Anda di halaman 1dari 14

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah
No Hasil eksplorasi
yang telah Analisis eksplorasi penyebab masalah
. penyebab masalah
diidentifikasi
1 Pedagogik: 1. Siswa yang kurang Hasil Kajian Literatur:
Motivasi belajar tertarik dan Sardiman ,Hermush Hero(2018) motivasi belajar
siswa yang bersemangat dalam merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam
rendah dalam kegiatan pembelajaran diri siswa (anak) yang sanggup menimbulkan
mata pelajaran dikelas kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
IPAS materi 2. Penggunaan metode kegiatan belajar dan yang
proses fotosintesis pembelajaran yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
kelas 4 sehingga kurang menarik tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar (anak
belum memahami 3. Guru belum didik/siswa) dapat tercapai.
proses fotosintesis memanfaatkan Media Khafid (2021) motivasi belajar dipengaruhi oleh:
pembelajaran secara • Minat siswa
maksimal • Manfaat materi bagi kehidupan siswa
4. Kurangnya modifikasi • Kreatifitas guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran pembelajaran
yang diberikan kepada • Strategi/metode pembelajaran guru
siswa hanya terpaku • Perhatian orang tua
pada buku paket • Sarana dan prasarana pembelajaran
• Suasana pembelajaran

Widodo (2020) motivasi belajar siswa dipengaruhi


oleh:
• Faktor internal, terdiri dari: fisik, psikologis
• Faktor eksternal, terdiri dari: sosial, keluarga,
lingkungan pembelajaran, guru , sumber belajar,
fasilitas belajar
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/jrpd

Motivasi belajar siswa yang rendah dalam mata


pelajaran bisa disebabkan oleh:
Hasil wawancara teman sejawat ( guru):
1. Suasana lingkungan belajar yang yang kurang
kondusif, dalam hal ini guru sebaiknya
menyiapkan lingkungan belajar yang baik
seperti,meLibatkan siswa dalam membuat
aturan, memBerikan dukungan siswa dalam
belajar
2. Siswa hanya terpaku pada buku paket tidak
ada media penunjang lain yang bisa menarik
minat siswa. Guru sebaiknya menyediakan
sumber belajar lain sperti bahan bacaan seperti
buku, koran, majalah, internet, dll. Ada
juga sumber belajar yang berupa alat dan atau
benda-benda di sekitar kita
3. Metode pembelajaran yang digunakan guru
tidak bervariatif hanya tanya jawab ceramah,
guru bisa mencoba menerapkan metode belajar
lain yang bisa menarik siswa untuk belajar
seperti metode diskusi, bermain peran, jigsaw,
karyawisata,demontrasi dll.
Hasil wawancara pakar (kepala sekolah):
1. Kesiapan belajar anak dari rumah , bimbingan
belajar anak dirumah yang masih kurang.
Proses belajar dipengaruhi oleh kesiapan
belajar siswa berupa kematangan dan
pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang
pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi,
persepsi dan prinsip kesiapan lainnya yang
memungkinkan seseorang untuk belajar.
2. Guru juga harusnya berintropeksi untuk menari
minat siswa dalam belajar seperti dengan
• Meningkatan kualitas guru
• Maksimalkan fasilitas pembelajaran.
• Pilih metode pembelajaran yang tepat.
• Memanfaatkan media belajar.
• Lakukan evaluasi pembelajaran.
3. Selain itu siswa juga patut diberi perhatian
dengan memberikan motivasi positif,
mendorong siswa untuk aktif bertanya,
mengatur waktu belajar, peka terhadap kondisi
fisik dan psikis siswa serta memberikan reward.

Literasi : 1. Kurangnya buku Hasil Kajian Literatur:


Rendahnya literasi tentang rambu- Menurut Janan Witanto (2018) ada beberapa faktor
Literasi anak rambu lalu lintas yang menjadi penyebab kondisi rendahnya
dalam minat terdapat di Pojok Baca kemampuan membaca diantaranya :
membaca yang kelas. 1. Permasalahan di Dalam Lingkungan Sekolah.
berpengaruh 2. Kurangnya pembiasan a. Terbatasnya sarana dan prasarana membaca,
terhadap siswa dalam kegiatan seperti ketersediaan perpustakaan dan buku-
kemampuan anak membaca sebelum buku bacaan yang bervariasi.
dalam membaca pelajaran b. Situasi pembelajaran yang kurang memotivasi
petunjuk rambu- 3. Bahan bacaan yang siswa untuk mempelajari buku-buku tertentu
rambu lalu lintas belum bervariasi diluar buku-buku paket.
dalam 4. Saat kegiatan membaca c. Kurangnya model (dari kalangan guru) bagi
pembelajaran siswa sering siswa dalam hal membaca.
Bahasa Indonesia mengobrol dengan 2. Permasalahan Di Luar Lingkungan Sekolah.
materi Lihat temannya a. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi
Sekitar di kelas 4 5. Ada siswa yang masih elektronik.
belum lancar membaca b. Banyaknya keluarga yang belum menanamkan
, dan masih belum tradisi wajib membaca.
memahami isi dari c. Keterjangkauan daya beli masyarakat terhadap
bacaan buku.
6. Tata letak buku bacaan https://www.researchgate.net/profile/Janan-
yang kurang tertata Witanto/publication/324182095_Rendahnya_Minat
rapi _Baca/links/5ac44346aca27218eabc1840/Rendahn
ya-Minat-Baca.pdf

Menurut Henni Setyaningsih, Mahmud Alpusari


(2019) faktor-faktor yang mempengaruhi literasi
siswa kelas rendah:
1. Faktor internal siswa seperti faktor keturunan,
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran,
minat, bakat, keturunan, IQ atau kecerdasan
siswa, dan kematangan usia.
2. Faktor eksternal seperti motivasi, keadaan
keluarga, belajar tambahan atau les, dan
bimbingan belajar saat menempuh pendidikan
di taman kanak-kanak atau pendidikan di usia
dini.

http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7787
Faktor yang menyebabkan literasi baca-tulis siswa
masih rendah adalah sebagai berikut:

Hasil wawancara teman sejawat ( guru):


1. Pembiasaan membaca dirumah dan di sekolah
yang perlu digalakan karena orang tua juga
mempunyai peran penting dalam
meningkatkan motivasi baca anak.
2. Kurangnya buku literasi anak terkait rambu-
rambu lalu lintas.
3. Buku bacaan yang kurang bervariasi dalam
menunjang kegiatan literasi.

Sebaiknya untuk menarik minat baca anak kita


bisa
1. Menyediakan berbagai buku yang tepat. Malas
pergi ke perpustakaan sekolah bukan berarti
siswa tersebut memang tidak memiliki minat
membaca.
2. Membangun suasana yang menyenangkan
terutama di perpustakaan agar siswa betah di
sana.
3. Siswa akan lebih termotivasi untuk membaca
kalau mereka tahu bahwa gurunya juga senang
melakukan hal yang sama
4. Disediakan juga buku-buku bergambar dan
berwarna termasuk buku yang berisi rambu-
rambu lalu lintas sehingga minat siswa dalam
membaca semakin termotivasi.
5. Menggunakan media internet, video
pembelajaran untuk mengenalkan rambu-rambu
lalu lintas

Hasil wawancara pakar (kepala sekolah):


1. Penggunaan model pembelajaran yang kurang
memotivasi siswa dalam mempelajari buku
diluar buku paket.
2. Pengaruh teknologi seperti penggunaan HP.
3. Terbatasnya buku bacaan yang bervariasi dan
sesuai dengan minat anak
4. Kurangnya bimbingan belajar dan motivasi
membaca saat dirumah.
5. Sekolah juga mencanangkan untuk
melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
yang merupakan gerakan literasi yang
aktivitasnya dilakukan di sekolah dengan
melibatkan siswa, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua dengan
menampilkan kegiatan literasi atau membaca
dan menjadikannya sebagai kebiasaan serta
budaya di lingkungan sekolah

Numerasi : 1. Siswa kesulitan Hasil Kajian Literatur:


Rendahnya mengenali bilangan (Darmastuti, Fifi Anandari 2021) Numerasi sendiri
kemampuan cacah besar lebih dari ( memiliki pengertian kemampuan dalam
peserta didik 1.000.000) menerapkan konsep bilangan dan keterampilan
dalam 2. Masih banyak siswa aritmatika dalam memecahaan permasalahan dalam
menyelesaikan yang kemampuan kehidupan sehari-hari. Kemampuan numerasi siswa
soal penjumlahan menghitungnya kurang berfokus pada kecakapan menganalisa, memberikan
dan pengurangan 3. Ada siswa yang masih alasan, mengemukakan ide, merumuskan masalah,
bilangan cacah kesulitan dalam cara memecahkan masalah dan menginterpretasikan
besar pada menghitung susun masalah-masalah matematika dalam berbagai
pembelajaran 4. Kesulitan pembelajaran situasi dan kondisi.
Matematika penjumlahan dengan
materi bilangan sistem menyimpan dan https://digilib.unesa.ac.id/detail/
cacah besar kelas kesulitan dalam
Goos etal, 2011; Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin,
4 pengurangan sistem
2017; Sri Hartatik, 2020) Selain itu kemampuan
pinjam
numerasi juga merujuk pada mengapresiasi dan
memahami informasi matematika yang disajikan
dalam bentuk table, grafik, dan bagan.
http://repository.unusa.ac.id/
Rendahnya kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah besar disebabkan oleh :
Hasil wawancara teman sejawat ( guru):
1. Siswa masih belum mampu menilai bilangan
yang nilainya lebih dari satu juta.
2. Masih ada siswa ketika menghitung dengan cara
menyusun kesulitan meluruskan dengan nilai
tempat yang sesuai
3. Guru sebainya memahaman konsep, bukan
menghafal. Guru bisa mengajarkan siswa
menggunakan metode pemecahan masalah yang
sering ada pada pembelajaran matematika dan
numerasi.

Hasil wawancara pakar (kepala sekolah):


1. Matematika masih dipandang menjadi materi
yang sulit karena berkaitang dengan menghitung
angka.
2. Guru perlu menerapkan strategi atau media
pembelajaran yang menyenangkan agar siswa
enjoy saat belajar matematika.
3. Perlunya mengenalkan berbagai bentuk bilangan
cacah besar melalui berbagai media
pembelajaran.
4. Sebaiknya guru sering memberi latihan soal
Numerasi. Guru harus sering memberikan
latihan soal numerasi beserta pembahasannya
pada siswa. Dengan begitu, siswa dapat
memahami berbagai soalnya numerasi dan
cara menjawabnya.
5. Guru harus bisa mendorong atau memotivasi
siswa untuk aktif bertanya ketika belajar,
serta memberikan reaksi positif bagi siswa
yang berani bertanya.
2 Ada Siswa yang 1. Siswa waktu kegiatan Hasil Kajian Literatur:
kesulitan daring sering dibantu Dalyono , Dominika Farida dkk (2021) menyatakan
membaca dengan orang tua sehingga bahwa “keadaan dimana anak didik tidak dapat
lancar sehingga kegiatan pembelajaran belajar sebagaimana mestinya itu disebut dengan
kesulitan mandiri berkurang kesulitan belajar”. Kesulitan belajar salah satu
memahami dan 2. Siswa membaca masih penghambat dalam proses pembelajaran, karena
menjelaskan terputus-putus kesulitan belajar adalah ketidakmampuan siswa
permasalahan 3. Kurangnya perhatian untuk mengikuti pembelajaran dengan baik, secara
tokoh pada isi dari orang tua dalam garis besar siswa kesulitan belajar mempunyai latar
cerita dalam membimbing siswa belakang yang berbeda-beda antara lain kesulitan
pembelajaran belajar membaca saat dalam membaca, mengeja dan pembelajaran
Bahasa Indonesia dirumah tematik.
kelas 4 4. Siswa tidak
memperhatikan saat Membaca merupakan kegiatan yang tidak dapat
diajak membaca dipisahkan dalam proses belajar. Putra, Citra
bersama dan bertindak Pratama (2018) menyatakan bahwa budaya
sesuka hati. membaca atau reading habit suatu bangsa sering
menjadi tolak ukur kemajuan atau peradaban suatu
bangsa.
Somadoya , Citra Pratama (2018) berpendapat
bahwa membaca menjadi salah satu keterampilan
berbahasa yang perlu dimiliki oleh siswa disamping
tiga keterampilan berbahasa lainnya.
https://scholar.google.com/scholar?q=related:IEKk
XcoO5eQJ:scholar.google.com/&scioq=FAKTOR-
FAKTOR+PENYEBAB+RENDAHNYA+MINAT
+MEMBACA+SISWA+KELAS+IV+citra+&hl=en
&as_sdt=0,5&as_ylo=2017&as_yhi=2022
Siswa belum bisa membaca dengan lancar sehingga
kesulitan dalam pembelajaran disebabkan oleh :
Hasil wawancara teman sejawat ( guru):
1. Kemampuan intelegensi anak, jadi guru harus
memahami jika kemampuan anak berbeda
2. Bimbingan belajar membaca pada anak dirumah
belum maksimal
3. Pengaruh lingkungan sekitar,anak lebih tertarik
dengan gadget sehingga kurang tertarik berlatih
membaca
4. Upaya yang bisa guru berian
dalam mengatasi kesulitan belajar yaitu
memberikan pengajaran perbaikan (remidial),
memberikan kegiatan pengulangan bahan materi
(pengayaan), memberikan motivasi belajar,
mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik.
Hasil wawancara pakar (kepala sekolah):
1. Faktor penyebab kesulitan belajar pada dasarnya
ada dua macam, yaitu
Faktor intern (faktor yang berasal dari diri
siswa). Faktor intern meliputi keadaan fisik,
keadaan emosi, gangguan psikis, intelegensi
bakat khusus dan perhatian.
Faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar diri
siswa), seperti lingkungan keluarga, sekolah ,dan
teman bergaul
2. Kemampuan membaca anak banyak yang
berkurang saat pandemi karena siswa kurang
bimbingan dan tugas selalu dibantu orang tua.
3. Upaya yang dilakukan oleh seorang guru
dalam mengatasi siswa yang
bermasalah dalam proses pembelajaran yaitu :
1). Melakukan pendekatan terhadap siswa,
2). Pencarian data tentang masalah yaitu dengan
berkomukasi dengan orang tua siswa dan wali
kelas,
3). Melakukan konsultasi secara pribadi seperti
guru melakukan bimbingan membaca diluar jam
pelajaran

3 1. Kurangnya 1. Kesibukan Hasil Kajian Literatur :


kerjasama pekerjaan dan
antara orang kurangnya perhatian Nanat Fatah Natsir, dkk (2018 )Permasalahan yang
tua dan guru dari orang tua/wali besar yang dihadapi dunia pendidikan di zaman
dalam kegiatan (broken home, tidak sekarang, terjadinya kelonggaran kerjasama antara
sekolah tinggal bersama guru dan orang tua yang menyebabkan menurunnya
orang tua, dll mutu pendidikan anak, sehingga anak
2. Kurangnya menurun hasil belajar, prestasi, berkurangnya
2. Kurangnya pengawasan yang motivasi bahkan merosotnya nilai moral dan akhlak
komunikasi dilakukan oleh siswa disebabkan karena tidak ada pengawasan dan
mengenai orang tua terhadap bimbingan orang tua dan kurangnya partisipasi
pembelajaran kegiatan anak di guru dengan orang tua karena seolah-olah orang tua
(hasil belajar, sekolah. berperan hanya sebagai pencari nafkah
tugas yang
harus dibawa, 3. Peserta didik kurang sedangkan tugas mendidik dan mengajar anak
dll) antara menyimak inforasi adalah guru-guru di sekolah.
guru dengan yang telah
orang tua. disampaikan oleh http://dx.doi.org/10.22373/jm.v8i2.3315
guru.
Menurut Yuni Kartini (2020), Keaktifan belajar
4. Orang tua kurang
peserta didik salah satunya dipengaruhi oleh pola
memperhatikan/men
hubungan kerjasama yang dilakukan oleh orang tua
gabaikan informasi
dan guru. Guru dan orang tua jarang sekali
yang diberikan oleh
membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan
guru.
peserta didik, kurangnya komunikasi yang terjalin
5. Kurangnya
tersebut mengakibatkan orang tua dan guru kurang
komuniasi antara
memahami permasalahan yang dihadapi peserta
guru dan orang tua
didik.
wali sehinga
menyebaban Menurut Yuni Kartini (2020), Faktor Penghambat
misskomunikasi Kerjasama Orang tua dan Guru :
a. Faktor yang menjadi penghambat kerjasama
kedua belah pihak disebabkan karena kesibukan
ataupun pekerjaan orang tua, sehingga
menyebabkan orang tua tidak memiliki waktu
untuk mendampingi anaknya.
b. Faktor penghambat lainya, menganggap bahwa
belajar dan prestasi anak adalah tanggung jawab
dari sekolah dan guru, setelah anak diantarkan
kesekolah maka sudah menjadi tanggung jawab
sekolah dan orang tua tidak ikut campur.
c. Komunikasi yang dilakukan menggunakan media
sosial menyulitkan orang tua peserta didik yang
tidak mengerti bagaimana mengoperasikan media
sosial sebagai alat berkomunikasi jarak jauh.
https://ejournal.stais.ac.id/index.php/qlm/article/vie
wFile/22/11
Hasil wawancara teman sejawat ( guru):
Jika komunikasi antara guru dan orang tua siswa
kurang terlain maka orang tua tidak akan
mengetahui kemajuan dan perkembangan anak,
serta kehilangan kesempatan untuk mendidik anak
sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, tujuan
pembelajaran juga tidak tercapai secara maksimal.
Faktor yang menyebabkan Kurangnya partisipasi
orang tua/wali adalah sebagai berikut,
1. Hubungan komunikasi antara lembaga sekolah
, guru dan wali murid tidak berjalan lancar.
2. Kurangnya sosialisasi sekolah terhadap
kegiatan yang akan dilaksanakan kepada wali
murid
3. Kurangnya kreatifitas jenis kegiatan sekolah
4. Partisipasi dari wali murid masih rendah karena
lebih mementingkan untuk bekerja di ladang
Agar komunikasi antara guru dan orang tua terjalin
dengan baik, maka yang bisa kita lakukan adalah:
1. Mengadakan pertemuan dengan orang tua murid
secara berkala untuk membahas sejauh mana
progres anak dlm pembelajaran
2. Adanya kunjungan ke rumah peserta didik
3. Membahas bakat, minat, hasil belajar dan bahkan
ketertarikan peserta didik
4. Mengundang orang tua ke sekolah
5. Melakukan tanya jawab dengan orang tua peserta
didik
6. Selalu menggunakan kata-kata yang sopan dan
tidak menyinggung ketika berinteraksi

Hasil wawancara pakar (kepala sekolah):


Usaha yang dapat dilakukan untuk mengaktifan
kurangnya partisipasi orang tua/wali peserta didik :
1. Membentuk komite sekolah sebagai wadah
penyampaian pendapat dari wali dan
memfasilitasi wali murid untuk ikut serta dalam
mensukseskan pencapaian pembelajaran
2. Mengaktifan paguyuban kelas
3. Merencanakan kegiatan sekolah yang kreatif dan
memancing minat wali murid
4. Mengikutsertakan wali murid dalam kegiatan
tersebut
5. Menyediakan media lain selain hp sebagai alat
komunikasi dengan wali seperti buku catatan
6. guru harus membuka komunikasi dengan wali
murid untuk membahas Pendidikan bukan hanya
tanggung jawab guru dan sekolah

4 1. Guru belum 1. Pembelajaran yang Hasil Kajian Literatur:


maksimal cenderung bertumpu Nasrun,dkk (2018 )model pembelajaran merupakan
dalam pada penjelasan guru kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
mengimpleme 2. Suasana belajar yang yang sistematis dalam mengorganisasikan
ntasikan tercipta membosankan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
model-model 3. Pemilihan model tertentu. model pembelajaran juga dapat diartikan
pembelajaran pembelajaran yang sebagai suatu pola yang digunakan dalam
inovatif dalam tidak tepat terhadap menyusun kurikulum, merancang dan
pembelajaran karateristik siswa menyampaikan materi, mengorganisasikan
PPkn materi 4. Guru kurang pembelajar, dan memilih media dan metode dalam
kewajiban dan menguasai dalam suatu kondisi pembelajaran .
hak kita dalam model pembelajaran
kehidupan inovatif pada saat http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/arti
sehari-hari di proses belajar cle/view/10359
kelas 4 mengajar
Joyce weil, Galih Dani,dkk(2018) Model
pembelajaran memiliki lima unsur dasar yaitu
(1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional
pembelajaran,
(2) social system, adalahsuasana dan norma yang
berlaku dalam pembelajaran,
(3) principles of reaction, menggambarkan
bagaimana seharusnya guru memandang,
memperlakukan, dan merespon siswa,
(4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau
lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran,
dan
(5) instructional dan nurturant effects- hasil belajar
yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang
disasar (instructional effects)dan hasil belajar di
luar yang disasar (nurturant effects).
Berikut diberikan lima contoh model pembelajaran
yang memiliki kecenderungan berlandaskan
paradigma konstruktivistik, yaitu: model reasoning
and problem solving, model inquiry training, model
problem-based instruction, model pembelajaran
perubahan konseptual, dan model group
investigation.
https://www.journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/a
bdimas-siliwangi/article/viewFile/36/5
Belum maksimalnya dalam pegimplementasikan
model-model pembelajaran inovatif disebabkan
oleh :
Hasil wawancara teman sejawat ( guru):
1. Guru cenderung pasif untuk menerapkan model-
model pembelajaran inovatif karena sudah di
zona nyaman terpaku pada sumber yang ada.
2. Pemilihan model pembelajaran yang masih
menggunakan model ceramah dan tanya jawab
sehingga pembelajaran masih berjalan satu arah.
3. Guru kesulitan menerapkan model-model
pembelajaran karena ketidakpahaman sintak
yang ada dalam model tersebut dan tidak bias
menyiasati waktu yang ada sehingga kurang
termotivasi untuk menerapkannya.
4. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung
dalam menerapkan model-model pembelajaran
inovatif .

Hasil wawancara pakar (kepala sekolah):


1. Secara umum ada dua faktor
penyebab utama gagalnya penerapan model
pembelajaran yaitu: 1) Kemampuan guru dalam
memahami dan menerapkan model tersebut
dalam pembelajaran; 2) Ketidak sesuaian
pemilihan model dengan karakteristik materi.
2. Jika guru menggunakan
model saat pembelajaran, guru
harus menyiapkan model pembelajaran itu
dengan sebaik mungkin. Sebisa
mungkin model tersebut dapat memotivasi
siswa dalam belajar.
3. Guru sebaiknya lebih melibatkan siswa ketika
pembelajaran berlangsung. Memilih media dan
model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih
aktif dan siswa juga mengalami pembelajaran
yang bermakna bagi siswa.

2. Masih 1. Metode yang Hasil Kajian Literatur:


terbatasnya digunakan belum Galih Dani,dkk(2018) strategi pencapaian
penggunaan bervariatif, ceramah pendidikan di masa mendatang salah satunya
metode dan tanya jawab. adalah dengan menerapkan metode pembelajaran
media 2. Siswa menjadi bosan yang kreatif di SD.
pembelajaran saat diberikan materi
untuk pembelajaran Metode ini berpegang pada prinsip bahwa setiap
pembelajaran 3. Guru belum individu itu unik dan memiliki talenta masing-
bangun datar menggunakan media masing, sehingga metode pembelajaranpun harus
di kelas 4 inovatif dalam memperhatikan keberagaman “learning style” dari
kegiatan pembelajaran masing-masing individu.
4. Siswa menjadi pasif
Keberhasilan proses pembelajaran tidak bisa
saat belajar
dilepaskan dari metode pembelajaran yang dipakai
5. Siswa memerlukan
(Dewi, 2018). Metode pembelajaran akan
media yang berinovasi
memudahkan guru dalam mencapai tujuan
sesuai materi
pembelajaran. Hasil wawancara dengan narasumber
pembelajaran, seperti
di lapangan diperoleh informasi bahwa metode
media pembelajaran
pembelajaran adalah alat untuk menerapkan strategi
yang konkret
yang telah direncanakan.
http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i1.3970
Panut Setiono(2021)Hal-hal yang hendaknya
diperhatikan guru dalam memanfaatkan media
pembelajaran dikelas, antara lain
(1) bagaimana persiapan guru, dalam hal ini
berkaitan dengan penetapan tujuan yang akan di
capai melalui media pembelajaran;
(2) persiapan kelas, tidak hanya persiapan
perlengkapan saja, tetapi juga mempersiapkan
siswa dari tugas;
(3) penyajian media pembelajaran sesua dengan
karakteristiknya;
(4) lanjutan dan aplikasi, sesudah penyajian perlu
ada kegiatan belajar sebagai tindak lanjut seperti
diskusi laporan dan tugas lainnya
http://online-journal.unja.ac.id/index.php/gentala

Novika (2021) Melibatkan media sebagai sarana


dalam pembelajaran tentunya mempunyai beberapa
fungsi terhadap pembelajaran yaitu untuk
mewujudkan situasi
pembelajaran yang efektif, penggunaan media
merupakan bagian internal dalam system
pembelajaran, media pembelajaran penting dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran,
penggunaan media dalam pembelajaran untuk
mempercepat proses pembelajaran dan
membantu siswa dalam upaya memahami materi
yang disajikan oleh Guru dalam kelas.

https://ummaspul.ejournal.id/MGR/article/downloa
d/1750/574

Terbatasnya penggunaan metode dan media


pembelajaran disebabkan oleh :
Hasil wawancara teman sejawat ( guru):
1. Dengan media pembelajaran, guru dapat
menciptakan berbagai situasi kelas yang
diinginkan, menentukan
metode pembelajaran yang akan diterapkan
dalam berbagai situasi yang berlainan dan
menciptakan suasana belajar yang kondusif
diantara siswa.
2. Namun masih ada Guru yang belum
menggunakan media pembelajaran tepat
dikarenakan :
• Kurang adanya penggunaan media
pembelajaran yang tepat dan berinovatif
• Sumber belajar yang digunakan hanya buku
paket
• Waktu persiapan mengajar terbatas,
• Belum mampu memanfaatkan teknologi

Hasil wawancara pakar (kepala sekolah):


1. Media pembelajaran mempunyai
peran penting untuk meningkatkan minat belajar
siswa sekolah dasar. Media
pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar
akan membantu guru memperkaya wawasan
siswa. Aneka macam bentuk dan jenis media
pembelajaran yang digunakan oleh guru menjadi
sumber ilmu pengetahuan bagi siswa.
2. Kurang memanfaatkan media dengan
suatu pembelajaran akan berdampak buruk bagi
peserta didik, karena materi yang diberikan
kurang dipahami oleh peserta didik
3. Guru sebaiknya juga mencari sumber atau media
yang berinovatif seperti gambar , video
pembelajaran dan media konkret yang ada
disekitar lingkungan sekolah.
5 1. Peserta didik 1. Guru cenderung Hasil Kajian Literatur:
masih banyak melaksanakan Menurut Kastri Fani (2021) kesulitan yang dialami
yang pembelajaran hanya peserta didik dalam menyelesaikan soal HOTS
mengalami dengan ceramah tanpa adalah:
kesulitan saat melibatkan siswa 1. Peserta didik mengerjakan soal dengan
mengerjakan untuk bernalar kritis. terburu-buru.
soal HOTS 2. Pendidik belum 2. Peserta didik tidak mengetahui bagaimana cara
2. Guru masih memahami menyelesaikan soal dikarenakan peserta didik
kurang dalam karakteristik materi cenderung mengalami kesulitan saat
menerapkan yang didesain menjadi memahami soal
pembelajaran pembelajaran berbasis 3. Peserta didik tidak terbiasa dalam
berbasis HOTS HOTS. menyelesaikan latihan soal
3. Pemahaman peserta 4. Rendahnya tingkat konsentrasi peserta didik
didik terhadap dalam proses pembelajaran
perintah soal HOTS 5. Rendahnya minat dan pengetahuan peserta
masih rendah dan didik dalam menyelesaikan soal HOTS
cenderung kurang 6. Kondisi kelas yang kurang kondusif
teliti. mempengaruhi konsentrasi peserta didik
7. Rendahnya motivasi orang tua dan kondisi
ekonomi keluarga yang tidak mendukung.

Https://doi.org/10.47766/ga.v2i2.165

Peserta didik mengalami kesulitan saat


mengerjakan soal HOTS, hal tersebut disebabkan
oleh:

Hasil wawancara teman sejawat ( guru):


Kesulitan yang dihadapi guru dalam menyusun
soal evaluasi berbasis HOTS
1. Kurangnya kemampuan/kompetensi awal
siswa pada mata pelajaran
2. Siswa kurang bisa memahami perintah soal-
soal HOTS
3. Siswa jarang berlatih mengerjakan soal-soal
HOTS
4. Lebih cenderung memberikan soal tipe LOTS
dan MOTS. Hal ini yang mengakibatkan
rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa
5. Guru kesulitan dalam mengatasi kemampuan
siswa yang berbeda-beda
6. Guru kesulitan dalam menyesuaikan indikator
dan dalam menyampaikan stimulus.

Hasil wawancara pakar (Kepala Sekolah) :


1. Pembelajaran HOTS mampu menjadikan
siswa berpikir sistematis, belajar menganalisis
suatu masalah dari berbagai aspek, mendidik
siswa percaya diri, dan meningkatkan
kemampuan berpikir kritis serta kreatif
2. Akan tetapi Guru/pendidik kurang memahami
juga apa itu pembelajaran yang berbasis HOTS
dan minimnya pelatihan tentang pembelajaran
HOTS.
3. Konsentrasi peserta didik yang kurang dalam
pembelajaran dipengaruhi oleh kondisi kelas
yang kurang kondusif.
4. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru hanya
dengan menggunakan metode ceramah saja.
Hal ini yang mengakibatkan siswa kurang aktif
saat proses pembelajaran, serta menyebabkan
siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan
pembelajaran tersebut. Oleh karena itu,
pentingnya menerapkan pembelajaran yang
baik agar dapat membangkitkan minat siswa
dalam belajar dan menumbuhkan semangat
siswa dalam memngerjakan soal latihan

6 1. Guru belum 1. Pendidik masih jarang Hasil Kajian Literatur:


bisa secara yang memanfaatkan Ni Komag, 2019 Media pembelajaran berbasis TIK
optimal dalam aplikasi penunjang memberi dampak positif bagi proses dan hasil,
pemanfaatan pembelajaran sperti yaitu:
teknologi ( google classromm dll 1) mampu mengatasi berbagai hambatan
TIK) dalam 2. Pendidik banyak yang seperti verbalisme, salah tafsir, tidak ada
proses berusia lanjut dan fokus perhatian, bosan/jenuh,
pembelajaran tidak mengerti cara 2) mampu memberikan beberapa kelebihan
2. Pendidik pengoperasian media seperti fiksatif, manipulatif dan distributif,
masih kurang Tik dalam proses 3) mampu bangkitkan motivasi dan emosi,
berkreasi pembelajaran 4) mampu mengorganisasikan informasi
dalam 3. Sulitnya akses jaringan secara terstandar dan sistematis,
menciptakan internet 5) mampu mengatasi keterbatasan ruang,
media 4. Kurangnya sarana dan waktu dan daya indera,
pembelajaran prasarana pendukung 6) melalui fasilitas multimedia dan interaktif,
yang menarik TIK di sekolah mampu menjembatani kepasifan belajar dan
untuk peserta memaksimalkan potensi hasil belajar.
didik
https://stahnmpukuturan.ac.id/jurnal/index.php/dhar
maacarya/article/download/194/187

Menurut Tanti Nurhayati (2016) Problematika yang


dihadapi guru dalam menguasai TIK disebabkan
karena beberapa hal yaitu:
1. Kemampuan dasar guru dalam bidang TIK yang
memang masih rendah.
2. Ketersediaan fasilitas TIK yang masih belum
memadahi.
3. Sekolah tidak mengharuskan guru menggunakan
TIK dalam proses pembelajaran, sehingga guru
kurang terangsang untuk lebih mengembangkan
diri.
4. Keterbatasan waktu yang digunakan untuk
mempersiapkan media TIK di dalam pembelajaran.
5. Kenyamanan guru dalam menggunakan metode
belajar konvensional, yang dianggap lebih mudah
dan tidak menyulitkan.
Tersedia:
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6024/1/093
911069.pdf

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi guru


belum memanfaatkan teknologi/TIK dalam
pembelajaran, yaitu:

Hasil wawancara teman sejawat ( guru):


1. Kepercayaan diri guru yang Kurang dalam
pengoperasian bidang TIK, hal ini dikarenakan
kurangnya pelatihan menggunakan alat TIK.
2. kompetensi yang belum memadai, dan akses
ke sumber daya yang masih kurang
3. Kurangnya guru untuk mengikuti pelatihan
tentang pengoperasian TIK dalam
pembelajaran.
4. Sarana dan prasarana TIK yang belum
tercukupi, seperti disekolah hanya ada
beberapa laptop yang harus dipakai secara
bergantian.
Hasil wawancara pakar (Kepala Sekolah) :
Pengintegrasian TIK ke dalam proses
pembelajaran diperlukan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa,
mengembangkan
keterampilan dalam bidang TIK dan untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi dan
kemenarikan proses pembelajaran
Penyebab hambatan penggunaan TIK dalam
pembelajaran :
1. Guru lebih nyaman menggunakan metode
belajar konvensional.
2. Terkadang sulit untuk mengubah pola pikir
guru untuk dapat menerima perubahan
teknologi yang ada.
3. Lembaga belum mengharuskan guru
menggunakan TIK dalam proses pembelajaran,
4. Pemahaman TIK (literasi TIK) yang masih
rendah diantara para guru sehingga sekolah
terus mendorong guru-guru untu mengikuti
kegiatan pelatihan baik secara daring maupun
luring.

Anda mungkin juga menyukai