Anda di halaman 1dari 26

LK 3.

1 Menyusun Best Practices Aksi 1

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi SMA NEGERI 1 BELANTIKAN RAYA


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan keterampilan berpikir krtitis siswa
pada materi sistem gerak kelas XI MIPA
Penulis Misnawati, S.Pd.
Tanggal Pertemuan ke-1: Kamis, 13 Oktober 2022
Pertemuan ke-2: Sabtu, 15 Oktober 2022
Situasi: Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini
Kondisi yang menjadi latar adalah :
belakang masalah, mengapa Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang
praktik ini penting untuk penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan
dibagikan, apa yang menjadi buku peserta didik dan buku guru. Penulis
peran dan tanggung jawab meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan
anda dalam praktik ini. baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami
beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak
sesuai dengan latar belakang peserta didik. Selain
itu, penulis masih berfokus pada penguasaan
pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan
hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir
peserta didik masih dalam level C1 (mengingat), C2
(memahami), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak
pernah melaksanakan pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis
juga jarang menggunakan media pembelajaran.
Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku
dan siswa tampak tidak ceria. Berdasarkan hasil
pengamatan pada proses pembelajaran
sebelumnya diperoleh informasi bahwa:
1. Suasana pembelajaran dikelas kaku dan
siswa tampak kurang ceria
2. Siswa tidak percaya diri dalam mengungkapkan
pendapatmya
3. Siswa malas dalam mengerjakan soal
4. Acuh tak acuh dan ingin cepat pulang
Praktik baik pembelajaran ini menurut saya penting
untuk dibagikan, karena pada kenyataannya
dilapangan masih banyak rekan guru yang
mengalami permasalahan yang sama dengan yang
saya alami, sehingga dengan praktik baik
pembelajaran ini diharapkan selain memotivasi diri
saya sendiri dengan meningkatkan kualitas
pembelajaran juga diharapkan dapat menginspirasi
serta dapat dijadikan referensi bagi guru lain dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran biologi yang
kreatif, inovatif, menarik dan menyenangkan.

Saya sebagai guru yang melaksanakan tugas


mendidik dan mengajar mempunyai tanggung jawab
untuk menciptakan proses pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik dengan kreatif, inovatif,
menarik, dan menyenangkan menggunakan model
pembelajaran, metode, dan media yang tepat
sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar
peserta didik dapat tercapai secara optimal.
Tantangan : Pelaksanaan pembelajaran yang penulis lakukan
Apa saja yang menjadi tentunya ada beberapa tantangan yang harus
tantangan untuk mencapai penulis hadapi, tantangan tersebut diantaranya;
tujuan tersebut? Siapa saja 1. Pendidik harus membuat media yang menarik
yang terlibat, bagi peserta didik. Media yang menarik akan
mendapatkan respon positif dari peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran. Peserta didik
yang tertarik pada pembelajaran dalam hal ini
media yang digunakan pendidik akan merasa
senang dalam mengikuti proses pembelajaran,
sehingga peserta didik mendapatkan
pengalaman bermakna.
2. Menerapkan model pembelajaran yang dapat
membuat peserta didik senang serta hasil
belajar tercapai. Model pembelajaran yang
langkah-langkahnya berorientasi permainan
akan membuat peserta didik antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran. Model
pembelajaran yang diterapkan harus
disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik, media pembelajaran, dan juga metode
pembelajaran, agar tercipta keterpaduan dalam
pelaksanaan pembelajaran.
3. Terdapat beberapa peserta didik dalam
pembelajaran sehari-hari yang kurang
antusias. Pembelajaran yang menyenangkan
akan membuat peserta didik tidak bosan
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang
disajikan oleh pendidik. Minat belajar yang ada
pada diri peserta didik penting peranannya
supaya mendapatkan pengalaman belajar yang
bermakna.
Kegiatan yang pendidik lakukan melibatkan
warga sekolah diantaranya;
1. Kepala Sekolah
2. Rekan Guru
3. Tenaga Pendidik
4. Peserta didik
Aksi : Langkah-langkah yang pendidik lakukan untuk
Langkah-langkah apa yang menghadapi tantangan tersebut;
dilakukan untuk a. Pendidik menggunakan media PPT dan Video
menghadapi tantangan pembelajaran, sehingga dapat menarik minat
tersebut/ strategi apa yang peserta didik.
digunakan/ bagaimana b. Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0,
prosesnya, siapa saja yang peserta didik harus dibekali keterampilan
terlibat / Apa saja sumber berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
daya atau materi yang skills) yang salah satunya adalah keterampilan
diperlukan untuk berpikir kritis. Model pembelajaran yang
melaksanakan strategi ini berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning/PBL. PBL merupakan model
pembelajaran yang mengedepankan strategi
pembelajaran dengan menggunakan masalah
dari dunia nyata sebagai konteks peserta didik
untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep esensial
dari materi yang dipelajarinya.
c. Peserta didik yang kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran akan termotivasi
dengan penerapan pembelajaran menggunakan
model, metode, serta media yang digunakan.
Strategi yang pendidik lakukan adalah menyiapkan
segala sesuatunya secara matang sebelum
pembelajaran dilaksanakan, dengan membuat
perangkat ajar, media pembelajaran, berkoordinasi
dengan pihak lain seperti kepala sekolah, rekan
sejawat, serta tenaga pendidik di sekolah agar
kegiatan berjalan lancar. Dalam proses pembelajaran
strategi yang pendidik lakukan tentunya
mengkondisikan peserta didik terlebih dahulu agar
konsentrasinya ke pembelajaran, kemudian membuat
peserta didik merasa senang dengan pembelajaran
yang diikuti, serta guru membimbing peserta didik
pada proses pembelajaran. Proses pada kegiatan
pembelajaran ini dengan menggunakan model PBL,
dan Media PPT dan Video pembelajaran;
1. Mengkondisikan peserta didik terlebih dahulu agar
memperhatikan pembelajaran
2. Menggunakan media PPT dan video pembelajaran
sebagai pemahaman awal peserta didik pada konten
yang disajikan guru.
3. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
4. Membagikan LKPD untuk dikerjakan bersama
kelompoknya.
5. Guru membimbing masing – masing kelompok
untuk mengerjakan LKPD
6. Guru memfasilitasi peserta didik jika ditemukan
kesulitan dalam pengerjaan LKPD
7. Setiap kelompok melakukan presentasi hasil LKPD
didepan kelas
8. Guru membimbing siswa melakukan presentasi dan
memberikan reward kepada peserta didik
9. Guru memberikan analisis dan evaluasi presentasi
yang dilakukan oleh kelompok
10. Guru memberikan penguatan terhadap materi
yang telah dipelajari
11. Peserta didik secara individu mengerjakan soal
evaluasi
12. Guru membahas soal evaluasi bersama peserta
didik sebagai bentuk pengukuran kemampuan
peserta didik terhadap materi.

Pihak yang terlibat dalam pembelajaran ini yaitu guru


dan peserta didik. Peran guru disini sebagai fasilitator,
guru memberikan bahan ajar dan membimbing
jalannya pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada
siswa atau student center, siswa aktif dan antusias
dalam pembelajaran.
Sumber daya atau materi yang diperlukan dalam
strategi ini diantaranya;
1. Ruang kelas yang memadai
2. Sumber Listrik
3. LCD dan Proyektor Laptop
5. Media PPT dan video pembelajaran
6. LKPD
7. Soal evaluasi mandiri
8. Buku Guru
9. Buku Siswa
Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang
Bagaimana dampak dari aksi dilakukan dapat dianalisis menunjukkan hasil yang
dari Langkah-langkah yang efektif dilihat dari :
dilakukan? Apakah hasilnya 1. Penerapan metode pembelajaran yang
efektif? Atau tidak efektif? bervariasi seperti pemilihan metode group
Mengapa? Bagaimana respon investigation, tanya jawab, memberikan
orang lain terkait dengan pertanyaan pemantik, membangun berpikir
strategi yang dilakukan, Apa kritis melalui diskusi kelompok, belajar sambil
yang menjadi faktor bermain /games (quizizz), presentasi, serta
keberhasilan atau pemberian umpan balik positif sangat efektif
ketidakberhasilan dari untuk meningkatkan keterampilan berpikir
strategi yang dilakukan? Apa kritis, siswa termotivasi, serta antusias dalam
pembelajaran dari proses pembelajaran.
keseluruhan proses tersebut 2. Penerapan model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik, sehingga peserta
didik lebih aktif berinteraksi, berkolaborasi
dalam diskusi kelompok serta menumbuhkan
keterampilan berpikir kritis.
3. Penggunaan media pembelajaran yang tepat
dan bervariasi dapat menjadikan peserta didik
tertarik, termotivasi, serta antusias dalam
mengikuti pembelajaran serta penguasaan
materi peserta didik meningkat dilihat dari
hasil penilaian.

Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran


ini adalah sangat senang dan antusias dalam belajar.
Hal ini dapat dilihat selama proses pembelajaran
berlangsung serta saat kegiatan refleksi diakhir
pembelajaran. Peserta didik menyampaikan refleksi
bahwa pembelajaran sangat menarik, materi dapat
dipahami dengan mudah.

Faktor keberhasilan dalam pembelajaran ini sangat


ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan guru
dalam menerapkan metode pembelajaran yang
variatif, model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik seperti model PBL, serta menggunakan
media pembelajaran yang inovatif.

Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan


seluruh kegiatan yang sudah dilakukan guru adalah
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru
harus terus belajar, lebih kreatif dan inovatif. Hal ini
dapat dilakukan dengan menerapkan metode
pembelajaran yang bervariasi, model pembelajaran
PBL, serta penggunaan media yang menarik dan
inovatif.
LK 3.1 Menyusun Best Practices Aksi 2

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran
Lokasi SMA NEGERI 1 BELANTIKAN RAYA
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada
materi ekosistem kelas X MIPA
Penulis Misnawati, S.Pd.
Tanggal Pertemuan ke-1: 31 Oktober 2022
Pertemuan ke-2: 01 November 2022
Situasi: Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini
Kondisi yang menjadi latar adalah :
belakang masalah, mengapa - Guru masih mengajar menggunakan metode
praktik ini penting untuk klasik yang cenderung membuat pembelajaran
dibagikan, apa yang menjadi monoton yang menyebabkan siswa cepat bosan
peran dan tanggung jawab dan minat belajar yang rendah.
anda dalam praktik ini. - Rendahnya minat baca siswa.
- Kemampuan guru dalam menerapkan model
pembelajaran inovatif masih rendah sehingga
guru cenderung menggunakan metode ceramah
yang monoton.
- Kurang pemanfaatan TPACK.
- Pembelajaran seringkali tidak berpusat pada
peserta didik.
- Peserta didik lebih banyak mendengar
penjelasan dari guru.
Dari beberapa latar belakang masalah di atas,
dapat disimpulkan bahwa rendahnya keterampilan
proses sains siswa yang pertama guru masih
mengajar dengan metode klasik di samping minat
baca siswa yang sangat rendah. Kedua, rendahnya
kemampuan guru dalam menerapkan model
pembelajaran inovatif dan menganggap metode
ceramah sebagai metode yang praktis dan mudah,
sehingga pembelajaran cenderung pasif.
Menurut saya praktik ini penting untuk dibagikan
karena saya yakin, banyak guru yang memiliki
permasalahan yang sama dengan saya. Selain itu,
dengan dibagikannya praktik ini, saya berharap
orang lain dapat memberikan masukan, kritik dan
saran demi kebaikan di masa mendatang.
Dalam hal ini saya berperan sebagai guru yang
bertanggung jawab melaksanakan pembelajaran
secara efektif dengan model, metode, dan media
yang bersifat inovatif sehingga tujuan
pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
Saya sebagai guru yang melaksanakan tugas
mendidik dan mengajar mempunyai tanggung
jawab untuk menciptakan proses pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik dengan kreatif,
inovatif, menarik, dan menyenangkan
menggunakan model pembelajaran, metode, dan
media yang tepat sehingga tujuan pembelajaran
dan hasil belajar peserta didik dapat tercapai
secara optimal.
Tantangan : Pelaksanaan pembelajaran yang penulis lakukan
Apa saja yang menjadi tentunya ada beberapa tantangan yang harus
tantangan untuk mencapai penulis hadapi, tantangan tersebut diantaranya;
tujuan tersebut? Siapa saja a. Media pembelajaran yang sesuai dengan
yang terlibat, kebutuhan siswa.
b. Persiapan kelas yang harus ekstra.
c. Masih ada peserta didik yang belum percaya
diri untuk presentasi hasil kerjanya.
d. Masih terdapat peserta didik yang kurang
aktif dalam kelompoknya.
e. Kadang siswa mengantuk saat guru
menjelaskan.
f. Peserta didik atau bahkan saya sebagai guru
yang tidak terbiasa belajar sambil direkam,
sehingga cenderung malu.
g. Signal untuk livestreaming terkadang tidak
stabil.
h. Suara mendengung pada hasil rekaman.
Kegiatan yang pendidik lakukan melibatkan
warga sekolah diantaranya;
 Kepala Sekolah
 Rekan Guru
 Tenaga Pendidik
 Peserta didik
Aksi : Langkah-langkah yang pendidik lakukan untuk
Langkah-langkah apa yang menghadapi tantangan tersebut;
dilakukan untuk
menghadapi tantangan a. Pendidik menggunakan media PPT dan Video
tersebut/ strategi apa yang pembelajaran, sehingga dapat menarik minat
digunakan/ bagaimana peserta didik.
prosesnya, siapa saja yang b. Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0,
terlibat / Apa saja sumber peserta didik harus dibekali keterampilan
daya atau materi yang berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
diperlukan untuk skills) yang salah satunya adalah
melaksanakan strategi ini keterampilan berpikir kritis. Model
pembelajaran yang berorientasi pada HOTS
dan disarankan dalam implementasi
Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
berbasis masalah (problem based
learning/PBL. PBL merupakan model
pembelajaran yang mengedepankan strategi
pembelajaran dengan menggunakan masalah
dari dunia nyata sebagai konteks peserta
didik untuk belajar tentang cara berpikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep esensial dari materi yang
dipelajarinya.
c. Peserta didik yang kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran akan termotivasi
dengan penerapan pembelajaran
menggunakan model, metode, serta media
yang digunakan.
Strategi yang pendidik lakukan adalah menyiapkan
segala sesuatunya secara matang sebelum
pembelajaran dilaksanakan, dengan membuat
perangkat ajar, media pembelajaran, berkoordinasi
dengan pihak lain seperti kepala sekolah, rekan
sejawat, serta tenaga pendidik di sekolah agar
kegiatan berjalan lancar. Dalam proses pembelajaran
strategi yang pendidik lakukan tentunya
mengkondisikan peserta didik terlebih dahulu agar
konsentrasinya ke pembelajaran, kemudian membuat
peserta didik merasa senang dengan pembelajaran
yang diikuti, serta guru membimbing peserta didik
pada proses pembelajaran. Proses pada kegiatan
pembelajaran ini dengan menggunakan model PBL,
dan Media PPT dan Video pembelajaran;
1. Mengkondisikan peserta didik terlebih dahulu
agar memperhatikan pembelajaran
2. Menggunakan media PPT dan video
pembelajaran sebagai pemahaman awal
peserta didik pada konten yang disajikan guru.
3. Membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok
4. Membagikan LKPD untuk dikerjakan bersama
kelompoknya.
5. Guru membimbing masing – masing kelompok
untuk mengerjakan LKPD
6. Guru memfasilitasi peserta didik jika
ditemukan kesulitan dalam pengerjaan LKPD
7. Setiap kelompok melakukan presentasi hasil
LKPD didepan kelas
8. Guru membimbing siswa melakukan
presentasi dan memberikan reward kepada
peserta didik
9. Guru memberikan analisis dan evaluasi
presentasi yang dilakukan oleh kelompok
10. Guru memberikan penguatan terhadap materi
yang telah dipelajari
11. Peserta didik secara individu mengerjakan soal
evaluasi
12. Guru membahas soal evaluasi bersama
peserta didik sebagai bentuk pengukuran
kemampuan peserta didik terhadap materi.

Pihak yang terlibat dalam pembelajaran ini yaitu


guru dan peserta didik. Peran guru disini sebagai
fasilitator, guru memberikan bahan ajar dan
membimbing jalannya pembelajaran.
Pembelajaran berpusat pada siswa atau student
center, siswa aktif dan antusias dalam
pembelajaran.

Sumber daya atau materi yang diperlukan dalam


strategi ini diantaranya;
1. Ruang kelas yang memadai
2. Sumber Listrik
3. LCD dan Proyektor Laptop
4. Media PPT dan video pembelajaran
5. LKPD
6. Soal evaluasi mandiri
7. Buku Guru
8. Buku Siswa
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari langkah-
Bagaimana dampak dari aksi langkah yang dilakukan?
dari Langkah-langkah yang Berdasarkan hasil observasi, serta penilaian yang
dilakukan? Apakah hasilnya dilakukan adapun dampaknya adalah sebagai berikut
efektif? Atau tidak efektif? :
Mengapa? Bagaimana respon 1. Peserta didik terlihat antusias dan
orang lain terkait dengan bersemangat serta aktif selama
strategi yang dilakukan, Apa pembelajaran.
yang menjadi faktor 2. Peserta didik secara berkelompok
keberhasilan atau menyelesaikan permasalahan pada LKPD
ketidakberhasilan dari dengan baik.
strategi yang dilakukan? Apa 3. Hasil nilai pada materi ekosistem juga
pembelajaran dari terlihat bahwa peserta didik mampu
keseluruhan proses tersebut memperoleh nilai yang cukup baik.
Bagaimana respon orang lain terkait dengan
strategi yang dilakukan?
1. Respon dari peserta didik : Peserta
didik sangat antusias dan semangat
mengikuti proses pembelajaran.
2. Respon dari rekan guru : Rekan guru
menyambut baik dengan apa yang sudah
dilakukan terkait strategi ini karena secara
tidak langsung memberikan motivasi kepada
mereka untuk melakukan hal yang sama
demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
diberikan kepada peserta didik.
3. Respon dari Kepala Sekolah : selaku
pimpinan di lembaga tempat saya
mengajar Kepala Sekolah sangat
mendukung dengan langkah-langkah serta
strategi yang saya pakai, beliau berharap
agar kami para guru terus berinovasi dalam
memberikan pembelajaran bermakna
kepada peserta didik.
Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari strategi yang
dilakukan? Secara garis besar kegiatan aksi ini
berhasil adapun faktor- faktor penyebabnya
adalah :
1. Perencanaan yang terukur
2. Perangkat pembelajaran yang lengkap
3. Fasilitas yang ada disekolah.
4. Dukungan dari rekan-rekan guru
dan Kepala Sekolah
5. Kerja sama yang baik yang ditunjukkan
oleh peserta didik.
Ada beberapa kekurangan antar lain :
1. Pengelolaan waktu terutama saat pemberian
materi esensial perlu ditingkatkan.
2. Pengelolaan kelas perlu ditingkatkan
sehingga suasana pembelajaran tetap
kondusif baik saat bekerja dalam
kelompok maupun saat kegiatan
presentasi
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses
tersebut ? Untuk mencapai tujuan penbelajaran
yang baik maka perlu dilakukan analisis
permasalahan yang dialami oleh siswa, menganalis
solusi, membuat perencanaan dengan baik dan
matang serta pada saat aksi dilakukan sesuai
dengan perencanaan.
LK 3.1 Menyusun Best Practices Aksi 3

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran
Lokasi SMA NEGERI 1 BELANTIKAN RAYA
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan keterampilan High Order Thinking Skill
(HOTS) siswa pada materi sistem peredaran darah
kelas XI MIPA
Penulis Misnawati, S.Pd.
Tanggal Pertemuan ke-1: Senin, 14 November 2022
Pertemuan ke-2: Selasa, 15 November 2022
Situasi: 1. Latar belakang masalah:
Kondisi yang menjadi latar Pola pembelajaran yang belum diterapkan belum
belakang masalah, mengapa terfokus pada siswa, menjadi faktor utama dalam
praktik ini penting untuk rendahnya keterampilan High Order Thinking Skill
dibagikan, apa yang menjadi (HOTS) siswa. Ada beberapa hal yang menjadi
peran dan tanggung jawab penyebab rendahnya keterampilan High Order
anda dalam praktik ini. Thinking Skill (HOTS) siswa yaitu:
1. Dampak kebijakan proses pembelajaran yang
terhambat selama masa pandemi covid 19,
karena proses pembelajaran diterapkan adalah
pola pemberian Modul dari guru dan siswa
mengidentifikasi modul secara mandiri.
2. Kebiasaan peserta didik belajar di rumah sangat
kurang.
3. Fasilitas sumber belajar yang ada kurang
menarik dan masih minim
Proses pembelajaran luring yang diterapkan di
sekolah kami menjadi faktor utama dalam rendahnya
keterampilan High Order Thinking Skill (HOTS) siswa
selama masa pandemi. Hal ini diterapkan karena
sebagian besar peserta didik tidak memiliki fasilitas
yang dibutuhkan (hp android), sehingga konsekuensi
yang dapat dilakukan oleh sekolah dengan membuat
modul untuk peserta didik belajar di rumah, tentu
perkembangan belajar peserta didik lepas dari kontrol
pendidik. Kurang lebih dua tahun keterampilan peserta
didik cenderung menurun. Berdasarkan hasil pre test
peserta didik pada materi ini belum mencapai nilai
KKM. Hal ini tentu menjadi hambatan belajar bagi
peserta didik.
Model pembelajaran yang efektif dan sesuai
dengan karakteristik peserta didik sangat dibutuhkan
demi tercapainya tujuan pembelajaran. Selama ini,
pendidik hanya menggunakan model pembelajaran
konvensional, seperti penugasan tanpa adanya
bimbingan maupun monitoring oleh pendidik. Tentu
dengan model pembelajaran yang demikian, proses
belajar menjadi kurang efektif. Selain model
pembelajaran, media pembelajaran pun menjadi faktor
penting dalam meningkatkan keterampilan HOTS
siswa. Selama ini, pendidik belum optimal dalam
memanfaatkan media pembelajaran berbasis IT. Sudah
seharusnya seorang guru dapat mengemas
pembelajaran dengan menarik melalui penggunaan
media pembelajaran berbasis IT.

2. Praktik Ini Penting untuk Dibagikan


Praktik pembelajaran dengan model Project Based
Learning sangat penting untuk dibagikan karena model
pembelajaran ini belum diterapkan di sekolah kami
SMA Negeri 1 Belantikan Raya. Melalui praktik ini,
penulis berharap penyelenggaraan pembelajaran di
sekolah semakin baik dan efektif. Praktik model
pembelajaran Problem Based Learning (PjBL)
diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
pendidik dalam mengembangkan kompetensi sebagai
pendidik.

3. Peran dan Tanggung Jawab dalam Praktik


Penulis (pendidik) memiliki peran yang sangat
penting dalam praktik ini. Peran dan tanggung jawab
pendidik dalam praktik ini yaitu :
a. Menjadi fasilitator dalam pembelajaran.
b. Menerapkan model pembelajaran yang inovatif
Project Based Learning.
c. Mendorong dan memotivasi peserta didik dalam
belajar, melalui penerapan media pembelajaran
yang menarik dan metode pembelajaran yang
bervariasi.
Tantangan : 1. Tantangan
Apa saja yang menjadi Dalam penerapan praktik ini, banyak hambatan atau
tantangan untuk mencapai tantangan yang dihadapi baik dalam proses
tujuan tersebut? Siapa saja pembelajaran maupun dalam persiapan pengelolaan
yang terlibat, alat dan media.
Tantangan yang terjadi dalam proses penerapan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
• Dalam penerapan model Project Based
Learning (PJBL) kurang maksimal dalam
menentukan sintak sesuai indikator pada
KD ganjil. Namun, karena tuntutan dari
program PPG maka penulis merancang
sintak yang sesuai dengan indikator
pencapaian dan akhirnya bisa tercapai
dengan baik.
• Kurangnya minat belajar peserta didik,
peserta didik cenderung pasif dalam
berdiskusi. Peserta didik belum terbiasa
dalam mengungkapkan gagasan, pendapat,
maupun pandangan selama proses
pembelajaran berlangsung. Peserta didik
cenderung diam, tidak aktif terlibat dalam
pembelajaran, dan hanya berfokus pada
penyelesaian tugas.
• Rendahnya kemampuan pendidik dalam
pemanfaatan media berbasis IT.
• Peserta didik belum memahami kegiatan
yang harus dilakukan dalam mengikuti
pembelajaran.
Tantangan yang dihadapi dalam mempersiapkan proses
penerapan pebelajaran model Project Based Learning
(PJBL) antara lain:
2. Kurangnya sarana IT yang dimiliki oleh
sekolah;
3. Jaringan internet yang sangat terbatas dan tidak
stabil sehingga menjadi kendala dalam SIT IN
dengan Dosen dan Guru Pamong.
2. Pihak yang Terlibat dalam Praktik
Persiapan dan pelaksanaan praktik ini tentu
memerlukan keterlibatan banyak pihak. Pihak-pihak
yang terlibat dalam praktik ini sebagai berikut:
 Kepala SMA Negeri 1 Belantikan Raya
Sebelum melaksanakan praktik, penulis
berkonsultasi terlebih dahulu dengan kepala
sekolah. Kepala sekolah kemudian mendukung
pelaksanaan PPL yang dilaksanakan.
 Rekan Guru
Dalam melaksanakan PPL ini jadwal yang di
tentukan tidak sesuai dengan jadwal mata
pelajaran Biologi yang sudah di susun sekolah.
Jadi, sebelum melaksanakan PPL penulis
berdiskusi dengan rekan guru yang mendapat
jadwal di hari PPL, untuk meminta ijin memakai
jam pelajaran beliau dalam aksi PPL ini.
 Rekan sejawat
Penulis meminta bantuan rekan sejawat untuk
mendokumentasikan kegiatan praktik ini.
 Peserta didik
Peserta didik berperan penting dari pelaksanaan
praktik ini. Dengan mengondisikan peserta didik,
penulis berharap praktik ini dapat berjalan
dengan baik dan optimal.
Aksi : Sebelum melaksanakan Aksi 2 ini, penulis sudah
Langkah-langkah apa yang menyelesaikan LK penentuan solusi dimana penulis
dilakukan untuk melakukan wawancara pada praktisi dan teman sejawat
menghadapi tantangan mengenai model pembelajaran yang efektif untuk
tersebut/ strategi apa yang diterapkan. Project Based Learning (PJBL) merupakan
digunakan/ bagaimana model pembelajaran terpilih untuk mengatasi
prosesnya, siapa saja yang permasalahan. Model ini dipilih karena sesuai dengan
terlibat / Apa saja sumber kurikulum 2013 dan karakteristik peserta didik. Selain
daya atau materi yang model PJBL, pendidik menggunakan media yang
diperlukan untuk menarik berupa video animasi dan gambar yang
melaksanakan strategi ini berhubungan dengan pembelajaran ini, sehingga dapat
menciptakan proses pembelajaran praktis, aktif, kreatif
dan menyenangkan serta peserta didik lebih tertarik
dalam belajar.
Setelah menentukan model dan media
pembelajaran yang akan diterapkan, Langkah- langkah
yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan sebagai
berikut.
1. Pembuatan RPP dengan model pembelajaran
Project Based Learning (PJBL) untuk
meningkatkan untuk meningkatkan keterampilan
HOTS siswa.
Adapun Sintaks-sintak PJBL meliputi:
 Penentuan proyek
Peserta didik membagi kelompok yang terdiri
dari (3 – 4 orang). Kemudian peserta didik
bersama kelompok menyimak vidio yang
ditayangkan yang sesuai dengan topik yang di
bahas.
 Perencanaan Langkah-langkah Penyelesaian
Proyek.
Peserta didik berdiskusi langkah-langkah
menyelesaikan proyek dan mencari referensi
materi/sumber sesuai arahan dari pendidik.
 Proyek Penyusunan Jadwal Pelaksanaan
Peserta didik dengan bimbingan pendidik secara
kolaboratif menyusun jadwal penyelesaian
proyek dengan memperhatikan batas waktu yang
telah disepakati bersama.
 Penyelesaian Proyek dengan Fasilitas dan
Monitoring guru.
Peserta didik bersama teman sekelompoknya
menyelesaikan proyek serta mendapatkan arahan
dan monitoring dari pendidik dalam penyelesaian
proyek.
 Penyusunan Laporan dan Presentasi.
Peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaan
dengan percaya diri dan kelompok lain
memberikan tanggapan. Peserta didik
mendapatkan apresiasi dari pendidik mengenai
proyek yang disajikan.
 Evaluasi Proses dan Hasil Proyek.
Peserta didik mendapat penguatan dari guru
Setelah itu, peserta didik dalam kelompok
memperbaiki LKPD yang telah dikerjakan.
Kemudian Pendidik memberikan evaluasi
mengenai materi yang sudah di pelajari dan
Pendidik memberikan penilaian dan apresiasi
terhadap hasil pekerjaan siswa.

2. Berkaitan dengan bahan ajar yaitu bahan


pembelajaran ini dibagikan terlebih dahulu
kepada peserta didik sebelum proses belajar dan
pembelajaran dilaksanakan. Hal ini ditujukan
agar siswa memiliki pemahaman awal tentang
materi pembelajaran yang akan dibahas. Ini baik
untuk dilakukan karena dengan mempelajarinya
lebih dulu diharapkan peserta didik dapat
berpartisipasi aktif selama berlangsungnya
proses belajar dan pembelajaran.
3. Pemilihan media pembelajaran video, gambar
dan teks dalam tayangan. Penulis menyiapkan
media pembelajaran berupa video dan gambar
untuk memotivasi dan mengaitkan materi
dengan kehidupan sehari-hari. Setelah memilih
video, penulis menyiapkan artikel yang akan
dibaca dan diselidiki oleh peserta didik untuk
penyelesaian proyek.
4. Penggunaan LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) LKPD disusun berdasarkan sintaks PJBL
untuk memandu peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran.
5. Berkaitan dengan penilaian/evaluasi
Instrumen penilaian disusun berdasarkan LKPD
maupun evaluasi pembelajaran. Dengan
penyusunan instrumen penilaian, proses
penilaian diharapkan lebih mudah dan objektif.
Refleksi Hasil dan dampak 1. Dampak dari Aksi yang Dilakukan
Bagaimana dampak dari aksi a. Meningkatnya motivasi belajar siswa melalui
dari Langkah-langkah yang model pembelajaran Project Based Learning
dilakukan? Apakah hasilnya (PjBL).
efektif? Atau tidak efektif? b. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam
Mengapa? Bagaimana respon pembelajaran system peredaran darah dengan
orang lain terkait dengan bekerjasama, percaya diri dan bertanggung
strategi yang dilakukan, Apa jawab.
yang menjadi faktor c. Antusias peserta didik dalam mengikuti
keberhasilan atau pembelajaran menjadi lebih aktif dalam tanya
ketidakberhasilan dari jawab, keberanian peserta didik dalam
strategi yang dilakukan? Apa mempresentasikan hasil diskusi lebih baik.
pembelajaran dari d. Berpikir kritis yaitu peserta didik
keseluruhan proses tersebut menyampaikan gagasan dalam diskusi dan
tanggapan pada hasil diskusi kelompok.
e. Peserta didik lebih mudah memahami
pembelajaran.

2. Hasil dari Aksi yang Dilakukan


Melalui hasil refleksi bersama guru dan teman
sejawat sebelum diterapkan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) peserta didik 50 %
dinilai hasil evaluasi belum tuntas. Setelah proses
pembelajaran dan evaluasi 85 % peserta didik tuntas
dalam hasil belajar maka penerapan model
pembelajaran PjBL dapat meningkat yaitu naik 35 %,
peserta didik dapat menyelesaikan evaluasi dan
tuntas, sehingga dapat disimpulkan proses
pembelajaran model PjBL terbukti dapat meningkatkan
keterampilan HOTS siswa.
Rubrik penilaian hasil belajar yaitu :
a. Hasil LKPD menganalisis organ dan mekanisme
system peredaran darah:
Kelompok 1: 79
Kelompok 2: 90
Kelompok 3: 85
Kelompok 4: 83
b. Hasil Evaluasi Akhir menganalisis hasil evaluasi
akhir pembelajaran belum mencapai KKM 70.
Setelah aksi dilakukan, rata-rata nilai evaluasi akhir
mencapai KKM, yaitu 70.

Hasil aksi pertemuan ke-2, yaitu menyajikan


karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi
gangguan sistem peredaran darah:
a. Hasil LKPD
Kelompok 1 80
Kelompok 2 96
Kelompok 3 88
Kelompok 4 85
b. Hasil Evaluasi Akhir menyajikan
karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi
gangguan sistem peredaran darah Hasil rata-rata nilai
evaluasi melampaui KKM 70, yaitu 80.

3. Respons terhadap Strategi yang Dilakukan


Berdasarkan refleksi maupun wawancara yang
dilakukan kepada peserta didik, penulis mendapatkan
respons yang baik dari aksi yang telah dilakukan..
Mereka menjadi lebih fokus belajar karena tahapan dan
tujuan pembelajarannya jelas. Selain itu, belajar dalam
kelompok menambah semangat dan motivasi mereka.

4. Faktor Keberhasilan dari Strategi yang Dilakukan


Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan tidak
lepas dari persiapan aksi yang baik. Faktor- faktor
keberhasilan dari strategi yang dilakukan diuraikan
sebagai berikut:
a. Penyusunan RPP dengan model PJBL
Penyusunan RPP dengan model PJBL membuat
pembelajaran menjadi terarah pada pencapaian
tujuan. Sintaks-sintaks PJBL mengarahkan
peserta didik untuk fokus dalam materi
pembelajaran.
b. Penyusunan Bahan Ajar
Penyusunan bahan ajar dengan materi yang
lengkap dan sesuai dengan pembelajaran
membuat peserta didik mudah dalam memahami
materi.
c. Penggunaan Media
Penggunaan media yang menarik menunjang
kegiatan pembelajaran.
d. Penggunaan LKPD disusun berdasarkan sintaks-
sintaks PJBL memudahkan peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran
menjadi terarah dan efektif.
e. Penilaian
Dalam kegiatan penilaian, dengan adanya
instrumen penilaian, proses evaluasi pun menjadi
mudah dan objektif. Rubrik-rubrik penilaian
sangat membantu guru dalam memberikan
penilaian

Kendala yang Dihadapi pada Proses Aksi


Secara keseluruhan, penerapan model Project Based
Learning berjalan dengan baik dan berhasil. Meskipun
demikian, masih ada kendala yang penulis temui
selama proses pembelajaran berlangsung peserta didik
dalam pengerjaan proyek melebihi waktu yang sudah
ditentukan.

Pembelajaran dari Keseluruhan Proses Aksi yang


Dilakukan
Pembelajaran yang efektif dapat diperoleh dengan
persiapan yang baik. Pendidik sebagai fasilitator
tidak hanya berperan dalam proses pembelajarannya
saja. Hal terpenting dari peran tersebut adalah cara
pendidik dalam mempersiapkan dan mengemas
pembelajaran sehingga efektif. Perangkat
pembelajaran, meliputi RPP, bahan ajar, media
pembelajaran, LKPD, sampai instrumen penilaian
harus disiapkan dengan matang sebelum KBM
berlangsung sehingga proses pembelajaran menjadi
terarah dan bermakna. Selain itu, pemilihan model
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan
karakteristik peserta didik sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar peserta didik
LK 3.1 Menyusun Best Practices Aksi 4

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi SMA NEGERI 1 BELANTIKAN RAYA


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan keterampilan literasi sains siswa pada
materi virus kelas X MIPA
Penulis Misnawati, S.Pd.
Tanggal Pertemuan ke-1: Senin, 28 November 2022
Pertemuan ke-2: Selasa, 29 November 2022
Situasi: 1. Latar Belakang Masalah
Kondisi yang menjadi latar Proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Belantikan
belakang masalah, mengapa Raya masih menerapkan pembelajaran dengan
praktik ini penting untuk metode konvesional dan monoton. Pola
dibagikan, apa yang menjadi pembelajaran yang berpusat pada pendidik
peran dan tanggung jawab menjadi bagian penyebab menurunnya aktivitas
anda dalam praktik ini. peserta didik seperti: (1). Peserta didik merasa
jenuh dalam mengikuti pembelajaran; (2). Peserta
didik pasif dalam pembelajaran; (3). Kemampuan
peserta didik dalam memahami isi bacaan masih
kurang.
Proses pembelajaran tidak terlepas dari pengaruh
yang bersumber dari luar seperti: (1).
Penggunaan media teknologi seperti gadget tidak
pada tempatnya; (2). Sarana perpustakaan yang
masih minim; (3). Laboratorium komputer belum
tersedia sehingga sumber belajar belum ada.
Faktor – faktor penghambat ini menjadi pokok
sumber yang menyebabkan kurangnya
keterampilan literasi sains peserta didik.
Mengacu pada kajian proses pembelajaran yang
dilaksanakan maka perlu menerapkan
pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan
keterampilan literasi sains peserta didik.
Pembelajaran inovatif penulis terapkan adalah
model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) untuk meningkatkan keterampilan literasi
sains peserta didik. Melalui model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) sangat diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan literasi sains
peserta didik.
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran yang
dilakukan penerapan media IT dan LKPD yang
menarik dapat meningkatkan keterampilan
literasi sains peserta didik.

1. Praktik Ini Penting untuk Dibagikan


Implementasi Praktik pembelajaran dengan model
Problem Based Learning sangat penting untuk
mengatasi rendahnya keterampilan literasi sains
peserta didik.
Praktik model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) penting dibagikan karena
model pembelajaran ini terbukti dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik sebagai
upaya
 Penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) diterapkan untuk
mengatasi rendahnya keterampilan literasi
sains peserta didik.
 Penerapan media IT sebagai penunjang
dalam menciptakan pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan.
 Peningkatan kompetensi Pendidik dalam
penerapan model pembelajaran yang
inovatif dan HOTS.
 Dapat menjadi bahan referensi bagi
pendidik dalam mengatasi kurangnya
kemampuan dan hasil belajar peserta didik.

2. Peran dan Tanggung Jawab dalam Praktik

 Peran Pendidik menerapkan model yang inovatif


berbasis IT yaitu Problem Based Learning (PBL)
 Meningkatkan pemahaman peserta didik pada
materi pembelajaran virus
 Menerapkan pembelajaran model Problem Based
Learning (PBL) melalui implementasi
pembelajaran inovatif berbasis IT dapat
meningkatkan keterampilan literasi sains
peserta didik.
 Menjadi fasilitator dalam pembelajaran.
 Mendorong dan memotivasi peserta didik dalam
menemukan permasalahan
 Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan,
sampai menyajikan hasil penyelidikan.
 Memonitor dan membimbing peserta didik dalam
penyelidikan terhadap permasalahan.
 Mengevaluasi dan memberikan penguatan
terhadap proses pembelajaran melalui diskusi
kelompok dan presentasi.
Tantangan : 1. Tantangan
Apa saja yang menjadi Hal yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan
tantangan untuk mencapai aksi ini adalah:
tujuan tersebut? Siapa saja a. Karakteristik peserta didik yang cenderung
yang terlibat, pasif.
b. Peserta didik belum terbiasa dalam
mengungkapkan gagasan, pendapat,
maupun pandangan selama proses
pembelajaran berlangsung.
c. Peserta didik cenderung diam, tidak aktif
terlibat dalam pembelajaran, dan hanya
berfokus pada penyelesaian tugas saja.
2. Pihak yang Terlibat dalam Praktik
Persiapan dan pelaksanaan praktik ini tentu
memerlukan keterlibatan banyak pihak. Pihak-
pihak yang terlibat dalam praktik ini sebagai
berikut:
a. Kepala Sekolah
Sebelum melaksanakan praktik, penulis
berkonsultasi terlebih dahulu dengan kepala sekolah
untuk mendapatkan masukan dan saran serta
motivasi. Kepala sekolah kemudian mendukung
pelaksanaan PPL yang di laksanakan.
b. Rekan Guru
Dalam melaksanakan PPL ini rekan guru sebagai
observer, untuk memberikan refleksi dalam
pelaksanaan proses pembelajaran serta keberhasilan
penerapan model pemeblajaran Problem Based
Learning (PBL). Penulis berdiskusi dengan rekan
guru untuk mendapatkan gambaran tentang
karakteristik dan jenis model dan metode
pembelajaran yang diterapkan di kelas.
c. Rekan sejawat
Penulis meminta bantuan rekan sejawat untuk
membantu dalam pelaksanaan praktik ini melalui
persiapan teknis seperti pengaturan ruang kelas,
ruang lingkup kamera dan penggunaan jaringan sit-
in dengan Dosen dan Guru pamong.
d. Peserta didik
Peserta didik berperan penting dari pelaksanaan
praktik ini. Dengan mengkondisikan peserta didik,
penulis berharap praktik ini dapat berjalan dengan
baik dan berhasil serta mendapatkan hasil yang
optimal.
Aksi : Sebelum melaksanakan Aksi 4 ini, penulis sudah
Langkah-langkah apa yang menyelesaikan LK penentuan solusi dimana penulis
dilakukan untuk melakukan wawancara pada praktisi dan teman sejawat
menghadapi tantangan mengenai model pembelajaran yang efektif untuk
tersebut/ strategi apa yang diterapkan dalam mengatasi permasalahan. Problem
digunakan/ bagaimana Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran
prosesnya, siapa saja yang terpilih untuk meningkatkan keterampilan literasi sains
terlibat / Apa saja sumber siswa.
daya atau materi yang Model ini dipilih karena sesuai dengan
diperlukan untuk kurikulum 2013 dan karakteristik peserta didik. Selain
melaksanakan strategi ini model PBL, pendidik menggunakan media yang
menarik berupa gambar dan video yang berhubungan
dengan pembelajaran ini, sehingga dapat menciptakan
proses pembelajaran praktis, aktif, kreatif dan
menyenangkan serta peserta didik lebih tertarik dalam
belajar.
Setelah menentukan model dan media
pembelajaran yang akan diterapkan, langkah langkah
yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Pembuatan RPP dengan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) untuk
meningkatkan keterampilan literasi sains siswa.
Adapun Sintaks-sintak PBL meliputi:
a. Orientasi peserta didik pada masalah
Mengorientasikan Peserta Didik pada
Permasalahan peserta didik membaca teks
artikel “Bagaimana virus corona dapat
menginfeksi manusia”.
b. Mengorganisasikan Peserta Didik
Peserta didik diarahkan untuk berdiskusi
dalam kelompok kecil (3-4 orang) tentang
teks artikel “Bagaimana virus corona
dapat menginfeksi manusia”.
Peserta didik dalam kelompok kecil
menentukan bagaimana virus corona dapat
menginfeksi manusia, menentukan ciri-ciri
virus corona dan upaya penanggulangannya
c. Membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok
Peserta didik berdiskusi dalam menentukan
kalimat utama, kalimat penjelas, jenis-jenis
paragaraf berdasarkan letak kalimat utama, dan
pola pengembangan teks eksposisi dengan
bimbingan dan monitoring dari guru.
d. Menyajikan Hasil Karya
Setelah menyelesaikan LKPD, peserta
didik bersama kelompok
mempresentasikan hasil diskusi.
Kelompok lain pun menanggapi
presentasi tersebut.
e. Menganalisis dan Mengevaluasi
Peserta didik mendapat penguatan dari
Pendidik tentang menentukan bagaimana
virus corona dapat menginfeksi manusia,
menentukan ciri-ciri virus corona dan upaya
penanggulangannya Setelah itu, peserta
didik dalam kelompok memperbaiki
LKPD yang telah dikerjakan.
2. Penyusunan bahan ajar yang sesuai dengan
materi
3. Pemilihan media pembelajaran video
dan gambar animasi
Penulis menyiapkan media pembelajaran berupa
video untuk memotivasi dan mengaitkan materi
dengan kehidupan sehari- hari. Penggunaan
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dan
Instrumen Penilaian berbasis model Problem
Based Learning.
LKPD disusun berdasarkan sintaks PBL untuk
memandu peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Instrumen penilaian disusun
berdasarkan LKPD maupun evaluasi
pembelajaran. Dengan penyusunan instrument
penilaian, proses penilaian diharapkan lebih
mudah dan objektif.
4. Berkaitan dengan penilaian/evaluasi
Instrumen penilaian disusun berdasarkan LKPD maupun
evaluasi pembelajaran. Dengan penyusunan instrumen
penilaian, proses penilaian diharapkan lebih mudah dan
objektif.
Refleksi Hasil dan dampak 1. Dampak dari Aksi yang Dilakukan
Bagaimana dampak dari aksi a. Meningkatnya motivasi belajar siswa melalui model
dari Langkah-langkah yang pembelajaran Project Based Learning (PBL).
dilakukan? Apakah hasilnya b. Penerapan TPACK membuat peserta didik
efektif? Atau tidak efektif? lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran di
Mengapa? Bagaimana respon kelas, pembelajaran pun lebih menarik karena
orang lain terkait dengan diawali dengan penayangan gambar dan
strategi yang dilakukan, Apa video yang sesuai dengan materi dan
yang menjadi faktor karakteristik peserta didik.
keberhasilan atau c. Peserta didik berpikir kritis.
ketidakberhasilan dari Dengan penerapan model Problem Based
strategi yang dilakukan? Apa Learning, peserta didik mulai berlatih dalam
pembelajaran dari berpikir kritis, berkolaborasi, komunikasi
keseluruhan proses tersebut dalam diskusi dan kreatif
d. Peserta didik berani mengungkapkan
pendapat/gagasan di depan teman-
teman. Meski masih kurang percaya diri,
peserta didik mulai ada keinginan untuk
memberikan tanggapan, menyampaikan
gagasannya, sampai mempresentasikan
hasil penyelidikan. Peserta didik pun mulai
memberikan tanggapan terhadap presentasi
temannya.
e. Peserta didik berani bertanya.
Saat menyelidiki permasalahan peserta didik
tidak segan untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum mereka pahami pada Pendidik.
e. Hasil belajar meningkat.
Hasil belajar melalui LKPD dan evaluasi
akhir melampaui batas KKM 7 0 .
Pada pertemuan ke-2, peserta didik belajar
mengaitkan peranan virus dalam kehidupan sehari-
hari dan menyajikannya dalam bentuk poster.
Dampak dari aksi yang dilakukan pada
pertemuan ke-2 sebagai berikut:
1. Peserta didik lebih bersemangat
dalam belajar. Pada pertemuan ke-2 ini,
semangat belajar peserta didik meningkat.
Peserta didik antusias untuk
mengikuti pembelajaran. Penerapan TPACK
menarik perhatian peserta didik.
2. Peserta didik berpikir kritis.
Dengan penerapan model Problem Based
Learning, peserta didik berpikir kritis dalam
menyimpulkan permasalahan, melakukan
penyelidikan terhadap permasalahan,
sampai menyajikan hasil penyelidikan.
Pada pertemuan ke-2
ini, peserta didik sangat aktif berdiskusi
dengan teman sekelompok. Peserta didik
berani mengungkapkan pendapat/gagasan di
depan teman-teman. Pada pertemuan ke-2 ini,
peserta didik mulai percaya diri dalam
menyampaikan gagasan. Peserta didik
menjawab pertanyaan, menyampaikan
gagasannya, sampai mempresentasikan hasil
penyelidikan dengan lebih baik. Peserta
didik pun memberikan tanggapan
terhadap presentasi temannya.
3. Peserta didik berani bertanya.
Saat menyelidiki permasalahan peserta didik
tidak segan untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum mereka pahami pada Pendidik.
4. Hasil belajar meningkat.
Hasil belajar berupa LKPD dan evaluasi
akhir meningkat bila dibandingkan dengan
pertemuan sebelumnya.

2. Hasil dari Aksi yang Dilakukan


Keterampilan peserta didik dalam literasi
sains meningkat. Hal ini dapat dilihat dari penilaian
diskusi kelompok maupun evaluasi akhir
pembelajaran.
Hasil aksi pertemuan ke-1, yaitu
menganalisis struktur virus dan replikasi virus
sebagai berikut.
1. Hasil LKPD menganalisis struktur virus dan
replikasi virus:
Kelompok 1 78
Kelompok 2 91
Kelompok 3 86
2. Hasil Evaluasi Akhir menganalisis struktur virus
dan replikasi virus sebelum aksi ini dilakukan, hasil
evaluasi akhir pembelajaran belum mencapai KKM
70. Setelah aksi dilakukan, rata-rata nilai evaluasi
akhir mencapai KKM, yaitu 70.

Hasil aksi pertemuan ke-2, yaitu mengaitkan peranan


virus dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

Hasil LKPD mengaitkan peranan virus dalam kehidupan


sehari-hari
Kelompok 1 80
Kelompok 2 94
Kelompok 3 88
Hasil Evaluasi Akhir mengaitkan peranan virus dalam
kehidupan sehari-hari. Hasil rata-rata nilai evaluasi
melampaui KKM 70, yaitu 79

2. Respons terhadap Strategi yang Dilakukan


Berdasarkan refleksi maupun wawancara yang
dilakukan kepada peserta didik penulis
mendapatkan respons yang baik dari aksi yang
telah dilakukan. Menurut peserta didik,
pembelajaran menentukan kalimat utama,kalimat
penjelas, jenis- jenis paragaraf berdasarkan letak
kalimat utama dan pola pengembangan teks
eksposisi dengan media gambar yang ditayangan
sangat menarik. Mereka menjadi lebih fokus
belajar karena tahapan dan tujuan pembelajarannya
jelas. Selain itu, belajar dalam kelompok
menambah semangat dan motivasi mereka.

3. Faktor Keberhasilan dari Strategi


yang Dilakukan
Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan
tidak lepas dari persiapan aksi yang baik. Faktor-
faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan
diuraikan sebagai berikut.
a. Penyusunan RPP dengan model PBL
Penyusunan RPP dengan model PBL membuat
pembelajaran menjadi terarah pada pencapaian
tujuan. Sintaks-sintaks PBL mengarahkan
peserta didik untuk fokus dalam pembelajaran
b. Penyusunan Bahan Ajar
Penyusunan bahan ajar dengan materi yang
lengkap dan sesuai dengan pembelajaran
membuat peserta mudah dalam memahami
materi. Peserta didik mendapatkan teori maupun
contoh-contoh yang kontekstual, sehingga
meminimalisasi kesulitan selama proses
pembelajaran di kelas.
c. Penggunaan Media gambar menunjang kegiatan
pembelajaran. gambar yang ditayangkan
mengantarkan peserta didik pada materi
sekaligus menyentuh sisi kehidupan peserta didik
sehingga peserta didik merasakan manfaat dari
penayangan gambar ini. Selain gambar, media
bahan tayang juga membuat pembelajaran lebih
terarah. Sintaks-sintaks PBL dalam bahan
tayang memandu peserta didik dan guru selama
proses pembelajaran berlangsung
d. Penggunaan LKPD dan Instrumen Penilaian
berbasis model PBL LKPD yang disusun
berdasarkan sintaks-sintaks PBL memudahkan
peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran. Pembelajaran menjadi terarah dan
efektif. Dalam kegiatan penilaian, dengan
adanya instrumen penilaian, proses evaluasi pun
menjadi mudah dan objektif. Rubrik-rubrik
penilaian sangat membantu guru dalam
memberikan penilaian pada materi
pembelajaran.
5. Kendala yang Dihadapi pada Proses Aksi
Secara keseluruhan, penerapan model
Problem Based Learning dengan media IT pada
pembelajaran virus berjalan dengan baik dan
berhasil. Meskipun demikian, ada beberapa
kendala yang penulis temui selama proses
pembelajaran berlangsung.
a. Pertemuan ke-1
Pada pertemuan ke-1, peserta didik masih
beradaptasi dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning
sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk
menyelesaikan LKPD.
b. Pertemuan ke-2
Dalam mengorientasikan peserta didik
pada permasalahan, peserta didik awalnya
mengalami kendala antara lain: (1).Kebiasaan
peserta didik menerima transfer ilmu dari guru
atau pola pembelajaran berpusat pada guru; (2).
Menyelesaikan tugas dengan petunjuk secara
lisan dari guru; (3). Penyampaian tugas melalui
papan tulis di dalam kelas sehingga kurang
menarik.
P Pembelajaran dari Keseluruhan Proses Aksi yang
Dilakukan
Pembelajaran yang efektif dapat diperoleh
dengan persiapan yang baik. Pendidik sebagai
fasilitator tidak hanya berperan dalam proses
pembelajarannya saja. Hal terpenting dari peran
tersebut adalah cara pendidik dalam mempersiapkan
dan menerapkan pembelajaran sehingga efektif dengan
hasil yang optimal. Perangkat pembelajaran, meliputi
RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, sampai
instrumen penilaian harus disiapkan dengan matang
sebelum Proses pembelajaran berlangsung sehingga
proses pembelajaran menjadi terarah dan bermakna.
Selain itu, pemilihan model pembelajaran yang sesuai
dengan kurikulum dan karakteristik peserta didik
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar
peserta didik.
REFERENSI

Cholisoh, E. (2019). Upaya meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan berpikir
kritis ilmiah pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran PJBL STEM pada
materi termodinamika di kelas XI IPA 4 SMAN 10 Bandung semester ganjil tahun pelajaran
2018-2019.0, 59–73.

Eka Yulianti, Indra Gunawan. (2019). Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL):
Efeknya Terhadap Pemahaman Konsep Dan Berpikir Kritis. Lampung : Indonesian
Journal of Science and Mathematics Education.

Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sani, R. A. (2016). Penilaian Autentik. Jakarta: Bumi Aksara.

SunartidanRahmawati, S. (2014). Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai