung
menyebabkan minat belajar peserta didik menjadi rendah. Oleh karena itu
guru memilih berinovasi dalam pengajaranya.
Dengan menerapkan model dan metode pembelajaran yang bervariasi
dan pendekatan scientific TPACK peserta didik lebih antusias dan aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran mulai dari pendahuluan, inti, simpulan
dan sampai dengan refleksi serta penutup. Pendidik memilih media dan
alat/bahan pembelajaran yang lebih inovatif dan tidak monoton sehingga
menarik perhatian peserta didik/tidak membosankan. Proses pembelajaran
lebih terstruktur Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Guru yang
berperan sebagai fasilitator mengubah konsep teacher centered menjadi
students centered.

PPG Daljab 2022` Universitas PGRI Semarang Eulis Wulansari, S.Pd.


Pembelajaran mengarah kepada tercapainya tujuan pembelajaran
peserta didik termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Sehingga berdampak pada perbaikan pembelajaran dikelas yang dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
Bahasa inggris. Dari hasil tindakan yang saya lakukan di kelas XI MIPA pada
materi Hortatory exposition text dengan menggunakan model Problem Based
Learning keaktifan peserta didik menjadi lebih baik. Seperti berdiskusi
dalam kelompok, mengerjakan tugas dan mengemukakan pendapat. Hasil
belajar meningkat dan lebih baik serta mencapai KKM yang telah ditetapkan.
Praktik ini penting dibagikan agar menjadi referensi atau inspirasi ,
baik bagi rekan guru yang mengalami permasalahan yang sama dengan saya
alami, sehingga berdampak pada perbaikan pembelajaran dikelas yang dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik.

 Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini


Saya sebagai guru, penulis mempunyai tanggung jawab untuk melakukan
proses tanggung jawab pembelajaran ini secara efektif dengan menggunakan
media, model pembelajaran dan perangkat pembelajaran yang tepat dan
inovatif sehingga tujuan dan hasil pembelajaran peserta didik tercapai sesuai
dengan yang diharapkan

Tantangan :  Tantangan
Apa saja yang menjadi Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara
tantangan untuk
dengan guru, kepala sekolah serta pakar, maka beberapa tantangan yang
mencapai tujuan
terjadi diantaranya, Guru tidak menggunakan metode, teknik, dan teknologi
tersebut? informasi yang tepat sehingga peserta didik tidak tertarik dalam materi
Siapa saja yang terlibat?
hortatori eksposisi teks. Guru juga tidak mengangkat tema teks hortatori
eksposisi yang dekat dengan peserta didik. Selain itu guru masih melakukan
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach). Peserta didik yang tidak mengerti malu untuk bertanya
tentang hortatory exposisiton text serta bebrapa peserta didik kurang aktif
dalam kegiatan berdiskusi.
Beradasarkan tantangan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa
tantangan yang dihadapi melibatkan peran guru dalam hal kompetensi yang
harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.
Sementara dari sisi peserta didik yaitu keaktifan dan hasil belajar.
 Siapa saja yang terlibat
1. Peserta didik kelas XI MIPA sebagai pusat pembelajaran
2. Saya sendiri sebagai guru Bahasa inggris dan fasilitator
pembelajaran
3. Rekan guru (Gemahsari Nirwana, S.Pd) yang membantu terlaksanya
kegiatan ini
4. Kepala sekolah (Dr. Nendi, S.Pd, MM) dan pakar (Lily Solichah
S.Pd) sebagai motivator dan pemberi masukan saran dalam kegiatan
ini
5. Dosen dan guru pembimbing Universitas PGRI Semarang sebagai
motivator, pembimbing dan penilai kegiatan ini
Aksi :  Langkah- langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan
Langkah-langkah apa tersebut :
yang dilakukan untuk
menghadapi tantangan 1. Guru melakukan eksplorasi altrnatif solusi melalui kajian literature
tersebut/ strategi apa dan wawancara dengan pakar dan teman sejawart.
yang digunakan / 2. Guru menggunakan media ajar yang creative dan inovatif. Guru
bagaimana prosesnya , menggunakan media pembelajaran berupa pengamatan langsung

PPG Daljab 2022` Universitas PGRI Semarang Eulis Wulansari, S.Pd.


siapa saja yang terlibat / terhadap gambar-gambar terkait contoh permasalahan yang akan di
apa saja sumber daya angkat menjadi teks hortatory eksposisi, guru menggunakan media
atau materi yang berbasis TPACK berupa video permasalahan terkait materi teks
diperlukan untuk hortatory eksposisi baik itu guru membuatnya sendiri ataupun video
melaksanakan strategi yang diambil dari youtube. Kemudian materi bisa ditayangkan
ini melalui slide powerpoint sehingga memudahkan peserta memahami
dan menyampaikan materi pembelajaran
3. Guru menggunakan strategi pendekatan terhadap peserta didik
dengan tepat. perlunya pemetaan untuk mengetahui kesiapan, minat
dan profil belajar peserta didik sehingga peserta didik mampu
memaksimalkan kemampuanya dalam belajar. Guru juga
melaksanakan ice breaking atau games sehingga pembelajaran dapat
lebih menyenangkan
4. Guru melakukan penyusunan perangkat pembelajaran (RPP,
Instrumen penilaian, LKPD, Modul dan Media pembelajaran) dan
dikonsultasikn kepada dosen pembimbing lapangan Universitas
PGRI Semarang yaitu Ibu Siti Musarokah, S.Pd M.Hum dan guru
pamong yaitu Bapak Suharno, M.Pd
5. Guru menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). PBL merupakan pembelajaran yang dihasilkan dari suatu
proses masalah yang disajikan di awal proses pembelajaran. Siswa
belajar dari masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari,
mengorganisasi, merencana, serta memutuskan apa yang akan
dipelajari , (Barrett, 2011:4). Menurut Hosnan (2014 : 301) Sintak
model pembelajaran PBL yang terdiri dari 5 fase/tahapan yaitu:
a) Mengorientasikan peserta didik pada masalah.
b) Mengorganisasikan peserta didik
c) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan terakhir
e) Menganalis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Peserta didik tidak berlaku sebagai pendengar, melainkan menjadi
pemecah masalah dengan kemampuan sendiri sehingga
pembelajaran menadi lebih bermakna dan lama diingat. Adapun
sintak PBL yang saya lakukan adalah sebagai berikut
a. Orientasi peserta didik pada masalah
Guru menyajikan permasalahan dalam powerpoint agar semua
siswa focus dan memperhatikan. Permasalahn yang disajikan
adalah video tentang Air pollution. Kemudian peserta didik
menjawab guidance questions berkaitan dengan video
permasalahan yang diberikan.

Dari permasalahan yang disajikan diatas, peserta didik akan


memahami generic structures dan language features dalam
hortatory exposition text.

PPG Daljab 2022` Universitas PGRI Semarang Eulis Wulansari, S.Pd.


b. Mengorganisasi peserta didik
Peserta didik dibagi dalam 9 kelompok, satu kelompok terdiri
dari 4 orang secara heterogen baik itu jenis kelamin ataupun
kecerdasan. Pembentukkan kelompok berdasarkan data hasil
ulangan sebelumnya. Guru memberikan konteks situasi kepada
peserta didik Peserta didik dengan bimbingan guru menganalisis
generic structures dan language feature dalam teks hortatori
eksposisi. Peserta didik menanyakan kepada guru tentang hal-hal
yang belum mereka ketahui
c. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan data terkait
generic structure, language feature dari berbagai sumber belajar.
Peserta didik mengolah data tersebut dengan mengklasifikasikan
informasi terkait materi. Guru berperan sebagai fasilitator. Dalam
fase ini, guru juga melakukan penilaian sikap dan penilaian
keterampilan. Dalam fase ini, siswa dapat terlibat aktif untuk
mengemukakan pendapatnya, berdiskusi dengan kondusif, dan
merasa dihargai dalam pembelajaran, bukan hanya sekedar duduk
mencatat materi.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Peserta didik menyusun kembali paragraf acak menjadi paragraf
teks hortatory eksposisi dengan generic structure yang benar
dalam LKPD. Peserta didik menulis teks hortatory eksposisi
dengan menggunakan generic structure dan language feature
yang benar sesuai dengan tema susai gambar yang diberikan oleh
guru dengan minimal dua argument dalam LKPD. Peserta didik
memanfaatkan teknologi padlet untuk mengetik hasil jawabanya.
Peserta didik menyajikan complete paragraph didepan kelas
secara bergiliran serta menyebutkan pemahaman tentang teks
hortatory eksposisi dengan menggunakan media padlet dan
dibantu dengan proyektor.
e. Mengevaluasi proses pemecahan masalah
Peserta didik dari grup lain memberikan tanggapan atas
presentasi yang dilakukan tentang teks hortatory eksposisi yang
telah dibuat. Peserta didik mendapat kesempatan bertanya kepada
guru tentang materi yang belum dipahami
6. Model pembelajaran berbasis masalah dapat diimplementasikan
dalam pengajaran menulis hortatori eksposisi. Model pembelajaran
berbasis masalah sebagai model pembelajaran mampu memotivasi
siswa bergabung dalam proses pembelajaran di kelas dan mampu
mengajak minat siswa untuk menulis. (Andrian,2018)
7. Guru mencari bahan ajar yaitu bahan bacaan atau permasalahan yang
dekat dengan peserta didik melalui referensi dari internet, buku
(Pathway:160) dan wawancara rekan sejawat dan nantinya akan
dijadikan contoh teks hortatory eskposisi.
8. Guru berkoordinasi dengan pihak sekolah dan guru untuk meminta
dukungan dengan pengaturan jadwal sehingga lokasi kegiatan
tersebut steril dan tidak terganggu dengan suara gaduh.
9. Guru meminta bantuan TIM IT sekolah dalam proses perekaman
video PPLguna dokumentasi pelaksanaan kegiatan tersebut

PPG Daljab 2022` Universitas PGRI Semarang Eulis Wulansari, S.Pd.


 Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ini:
Pada proses pembelajaran ini, ada orang-orang yang terlibat pada
tantangan ini yaitu, Dr. Nendi, S.Pd MM selaku kepala sekolah sebagai
penanggung jawab yang telah memberikan ijin dan saran dalam
pelaksanaan pembelajaran ini. Peserta didik kelas XI MIPA yang menjadi
pusat pembelajaran. Saya sendiri guru Bahasa Inggris sebagai fasilitator
pembelajaran. TIM IT SMA Negeri 6 Kota Cirebon Jawa Barat sebagai
kameramen dalam pengambilan video dokumentasi.

Sumber daya atau materi yang diperlukan dalam kegiatan ini


1. Satu buah smartphone dan satu buah handycam untuk pengambilan
video pembelajaran
2. Dua buah tripod stand kamera
3. Laptop, LCD proyektor
4. File PPT presentasi, video pembelajajaran
https://youtu.be/fephtrPt6wk serta buku materi PATHWAY
5. Akses internet
Refleksi Hasil dan  Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang dilakukan
Dampak Dari pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan, pengamat
Bagaimana dampak dari memberikan penilaian rata-rata sebesar 97,18. Dampak dari penggunaan
aksilangkah-langkah mode pembelajaran PBL serta media berbasis TPACK yang
yang dilakukan? Apakah mengimplementasikan bentuk gambar-gambar dan video permasalahan
hasilnya efektif? Atau yang ditayangkan dengan berbantukan power point membuat peserta
tidak efektif? Mengapa? didik semangat dan tidak cepat merasa bosan dalam mengikuti proses
Bagaimana respon orang pembelajaran Bahasa inggris subtema teks hortatory eksposisi. Peserta
lain terkait dengan didik mencatat hal-hal penting dari pengamatanya tersebut. Peningkatan
strategi yang dilakukan, terhadap kemampuan menulis teks hortatory eksposisi sangat terasa
apa yang menjadi factor dibandingkan dengan metode konvensional sebelumnya
keberhasilan atau  Apakah hasilnya efektif atau tidak, mengapa :
ketidakberhasilan dari Hasilnya efektif dibandingkan dengan metode konvensional dan
strategi yang dilakukan? teacher centered sebelumnya. Karena pemilihan model pembelajaran
Apa pembelajran dari yang menggunakan PBL serta media bebasis TPACK mendapatkan hasil
keseluruhan proses tes evaluasi yang di berikan oleh guru dari peserta didik diperoleh data
tersebut? ketuntasan klasikal sebesar 87%peserta didik, dimana 32 peserta didik
dari 36 peserta didik mendapat nilai diatas KKM. Adapun KKM nya yaitu
77, 4 peserta didik yang belum mencapai dikarenakan ada
beberapaparagraph tidak kohesif, ada kalimat yang tidak efektif dalam
mengungkapkan argumen-argumen.
Peserta didik pun lebih aktif dan antusias dalam mengikuti fase
pembelajaran sehingga materi yang dipelajari mudah dimengerti dan
peserta didik mudah menulis teks hortatory eksposisi dengan generic
structure yang benar. Ekspresi dan raut wajah peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran terlihat sangat antusias. Walaupun belum
seluruhnya peserta didik aktif.
 Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan
Kegiatan pembelajaran materi Hortatory exposition text yang
diaplikasikan di kelas XI MIPA sebagai peserta didik dan pusat
pembelajaran memperoleh respon yang sangat positif. Menurut peserta
didik kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model PBL dan media
berbasis TPACK lebih nyaman, efektif dan mereka senang mengikuti
kegiatan pembelajaran karena mereka menjadi lebih focus belajar,
tahapan dan tujuan pembelajarannya jelas, selain itu belajar dalam
kelompok menambah semangat keaktifan mereka.

PPG Daljab 2022` Universitas PGRI Semarang Eulis Wulansari, S.Pd.


Selain respon dari peserta didik sendiri, terdapat respon dari orang
lain seperti respon dari Kepala sekolah yaitu Bapak Dr. Nendi, S.Pd MM
yang menyatakan sangat mendukung penuh atas kegiatan pembelajaran
dengan paradigma baru TPACK dan metode Problem Based Learning.
Respon lainnya diungkapkan oleh rekan sejawat, Gemahsari Nirwana,
S.Pd yang antusias dengan hasil yang diperoleh dan suasa kelas yang
tercipta dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

 Yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan


Faktor keberhasilan dalam pembelajaran ini, dikarenakan peserta
didik membentuk pengetahuannya sendiri dalam proses diskusi sehingga
membuat siswa memahami materi, Peserta didik berinteraksi dengan
materi secara langsung. Jika dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional lainnya, pesera didik hanya menerima materi dalam proses
pembelajaran dan hanya mencatatat penjelasan dari guru. Dimana model
pembelajaran konvensional ini yang biasa dilakukan oleh guru
sebelumnya.
Selain itu, beberapa dukungan dari kepala sekolah, rekan guru
sejawat yang memberi informasi masukkan-masukkan tentang
pembelajaran, dan rekan PPG yang saling menyemangati dan bertukar
informasi satu dengan yang lainnya. Persiapan yang baik dalam
menanggulangi tantangan dan hambatan terlaksananya kegiatan
pembelajaran ini serta usaha dan dorongan dari diri untuk lebih maju dan
memberikan pelayanan yang terbaik menjadi faktor keberhasilan dari
strategi yang dilakukan.

 Dampak Pembelajaran ini:


Peserta didik memiliki pengalaman baru dalam menggunakan
teknologi untuk mendukung proses belajar mereka. Dengan pembelajaran
ini peserta didik dapat menulis teks hortatory eksposisi dengan mudah
dan menggunakan generic structure yang benar dikarenakan proses
pemahaman materi lebih menyenangkan. Dengan penigkatan tersebut
merupakan langkah awal yang baik bagi kegiatan pembelajaran
selanjutnya

Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut :


 Kurangnya minat peserta didik dalam pembelajaran memahami
materi teks hortatory eksposisi tergantung bagaimana guru
mengemas pembelajaran itu sendiri, dengan materi ajar yang
inovatif, metode yang tepat dan menyesuaikan dengan era peserta
didik tersebut yaitu menggunakan teknologi sebagai alat bantu
belajar. Karena dengan menggunakan teknologi peserta didik
termotivasi dalam belajar, memahami materi dengan mudah
sehingga membuat peserta didik dapat menulis teks hortatory
eksposisi.
 Kesesuaian dan ketepatan metode, strategi yang digunakan juga
sangat berpengaruh dalam pembelajaran yang lebih terstruktus,
terukur dan bermakna.

Daftar Pustaka

Terry Barrett. (2011). New Approaches to problem based learning. Dublin: University College Dublin

PPG Daljab 2022` Universitas PGRI Semarang Eulis Wulansari, S.Pd.


Hosnan, M., 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses
Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
Pratama M.A., Problem-Bases Learning in Teaching Writing Hortatory Exposition Text to Eleventh
Graders 2018, Surabaya State University

PPG Daljab 2022` Universitas PGRI Semarang Eulis Wulansari, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai