Anda di halaman 1dari 17

Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Modifikasi Teams Games Tournament (TGT)
Pada Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 2 Garut
Tahun Ajaran 2023 - 2024

Nama : RISKA ANDRITIAWATI, S.Pd


No. UKG : 201503218507
Prodi : PENDIDIKAN SEJARAH
Kelas : A
Instansi : SMAN 2 GARUT

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN


LPTK UNIVERSITAS SILIWANGI
ANGKATAN 3 TAHUN 2023
LK-3.1 Laporan Best Practice

Nama : RISKA ANDRITIAWATI, S.Pd


No. UKG : 201503218507
Prodi : PENDIDIKAN SEJARAH
Kelas : A
Instansi : SMAN 2 GARUT

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practices) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi
Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran

Lokasi SMAN 2 GARUT


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Tujuan yang ingin dicapai
Learning (PBL) Modifikasi Teams Games Tournament
(TGT) Pada Pembelajaran Sejarah.
Tanggal Senin, 22 Januari 2024

Situasi Latar belakang masalah:


Kondisi yang menjadi latar Saya sebagai guru mempunyai tangung jawab untuk
belakang masalah: mengapa melakukan proses pembelajaran sejarah Indonesia secara
best practice (praktik baik) efektif, dengan menggunakan metode, media, dan model
ini penting dibagikan, apa pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan
yang menjadi peran dan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik bisa tercapai
tanggung jawab anda dalam sesuai dengan yang di harapkan.
praktik ini. Identifikasi masalah berdasarkan hasil observasi ditemukan
hasil seperti berikut:
1. Masih rendahnya keterampilan 4C (Critical Thinking,
Communication, Creative Thinking, dan Collaboration)
peserta didik karena kurang maksimal menerapkan
model dan metode pembelajaran yang inovatif.
2. Guru belum maksimal dalam penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
3. Peserta didik belum terlalu termotivasi dalam
pembelajaran dengan metode Problem Based Learning.
(PBL) maka perlu di kombinasikan dengan metode
yang lain.
4. Perserta didik membutuhkan pembelajaran yang
menyenangkan untuk meningkatkan motivasi belajar
sejarah Indonesia.
5. Guru belum maksimal menggunakan TPSCK dalam
proses pembelajaran.
Praktik ini penting untuk dibagikan karena:
1. Masih banyaknya rekan guru yang mengalami
permasalahan yang sama dengan permasalahan yang
saya alami sehingga praktik pembelajaran ini juga bisa
menjadi motivasi, referensi dan inspirasi bagi rekan
guru yang lain untuk selalu mendesain pembelajaran
yang inovatif.
2. Secara langsung akan berdampak pada motivasi dan
hasil belajar peserta didik pada materi Upaya
mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui
strategi diplomasi.
3. Praktik pembelajaran ini bisa memotivasi diri saya
sendiri untuk selalu berupaya mendisain pembelajaran
yang inovatif pada materi pembelajaran yang lain.
Peran dan tanggung jawab dalam praktik:
Peran saya dalam praktik ini adalah sebagai guru. Dan
tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah membuat RPP,
bahan ajar, media pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan,
LKPD, evaluasi dan melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan perangkat yang telah dibuat. Selain itu juga
bertanggung jawab untuk mendesain pembelajaran yang
inovatif, kreatif, menyenangkan serta melakukan proses
pembelajaran ini secara efektif, dengan menggunakan model,
metode, dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif
sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik
bisa tercapai sesuai yang diharapkan.

Tantangan Tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan:


Apa saja yang menjadi 1. Saat guru merancang pembelajaran guru kesulitan
tantangan untuk mencapai memilih materi dan model pembelajaran inovatif yang
tujuan tersebut, siapa saja sesuai dengan kondisi latar belakang kehidupan sehari-
yang terlibat. hari peserta didik atau yang lebih kontekstual.
2. Masih ditemukannya peserta didik yang belum bisa
menggunakan beberapa aplikasi berbasis TPACK yang
digunakan oleh guru saat proses pembelajaran.
3. Mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan
konteks masalah atau tantangan dapat membutuhkan
waktu dan usaha yang lebih intensif dari pada pendekatan
pembelajaran konvensional.
4. Guru perlu dapat mengarahkan diskusi, merangsang
pemikiran kritis, dan menjaga agar proses diskusi tetap
terarah. Tidak semua peserta didik mungkin merasa
nyaman atau termotivasi untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran.
5. Guru perlu mengembangkan alat penilaian yang
mencakup aspek-aspek seperti pemecahan masalah,
kerjasama tim, dan kreativitas. memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai pemahaman yang mendalam.
Manajemen waktu menjadi kunci, terutama jika
kurikulum mengalokasikan waktu yang terbatas.
6. Tantangan mengelola kelas dengan baik membangun
hubungan antara guru dan peserta didik pada saat
melakukan inovasi pembelajaran.

 Siapa saja yang terlibat?


Yang terlibat dalam mencapai tujuan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning Modifikasi TGT
adalah:
1. Dosen Pembimbing (Zulpi Miftahudin, M.Pd)
2. Guru Pamong (Haryyana Suhendar, M.Pd)
3. Kepala Sekolah (Rozak Mulyana,M.Pd)
4. Waka Kurikulum (Evi Hasanah, S.Ant., M.Pd)
5. Teman sejawat (Nuriyah, S.Ag, Erna Nani
Karmanah, SE., MA., Deden Yusef Suhendar, S.Pd.)
6. Teman-teman mahasiswa PPG Daljab Angkatan 3
2023 Sejarah kelas A
7. Peserta didik

Aksi 1. Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk


Langkah-langkah apa yang menghadapi tantangan tersebut?
dilakukan untuk Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi
menghadapi tantangan tantangan mencapai tujuan menerapkan model Problem
tersebut, strategi apa yang Based Learning Modifikasi TGT adalah menerapkan sintak
digunakan, bagaimana PBL yang di kolaborasikan dengan sintak TGT dalam RPP
prosesnya, apa saja sumber sebagai berikut:
daya/materi yang diperlukan
untuk melaksanakan strategi Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah
tersebut. Peserta didik diberikan motivasi pada aktivitas pemecahan
masalah. Materi yang akan dipelajari yaitu “Upaya
mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui strategi
diplomasi”.

Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik


 Guru membagi kelompok peserta didik secara heterogen
menjadi 5 kelompok. Tujuannya untuk menciptakan
suasana belajar lebih aktif dan mengasah kemampuan
berfikir kritis sehingga dapat juga diterapkan tutor
sebaya oleh temanya sehingga tujuan pembelajaran
dapat tersampaikan ke peserta didik.
1) Linggarjati
2) Renville
3) Roem Royen
4) Konferensi Inter Indonesia
5) Konferensi Meja Bundar

 Guru meminta peserta didik untuk meng-scan


barcode/QR sesuai dengan tema kelompok.

 Guru memberikan LKPD dan mengarahkan peserta


didik untuk mengerjakan LKPD dalam diskusi
kelompok sesuai petunjuk.
Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
Guru membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok
untuk menyelesaikan permasalahan sesuai tema masing-
masing. Guru memberikan bantuan terbatas, apabila ada
peserta didik/kelompok yang mengalami kesulitan.
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada tahap ini, peserta didik merancang dan menyiapkan
laporan yang sesuai untuk mempresentasikan hasil
investigasi / penyelidikan dan diskusi kelompoknya di depan
kelas.

Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan


masalah
Fase lima merupakan langkah terakhir dalam model PBL
dimana guru membantu peserta didik mengambil kesimpulan
dan melakukan refleksi atau evaluasi terhadap investigasi
dan proses yang telah dikerjakan.
Fase 6 Penerapan TGT dalam assesmen
Melaksanakan aksi pada praktik mengajar menggunakan
metode pembelajaran TGT. Menurut Hakim, S.A &
Harlinda, S (2017) Dengan melakukan inovasi dalam
pembelajaran, dapat meningkatkan keaktifan peserta didik di
dalam kelas. Penggunaan model pembelajaran PBL
modifikasi Team Games Tournament (TGT) merupakan
solusi atas permasalahan yang terjadi di dalam kelas.

 Belajar dalam kelompok

 Turnamen
 Memberikan penghargaan

Strategi apa yang digunakan?


Selanjutnya stategi yang digunakan dalam pembelajaran
adalah menggunakan model Problem Based Learning (PBL)
Modifikasi TGT dengan metode diskusi kelompok,
penugasan dan tanya jawab. Untuk penugasan peserta didik
menjawab pertanyaan permasalahan yang terdapat di
barcode/QR code kemudian hasil investigasi dan diskusi
kelompok ditulis pada LKPD.
Peserta didik menyajikan atau mempresentasikan hasil
investigasi dan diskusi kelompoknya sehingga dapat
menambah referensi pengetahuan peserta didik. Kemudian
menggunakan pendekatan TPACK dan Literasi. Untuk
literasi dapat menambah keterampilan membaca dan
menganalisis informasi dari buku bacaan, artikel online dan
buku yang disediakan dari perpustakaan.
Untuk penerapan Problem Based Learning (PBL) Modifikasi
TGT, langkah-langkah yang di lakukan adalah:
1. Menyusun RPP
 Proses menyusun:
a. Identifikasi KI dan KD
b. Mengembangkan IPK dan Tujuan Pembelajaran
c. Menentukan model pembelajaran serta media
pembelajaran yang digunakan
d. Menyusun langkah-langkah pembelajaran
dengan media pembelajaran dan model
pembelajaran PBL modifikasi TGT
Pihak-pihak yang terlibat: Kepala Sekolah,
guru/teman sejawat, rekan mahasiswa PPG, dosen
pembimbing, dan guru pamong.
 Mengembangkan instrumen penilaian:
Penilaian sikap (observasi selama proses
berlangsung), penilaian pengetahuan (tes lisan
diakhir pembelajaran ketika tournamen
berlangsung), penilaian keterampilan (rubrik selama
proses pembelajaran). Proses penyusunan:
a. Membuat assesmen
b. Menyusun kisi-kisi penilaian
c. Menyusun rubrik penilaian pengetahuan, sikap
dan keterampilan
d. Menyusun pedoman penskoran
e. Membuat LKPD kelompok dan membuat soal
HOTS.
Pihak-pihak yang terlibat: Kepala sekolah, teman
sejawat, rekan mahasiswa PPG, dosen pembimbing
dan guru pamong.
 Pembuatan media pembelajaran, proses penyusunan:
Menyiapkan alat peraga berupa:
a. Menyiapakan materi yang akan dibuat dari PPT
b. Menyiapkan audio dan dan video visual.
c. Menyiapkan kartu-kartu soal
d. Menyiapkan penghargaan bagi peserta didik
yang menang.
Pihak yang terlibat: Kepala sekolah, teman sejawat,
rekan mahasiswa PPG, dosen pembimbing dan guru
pamong.
2. Praktik Mengajar (Aksi ini dilaksanakan pada tanggal 22
Januari 2024), proses praktik:
1) Menyiapkan ruang kelas dan media pembelajaran
2) Pengaturan letak kamera zoom dan kamera untuk
mengambil video
3) Mempersiapkan perangkat yang akan digunakan
pada kegiatan PPL
4) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaraan PBL modifikasi TGT
3. Bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat?
1) Proses dalam menerapkan model Problem Based
Learning (PBL) peserta didik di sajikan beberapa
permasalahan yang ada, kemudian melakukan praktik
investigasi/penyelidikan masalah dengan cara diskusi
masing-masing kelompok, setelah berhasil
memecahkan masalah peserta didik diminta untuk
menyajikan hasil dengan cara presentasi secara
bergiliran setiap kelompok.
2) Dalam proses pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan
utama yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan diawali
dengan memberi salam, berdoa, mengecek kehadiran
peserta didik, pengkondisian kelas, Pembelajaran
Sosial Emosional (PSE), menyanyikan lagu wajib
Nasional “Maju Tak Gentar”, melakukan apersepsi,
menyampaian tujuan/manfaat materi yang dipelajari
untuk kehidupan sehari-hari.
Pada kegiatan inti, guru menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
Team Games Tournament (TGT) dengan tahapan:
 Penyajian kelas
 Belajar dengan kelompok
 Permainan (Game)
 Pertandingan (Tournament)
 Penghargaan kelompok.
Pada kegiatan penutup peserta didik dan guru
membuat kesimpulan tentang pelajaran yang sudah
dilakukan, peserta didik melakukan refleksi,
melakukan rencana tindak lanjut (RTL), dan
menutup kegiatan pembelajaran dengan doa dan
salam.
Pihak yang terlibat : peserta didik kelas XI MIPA 4
dan teman sejawat.
4. Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukanuntuk
melaksanakan strategi ini? Alat, bahan, media pelajaran
dan sarana prasarana belajar untuk melaksanakan Strategi
tersebut adalah:
 Bahan Belajar
1) Aplikasi Canva
2) Aplikasi Microsoft Power Point
3) LKPD
4) Buku Sejarah Indonesia XI
5) Internet
 Sarana Prasarana Belajar
1) Proyektor
2) Laptop / Komputer / PC
3) Ruang Kelas XI MIPA 4
 Media Pembelajaran
1) Slide power point
2) Video
3) Internet
Refleksi Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah
Refleksi hasil: bagaimana yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak
dampak dari aksi terhadap efektif? Mengapa?
langkah-langkah yang
dilakukan, apakah hasilnya Refleksi Hasil
efektif/tidak, mengapa dan Pembelajaran yang dilakukan pada peserta didik kelas XI
bagaimana respon siswa MIPA 4 dengan menerapkan model pembelajaran Problem
terkait strategi yang Based Learning (PBL) Modifikasi Team Game Tournament
dilakukan, apa yang menjadi (TGT) menunjukkan bahwa adanya peningkatan minat dan
factor keberhasilan/ motivasi belajar peserta didik, hal tersebut dapat dilihat
ketidakberhasilan dari ketika proses pembelajaran berlangsung.
strategi yang dilakukan.  Peserta didik antusias dalam setiap kegiatan
 Peserta didik aktif di setiap tahapan pembelajaran
 Peserta didik lebih aktif dalam bentuk permainan.
Dengan meningkatnya minat, motivasi belajar peserta didik
secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil belajar
peserta didik.
Refleksi Dampak
Refleksi dampak yang terjadi saat melaksanakan
pembelajaran di kelas adalah:
 Peserta didik menjadi senang dan bersemangat dalam
pembelajaran
 Peserta didik lebih aktif dalam kelas karena
menggunakan model pembelajaran PBL modifikasi
TGT.
 Peserta didik mulai terbiasa berpikir kritis dan analitis
pada saat pembelajaran.
 Teman sejawat sangat mengapresiasi karena saya
membuat peserta didik semangat dan termotivasi dalam
pembelajaran Sejarah.
Apakah hasilnya efektif atau tidak efektif ?
Aksi yang telah dilaksanakan dengan menerapkan metode
dan model pembelajaran yang terpilih menunjukkan hasil
yang efektif. Keefektifan tersebut terlihat pada hasil belajar
peserta didik yang telah dianalisis dan hasil observasi guru
selama proses pembelajaran, yaitu sebagai
berikut :
1. Tercapainya tujuan pembelajaran, dan
2. Meningkatnya semangat, keaktifan, dan antusias peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran,
3. Meningkatnya minat dan motivasi belajar peserta didik,
4. Meningkatnya kemampuan peserta didik dalam berfikir
kritis.
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi
yang dilakukan?
Tujuan penerapan model pembelajaran problem based
learning untuk peserta didik berlatih menganalisis suatu
masalah terkait materi yang dipelajari kemudian di
kontekstualkan dengan kehidupan sehari-hari. Dan hal
tersebut sangat bagus untuk di terapkan sehingga
kemampuan peserta didik dapat meningkat dalam berfikir
kritis. Sedangkan kombinasi dengan TGT sangat inovatif,
TGT dalam hal ini bisa sebagai penyemangat anak dalam
belajar, belajar menjadi menyenangkan, kelas menjadi hidup.
a. Respon Kepala sekolah, merespon sangat positif pada
praktik yang dilakukan.
b. Respon peserta didik, merasa senang dengan proses
pembelajaran yang berlangsung karena mereka dapat
terlibat secara aktif dan kegiatannya menarik,
menyenangkan, serta mudah dipahami. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan kegiatan refleksi saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
c. Respon rekan sejawat, terkait pembelajaran yang
dilakukan adalah sangat mendukung. Terlihat dari
diskusi dan memberi ide-ide inovatif yang bisa
diterapkan dalam pembelajaran.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan:
a. Yang menjadi faktor keberhasilan dari startegi tersebut
adalah guru harus mampu menguasai materi dan harus
mampu menguasai kondisi kelas agar selalu kondusif.
Guru juga harus mampu menerapkam media inovatif,
agar peserta didik dapat meningkatkan keaktifan belajar,
dan peserta didik dapat selalu termotivasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan
terstruktur.
b. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi dan karakteristik peserta didik, pembelajaran
terpusat pada peserta didik sehingga peserta didik dapat
terlibat aktif pada proses pembelajaran.
c. Dukungan dari Kepala Sekolah, teman sejawat, peserta
didik, dosen pembimbing, guru pamong, dan rekan
mahasiswa PPG Sejarah.
Pembelajaran (Lesson Learned) dari keseluruhan proses
yang sudah dilaksanakan:
1. Guru harus kreatif dan inovatif dalam memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan karakter, minat dan
latar belakang peserta didik sehingga peserta didik bisa
memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti
pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih haruslah
model pembelajaran yang beriorientasi pada student
center.
2. Guru harus senantiasa melakukan evaluasi dan perbaikan
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, peserta didik, dan
lingkungannya
3. Guru harus senantiasa meningkatkan kemampuan dan
kompetensi dirinya agar sesuai dengan kebutuhan serta
perkembangan zaman dan peserta didik
4. Pemilihan metode pembelajaran juga harus diperhatikan
sesuai dengan gaya belajar peserta didik, agar selama
proses pembelajaran berlangsung peserta didik merasa
terlayani dengan baik, berbagai gaya belajar apa yang
disukai peserta didik sedapat mungkin dimunculkan
dalam metode pembelajaran, sehingga pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna dapat tercapai.
5. Penerapan pembelajaran berbasis inovatif dan HOTS
dapat meningkatkan kemapuan peserta didik untuk
berpikir kritis.

Daftar Pustaka

Heri Susanto. (2014). Seputar Pembelajaran Sejarah: isu, gagasan, dan strategi pembelajaran.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Suhana, C. (2014). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Slavin, R. E. (2010). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
https://media.neliti.com/media/publications/178257-ID-kontruksi-pembelajaran-sejarah-
melalui-p.pdf

Mengetahui, Garut, Januari 2024


Kepala SMA Negeri 2 Garut Penulis,

Rozak Mulyana, S.Pd., M.Pd Riska Andritiawati, S.Pd


NIP. 196807211995121002 No.UKG. 201503218507
LK -3.2 Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Nama : RISKA ANDRITIAWATI, S.Pd


No. UKG : 201503218507
Prodi : PENDIDIKAN SEJARAH
Kelas : A
Instansi : SMAN 2 GARUT

CURAH GAGASAN DAN PENGALAMAN TERKAIT PENYUSUNAN RTL

1. Berdasarkan pengalaman, apakah RTL itu? Perlukah kita menyusun RTL setelah
mengikuti suatu kegiatan?
Rencana tindak lanjut (RTL) merupakan suatu rancangan keberlanjutan dari suatu program
yang sudah diikuti untuk didesiminasikan ke pihak lain sebagai upaya peningkatan mutu
keprofesionalan sesuai bidang pelatihan/ diklat yang telah diikuti.
Setelah mengikuti kegiatan maka perlu menyususn Rencana Tindak Lanjut (RTL) karena
bertujuan untuk melaksanakan keberlanjutan program yang diadakan sehingga lebih
menudahkan dalam pengimplementasikan program selanjutnya.

2. Berdasarkan pengalaman, hambatan apa saja yang muncul saat menyusun RTL?
Hambatan dalam penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah dalam menyesuaikan
waktu yang digunakan untuk melakukan desiminasi dengan kegiatan pembelajaran di
sekolah. Harus mencari waktu yang tepat agar kegiatan pembelajaran tidak terganggu.
Selain itu penyediaan sarana dan prasana juga perlu dipertimbangkan agar pada kegiatan
diseminasi Rencana Tindak Lanjut (RTL) dapat berjalan dengan efektif.

3. Menurut analisis, komponen apa saja yang perlu ada dalam menyusun suatu RTL?
Komponen yang perlu ada dalam menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah rencana
kegiatan, waktu pelaksanaan, tempat kegiatan, sasaran/pihak yang terkait.

4. Apa kriteria RTL yang baik dan efektif?


Adapun kriteria yang baik dalam penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) diantaranya
adalah memuat komponen – komponen sesuai dengan kegiatan yang terlaksana, mampu
mengidentifikasi pemecahan masalah yang sudah dilakukan, serta terdapat umpan balik /
feedback dari pihak yang terkait setelah melaksanan Rencana Tindak Lanjut (RTL).

A. LATAR BELAKANG

Dalam setiap kegiatan, refleksi terhadap kegiatan tersebut perlu kita lakukan dengan
tujuan untuk perubahan kearah perbaikan terhadap kegiatan tersebut dimasa yang akan datang.
Melihat kekurangan dari kegiatan untuk diperbaiki dan mempertahankan hal-hal positif. Maka
perlunya membuat rencana tindak lanjut setelah melaksanakan refleksi. Rencana Tindak Lanjut
(RTL) merupakan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan setelah melaksanakan refleksi dan
evaluasi dari kegiatan sebelumnya. Rencana Tindak Lanjut (RTL) ini merupakan suatu program
sebagai jaminan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan dari program yang sebelumnya telah
dilaksanakan. Rencana Tindak Lanjut (RTL) membutuhkan perencanaan secara matang karena
berkaitan program yang akan dilaksanakan selanjutnya, termasuk di dalamnya ada koordinasi
dan kolaborasi dengan pihak lain yang akan terlibat.

Adapun PPG Dalam Jabatan tahun 2023 secara garis besar melatih peserta untuk dapat
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik, video pembelajaran yang
profesional, dan praktik baik (Best Practice) yang ilmiah sebagai bentuk perwujudan guru
profesional. Oleh karena itu, setelah peserta mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran
dalam PPG Daljab ini, maka penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) perlu dilakukan
sebagai upaya memberikan kebermanfaatan yang sama kepada pihak lain, khususnya teman
sejawat di instansi peserta.

Salah satunya kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh penulis adalah
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Siklus 1 dan Siklus 2, pembelajaran di kelas XI MIPA 4
pada muatan Sejarah Indonesia, materi Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Dengan Perang Fisik pada siklus ke-1 dan Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Melalui Strategi Diplomasi pada siklus ke-2. Dengan menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) pada siklus ke-1 dan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Modifikasi Teams Games Tournament (TGT) pada siklus ke-. Kegiatan
pembelajaran tersebut sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan sintaks pembelajaran,
namun meskipun demikian perlu adanya suatu Rencana Tindak Lanjut (RTL) setelah kegiatan
pembelajaran terlaksana agar keberlanjutan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik
menjadi lebih baik dan terarah.

B. JADWAL PELAKSANAAN

Berikut ini jadwal rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan penulis sebagai
bentuk pengimbasan (desiminasi) pada teman sejawat SMAN 2 GARUT.

Persiapan Rencana Tindak Lanjut (RTL)


Tempat
Persiapan Waktu Pihak Terkait Jam
Kegiatan
Berkonsultasi dan Sabtu Ruang Kepala Sekolah 09.00 - 10.00
koordinasi dengan 10 Februari 2024 Kepala Sekolah
Kepala sekolah

Pembentukan panitia Senin Ruang Wakasek Kepala Sekolah, 10.00 - Selesai


kegiatan 12 Februari 2024 Kurikulum Wakasek
Kurikulum,
Menyusun Jadwal Bendahara
Sekolah
Menyiapkan Bahan Senin Ruang Wakasek Wakasek 10.00 – 15.00
Materi : 19 Februari 2024 Kurikulum Kurikulum,
Contoh dan template Panitia
RPP/modul ajar,
Bahan ajar, Media,
LKPD, Instrumen
penilaian dan contoh
video Pembelajaran.
Rencana Tindak Lanjut (RTL) Ke- 1 : Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tempat
Rencana Kegiatan Waktu Pihak Terkait Jam
Kegiatan
RPP / Modul Ajar Kepala Sekolah,
Kamis
Bahan Ajar Ruang Guru Wakasek Kurikulum, 13.00 – 17.00
18 Maret 2024
Guru
Media Kepala Sekolah,
Jumat
LKPD Ruang Guru Wakasek Kurikulum, 13.00 – 17.00
19 Maret 2024
Instrumen Guru

Rencana Tindak Lanjut (RTL) Ke- 2 : Pembuatan Video Pembelajaran

Tempat
Rencana Kegiatan Waktu Pihak Terkait Jam
Kegiatan
Pembuatan scenario Kepala Sekolah dan
Sabtu
video RPP 1 Ruang Guru Wakil Kepala Sekolah, 14.30 – 17.00
20 April 2024
Latihan rekaman video Guru
Rekaman video Senin – Rabu
22 – 24 April Ruang Kelas Guru 13.00 – 15.30
2024
Editing video Kamis – Jumat 15.30 – 17.00
Lab
25 – 27 April Guru Dan
Komputer
2024 08.00 – 15.00
Finalisasi video Senin Lab
Guru 15.30 – 17.00
29 April 2024 Komputer

Rencana Tindak Lanjut (RTL) Ke- 3 : Pembuatan Best Practices

Tempat
Rencana Kegiatan Waktu Pihak Terkait Jam
Kegiatan
Koordinadi Persiapan Kepala Sekolah dan 10.00 – 12.30
Selasa
Best Practices Ruang Guru Wakil Kepala Sekolah,
30 April 2024
Guru
Pelaksanaan Best
Sabtu
Practices Ruang Guru Guru 09.00 – 12.30
4 Mei 2024
Analisa Data
Pembuatan Best Senin
Ruang Guru Guru 09.00 – 12.30
Practice 6 Mei 2024

Refklesi

1. Pengalaman apa yang diperoleh dalam mengembangkan RTL?


Dalam pengembangan Rencana Tindak Lanjut diperlukan koordinasi yang baik dengan
pihak sekolah sehingga apa yang telah direncanakan berjalan sesuai harapan.

2. Menurut analisis, apakah penyusunan RTL dari suatu kegiatan perlu?


Sangat perlu karena RTL merupakan kegiatan berkelanjutan dari suatu kegiatan yang telah
dilakukan untuk didiseminasikan kepada stakeholders SMAN 2 Garut.
3. Apa hambatan yang dialami dalam kegiatan menyusun RTL?
Hambatan yang dialami dalam kegiatan menyusun RTL yaitu :
 Menyesuaikan jadwal kegiatan sekolah agar semua pihak terkait diharapkan bisa hadir.
 Masih adanya guru yang belum lancar penggunaan perangkat IT terutama yang hampir
memasuki masa purna bakti sehingga perlu pendampingan khusus dari guru yang lebih
terampil penggunaan IT.

4. Apa yang lakukan untuk mewujudkan keterlaksanaan RTL yang disusun?


1) Mengkoordinasikan kepada kepala sekolah selaku pimpinan tertinggi dan
penangungjawab untuk melaksanakan kegiatan diseminasi.
2) Berkoordinasi dengan pengelola keuangan / bendahara sekolah apakah kegiatan
desiminasi ini dapat dianggarkan pada RKAS sekolah.
3) Menyusun rencana yang baik dan matang sehinga pada pelaksanaannya sesuai dengan
yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai